Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH DESA SIAGA

PENGELOLAAN DESA SIAGA di LINGKUNGAN KERJA

dan EVALUASINYA

DOSEN PEMBIMBING

Hj. Rahmawati Wahyuni, M.Keb

KELOMPOK 4

NAMA KELOMPOK
1. Norhayati 5. Nurhasanah
2. Nur Aini Jamil 6. Nurmalinda
3. Nur Jannah 7.Rima Fitriyanti
4. Rinelda Bandhaso 8. Riskawati

ALIH JENJANG KEBIDANAN PASER


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,


karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya semata kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” PENGELOLAAN DESA SIAGA” sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:
1. Hj. Rahmawati Wahyuni, M.Keb selaku Dosen Pembimbing.
2. Anggota kelompok VII yang telah bekerja keras menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami sangat berharap makalah kami dapat membantu para pembaca untuk lebih
memahami tentang Pengelolaan Desa Siaga dan evaluasi mengenai Desa Siaga
dilingkungan kerja. Kami menyadari bahwa dengan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, apa yang telah kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................i

Daftar isi ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1


B. Rumusan Masalah.............................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa Siaga.......................................................................4


B. Pengelolaan Desa Siaga.....................................................................6

C. Evaluasi Desa Siaga...........................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah
yang
ditetapkan adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia,
yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Unsur-unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan,
tingkat pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi. Derajat kesehatan dan
tingkat pendidikan pada hakikatnya adalah investasi bagi terciptanya
sumber daya manusia berkualitas, yang selanjutnya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
pembangunan kesehatan harus diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Oleh sebab itu,
pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (Tahun
2010-2014) harus lebih diarahkan kepada beberapa hal prioritas.
Berkaitan dengan hal tersebut, Undang-Undang Republik
Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan
dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan. Namun di samping itu, setiap orang juga
tidak luput dari kewajiban-kewajiban di bidang kesehatan.
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan
kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi
lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006,
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga
merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan
masyarakat di tingkat desa, disertai dengan pengembangan kesiagaan dan
kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan beberapa fenomena yang telah di sampaikan di latar
belakang, untuk mengetahui pengelolaan desa siaga dan evaluasinya
pengelolaan desa siaga.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menjadikan masyarakat desa yang peduli, tanggap dan mampu
mengenali, pencegahan serta mampu mengatasi permasalahan
Kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat
kesehatannya meningkat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa
tentang pentingnya kesehatan.
b. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.

c. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan


perilaku hidup bersih dan sehat.

d. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Desa Siaga
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah
lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta
kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu
desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat
itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan
dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai
pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009).
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi
kriteria berikut (Depkes, 2006) :
a. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut
dan sekurang-kurangnya 2 orang kader desa.
b. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes)
beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut
dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal dengan istilah
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang
melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal :

 Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang


berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor
risikonya.
 Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi KLB serta kekurangan gizi.

 Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan


kegawatdaruratan Kesehatan.

 Pelayanan Kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya.

 Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan,


kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain.

2. Ciri-Ciri Desa Siaga


a. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi
pelayanan dasar (dengan sumberdaya minimal 1 tenaga
kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan &
peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas)
b. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat

c. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri

d. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat 

3. Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes, 2008), yaitu :


a. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan
program kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
b. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan”
Kesiagaan masyarakat dapat didorong dengan memberi
informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan masalah-
masalah yang mereka hadapi.

c. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya


suatu masalah, mereka melalui desa siaga, akan melakukan
langkah-langkah yang perlu dan apabila langkah tersebut tidak
cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk
pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).

d. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem


pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan berbagai
program kesehatan.

Secara organisasi, koordinasi dan kontrol proses


pengembangan desa siaga dilakukan oleh sebuah organisasi desa
siaga. Organisasi desa siaga ini berada di tingkat desa/kelurahan
dengan penanggung jawab umum kepala desa atau lurah.
Sedangkan pengelola kegiatan harian desa siaga, bertugas
melaksanakan kegiatan lapangan seperti pemetaan balita untuk
penimbangan dan imunisasi, pemetaan ibu hamil, membantu tugas
administrasi di poskesdes dan lain-lain.

4. PERSIAPAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA


Pelatihan Fasilitator
Pelatihan Petugas Kesehatan
Analisis situasi perkembangan desa siaga
Penetapan kader pemberdayaan masyarakat
Pelatihan KPM dan Lembaga kemasyarakatan

5. Kegiatan pokok desa siaga


a. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di
rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga.
Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi
dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan
di poskesdes.
b. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di
laksanakan melal ui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah
masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga
menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD,
desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya
melakukan penyusunan anggaran.
c. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa
siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana
sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa
dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes.
Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan
pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber
daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan
(sustainable).
d. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan
khusus yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang
diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah
pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu,
seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan
kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh
fasilitator dan pihak puskesmas.
e. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah
tangga sebagai bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah
tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi
sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian
pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan
data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam
peta desa.
f. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah
(block grant) setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung
kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan
dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan
Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk
menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana
tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman
yang ada.
6. Apa Saja Program Desa Siaga yang Harus Dilakukan?
Program desa siaga yang paling utama adalah mampu
memberdayakan masyarakat supaya mau hidup lebih sehat. Maka
dari itu, pendekatan yang harus dilakukan adalah secara edukatif.
Dimana pemerintah bersama tenaga kesehatan mendampingi dan
memfasilitasi masyarakat untuk mau belajar memecahkan masalah
kesehatan yang sedang dan akan dihadapinya.
Ada beberapa kegiatan dalam program desa siaga yang bisa
dilakukan, diantaranya Posyandu, Pos Obat Desa, Polindes, Siap
antar jaga, Dana Sehat, dan sebagainya. Nah, program ini lah yang
nantinya akan menjadi embrio untuk mengembangkan Desa Siaga.
Berbagai contoh program tersebut masuk dalam UKBM atau
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.

7. Pelaksanaan Kegiatan Program Desa Siaga


Pada sistem operasionalnya, pembentukan Desa Siaga dapat
dilakukan melalui tahap kegiatan seperti :
a. Memilih pengurus dan kader Desa Siaga yang dilakukan
dengan musyawarah dan mufakat sesuai tata cara serta kriteria
yang berlaku.
b. Melakukan orientasi dan pelatihan kader Desa Siaga oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
c. Mengembangkan Poskesdes serta UKBM yang lain.
d. Menyelenggarakan kegiatan dalam program Desa Siaga.
e. Melakukan pembinaan dan peningkatan dengan
mengembangkan jejaring serta kerja sama dengan pihak lain.
B. PENGELOLAAN DESA SIAGA

C. EVALUASI DESA SIAGA

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan
kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Konsep desa siaga adalah
membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab
memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan
interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu,
juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta
masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu.
Desa Siaga dapat diintegrasikan dengan program lain yang
berorientasi UKBM seperti Forum Germas, Kampung KB, Gerakan
Keamanan Pangan Desa, dll. Pengembangan Desa Siaga disesuaikan
dengan situasi dan kondisi daerah: pada daerah yang sudah terakses
pelayanan kesehatan, fokus kegiatannya pada upaya pemberdayaan
masyarakat, sedangkan untuk daerah yang jauh/sulit mengakses
peayanan kesehatan maka dilakukan pengembangan poskesdes.

B. SARAN
Dari penjelasan diatas sangatlah bermanfaat bagi masyarakat
khususnya dalam mempertahankan dan bahkan meningkatkan derajat
Kesehatan diharapkan agar pelaksanaan Desa Siaga ini Kembali
dilakukan dan disebarluaskan ke setiap wilayah di Indonesia. Desa Siaga
inilah merupakan Langkah awal yang sangat penting untuk dilakukan
yang akhirnya nanti akan mendukung program pemerintahan dalam
pencapaian peningkatan derajat Kesehatan masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-tujuan-indikator-dan-kegiatan-
pokok-desa-siaga

https://depokkec.slemankab.go.id/mengenal-desa-siaga.slm

Depkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Pusat


Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI

Depkes RI. 2010. Petunjuk Tehnis Pengembangan dan Penyelenggaraan


Poskesdes. Jakarta: Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai