Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT


MELALUI PENGADAAN DESA SIAGA

Disusun Oleh :

Danang Setiawan (211102028

Helmy Astiza Rut Hanani (221102046)

Miranda Intan Kurnianur (221102010)

Reza Fitri Yanti (221102013)

Satria Yudistira (221102041)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN 2022 / 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tingginya masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai membuat
pemerintah melakukan strategi baru dalam pembangunan kesehatan. Tingginya angka
kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis
paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS,
HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan
demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam
yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi,
banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah
kesehatan di Indonesia.
Desa siaga merupupakan bentuk upaya pemerintah dalam menangani
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat desa. Desa Siaga adalah desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kedaruratan kesehatan, secara
mandiri. Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan
dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga
dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu.
Pengembangan desa siaga aktif ini telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga. Dalam pengembangan desa siaga aktif diperlukan
langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajarannya yang berupa proses pemecahan
masalah yang dihadapi melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
sebagai embrio atau titik awal pengembangan desa menuju desa/kelurahan siaga aktif.
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki kriteria dan tingkatan yang perlu dicapai,
pentahapan dari Desa Siaga Aktif terdiri dari Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Semakin tinggi tingkatan.
Jika Desa Siaga aktif di suatu desa maka semakin tinggi pembangunan
kesehatan di wilayah tersebut yang ditunjukkan dengan peningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan
kesehatan.
Pemangku kepentingan atau Stakeholders memegang peranan yang penting
dalam pengembangan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif. Salah satu dampak dari
keberhasilan pengembangan desa siaga aktif adalah penurunan angka kematian ibu
(AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan penurunan Angka Kematian Balita
(AKABA) serta peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat dari masyarakat (PHBS).
Pemangku kepentingan yang memiliki komitmen yang tinggi akan mampu
memberdayakan masyarakatnya melalui upaya kesehatan yang bersumberdaya
masyarakat. Hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan Desa atau Kelurahan
Siaga Aktif yaitu mengenal kondisi desa dan kelurahan, identifikasi masalah kesehatan,
musyawarah desa atau kelurahan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan dan
pembinaan kelestariannya.

1.2 TUJUAN
Tujuan umum dan tujuan khusus dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Masyarakat
1. Mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
2. Peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
3. Tinggal di lingkungan yang sehat.
4. Mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Tokoh masyarakat dan kader berperan aktif memberdayakan dan
menggerakkan masyarakat.
1.3.2 Bagi Puskesmas
1. Meningkatkan cakupan program kesehatan optimalisasi fungsi puskesmas.
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Meningkatkan citra puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan.
4. Terciptanya pembangunan berwawasan kesehatan di kecamatan.
5. Alokasi dana pembangunan tidak banyak digunakan untuk pelayanan kuratif,
melainkan ntuk promotif dan preventif.
6. Mempercepat terwujudnya kecamatan sehat sehingga meningkatkan citra
pemerintah kecamatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Tahapan awal dalam pemberdayaan masyarakat untuk membentuk dan
mengembangkan Desa/Kelurahan Siaga adalah identifikasi masalah kesehatan dengan
menitik beratkan pada masalah penyakit, lingkungan dan perilaku. Identifikasi masalah
kesehatan dapat dilakukan melalui pengumpulan data sekunder di Puskesmas dan
kantorDesa/Kelurahan setempat atau melalui pengumpulan data dengan metode
observasi partisipatif, diskusi kelompok terarah dan survei/kunjungan rumah dengan
menggunakan kuesioner.
Informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Penyakit/nama penyakit
2. Penyebab penyakit menurut Puskesmas
3. Penyebab penyakit menurut masyarakat
4. Perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan sakit
5. Perilaku masyarakat yang bisa mencegah timbulanya penyakit
6. Lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit
7. Lingkungan yang bisa mencegah timbulnya penyakit
8. Cara mencegah agar orang tetap sehat dan tidak sakit
9. Cara mencegah agar penyakit tidak menular
10. Apa yang bisa dilakukan oleh tiap keluarga agar terhindar dari penyakit
11. Apa yang bisa dilakukan oleh pemuka masyarakat agar wilayahnya terhindar dari
penyakit

2.2 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa
siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen (1) Pelayanan kesehatan
dasar, (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong
upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan
bencana serta penyehatan lingkungan, (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat
desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Selanjutnya, secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut
(Depkes, 2006) :
1. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-
kurangnya 2 orang kader desa. Keberadaan kader desa sangat mempengaruhi dalam
pengembangan masyarakat hal ini sejalan dengan pernyataan Ardenny dan Delvira
“terdapat hubungan yang signifikan antara faktor kader dengan perkembangan desa
siaga di wilayah kerja Puskesmas Kerumutan Kabupaten Pelalawan (p value=0.001
< α 0.05).
2. Memiliki minimal 1 bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan
perlengkapannya.
Untuk menjamin kemantapan dan kelestarian, pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan secara bertahap, dengan memperhatikan kriteria
atau unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kepedulian Pemerintah Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum
Desa dan Kelurahan.
2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau
memberikan pelayanan setiap hari .
4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan
(a) survailans berbasis masyarakat,
(b) penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan,
(c) penyehatan lingkungan.
5. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam Anggaran Pembangunan Desa atau Kelurahan serta
dari masyarakat dan dunia usaha
6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan
kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau
kelurahan.
Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes, 2008) yaitu :
1. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program kesehatan
yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan upaya masyarakat yang terorganisir.
2. Desa siaga mengandung makna “kesiapan” dan “kesiagaan” Kesiagaan masyarakat
dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat tentang situasi dan
masalah-masalah yang mereka hadapi.
3. Prinsip respons segera. Begitu masyarakat mengetahui adanya suatu masalah,
mereka melalui desa siaga, akan melakukan langkah-langkah yang perlu dan apabila
langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan memberikan bantuan (termasuk
pustu, puskesmas, Dinkes, dan RSUD).
4. Desa siaga adalah “wadah” bagi masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan berbagai program kesehatan.

Kegiatan desa siaga :


1. Persiapan
Dalam rangka persiapan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif perlu dilakukan sejumlah kegiatan yang meliputi: pelatihan fasilitator,
pelatihan petugas kesehatan, analisis situasi perkembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif, penetapan Kader Pemberdayaan Masyarakat, serta pelatihan Kader
Pemberdayaan Masyarakat dan lembaga kemasyarakatan.
2. Penyelanggaraan
a) Pengenalan Kondisi Desa atau Kelurahan
b) Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS (Survei Mawas Diri)
Dengan mengkaji Profil/Monografi Desa atau Profil/Monografi Kelurahan dan
hasil analisis situasi
c) Musyawarah desa/kelurahan
d) Perencanaan partisipatif
Menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target
tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran
e) Pelaksanaan Kegiatan
3. Pentahapan

Faktor pendukung pengembangan Desa Siaga Aktif pratama ke madya yaitu


ketersediaan SDM, kerjasama lintas sektor dan program, pelatihan dan
pembinaan kader, sarana prasarana atau fasilitas kesehatan, penyuluhan.

4. Pembinaan Kelestarian
Dalam rangka pembinaan kelestarian diselenggarakan pencatatan dan pelaporan
perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang berjalan secara berjenjang dan
terintegrasi dengan Sistem Informasi Pembangunan Desa yang diselenggarakan oleh
Kementerian Dalam Negeri.

Tahapan pengembangan desa siaga :


Langkah pokok yang perlu ditempuh adalah pengembangan tim petugas,
pengembangan tim di masyarakat, survei mawas diri, musyawarah masyarakat desa,
pembangunan poskesdes serta pembinaan dan peningkatan lintas sector.

2.3 IDENTIFIKASI POTENSI


Potensi dengan adanya Desa Siaga tercapainya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan bagi masyarakat, dengan adanya kader kesehatan serta peran aktif
masyarakat dalam mensukseskannya. Adapun peran kader kesehatan bias berupa
peningkatan kesadaran dalam kehadiran Posyandu Balita, Poyandu remaja maupun
Posyandu Lansia. Peningkatan dalam peran menurunkan angka stunting berupa
pemahaman kepada kmasyarakat akan pentingnyan mengkonsumsi makanan yang
bergizi, dengan slogan Bergizi tidak harus malah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Desa siaga merupakan bentuk upaya pemerintah dalam menangani
permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat desa dengan konsep membangun suatu
sistem di suatu desa yang bertanggungjawab memelihara kesehatan masyarakat itu
sendiri di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang dan 2 orang kader desa.
Tahapan awal untuk membentuk dan mengembangkan desa siaga adalah identifikasi
masalah kesehatan dengan menitik beratkan pada masalah penyakit, lingkungan, dan
perilaku melalui pengumpulan data sekunder. Tujuan pengembangan desa siaga adalah
terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya. Kegiatan yang dilakukan di desa siaga meliputi tahap
persiapan, tahap penyelenggaraan, pentahapan, dan pembinaan kelestarian. Dengan
adanya desa siaga diharapkan dapat tercapai kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan bagi masyarakat di wilayah tersebut serta diharapkan akan adanya peran aktif
masyarakat dalam upaya mensukseskan adanya desa siaga.

3.2 SARAN
Perlu dilakukan bimbingan dan monitoring terhadap masyarakat yang ada di
dalam desa tersebut supaya masyarakat bisa peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan diwilayahnya sendiri sehingga tujuan dari desa siaga bisa tercapai dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aesthetica, Islamy. 2013. “Buku Seri Desa Siaga Aktif MENUJU MASYARAKAT BER-
PHBS di Desa Membangun menuju Desa Peradaban BUKU PEDOMAN DESA
SIAGA AKTIF Masyarakat Kota Kediri 2013”. https://fdokumen.com/document/buku-
pedoman-desa-siaga-aktif-peradaban-desa-siaga-desa-siaga-aktif-poskesdes, diakses pada
02 Oktober 2022 pukul 19.00.
Ardenny, A., & W, D. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN DESA SIAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KERUMUTAN PANGKALAN KERINCI TAHUN 2013. JPK : Jurnal Proteksi
Kesehatan, 3(1)

Ashar, Ariya. 2022. “Desa Siaga”, https://www.academia.edu/6474938/BAB_II_desa_siaga,


diakses pada 03 Oktober 2022 pukul 09.00.

Damanik, Dianty Elfrita. 2020. “Analisis Pengembangan Desa Siaga Aktif Pratama ke Madya
di Kecamatan Rahuning Kabupaten Asahan Tahun 2019” dalam Jurnal Mutiaran
Kesehatan Masyarakat Vol 5 No 1.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1529/MENKES/SK/X/2010 PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN DESA DAN
KELURAHAN SIAGA AKTIF
Rahantoknam, Liana Detania. 2013. “Analisis Desa Siaga di Desa Evu Kabupaten Maluku
Tenggara” dalam Jurnal MKMI (hlm. 74-79).

Anda mungkin juga menyukai