MAKALAH
NIM.P07224322168
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesiapsiagaan di tingkat desa, yaitu dengan Desa Siaga. Pada pelaksanaan Desa
Siaga, tenaga kesehatan yang banyak berperan adalah bidan desa, yaitu sebagai
kematian ibu juga sudah cukup optimal dalam mengembangkan berbagai program
kesehatan, program keterpaduan Kelu arga Berencana (KB) dan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996, Desa Siaga pada
Bidang Kesehatan pada tahun 2007, dan berbagai program jaminan kesehatan
hanya satu yaitu menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak di Indonesia. Akan
tetapi pada kenyataannya, angka kematian ibu, tidak se suai dengan target yang
diharapkan.
didapatkan data angka kematian ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup,
data tersebut menunjukkan penurunan dan lebih baik jika dibandingkan dengan
angka kematian ibu (AKI) tahun 2002 yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Walaupun masih jauh jika dilihat dari target MDGs untuk AKI tahun 2015 adalah
sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi hasil dari SDKI 2012 angka
kematian ibu mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 359 per
desa siaga pada tahun 2006, bidan menjadi penopang pelayanan di lini terdepan.
mengalami kenaikan yang signifikan, sejak awal tahun hingga Oktober 2022,
tercatat sudah 3 orang ibu yang meninggal, angka ini merupakan angka yang cukup
tinggi jika di bandingkan tahun 2021 yang hanya 1 orang ibu yang meninggal. Oleh
karna itu peran tenaga Kesehatan khususnya bidan sangat diharapkan dalam
ilmu dan mengajak warga untuk berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan, serta
Peran bidan di Kecamatan Tanjung Palas Timur belum maksimal, karena ada
adalah, tugas berfokus pada layanan kesehatan ibu dan anak. Sarana dan
prasarana yang belum memadai, dan kurangnya dukungan dari pemerintah desa,
B. Rumusan Masalah
Kuning.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Kuning.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
yang tak kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya
penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung
serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah
kesehatan di Indonesia.
kesehatan dari sebelumnya bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
mandiri. Desa siaga adalah suatu konsep peran serta dan pemberdayaan
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di
samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran
(Depkes 2009).
pentingnya kesehatan.
a. Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-
penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi,
a. Desa siaga adalah titik temu antara pelayanan kesehatan dan program
yang terorganisir.
masyarakat dapat didorong dengan memberi informasi yang akurat dan cepat
perlu dan apabila langkah tersebut tidak cukup, sistem kesehatan akan
siaga dilakukan oleh sebuah organisasi desa siaga. Organisasi desa siaga ini
dan lain-lain.
4. Kegiatan pokok desa siaga
tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta
survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui
desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program
khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak
puskesmas.
e. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu
peta desa.
f. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant)
dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang
ada.
1. Pengertian
Kematian maternal atau kematian ibu menurut batasan dari The Tenth
wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah kehamilan,
tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang
atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari
komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit
yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh
langsung kematian ibu adalah masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu
a. Determinan Dekat
komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas. Tiap wanita hamil
memiliki risiko komplikasi yang berbeda, dibedakan menjadi ibu hamil risiko
rendah dan ibu hamil risiko tinggi. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
b. Determinan antara
anemia, riwayat penyakit yang diderita ibu, dan riwayat komplikasi pada
sebelumnya.
2) Status Reproduksi
kematian ibu adalah umur ibu hamil, jumlah kelahiran, jarak kehamilan
persalinan, dimana ibu yang ditolong oleh dukun berisiko lebih besar
c. Determinan jauh
maternal, akan tetapi faktor sosio kultural, ekonomi, dan faktorfaktor lain juga
1) Pendidikan
akan bahaya yang dapat menimpa ibu hamil maupun bayinya terutama
2) Social ekonomi
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Ibu hamil yang lebih
tinggi sosial ekonominya akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan
mentalnya sebagai seorang ibu. ibu hamil yang lebih rendah ekonominya
2009). Kejadian kematian ibu lebih tinggi pada Wanita yang tinggal di
2018).
usia yang ideal dalan pernikahan, di sekolah menengah pertama dan atas.
Komplikasi (P4K)
Usia yang ideal untuk menikah, serta resiko komplikasi kehamilan usia dini.
yaitu Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk
a. Seluruh ibu hamil terdata, masih ada beberapa ibu hamil blm melakukan
b. Masih ada Kader Kesehatan yang belum aktif dalam hal memberi informasi
c. Kerja sama antara Bidan dan Dukun belum terjalin dengan baik.
f. Stiker P4K masih ada yang belum terpasang di rumah ibu hamil.
5. Hambatan
a. Jarak antara rumah ibu hamil dengan posyandu dan fasilitas Kesehatan
sangat jauh.
PEMBAHASAN
Koordinasi dengan lintas sector terkait, Ketua RT, ketua RW, kepala desa
dan tokoh masyarakat setempat, agar dapat memberikan dukungan dalam hal
1. membuka Posyandu baru bagi warga yang rumahnya jauh dari fasilitas
Kesehatan.
khusus terhadap ibu hamil tersebut, dalam hal memberi informasi jadwal
Kesehatan.
4. Membuka Tabulin di Posyandu -posyandu yang ada di wilayah tersebut, agar ibu
B. Inovasi
Membentuk kader pendampingan ibu hamil, dalam hal mengunjungi ibu untuk
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang
bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping
itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta