Anda di halaman 1dari 17

YAYASAN NURUSSYAHID

CONTOH PROPOSAL DANA OPERASIONAL POSKESDES DESA


SIAGA

PROPOSAL

DANA OPERASIONAL POSKESDES/DESA SIAGA

DESA SUKAM...............................

KECAMATAN ......................

I. PENDAHULUAN

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong. Pengembangan Desa
Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat Desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi masalah-
masalah kesehatan, memandirikan masya-rakat dalam mengembangkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya
diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi
(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa
proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.

Kesehatan sebagai hak azasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
manusia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis, dan budaya.
Kesehatan bagi sebagian masyarakat yang terbatas kemampuannya serta yang
berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara
terus-menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka. Di samping itu, kesadaran masyarakat
bahwa kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya
manusia juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada
para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders) di berbagai
jenjang administrasi.

Menyimak kenyataan tersebut, kiranya melalui program Desa Siaga dapat


memberikan terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi
meningkatnya derajat kesehatan, dan mempercepat peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (Human depelovement Indeks.

Untuk menunjang program pemerintah dibidang kesehatan, Desa Sukamantri


mengawali program kesehatan melalui Program Desa Sehat pada Tahun 2005
dengan indikator kegiatan diantaranya : PHBS dan Sandas, kemudian Program
Kontak Ibu pada Tahun 2006 dengan indikator kegiatan diantaranya : PHBS,
Sandas, KIA dan Gizi. Pada akhir tahun 2006 melalui Program Kontak Ibu Desa
Sukamantri telah membentuk Desa Siaga (versi KIA). Pada awal
pembentukannya, Desa Siaga yang dilaksanakan didesa Sukamantri baru
menerapkan 4 Mekanisme Siaga, yakni : 1. Notifikasi 2. Dasolin/Tabulin, 3.
Ambulan desa, 4. Donor Darah. Kemudian Program MMK pada Tahun 2007
dengan indikator kegiatan diantaranya : PHBS, Sandas, KIA, Gizi, Surveilance
dan Kegawatdaruratan & Bencana Alam. Dan pada saat ini Desa Sukamantri telah
masuk pada fase program pasca MMK atau telah menjadi Desa Siaga Utama
karena telah menerapkan indikator-indikator kesehatan yang sesuai dengan 8
indikator kesehatan program Pengembangan Desa Siaga berdasarkan SK Menkes
No. 564 Tahun 2006.

Desa Sukamantri terdiri dari 45 RT dan 13 RW. Adapun Perkembangan Desa


Siaga di Desa Sukamantri berjalan bertahap, hal ini berkaitan dengan pembiayaan
untuk menunjang perkembangannya. Pada awal pembentukan Desa Siaga Tahun
2006, di Desa Sukamantri baru membentuk Kampung Siaga di 4 RW yang
menjadi RW Siaga, yaitu RW 05, 09, 10 dan 13. Kemudian setelah berjalan
kurang lebih 1 tahun, melalui program PPK – IPM Kabupaten Sukabumi, bulan
Desember tahun 2007 dikembangkan lagi dengan membentuk 9 RW Siaga Yaitu
RW 01, 02, 03, 04, 06, 07, 08, 11, dan 12. Yang pada akhirnya di Desa
Sukamantri seluruh RW yang jumlahnya 13 sudah menjadi RW Siaga.

Dari kegiatan desa siaga, diharapkan tercapainya keberhasilan program. Di desa


Sukamantri, kegiatan desa siaga telah menbawa banyak perubahan. Pada
terbentuknya desa siaga cakupan linakes adalah sebesar 67 % ditahun 2006,
kondisi tersebut mengalami prubahan kearah yang lebih baik ditahun 2007 yakni
sebesar 83,5 %, ditambah pada tahun tersebut digulirkan program PPK IPM. Dan
pada tahun 2008 sampai linakes meningkat ke angka 100 %. Hal ini menunjukkan
pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan mengalami peningkatan.

II. LATAR BELAKANG

Istilah ‘Desa’ mengandung pengertian yang luas, yakni kesatuan masyarakat


hukum yang memiliki batas – batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal – usul dan adat
istiadat setempat yang yang diakui dan dihormati dan sistem pemerintahan
Pemerintah Republik Indonesia.

Desa merupakan kesatuan wilayah fisik geografis dengan batas – batas wilayah
yang jelas, yakni kesatuan pemukiman yang memiliki pranata sosial, adat istiadat
dan tata cara serta dinamika hidup yang khas berdasarkan siklus kegiatan bertani
atau mencari ikan. Selanjutnya desa masuk wilayah kesatuan hukum yang secara
politik dan administratif telah terintegrasi dengan tata hukum nasional.

Modal utama desa adalah : 1. Modal sosial yang sangat erat berkaitan denga tata
kelola usaha tani dan nelayan serta pengetahuan, keterampilan dan teknologi
bertani dan menangkap ikan, kesenian, ritual pertanian. 2. sumberdaya alam
berupa tanah, air, benih, dan ternak. 3. alat – alat produksi, peralatan rumah
tangga, sarana prasarana umum seperti jala, irigasi, sumber air, lapangan, sekolah,
masjid, dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, wajah desa tidak lagi sepenuhnya dipengaruhi


warganya. Kenyataan menunjukkan bahwa kecenderungan hubungan desa dengan
pihak luar justru semakin kuat. Kepentingan pasar telah masuk ke desa dalam
bidang apa saja, bahkan ditingkatan yang paling kecil. Maka mulailah proses
pergeseran tata kuasa dan tata kelola berbagai bidang di desa ke tangan kelompok
luar desa.

Modal sosial seperti gotong royong mulai kehilangan maknanya karena kehidupan
individual semakin kuat. Perilaku hidup boros semakin menggejala disebabkan
pengaruh budaya uang yang sekaligus mengubah cara pandang terhadap
kebutuhan material yang sesungguhnya belum tentu menjadi kebutuhan utama.

Meski perubahan sosial yang terjadi sangat merongrong kualitas hidup


masyarakat desa, namun masih ada ruang yang layak diperhitungkan untuk
mengembangkan tatanan kehidupan bagi warga desa. Salah satu sifat masyarakat
desa adalah kebergantungan antar warga yang sangat kuat. Hal ini yang
mengharuskan warga untuk merawat hubungan baik dengan tetangga dan warga
desa. Pola hubungan antar warga ini telah menghasilkan kekuatan yang masih bisa
diperkuat kembali untuk membangun tatanan desa yang lebih baik. Sifat
kekerabatan juga menjadi sumber lahirnya kekuatan kebersamaan dan gotong
royongyakni nilai – nilai empati dan saling ketergantungan antar tetangga yang
membangkitkan kepekaan sosial antar warga. Bagi warga desa, hubungan baik
dengan tetangga adalah harapan dan andalan utama dalam keadaan gawat darurat.
Sehingga sangat penting bagi warga desa untuk tidak mencederai hubungan
dengan tetangga.

Desa siaga merupakan desa yang telah menjalankan sistem kesehatan yang adil
bagi masyarakat bersama pemerintah.
Program desa siaga yang dikembangkan pada tahun 2000 berupaya untuk
membangun kesadaran Desa Siaga, Suami Siaga, dan Bidan Siaga. Kata Siaga
sendiri merupakan singkatan dari:

Siap :

1. mencatat ibu hamil dilingkungan desa.


2. mempersiapkan tabungan untuk ibu bersalin dan kegawatdaruratan.
3. mempersiapkan calon pendonor darah.
Antar:
4. mempersiapkan transportasi menuju tempat persalinan dan penanganan
kegawatdaruratan
jaga:
5. menemani ibu hamil pada masa persalinan.
6. menganjurkan ibu segera meneteki bayi setelah bersalin.
7. menemani istri dan bayi periksa seminggu setelah melahirkan.

Berdasarkan SK Menkes Nomor 564 Tahun 2006 bahwa pengembangan Desa


Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi masalah-
masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Dalam pengembangan Desa Siaga tentunya diperlukan adanya peran masyarakat


yang maksimal. Dalam hal ini yang dimaksud peran masyarakat diantaranya tokoh
agama, tokoh masyarakat, kader posyandu, kader PKK, tokoh pemuda dan
masyarakat lainnya yang tergabung dalam forum kesehatan ditingkat Desa,
memiliki peranan penting terutama dalam penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat seperti menggali sumber daya untuk kesinambungan dan
keberlangsungan penyelenggaran pengembangan Desa Siaga.

Mengingat hal tersebut, penyelenggaraan Desa Siaga di Desa Sukamantri perlu


melibatkan lebih banyak lagi peran masyarakat, karena keberhasilan
penyelenggaraan Desa Siaga tidak akan lepas dari peran masyarakat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan kader kesehatan. Dan dengan
meningkatnya peran masyarakat dalam kesehatan maka akan lebih membawa
dampak positif terbangunnya Desa Sukamantri yang sehat, aman dan nyaman.

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan
antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan Pemerintah. Pelayanannya meliputi
upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Disamping dengan meningkatnya peran masyarakat dalam bidang kesehatan
tentunya menuntut perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung
terwujudnya Desa Siaga, karena salah satu atau sebuah desa telah menjadi Desa
Siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes). Di Desa Sukamantri keberadaan Poskesdes yang
baru selesai pembangunannya pada akhir tahun 2008 yang merupakan bantuan
program dari P2KP/PNPM belum termanfaatkan secara optimal, dikarenakan
belum adanya sarana pendukung operasional. Sehingga dengan adanya program
pemanfaatan dana bantuan sosial operasional Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Kabupaten Sukabumi, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang kami
hadapi untuk bisa mengoperasionalkannya secara optimal.

Keberadaan Poskesdes di Desa Sukamantri diharapkan dapat melaksanakan


kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, diantaranya :

1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit


menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB),
dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang
berisiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang
gizi).

3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

Selain kegiatan di atas, Poskesdes Desa Sukamantri juga diharapkan dapat


melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya, yaitu berupa promosi kesehatan untuk
peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.

Poskesdes Desa Sukamantri juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau


revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-lain).
Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator dari UKBM-
UKBM .

III. LANDASAN

1. Undang-undang No. 14 Tahun 1950, tentang Pemerintahan Daerah


Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat;

2. Undang-undang No. 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan;

3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;

4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 Tahun 2005, tentang


Desa;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 76 Tahun 2001, tentang


Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 546 Tahun
2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 7 Tahun 2000, tentang


Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan;

9. Keputusan Bupati Sukabumi No. 440.05/Kep.454-Dinkes/2007,


tentang Pembentukkan Tim Satuan Pelaksana Pengembangan Desa Siaga;

10. Program Desa Siaga Desa Sukamantri.

IV. TUJUAN

A. Umum

1. Menjaga kesehatan masyarakat dengan mengutamakan kebutuhan,


kepentingan, dan tindakan yang didasarkan atas pilihan dan kemampuan
masyarakat sendiri serta terwujudnya masyarakat Desa Sukamantri yang
bersih, sehat, aman dan nyaman serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan dilingkungan sekitar;

2. Mengoperasionalkan Poskesdes secara optimal sebagai sarana


pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat Desa Sukamantri guna
mewujudkan Desa Siaga Utama.

B. Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Desa


Sukamantri akan pentingnya kesehatan;

2. Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan


AKI dan AKB;

3. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat Desa


Sukamantri terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seperti bencana, wabah dan kegawatdaruratan;
4. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan PHBS;

5. Meningkatnya kesehatan lingkungan di wilayah masing-masing;

6. Meningkatnya kemauan dan kemampuan masyarakat Desa


Sukamantri untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

7. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama


penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.

8. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit


yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya
(termasuk kurang gizi).

9. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

V. LOKASI POSKESDES

Jalan Balai Desa Sukamantri No. 1

VI. TARGET DAN SASARAN

Target : Linakes 100%

Sasaran : Masyarakat Desa Sukamantri

VII. PELAKSANA KEGIATAN POSKESDES

Poskesdes Desa Sukamantri dalam pelaksanannya diselenggarakan oleh tenaga


kesehatan yaitu bidan desa, dengan dibantu oleh pengurus Desa Siaga dan para
kader kesehatan.

VIII. BENTUK KEGIATAN

Pelatihan kader kesehatan

Pertemuan rutin bulanan Desa Siaga


IX. SUMBER DANA BANTUAN

Dana bantuan sosial operasional Poskesdes adalah dan stimulan untuk


pengembangan dan operasionalisasi pengembangan desa siaga, yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan pada DIPA Satker Sekretariat Dritjen Bina
Kesehatan Masyarakat Tahun 2008 sebesar Rp. 1.650.000,- ( satu juta enam ratus
lima puluh ribu rupiah ) dengan rincian 12 bulan x Rp. 137.500,- yang akan di
transfer melalui Bank BRI Cabang Sukabumi dengan nomor rekening : 3464-01-
012569-53-0 atas nama : Desa Siaga Sukamantri.

X. RENCANA PENGGUNAAN BIAYA

Dana yang diperoleh dari bantuan sosial operasioanal poskesdes/desa siaga selama
1 ( Satu ) tahun. Berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan, dana tersebut
rencananya akan digunakan untuk biaya kegiatan sebagai berikut :

N KEGIATAN BIAYA BANTUAN DANA


O STIMULAN SWADAYA

1 Pelatihan 3.500.000.- 1.050.000.- 2.450.000,-


kader
kesehatan
Rental 280.000,-
komputer
ATK 60 300.000,-
peserta
Konsumsi 60 600.000,-
peserta
Konsumsi 120.000,-
panitia 12
orang
Transport 60 600.000,-
peserta
Spanduk 1 200.000,-
bh
Dokumentasi 300.000,-
Narasumber 600.000,-
4 orang
Sewa tempat 500.000,-

2 Pertemuan
rutin
bulanan 1.200.000 600.000,- 600.000,-
desa siaga
12 bulan
Konsumsi
70.000 x 12 840.000,-
bln
Pembuatan
surat dan 120.000,-
fotocopy x
12 bln
Transportasi
distribusi 180.000,-
surat x 12
bln
ATK 60.000,-
JUMLAH 1.650.000.- 3.050.000,-
XI. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami buat untuk dijadikan bahan pertimbangan


pencairan sebagaimana mestinya, dengan harapan dapat terealisasinya kegiatan
yang akan kami laksanakan. Atas perhatian dan terkabulnya kami ucapkan terima
kasih.
Mengetahui ,

Kepala Desa Sukamantri Sukamantri,6 maret 2009

Ketua Desa Siaga

Mengetahui ,

Camat Cisaat

LEMBAR PENGESAHAN

Kepala Desa Sukamantri Kepala Puskesmas Cibolang,

Camat Cisaat
Lampiran :

RENCANA BIAYA

OUT BOND DESA SIAGA

DESA SUKAMANTRI KEC. CISAAT KAB. SUKABUMI

TAHUN 2009

KESEKRETARIATAN

1. ATK paket 1 100000 100000

2. ID card bh 100 3000 300000

3. Rental komputer lbr 100 2000 200000

4. Penggandaan paket 15 5000 75000


proposal

Jumlah 675000

KEGIATAN OUT BOND

1 Transportasi Unit 10 100000 1000000


mobil

2 Spanduk Bh 1 200000 200000

3 Film + cuci cetak Roll 2 150000 150000

4 Sewa organ Paket 1 1000000 1000000


tunggal

5 Sewa tempat Bh 1 500000 500000

6 Konsumsi Paket 1 1500000 1500000

7 Peralatan dan Paket 1 850000 850000


bahan

8 P3K Paket 1 200000 200000

9 Doorprize Paket 1 500000 500000

10 Hadiah Paket 1 750000 750000

Jumlah 6800000

Total 7550000
Lampiran :

SUSUNAN KEPANITIAAN

OUT BOND DESA SIAGA

DESA SUKAMANTRI KEC. CISAAT KAB. SUKABUMI

TAHUN 2009

PENASEHAT : 1.

B. Pengertian Pos Kesehatan Desa

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan


pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan Pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela lainnya.

C. Kegiatan Poskesdes

Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan


kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:

1. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama


penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.

2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit


yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya
(termasuk kurang gizi).

3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan


kesehatan.

4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan


keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
penyehatan lingkungan dan lain-lain, merupakan kegiatan pengembangan.

Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi


berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya Warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban Keluarga, dan lain-
lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator
dari UKBM-UKBM tersebut.
D. Sumberdaya Poskesdes

Poskesdes dilenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan),


dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader. Untuk
penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana fisik
bangunan, perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran
komunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya
Puskesmas), Poskesdes seyogianya memiliki juga sarana komunikasi
(telepon, ponsel, atau kurir).

Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai


cara, yaitu dengan urutan alternatif sebagai berikut:

1. Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi


Poskesdes.
2. Memanfaatkan bangunan yang sudah, yaitu misalnya Balai RW, Balai
Desa, Balai Pertemuan Desa, dan lain-lain.

Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah),
donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai