Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong. Pengembangan Desa Siaga
mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat Desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi masalah-masalah
kesehatan, memandirikan masya-rakat dalam mengembangkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Inti kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya
diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi
(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa
proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Kesehatan sebagai hak azasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap
manusia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis, dan budaya.
Kesehatan bagi sebagian masyarakat yang terbatas kemampuannya serta yang
berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara
terus-menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka. Di samping itu, kesadaran masyarakat bahwa
kesehatan merupakan investasi bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia
juga masih harus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi kepada para
pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders) di berbagai jenjang
administrasi.
Menyimak kenyataan tersebut, kiranya melalui program Desa Siaga dapat
memberikan  terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya
derajat kesehatan, dan mempercepat peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(Human depelovement Indeks).

1
Dari kegiatan desa siaga, diharapkan tercapainya keberhasilan program. Di
kegiatan desa siaga telah menbawa banyak perubahan.
Istilah ‘Desa’ mengandung pengertian yang luas, yakni kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas – batas wilayah yang berwenang  untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal – usul dan adat
istiadat setempat yang yang diakui dan dihormati dan sistem pemerintahan
Pemerintah Republik Indonesia.
Desa merupakan kesatuan wilayah fisik geografis dengan  batas – batas
wilayah yang jelas, yakni kesatuan pemukiman yang memiliki pranata sosial, adat
istiadat dan tata cara serta dinamika hidup yang khas berdasarkan siklus kegiatan
bertani atau mencari ikan. Selanjutnya desa masuk wilayah kesatuan hukum yang
secara politik dan administratif telah terintegrasi dengan tata hukum nasional.
Modal utama desa adalah : 1. Modal sosial yang sangat erat berkaitan denga
tata kelola usaha tani dan nelayan serta pengetahuan, keterampilan dan teknologi
bertani dan menangkap ikan, kesenian, ritual pertanian. 2. sumberdaya alam berupa
tanah, air, benih, dan ternak. 3. alat – alat produksi, peralatan rumah tangga, sarana
prasarana umum seperti jala, irigasi, sumber air, lapangan, sekolah, masjid, dan
sebagainya.
Dalam perkembangannya, wajah desa tidak lagi sepenuhnya dipengaruhi
warganya. Kenyataan menunjukkan bahwa kecenderungan hubungan desa dengan
pihak luar justru semakin kuat. Kepentingan pasar telah masuk ke desa dalam
bidang apa saja, bahkan ditingkatan yang paling kecil. Maka mulailah proses
pergeseran tata kuasa dan tata kelola berbagai bidang di desa ke tangan kelompok
luar desa.
Modal sosial seperti gotong royong mulai kehilangan maknanya karena
kehidupan individual semakin kuat. Perilaku hidup boros semakin menggejala
disebabkan pengaruh budaya uang yang sekaligus mengubah cara pandang
terhadap kebutuhan material yang sesungguhnya belum tentu menjadi kebutuhan
utama.
Meski perubahan sosial yang terjadi sangat merongrong kualitas hidup
masyarakat desa, namun masih ada ruang yang layak diperhitungkan untuk

2
mengembangkan tatanan kehidupan bagi warga desa. Salah satu sifat masyarakat
desa adalah kebergantungan antar warga yang sangat kuat. Hal ini yang
mengharuskan warga untuk merawat hubungan baik dengan tetangga dan warga
desa. Pola hubungan antar warga ini telah menghasilkan kekuatan yang masih bisa
diperkuat kembali untuk membangun tatanan desa yang lebih baik. Sifat
kekerabatan juga menjadi sumber lahirnya kekuatan kebersamaan dan gotong
royongyakni nilai – nilai empati dan saling ketergantungan antar tetangga yang
membangkitkan kepekaan sosial antar warga. Bagi warga desa, hubungan baik
dengan tetangga adalah harapan dan andalan utama dalam keadaan gawat darurat.
Sehingga sangat penting bagi warga desa untuk tidak mencederai hubungan dengan
tetangga.
Desa siaga merupakan desa yang telah menjalankan sistem kesehatan yang
adil bagi masyarakat bersama pemerintah.
Program desa siaga yang dikembangkan pada tahun 2000 berupaya untuk
membangun kesadaran Desa Siaga, Suami Siaga, dan Bidan Siaga. Kata Siaga sendiri
merupakan singkatan dari:
Siap :
1. mencatat ibu hamil dilingkungan desa.
2. mempersiapkan tabungan untuk ibu bersalin dan kegawatdaruratan.
3. mempersiapkan calon pendonor darah.
Antar :
1. mempersiapkan transportasi menuju tempat persalinan dan penanganan
kegawatdaruratan.
Jaga :
1. menemani ibu hamil pada masa persalinan.
2. menganjurkan ibu segera meneteki bayi setelah bersalin.
3. menemani istri dan bayi periksa seminggu setelah melahirkan.
Berdasarkan SK Menkes Nomor 564 Tahun 2006 bahwa pengembangan
Desa Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat desa, menyiapsiagakan masyarakat menghadapi

3
masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dalam pengembangan Desa Siaga tentunya diperlukan adanya peran
masyarakat yang maksimal. Dalam hal ini yang dimaksud peran masyarakat
diantaranya tokoh agama, tokoh masyarakat, kader posyandu, kader PKK,
tokoh pemuda dan masyarakat lainnya yang tergabung dalam forum
kesehatan ditingkat Desa, memiliki peranan penting terutama dalam
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat seperti menggali sumber daya
untuk kesinambungan dan keberlangsungan penyelenggaran pengembangan
Desa Siaga.
Mengingat hal tersebut, penyelenggaraan Desa Siaga di Desa Sukamantri
perlu melibatkan lebih banyak lagi peran masyarakat, karena keberhasilan
penyelenggaraan Desa Siaga tidak akan lepas dari peran masyarakat, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan kader kesehatan. Dan dengan
meningkatnya peran masyarakat dalam kesehatan maka akan lebih
membawa dampak positif terbangunnya Desa Sukamantri yang sehat, aman
dan nyaman.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa
dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang
merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan
Pemerintah. Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan
kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan
melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Disamping dengan
meningkatnya peran masyarakat dalam bidang kesehatan tentunya
menuntut perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya
Desa Siaga, karena salah satu atau sebuah desa telah menjadi Desa Siaga
apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes).

4
Di Desa keberadaan Poskesdes yang baru selesai pembangunannya pada
akhir tahun 2008 yang merupakan bantuan program dari P2KP/PNPM
belum termanfaatkan secara optimal, dikarenakan belum adanya sarana
pendukung operasional. Sehingga dengan adanya program pemanfaatan
dana bantuan sosial operasional Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Kabupaten
Sukabumi, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang kami hadapi
untuk bisa  mengoperasionalkannya secara optimal.
Keberadaan Poskesdes di Desa diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, diantaranya :
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang
berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor
risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
Selain kegiatan di atas, Poskesdes Desa juga diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya, yaitu berupa promosi
kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyehatan lingkungan
dan lain-lain.
Poskesdes Desa juga diharapkan sebagai pusat pengembangan
atau revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat
(misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan
Jamban Keluarga, dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes
sekaligus berperan sebagai koordinator dari UKBM-UKBM .

5
B. Tujuan
1. Umum
 Menjaga kesehatan masyarakat dengan mengutamakan kebutuhan,
kepentingan, dan tindakan yang didasarkan atas pilihan dan kemampuan
masyarakat sendiri serta terwujudnya masyarakat Desa yang bersih,
sehat, aman dan nyaman serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan dilingkungan sekitar;
 Mengoperasionalkan Poskesdes secara optimal sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat Desa guna mewujudkan Desa Siaga
Utama.
2. Khusus
 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Desa akan
pentingnya kesehatan;
 Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan
AKI dan AKB;
 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat Desa
Sukamantri terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan seperti bencana, wabah dan kegawatdaruratan;
 Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan PHBS
 Meningkatnya kesehatan lingkungan di wilayah masing-masing; 
 Meningkatnya kemauan dan kemampuan masyarakat Desa Sukamantri
untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
 Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
 Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk
kurang gizi).
 Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.

6
C. Sasaran dan hasil yang diharapkan
Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi,
sasaran ini dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu
dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa,
camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.

D. Manfaat Program
1. Mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
2. Peduli, tanggap dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
3. Tinggal di lingkungan yang sehat.
4. Mampu mempratikkan PHBS.
5. Tokoh masyarakat dan kader berperan aktif memberdayakan dan menggerakkan
masyarakat.

BAB II

7
Profil Desa

BAB III

8
RENCANA KEGIATAN

A. Identifikasi Kebutuhan dan strategi Pelaksanaan


Berdasarkan kajian dan identifikasi mengenai sasaran maksud dan tujuan
pelaksanaan kegiatan Desa Siaga ini yang objek utamanya adalah masyarakat desa
sehingga perlu adanya kegiatan yang menarik terukur dan terarah mengenai
kegiatan yang dimaksud sehingga rencana pelaksanaannya melibatkan seluruh
komponen yang berkompeten di bidang Desa Siaga; dimulai dari Tenaga Kesehatan
sampai kepada Dinas Kesehatan.

B. Program Pelaksanaan
1. Perencanaan
a. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga
akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi
tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta
tersebut dipaparkan di poskesdes.
b. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui
survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD).
Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya,
melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan
penyusunan anggaran.
c. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga,
masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan
kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai
tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa
mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan
koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar
desa siaga berkelanjutan (sustainable).
d. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus
yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar
penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada

9
untuk program tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam
mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh
fasilitator dan pihak puskesmas.
e. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai
bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu
Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga
tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala
mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan
dalam peta desa.
f. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block
grant) setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya
sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya
sudah direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan
Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan
dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang
ada.
2. Implementasi
Kegiatan akan disusun semenarik mungkin sehingga tersaji secara terbuka
tanpa menakut-nakuti peserta sehingga tujuan dapat tercapai; dan untuk jadwal,
materi dan waktu kegiatan akan menyesuaikan.
Struktur Organisasi/panitia pelaksana kegiatan akan di susun sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan melibatkan seluruh aspek masyarakat Desa
Siaga dan tenaga kesehatan.
3. Evaluasi
Evaluasi kegiatan akan dilaksanakan setelah kegiatan selesai dilaksanakan
dan menyusun laporan sesuai dengan petujuk yang diberikan.

BAB IV
PERENCANAAN ANGGARAN

10
Dana yang diperoleh dari bantuan sosial operasioanal poskesdes/desa siaga selama
1 (Satu) tahun. Berdasarkan kegiatan yang akan dilaksanakan, dana tersebut rencananya
akan digunakan untuk biaya kegiatan sebagai berikut :
BANTUAN DANA
NO KEGIATAN BIAYA
STIMULAN SWADAYA
1 Pelatihan kader kesehatan 3.500.000, 1.050.000,- 2.450.000,-
-
Rental Komputer 280.000,-
ATK 60 Peserta 300.000,-
Konsumsi 60 Peserta 600.000,-
Konsumsi Panitia 12 Orang 120.000,-
Transport 60 Peserta 600.000,-
Spanduk 1 Bh 200.000,-
Dokumentasi 300.000,-
Narasumber 4 orang 600.000,-
Sewa Tempat 500.000,-
2 Pertemuan rutin bulanan Desa 1.200.000 600.000,- 600.000,-
Siaga 12 bulan
Konsumsi 70.000 x 12 bln 840.000,-
Pembuatan Surat & Fotokopi x 12 120.000,-
bln
Transportasi Distribusi surat x 12 180.000,-
bln
ATK 60.000,-
J  u  m  l  a  h 1.650.000,- 3.050.000,-

BAB V
PENUTUP

11
Demikianlah proposal ini kami buat untuk dijadikan bahan pertimbangan pencairan
sebagaimana mestinya, dengan harapan dapat terealisasinya kegiatan yang akan kami
laksanakan. Atas perhatian dan terkabulnya kami ucapkan terima kasih.              
                                                                         

12

Anda mungkin juga menyukai