Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROFESI

Nama : Davina Utami


Nim : P0 51404190 66

Dosen : Lydia Febrina,SST, M.Tr.Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI KEBIDANAN ALIH JENJANG CURUP
TAHUN AJARAN 2019 – 2020
A. TEORI – TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
Menurut Thompson dan Thompson (1985). dilema etik merupakan suatu
masalah yang sulit untuk diputuskan, dimana tidak ada alternative yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternative yang memuaskan dan tidak memuaskan
sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Dan untuk membuat
keputusan etis, seseorang harus bergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan
emosional. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh beberapa ahli
yang pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan dengan pemecahan
masalah secara ilmiah.(sigman, 1986; lih. Kozier, erb, 1991).Pengambilan keputusan
adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative (Teori
George R. Terry dalam Astuti, 2016).

Teori-Teori Etika
Etika didasari oleh filosofi moral yang diaplikasikan dalam setiap sendi
kehidupan manusia. Ada kecenderungan untuk menganggap moral berkaitan dengan
masalah seksualitas, namun, tentunya hal ini berkaitan dengan kebenaran dan
kesalahan atau seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Ada tiga level etika pada
ummnya antara lain :
1. Meta-ethics : melibatkan filosofi yang lebih dalam untuk memeriksa sebuah hal yang
abstrak, untuk mengetahui apa yang kita maksud benar atau salah. Dalam situasi
sehari-hari, kita tidak punya waktu untuk tingkat pertimbangan ini karena
memerlukan waktu untuk pemikiran yang lebih rumit
2. Ethical theory : bertujuan untuk menciptakan mekanisme pemecahan masalah
seperti dalam hal matematika, tercipta formula/rumus untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan bidangnya
3. Practical Ethics : seperti yang disarankan, adalah bagian aktif di mana karya para
filsuf moral dipraktikkan.
Bidan diharuskan untuk tidak hanya selalu up to date dalam hal kompetensi (kognitif,
psikomotor dan afeksi), tetapi juga harus dapat memahami dan menguasai ranah
hukum/ kebijakan dan etika serta norma-norma yang ada. 3 Adapun beberapa teori yang
melandasik etika kebidanan antara lain
a. Teori Utilitarisme
Mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan, semua
manulisa memiliki perasaan senang dan sakit. Prinsip umum dari utilitarisme adalah
didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila
menghasilkan jumlah atau angka yang besar.
Bentuk utilitarisme ada dua yaitu :
 Utilitarisme berdasarkan tindakan : bahwa setiap tindakan ditujukan untuk
keuntungan.
 Utilitarisme beradasarkan aturan : bahwa setiap tindakan didasarkan pada
prinsip kegunaan dan aturan moral.
b. Teoti Deontology
Menurut Immanuel Kant : sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah
kehendak yang baik oleh kehendak manusia.
Menurut W.D Ross : Setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita.
Kewajiban untuk melakukan kebenaran adalah kewajiban utama, termasuk
kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan, berbuat baik dan sebagainya.
Memahami kewajiban akan membuat seseorang terhindar dari konflik atau dilemma.
c. Teori Hedonisme
Sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan
tidak terbawa oleh kesenangan. Dalam menilai kesenangan, tidak hanya
kesenangan inderawi, tetapi juga kebebasan dari rasa nyeri, serta kebebasan dair
keresahan jiwa. Kita sebut baik jika meningkatkan kesenangan dan sebaliknya
dinamakan jahat jika mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidak senangan.
d. Teori Eudemonisme; menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan manusia mengejar
suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi. Semua orang akan setuju
bahwa tujuan hidup akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan
dalam mencapai kebahagiaan melalui keutamaan intelektual dan moral.
Bentuk pengambilan keputusan :
 Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan
masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
 Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
 Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart
praktik kebidanan
 Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
 Mengenal dan mengidentifikasi masalah
 Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan
sekarang.
 Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
 Mempertimbangkan pilihan yang ada.
 Mengevaluasi pilihan tersebut.
 Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


a. Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh sepeti rasa sakit,
tidak nyaman dan kenikmatan.
b. Emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap.
c. Rasional, didasarkan pada pengetahuan
d. Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan dalam
melaksanakanya.
e. Interpersonal, didasarkan pada pengrauh jarigan sosial yang ada
f. Struktural, didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.

Dasar pengambilan keputusan :


a. Ketidak  sanggupan ( bersifat segera)
b. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera
dilakukan.
c. Pengambilan keputusan yang etis ciri – ciri
d. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah.
e.  Sering menyangkut pilihn yang sukar
f. Tidak mungkin dielakkan
g. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial.

Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :


a.  Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan
orang lain.
b. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
c. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
d. Pilih solusi yang lebih baik.
e. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

Ada beberapa prinsip, konsep dan doktrin dalam etika kebidanan yang harus
diperhatikan antara lain :
 Accountability / dapat di pertanggungjawaban
 Beneficence / kemurahan hati
 Non-maleficence / bukan tindak kejahatan
 Confidentiality / kerahasiaan
 Justice / keadilan
 Paternalism : pengambilan kebijakan atau praktik oleh orang yang memiliki
wewenang untuk membatasi kebebasan dan tanggung jawab bagi mereka atas
kepentingan terbaik bawahannya.
 Consent / persetujuan
 Value of life / nilai kehidupan
 Quality of life / kualitas hidup\
 Sanctity / kesucian
 Status of the fetus / status janin
 Acts and omission / Tindakan dan kelalaian
 Ordinary or extraordinary mean
 Double effect
 Truth – telling

Dimensi Etik dalam Peran Bidan


Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek antara lain:
 Praktisi
 Penasehat
 Konselor
 Teman
 Pengelola
 Pendidik
 Peneliti
Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) tahun 1999 tanggung jawab bidan
meliputi:
 Mempertahankan dan meningkatkan kenyamanan ibu dan bayi;
 Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi serta nasehat yang tidak
bias yang berdasarkan pada evidence based; dan
 Mendidik dan melatih calon bidan agar dapat bekerjasama dan memberi
pelayanan dengan memiliki tanggung jawab yang sama, termasuk dengan teman
sejawat nya atau kolega agar fit for practice and fit for purpose.

Dimensi Kode etik meliputi:


1. Antara anggota profesi dan klien
2. Antara anggota profesi dan sistem kesehatan
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Sesama anggota profesi

Prinsip kode etik terdiri dari:


1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
4. Memperlakukan manusia dengan adil\
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Manjaga kerahasiaan
 
Dilema Etik / Moral dalam Pelayanan Kebidanan
1. Dilema Etik
Dilema terjadi ketika dihadapkan pada sesuatu hal yang kurang jelas sehingga
kesulitan dalam pengambilan keputusan. Bila akan dihadapkan pada kondisi yang
sukar karena menyangkut etik / bioetik, sehingga pengambilan keputusan
membutuhkan pertimbangan moral serta kebijaksanaan yang berhubungan dengan
pelayanan kebidanan.
Dilema moral menurut Campbell (1984 dalam Jones 2000) adalah
“One is faced with two alterfnative choices, neither of which seems a satisfactory
solution to the problem”
Suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan yang kelihatannya
sama atau hampir sama merupakan pemecahan masalah yang sama-sama
memuaskan.

Dilema etik dalam bioetik:


 Abortus (Pro Choice) tidak sesuai dengan moral dan ajaran agama apapun
dan dalam hukum kesehatan harus dilakukan atas dasar indikasi medis
tertentu. Di Amerika pada masa pemerintahan Obama memdukung Pro
Choice, tapi tetap ditentang oleh kaum Pro Life;
 Pencangkokan organ tertentu; dan
 Permintaan mengakhiri nyawa karena tidak tahan terhadap perderitaannya
(euthanasia), telah di lakukan di USA dan UK dan negara lainnya.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau
pertentangan antara nilai – nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung
jawab profesional, yaitu:
a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan
pasien atau klien.
b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
disertai rasa tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien
atau klien.

2. Konflik Moral
Konflik adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha memaksa
tujuannya dengan cara mengusahakan unutk menggagalkan tujuan ang ingin dicapai
pihak lainnya.
Konflik intrapersonal terdiri dari 3 macam yaitu:
 Approach-Approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan
pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang
dicapai saling terpisah satu sama lain.
 Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk melakukan
pendekatan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat
mengandung nilai positif dan negative bagi orang yang mengalami konflik
tersebut.
 Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari dua
atau lebih hal yang negative tetapi tujuan- tujuan yang dicapai saling terpisah
satu sama lain.

Konflik moral adalah pertentangan yang terjadi karena pengambilan keputusan


yang menyangkut dilema moral. Konflik moral atau dilema pada dasarnya sama,
kenyataannya konflik yang terjadi karena berada diantara prinsip moral dan tugas yang
mana sering menyebabkan dilema (Johnson 1990 dalam Jones 2000).

Penanganan konflik etik kebidanan terdiri atas :


1. Informed Concent
Pesetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan
untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh
informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Negosiasi
Proses yang di dalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang / jasa dan
berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut.

Negosiasi terjadi ketika suatu keadaan memenuhi syarat-syarat berikut ini:


 Pertama, melibatkan dua pihak atau lebih. Kedua, terdapat suatu konflik
kepentingan antara pihak-pihak tersebut.
 Keduanya menginginkan sesuatu yang menguntungkan untuk dirinya masing-
masing. Price versus profit, keuntungan bagi satu pihak merupakan harga yang
harus dibayar oleh pihak lain.
 Ketiga, pihak-pihak yang terlibat sama-sama berusaha untuk mencapai
kesepakatan bukannya berkonflik. Kesepakatan dapat dicapai melalui
kompromi antara memberi dan menerima sesuatu antar pihak tersebut
3. Persuasi
Persuasi bisa diartikan sebagai usaha untuk mengubah sikap dan kepercayaan
melalui informasi dan argument.

Ketika target menerima pesan (message) yang berbeda dari pendiriannya maka
munculah respon yang bermacam-macam seperti :
 reject the message (menolak pesan atau informasi)
 derogate the source (mencela the sumber)
 suspend judgment (mencari informasi tambahan untuk menentukan
keputusan, menolak atau menerima)
 distort the message (tidak menanggapi informasi dan menyimpannya dalam
“skema” yang mungkin suatu saat akan mengubah sikapnya)
 attempt counter persuasion (melancarkan argumentasi balik)

 
DAFTAR PUSTAKA
1. Astuti KHEW. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam
Praktik Kebidanan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
2. Jones SR. Ethics and the Midwife In: Henderson C, Macdonald S, editors. Mayes’
Midwofery, A Textbook for Midwife. London: Bailliere Tindal; 2004.
3. Wahyuningsih HP, Zein AY. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya; 2005.
4. Jones SR. Ethics in Midwifery. London: Mosby; 2000.
5. Mafluha Y, Nurzannah S. Modul Etika dan Hukum Kesehatan Bagi Mahasiswa Diploma III
Kebidanan. Tangerang: Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang; 2016.
6. Nordqvist C. Euthanasia and Assisted. Newsletter [Internet]. 2016. Available
from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/182951.php.
7. Wahyudi A. Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan. Portal Garuda. [Internet]. 2015.
Available from: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=419078&val=8953&title=KONFLIK, KONSEP TEORI DAN PERMASALAHAN.
8. Memahami Konflik pada Peserta Disik SD dan Upaya Penanganannya. Konflik Stress dan
Trauma [Internet]. 2012. Available
from: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
196211121986102-SETIAWATI/KONFLIK,_STRESS_(5)_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf.
 

Anda mungkin juga menyukai