Teori-Teori Etika
Etika didasari oleh filosofi moral yang diaplikasikan dalam setiap sendi
kehidupan manusia. Ada kecenderungan untuk menganggap moral berkaitan dengan
masalah seksualitas, namun, tentunya hal ini berkaitan dengan kebenaran dan
kesalahan atau seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan. Ada tiga level etika pada
ummnya antara lain :
1. Meta-ethics : melibatkan filosofi yang lebih dalam untuk memeriksa sebuah hal yang
abstrak, untuk mengetahui apa yang kita maksud benar atau salah. Dalam situasi
sehari-hari, kita tidak punya waktu untuk tingkat pertimbangan ini karena
memerlukan waktu untuk pemikiran yang lebih rumit
2. Ethical theory : bertujuan untuk menciptakan mekanisme pemecahan masalah
seperti dalam hal matematika, tercipta formula/rumus untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan bidangnya
3. Practical Ethics : seperti yang disarankan, adalah bagian aktif di mana karya para
filsuf moral dipraktikkan.
Bidan diharuskan untuk tidak hanya selalu up to date dalam hal kompetensi (kognitif,
psikomotor dan afeksi), tetapi juga harus dapat memahami dan menguasai ranah
hukum/ kebijakan dan etika serta norma-norma yang ada. 3 Adapun beberapa teori yang
melandasik etika kebidanan antara lain
a. Teori Utilitarisme
Mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan, semua
manulisa memiliki perasaan senang dan sakit. Prinsip umum dari utilitarisme adalah
didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila
menghasilkan jumlah atau angka yang besar.
Bentuk utilitarisme ada dua yaitu :
Utilitarisme berdasarkan tindakan : bahwa setiap tindakan ditujukan untuk
keuntungan.
Utilitarisme beradasarkan aturan : bahwa setiap tindakan didasarkan pada
prinsip kegunaan dan aturan moral.
b. Teoti Deontology
Menurut Immanuel Kant : sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah
kehendak yang baik oleh kehendak manusia.
Menurut W.D Ross : Setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita.
Kewajiban untuk melakukan kebenaran adalah kewajiban utama, termasuk
kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan, berbuat baik dan sebagainya.
Memahami kewajiban akan membuat seseorang terhindar dari konflik atau dilemma.
c. Teori Hedonisme
Sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan
tidak terbawa oleh kesenangan. Dalam menilai kesenangan, tidak hanya
kesenangan inderawi, tetapi juga kebebasan dari rasa nyeri, serta kebebasan dair
keresahan jiwa. Kita sebut baik jika meningkatkan kesenangan dan sebaliknya
dinamakan jahat jika mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidak senangan.
d. Teori Eudemonisme; menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan manusia mengejar
suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi. Semua orang akan setuju
bahwa tujuan hidup akhir manusia adalah kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan
dalam mencapai kebahagiaan melalui keutamaan intelektual dan moral.
Bentuk pengambilan keputusan :
Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan
masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart
praktik kebidanan
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
Mengenal dan mengidentifikasi masalah
Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan
sekarang.
Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
Mempertimbangkan pilihan yang ada.
Mengevaluasi pilihan tersebut.
Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
Ada beberapa prinsip, konsep dan doktrin dalam etika kebidanan yang harus
diperhatikan antara lain :
Accountability / dapat di pertanggungjawaban
Beneficence / kemurahan hati
Non-maleficence / bukan tindak kejahatan
Confidentiality / kerahasiaan
Justice / keadilan
Paternalism : pengambilan kebijakan atau praktik oleh orang yang memiliki
wewenang untuk membatasi kebebasan dan tanggung jawab bagi mereka atas
kepentingan terbaik bawahannya.
Consent / persetujuan
Value of life / nilai kehidupan
Quality of life / kualitas hidup\
Sanctity / kesucian
Status of the fetus / status janin
Acts and omission / Tindakan dan kelalaian
Ordinary or extraordinary mean
Double effect
Truth – telling
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin atau
pertentangan antara nilai – nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung
jawab profesional, yaitu:
a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan
pasien atau klien.
b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
disertai rasa tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien
atau klien.
2. Konflik Moral
Konflik adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih berusaha memaksa
tujuannya dengan cara mengusahakan unutk menggagalkan tujuan ang ingin dicapai
pihak lainnya.
Konflik intrapersonal terdiri dari 3 macam yaitu:
Approach-Approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan
pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang
dicapai saling terpisah satu sama lain.
Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk melakukan
pendekatan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat
mengandung nilai positif dan negative bagi orang yang mengalami konflik
tersebut.
Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari dua
atau lebih hal yang negative tetapi tujuan- tujuan yang dicapai saling terpisah
satu sama lain.
Ketika target menerima pesan (message) yang berbeda dari pendiriannya maka
munculah respon yang bermacam-macam seperti :
reject the message (menolak pesan atau informasi)
derogate the source (mencela the sumber)
suspend judgment (mencari informasi tambahan untuk menentukan
keputusan, menolak atau menerima)
distort the message (tidak menanggapi informasi dan menyimpannya dalam
“skema” yang mungkin suatu saat akan mengubah sikapnya)
attempt counter persuasion (melancarkan argumentasi balik)
DAFTAR PUSTAKA
1. Astuti KHEW. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan: Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam
Praktik Kebidanan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
2. Jones SR. Ethics and the Midwife In: Henderson C, Macdonald S, editors. Mayes’
Midwofery, A Textbook for Midwife. London: Bailliere Tindal; 2004.
3. Wahyuningsih HP, Zein AY. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya; 2005.
4. Jones SR. Ethics in Midwifery. London: Mosby; 2000.
5. Mafluha Y, Nurzannah S. Modul Etika dan Hukum Kesehatan Bagi Mahasiswa Diploma III
Kebidanan. Tangerang: Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang; 2016.
6. Nordqvist C. Euthanasia and Assisted. Newsletter [Internet]. 2016. Available
from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/182951.php.
7. Wahyudi A. Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan. Portal Garuda. [Internet]. 2015.
Available from: http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=419078&val=8953&title=KONFLIK, KONSEP TEORI DAN PERMASALAHAN.
8. Memahami Konflik pada Peserta Disik SD dan Upaya Penanganannya. Konflik Stress dan
Trauma [Internet]. 2012. Available
from: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
196211121986102-SETIAWATI/KONFLIK,_STRESS_(5)_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf.