29
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama dibidang biologi dan kedokteran telah
menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum
teratasi ( catalona,1991 ).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar atau
salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi
atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak dalam
kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan
masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dalam kode etik
profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan suatu standar
atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu
organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum , adat dan
praktek profesional.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan dan berlanjut pada
diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai
puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan
yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan
seringkali menggunakan dua pendekatan : yaitu pendekatan berdasarkan asuhan
keperawatan/kebidanan.
Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan 4 pendekatan
prinsip dalam etika biomedik antara lain :
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi
setiap orang.
2. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
4. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Cosntoh : seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi
bayi yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan tapi pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana skalipun. Disini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap
menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya tetapi dilain pihak masyarakat
berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan
mempunyai harapan hidup yang besar . Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan
terhadap sesuatu yang penting dalam etika.
Terutama kemajuan dibidang biologi dan kedokteran, telah menimbulkan berbagai
permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar belum teratasi (cakalano,1991).
Kemajuan teknologi saat ini telah meningkatkan kemampuan bidang kesehatan dalam mengatasi
kesehatan dan memperpanjang usia. Jumlah golongan usia lanjut yang semakin banyak,
keterbatasan tenaga perawat, biaya perawatan yang semakin mahal, dan keterbatasan sarana
kesehatan, telah menimbulkan etika perawatan bagi individu perawat atau persatuan perawat
(Mc.Croskey,1990)
A. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan dilema etik
1. Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku manusia, baik secara
sendirian maupun bersama sama dan mengatur hidup kearah tujuannya (Pastur Scalia,1971)
2. Etik Keperawatan adalah norma-norma yang dianut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan
pasien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang
bersifat profesional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat, dan
interaksi sosial dalam lingkungan.
3. Kode etik keperawatan. Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang telah
diterima oleh suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman
sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain yang berfungsi untuk :
Memberikan dasar dalam mengatur hubungan dalam mengatur hubungan antara perawat,
pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi keperawatan.
Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan
Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek keperawatan
Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan (Kozier & Erb, 1998)
4. Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap alternatif
memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar
atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan,
tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat,
klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil
keputusan. Menurut Thompson dan Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah
yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.
Didalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis,
seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Oct
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian.
@. Radiasi Nonpengion.
Penggunaan berbagi jenis radiasi nonpengion secara terkontrol telah
menghasilkan sejumlah terapi dan tekhnik yang berguna dalam bidang
keperawatan.
Beberapa aplikasi radiasi nonpengion dalam bidang keperawatan dapat dilihat
pada tabel berikut:
No Jenis Radiasi Aplikasi Cara Kerja
1. Gelombang Diatermi Gelombang mikro diserap
Mikro gelombang oleh air, peningkatan
(105-108 Hz) mikro energi akan meningkatkan
temperatur air pada kulit
dan sekitarnya.
2. Infra Merah Termografi Jaringan yang sakit akan
(1012-1014 Hz) memancarkan sinar infra
merah yang lebih besar
dari pada jaringan
sehat.Detektor infra merah
dapat menentukan area
jaringan yang sakit.
3. Cahaya Tampak .Endoskopi Di udara cahaya hanya
(1014 Hz) berjalan dalam garis lurus,
dengan bantuan selang
serat optik fleksibel,
cahaya dibuat memancar
paralel dengan serat gelas
yang berhubungan dengan
.Bedah laser kamera kecil untuk
melakukan pencitraan
organ dalam.
Sinar laser dapat
digunakan untuk
memotong atau
menghancurkan jaringan
karena energi tinggi yang
terpusat pada area yang
kecil seperti pada
pembedahan.
4. Ultra Violet .Strelisasi Lampu germisida
(1015-1016 Hz) alat (pembunuh kuman)
memancarkan sinar
uktraviolet gelombang
pendek yang mampu
membunuh
. Fototerapi mikroorganisme.
Bayi-bayi ikterik disinari
dengan cahaya fluoresensi
kuat yang memancarkan
cahaya dengan panjang
gelombang tertentu yang
akan memecah bilirubin
yang berlebihan.
@. Radiasi Pengion.
Radiasi pengion yaitu radiasi yang dapat menyebabkan perubahan kimia
dengan cara memutuskan ikatan kimia sehingga terbentuk atom atau molekul
bermuatan ion.
Sumber radiasi pengion adalah emisi dari proses peluruhan radioaktif
(partikel alfa,partikel beta, sinar gamma, atau sinar X ). Emisi dari proses
peluruhan radioaktif ini mampu mengionisasi benda yang dilewatinya.
Tiga faktor penting dalam membatasi paparan radiasi adalah sebagai berikut:
1. Waktu.
Semakin sedikit waktu di lapangan radiasi akan semakin baik.
2. Jarak.
Aplikasi hukum kuadrat terbalik yaitu: intensitas radiasi yang diterima dari
suatu benda akan berkurang sebanding dengan kuadrat jarak, sehingga tingkat
radiasi akan berkurang jika jarak bertambah.
3. Pelindung.
Zat yang paling sering digunakan adalah timbal. Apron timbal sering
digunakan untuk perlindungan perorangan dan juga dinding timbal untuk
perlindungan umum
DAFTAR PUSTAKA
1. Joyce James,Colin Baker,& Helen Swain. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk
keperawatan.Jakarta.EMS.
2. Dr. J.F.Gabriel.1996. Fisika Kedokteran. Jakarta.EGC.
3. Akhadi M. 2000. Dsar-dasar Proteksi Radiasi. Jakarta. PT.Bhineka Cipta.
Diposkan 3rd October 2012 oleh Lely jumriani bakti
0
Tambahkan komentar
2.
Sep
29
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh radiasi
gelombang elektromagnetik terhadap kesehatan manusia.
II
PEMBAHASAN
Ada dua jenis radiasi, jenis pertama adalah partikel alpha dan beta yang
berasal dari material radioaktif; dan gelombang elektromagnetik atau photon adalah
jenis yang kedua. Disini radiasi yang menjadi pokok bahasan hanya pada gelombang
elektromagnetik.
Secara garis besar, radiasi total yang diserap oleh tubuh manusia adalah
tergantung pada beberapa hal :
Jarak antara badan dan sumber radiasi elektromagnetik dalam hal ini handphone
Keadaan paparan radiasi, seperti adanya benda lain disekitar sumber radiasi
Sifat-sifat elektrik tubuh. Hal ini sangat tergantung pada kadar air didalam tubuh,
radiasi akan lebih banyak diserap pada media dengan konstan dielektri tinggi
seperti otak, otot dan jaringan lainnya dengan kadar air tinggi.
Efek Fisiologis
Efek Psikologis
Karena telepon seluler atau unit PCS harus berhubungan dengan substasiun
yang diletakkan beberapa kilometer jauhnya, pancaran dari peralatan ini harus cukup
kuat untuk memastikan sinyalnya bagus. Peralatan ini memancarkan daya sekitar 0,1
sampai dengan 1,0 W. Tingkat daya dari antenna ini aman untuk kesehatan kepala
(fischetti, 1993). Kerapatan daya puncak dari antenna pada telepon seluler ini
mendekati 4,8 W/m2 atau 0,48 mW/cm2 (IEEE C 95.1-1991)
Paling tidak kedepan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 220 juta
jiwa dan baru 25 juta pelanggan saja yang sudah menggunakan telepon seluler
(ponsel). Hal ini menunjukkan bahwa industri seluler ditanah air semakinmaju.
Seiring semakin populernya telepon genggam ini banyak orang sudah mulai
mempertanyakan sebenarnya seberapa besar pengaruh radiasi ponsel kepada
kesehatan manusia ?
Banyak pengguna ponsel yang mungkin tidak tahu bahwa ponsel yang
mereka gunakan dapat mengirimkan gelombang elektromagnetik kedalam tubuh
mereka. Sesungguhnya setiap ponsel memiliki spesifikasi ukuran banyaknya energi
gelombang mikro yang dapat menembus ke dalam bagian tubuh seseorang
tergantung pada seberapa dekat ponsel dengan kepala.paling tidak kurang lebih
sebanyak 60 persen dari radiasi gelombang mikro yang diserap dan menembus
daerah sekitar kepala.
Pengukuran kadar radiasi sebuah ponsel umumnya disebut dengan Specific
Absorption Rate (SAR). Pengukuran energi radio frekuensi atau RF yang diserap
oleh jaringan tubuh pengguna ponsel bisa dinyatakan sebagai units of watssd
perkilogram (W/kg). Batas SAR yang ditetapkan oleh ICNIRP adalah 2.0 W/kg
(watts per kilogram). Sementara The Institute of Electrical and Electronics
Engineers (IEEE) juga telah menetapkan sebuah standar baru yang digunakan oleh
Negara Amerika dan Negara lain termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan
batas 1.6 W/kg.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fischetti, M, 1993. The Cellular Phone Scare, IEEE Spectrum. Juni 1993,hal. 43
PT. PLN., 2006 Pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV
Menjamin Keberlangsunagn & Kehandalan Pasokan Listrk,
http://www.pln.co.id/, diakses 4 juli 2006
Wardhana. W. A., 2000. Energi Via Satelit Sebuah Gagasan Untuk ABAD 21, Majalah
Energi Edisi No. 7, Yogyakarta.
Diposkan 29th September 2012 oleh Lely jumriani bakti
Lihat komentar
3.
Sep
29
INTERAKSI SOSIAL
2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim
(sender) dan penerima (receiver).
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi
sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi
perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari
tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok
dan prosedur keluhan.
.
2.1 Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru
sesuatu yang ada pada orang lain.
2.2 Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
pihak lain.
2.3 Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain
dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh
yang diberikan tanpa berpikir panjang.
2.4 Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya
kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
2.5 Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah
bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih
daripada simpati.
2.6 Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain
sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau
melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
15. Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat
dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
1.2 Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan
diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara
kedua belah pihak.
1.4 Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan
konflik dalam rangka mencapai kestabilan.
.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan tahap-tahap yang kami tempuh melalui pembahasan dan penjelasan yang
bertujuan untuk mengembangkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1. Pentingnya sebuah sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan
komunikasi yang baik dan benar.
2. Komunikasi dapat membuat kesejahteraan hidup bagi setiap individu.
3. Interaksi sosial yang baik dan benar dapat mempererat tali persaudaraan antar umat
beragama.
4. Interaksi sosial antar individu sangat dibutuhkan dalam menjalin sebuah hubungan
seperti dalam menjalin hubungan kekeluargaan.
Saran
Hendaknya berinteraksi sosial dengan lingkungan atau masyarakat dalam kehidupan kita.
Semoga karya ilmiah ini menambah wawasan dan pengetahuan kita juga bermanfaat bagi
kita semua.
MOTTO
Like this:
Suka
Tinggalkan Balasan
Tambahkan komentar
4.
Sep
29
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila
ismani,2001 ).
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang suatu perilaku benar
atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika merupakan
aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak
dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang
menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau IBI.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang
benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama,
hukum , adat dan praktek profesional.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan
yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau
bidan dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman.
Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh
perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika.
Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan : yaitu
pendekatan berdasarkan asuhan keperawatan/kebidanan.
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas
otonomi setiap orang.
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
1. Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama sama dan mengatur hidup
kearah tujuannya (Pastur Scalia,1971)
2. Etik Keperawatan adalah norma-norma yang dianut oleh perawat dalam
bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega atau tenaga kesehatan lainnya
di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional. Perilaku etik akan
dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat, dan interaksi sosial dalam
lingkungan.
3. Kode etik keperawatan. Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip
imum yang telah diterima oleh suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang
berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri
dan tim kesehatan lain yang berfungsi untuk :
Memberikan dasar dalam mengatur hubungan dalam mengatur
hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain, masyarakat
dan profesi keperawatan.
Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan
Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam
melaksanakan praktek keperawatan
Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan
(Kozier & Erb, 1998)
4. Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan
moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan
kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada
dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan,
tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat
nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga
timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson dan
Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana
tidak ada alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.
Didalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional
dan bukan emosional.
Prinsip moral merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu sehingga membentuk
suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu
tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam situasi tertentu. (Jhon Stone, 1989)
1. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompoten dan memiliki
kekuatan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
2. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kesalahan atau kejahatan
kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
3. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan
psikologik. Segala tindakan yang dilakukan kepada pasien adalah aman.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat komprehensif dan obyektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
6. Fidelity
Prinsip fidelity individu untuk menghargai janji dan komitmennnya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
7. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien
harus dijaga privacynya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu
orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga
tentang klien dengan tenaga kesehatan yang lain harus dicegah.
Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain :
Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan dokter tidak
menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut dapat menyebabkan
masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat perawatan pada pasien dan
kenyamanan kerja. (Mac Phail,1988)
Salah satu cara menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan rounde (Bioetics
Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk
menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang
kemungkinan terdapat permasalahan etis.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen dan Pasien. Jakarta. Pustaka Yusticia
Tambahkan komentar
5.
Sep
29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filsafat kerap kali dipandang sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat itu
sangat dekat sekali dengan kehidupan kita. Filsafat bagi sebagian orang merupakan
disiplin ilmu yang kurang diminati, karena dianggap sebagai ilmu yang
membingungkan. Memang untuk para pembelajar filsafat tingkat pemula biasanya
mereka merasa sangat cemas ketika mulai memasuki bidang studi ini. Keraguan dan
kecemasan ini biasanya pelan-pelan pudar ketika sudah mulai menekuni bidang ini
dan akan terasa lebih menarik lagi ketika sadar bahwa filsafat adalah bagian yang tak
terpisahkan dari hidup kita.
Faktor lain yang menyebabkan orang beranggapan bahwa filsafat itu ilmu yang
membingungkan, karena dalam mempelajari filsafat kita diarahkan untuk
menggunakan metode berpikir dalam memahami bidang kajian ilmu tersebut.
Berbicara tentang berpikir sesungguhnya erat kaitannya dengan penggunaan sebuah
potensi terpenting yang dianugerahkan Allah SWT. kepada satu-satunya makhluk
yang disebut manusia. Potensi terpenting yang dimaksud di sini adalah akal.
Dalam Al-Qur’an kata akal (Al’ alqlu) di ungkapkan dalam kata kerja, yaitu
aqaluh 1 ayat, ta’qilun 24 ayat, na’qilun 1 ayat, ya’qiluha 1 ayat dan ya’qilun 22 ayat.
Semua diungkap dalam bentuk kata kerja (fi’il) yang mengandung arti memahami
dan mengerti. Selain itu penggunaan kata akal dalam maknanya sebagai sifat berpikir
yang terdapat pada manusia di dalam Al-Qur’an sering juga disamakan dengan kata
ulul albab (orang berpikir), ulul abshar(orang berpandangan) dan kata-kata lainnya
yang mengandung arti sama yaitu berpikir. (Sofyan Sauri,2006:23-26).
Melihat ayat diatas, sebagai manusia yang telah dianugerahi rahmat oleh Allah
SWT. potensi yang berharga yaitu akal, kita seyogyanya dapat mengoptimalkan
potensi akal tersebut adalah dengan mempelajari salah satu bidang ilmu yang
memang banyak melibatkan akal sebagai alat untuk berpikr yaitu filsafat. Kajian
filsafat itu sendiri sebetulnya bertujuan untuk menemukan kebenaran yang
sebenarnya. Jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia
sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu yang kemudian biasanya mempermudah
kita untuk mempelajari filsafat secara rinci.
BAB II
ISI
A. Pengertian filsafat
Perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab (falsafah), yang berasal dari bahasa
Yunani, (philosophia), yang berarti “philos” = cinta, suka (loving), dan
“Sophia” = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti cinta
kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang
yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan
disebut ‘philosopher’, dalam bahasa Arabnya ‘failasuf”. Pecinta pengetahuan
ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau
perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan
suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu
yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Beberapa definisi
Coba perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat dan Timur di bawah
ini:
1. Plato (427SM – 347SM), seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates
dan guru Aristoteles, mengatakan filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
2. Aristoteles (384 SM – 322SM) mengatakan, Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab
dan asas segala benda).
3. Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan, filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina
mengatakan, filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
5. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat,
mengatakan, filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah
suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari
akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang
radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang
universal.
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah
bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara
mengesahkannya saja yang berbeda.
a. Obyek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik
materi konkret, psisik, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula
pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian
obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada
b. Obyek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam
dalamnya, atau mengerti obyek materia itu secara hakiki, mengerti kodrat segala
sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal
inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan.
Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya.
Tetapi sesungguhnya, tiap ilmu pengetahuan pun mempunyai kedua obyek itu,
obyek material dan obyek formal. Hanya saja, obyek material ilmu pengetahuan amat
terbatas, tertentu. Demikian pula obyek formal ilmu pengetahuan, sudut pandang ilmu
pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula. Misalnya obyek material ilmu
jiwa, ilmu ekonomi, sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu pendidikan, dan sebagainya.
Adalah sama yaitu manusia. Dan karena obyek formal masing-masing ilmu tersebut
berbeda, maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan yang
lain.Obyek material suatu ilmu dapat saja sama, indentik. Tetapi obyek formal ilmu
tidak sama. Sebab subyek formal ialah sudut pandang, tujuan penyelidikan.
Ilmu yang pertama kali lahir adalah filsafat, oleh karena itu, filsafat juga disebut
sebagai induk dari segala ilmu. Karena sangat luasnya lapangan ilmu filsafat, maka
menjadi sukar pula orang mempelajarinya, dari mana hendak dimulai dan bagaimana
cara membahasnya agar orang yang mempelajarinya segera dapat mengetahuinya.
Dalam beberapa abad terakhir, filsafat telah mengembangkan kerja sama yang
baik dengan ilmu pengetahuan. Filsafat dan ilmu pengetahuan kedua-duanya
menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka
dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran.
Sebagai contoh tentang konsep evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali
pemikiran kita hampir dalam segala bidang.
Kesimpulannya kontribusi yang lebih jauh yang diberikan filsafat terhadap ilmu
pengetahuan adalah kritik tentang asumsi, postulat ilmu dan analisa kritik tentang
istilah-istilah yang dipakai. Ilmu dan filsafat kedua-duanya memberikan penjelasan-
penjelasan dan ari-arti dari objeknya masing-masing. Banyak filsuf yang mendapat
pendidikan tentang metode ilmiah dan meraka saling memupuk perhatian dalam
beberapa disiplin ilmu.
Dalam perjalanannya filsafat dengan ilmu juga terkadang memiliki pertentangan
pada kecondongan atau titik penekanan, bukan pada penekanan yang mutlak.
Penekanan itu dapat dilihat dari perbedaan-perbedaan berikut ini, yaitu :
2. Kebenaran
Filsafat lahir karena manusia memiliki pikiran yang luas, yang senantiasa
mempertanyakan apa yang dia lihat terlebih lagi hal-hal yang mencolok yang
mengundang perhatian. Misalnya melihat banjir,gempa bumi,laut, langit maka
manusia akan bertanya dari mana terciptanya,atau siapa yang menciptakannya.
Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu khusus, ternyata ia tidak mati, tetapi
hidup dengan corak baru sebagai ‘ilmu istimewa’ yang memecahkan masalah yang
tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Yang menjadi pertanyaan ialah : Persoalan
ini membawa kita kepada pembicaraan tentang cabang-cabang filsafat.
” metafisika,
” logika,
” filsafat alam
” filsafat sejarah
” etika,
” estetika, dan
” antropologi.
” masalah teologis
” masalah metafisika
” masalah epistomologi
” masalah etika
” masalah politik, dan
” masalah sejarah
3 Dr. Richard H. Popkin dan Dr Avrum Astroll dalam buku mereka, Philosophy
Made Simple, membagi pembahasan mereka ke dalam tujuh bagian, yaitu:
” Section I Ethics
” Section VI Logics
4. Dr. M. J. Langeveld mengatakan: Filsafat adalah ilmu Kesatuan yang terdiri atas
tiga lingkungan masalah:
”lingkungan masalah nilai (teori nilai etika, estetika yangb ernilai berdasarkan
religi)
” ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini,
Walaupun pembagian ahli yang satu tidak sama dengan pembagian ahli-ahli
lainnya, kita melihat lebih banyak persamaan daripada perbedaan. Dari
pandangan para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam
coraknya yang baru ini mempunyai beberapa cabang, yaitu metafisika, logika,
etika, estetika, epistemologi, dan filsafat-filsafat khusus lainnya.
1. Metafisika: filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, hakikat yang bersifat
transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
2. Logika: filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
3. Etika: filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.
4. Estetika: filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek.
5. Epistomologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.
6. Filsafat-filsafat khusus lainnya: filsafat agama, filsafat manusia, filsafat hukum,
filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan sebagainya.
Dalam referensi lain, cabang-cabang filsafat ini dibicarakan lebih spesifik oleh para
pemerhati filsafat, diantara ada yang membagi filsafat ini kedalam :
1. Filsafat Alam, Obyeknya alam kehidupan dan alam bukan kehidupan. Tujuannya:
menjelaskan fenomena alam dari aspek eksistensi fenomena tersebut dan
menelusuri syarat-syarat kemungkinan.
2. Filsafat Analitis, yaitu Ilmu memusatkan perhatian pada bahasa dan upaya untuk
menganalisis pernyataan (konsep, atau ungkapan kebahasaan aatau bentuk-bentuk
logis. Tujuannya ialah untuk menemukan pernyataan-pernyataan yang berbentuk
logis dan ringkas dan yang terbaik, yang cocok dengan fakta atau arti yang
disajikan,
3. Filsafat Bahasa Sehari-hari, yaitu yang berpandangan bahwa dengan menganalisis
bahasa biasa (makna, implikasi, bentuk dan fungsinya) kita dapat memperlihatkan
kebenaran mengenai kenyataan. Dengan analisis bahasa biasa kita dapat
memahami masalah pokok filsafat dan sekaligus dapat memecahkannya.
4. Filsafat Gestalt, yaitu salah satu pandangan filsafat ini berpandangan bahwa
realitas merupakan dunia tempat organisme fisik memberikan tanggapan dalam
proses mengatur struktur-struktur atau keseluruhan yang diamati.
5. Filsafat Kebudayaan, yaitu filsafat yang memberikan gambaran keseluruhan
mengenai gejala kebudayaan (bentuk, nilai dan kreasinya). Tugasnya untuk
menyelidiki hakekat kebudayaan, memahaminya berdasarkan sebab-sebab dan
kondisi-kondisinya yang esensial. Filsafat ini juga bertugas untuk menjabarkan
pada tujuan-tujuannya yang paling mendasar dan karena itu juga menemukan arah
dan luas perkembangan budaya.
6. Filsafat Kehidupan, yaitu filsafat kehidupan dalam bahasa sehari-hari yang berarti
(1) cara tau pandangan hidup. Dan ini bertujuan mengatur segalanya secara
praktis. (2) Etika sebagai ilmu yang berbicara mengenai tujuan dan kaidah-kaidah
kehidupan dapat juga disebut sebagai filsafat kehidupan.
1. Objek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu
yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu itu bersifat khusus dan empiris. Artinya
ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak,
sedangkan kajian filsafat secara keseluruhan.
2. Objek formal filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala
sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif.
3. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi,
kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial
and error. Oleh karena itu nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
4. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan
secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
1. Monoisme,aliran yang menyatakan hanya ada satu kenyataan fun damental.Kenyataan
tersebut bias berupa jiwa , materi, Tuhan, atau substansi lainnya yang tidak dapat
diketahui.
2. Dualisme,adalah aliran yang menganggap adanya 2 substansi yang masing-masing
berdiri sendiri.
3. Pluralisme,(serba banyak), aliran ini tidak mengakui adanya satu substansi atau dua
substansi, tetapi banyak substansi. Suryo Ediyono,(2010)
(5) Metode ilmiah yang merupakan gabungan antara aliran rasialisme dan
empirisme.
Aliran
Empirisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan itu
adalah pengalaman inderawi. Tokoh aliran ini adalah John Locke (1632-1704),
analogi dari aliran ini menyebutkan bahwa es itu membeku dan dingin, karena
secara pengalaman inderawi es itu dapat dilihat bentuknya beku dan rasanya
dingin. Dari disinilah dapat disimpulkan bahwa menurut aliran empirisme
pengetahuan itu didapat dengan perantaraan inderawi atau pengalaman-
pengalaman inderawi yang sesuai, tetapi aliran ini mempunyai kelamahan karena
sebetulnya inderawi memiliki keterbatasan dan terkadang menipu. Dari
kelemahan ini muncul aliran kedua yatiu aliran Rasionalisme.
Aliran Rasionalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa akal adalah dasar dari
kepastian pengetahuan. Tokoh aliran ini adalah Rene Descartes (1596 – 1650).
Aliran ini muncul karena koreksi dari aliran Empirisme menurut kacamata aliran
ini manusia akan sampai pada kebenaran semata-mata karena akal, inderawi
menurut aliran Rasionalisme hanyalah merupakan bahan yang belum jelas, akal-
lah yang kemudian mengatur bahan tersebut sehingga membentuk pengetahuan
yang benar. Analogi menurut aliran ini adalah kenapa benda yang jauh akan
kelihatan kecil ?, karena secara akal bayangan yang jatuh dimata akan kecil atau
contoh analogi lain kenapa gula terasa pahit bagi orang yang demam, karena lidah
orang yang sakit demam itu tidak normal.
Aliran Fenomenalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan
didasarkan pada sebab akibat yang merupakan hubungan yang bersifat niscaya
dan ditampakan oleh sebuah gejala (Pehenomenon). Tokoh aliran ini adalah
Imanuel Kant yaitu seorang filosof Jerman ( abad ke-18) analogi dari aliran ini
adalah tetang bagaimana memperoleh pengetahuan bahwa kuman itu
menyebabkan penyakit tifus, orang yang menderita demam tifus disebabkan oleh
kuman yang masuk dalam diri orang tersebut.
Selanjutnya dari teori hakikat atau muncul yang disebut dengan ontologi.
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang
ada. Dari cabang ini muncul empat macam aliran filsafat, yaitu :
1.Aliran Materialisme, adalah aliran yang beranggapan bahwa hakikat benda adalah
benda itu sendiri, hakikat kayu adalah kayu itu sendiri, hakikat air adalah air itu
sendiri, begitu pula yang lainnnya. Jadi menurut aliran ini materilah yang hakikat;
2.Aliran Idealisme, adalah suatu pandangan dunia atau metafisika yang mengatakan
bahwa realitas dasar terdiri atas atau sangat erat hubungannya dengan ide, pikiran,
atau jiwa. Dunia menurut aliaran ini dipahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan
tentang hukum-hukum pikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh metode ilmu
objek semata-mata. Prinsip pokok dari idealisme adalah kesatuan organik, jadi
kesimpulannya menurut aliran ini yang hakikat itu adalah ruh atau ide sedangkan
materi bukan hakikat;
3.Aliran Dualisme, adalah aliran filsafat yang mencoba memadukan antara dua
paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran
dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat.materi muncul bukan
karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam
perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam
menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi
dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan
sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan
kesedihan biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang
tersebut.
4.Aliran Agnoticisme, adalah alirn yang mengatkan bahwa manusia tidak mungkin
mengetahui hakikat sesuatu dibalik kenyataannya. Manusia tidak
mungkinmengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini
kemampuan manuisa sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat tentang
sesuatu yang ada, baik oleh inderanya maupun oleh pikirannya.
Di samping aliran-aliran di atas, masih banyak aliran yang lain dalam filsafat.
Aliran-aliran itu antara lain ialah:
1. Eksistensialisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa filsafat harus bertitik tolak
pada manusia yang kongkret, yaitu manusia sebagai eksistensi, dan sehubungan
dengan titik tolak ini. maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi.
2. Pragmatisme, yaitu aliran yang beranggapan bahwa benar dan tidaknya sesuatu
ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung pada berfaedah atau tidaknya
ucapan, dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak di dalam
kehidupannya.
3. Fenomenologi, yaitu aliran yang berpendapat bahwa hasrat yang kuat untuk
mengerti yang sebenarnya dan keyakinan bahwa pengertian itu dapat dicapai jika
kita mengamati fenomena atau pertemuan kita dengan realitas.
4. Positivisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa filsafat hendaknya semata-mata
berpangkal pada peristiwa yang positif, artinya peristiwa-peristiwa yang dialami
manusia.
5. Aliran filsafat hidup, yaitu aliran yang berpendapat bahwa berfilsafat barulah
mungkin jika rasio dipadukan dengan seluruh kepribadian sehingga filsafat itu
tidak hanya hal yang mengenai berpikir saja, tetapi juga mengenai ada, yang
mengikutkan kehendak, hati, dan iman, pendeknya seluruh hidup.
Tidak semua persoalan itu harus persoalan filsfat, ada pula persoalan non
filsafat. Perbedaannya terletak pada materi dan ruang lingkupnya. Ciri-ciri persoalan
filsafat adalah sebagai berikut :
1. Bersifat sangat umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-
objek khusus tetapi berkaitan dengan ide-ide dasar.
2. Tidak menyangkut fakta, dengan kata lain persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif.
Persoalan-persoalan yang dihadapi melampaui batas-batas pengetahuan ilmiah.
3. Bersangkutan dengan nilai-nilai (values), artinya persoalan-persoalan kefilsafatan
bertalian dengan penilaian baik moral, estetis, agama maupun nilai social.
4. Bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsep-konsep
dan arti-arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa
pemeriksaan secara kritis.
5. Bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara
keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai
keseluruhan.
6. Bersifat implikatif, artinya jika sesuatu kefilsafatan sudah dijawab, dari jawaban tersebut
akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan. Suryo Ediyono (2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna
dan nilai-nilai. Pengertian filsafat disederhanakan sebagai proses dan produk, yang
mencakup pengertian filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dan para filsuf
pada zaman dahulu, teori, sistem tertentu yang merupakan hasil dan proses berfilsafat
dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu, dan filsafat sebagai problema yang dihadapi
manusia.
Filsafat adalah sebuah ilmu yang sebenarnya bisa dipelajari oleh semua orang.
Walaupun memang sedikit rumit bagi sebagian anggapan orang tentang filsafat, tetapi
apabila kita dapat mempelajarinya secara sistematik, maka akan didapat pemahaman
yang komprehensif mengenai filsafat tersebut.
Tambahkan komentar
2.
Sep
29
contoh sp
Umur : 27 thn
Pertemuan : III
Ruangan : Mawar
Proses Keperawatan
3. Tujuan
Setelah dilakukan perawatan, klien mengerti tentang cara perawatan vulva.
3. Kontrak
Topic : karena ibu masih banyak keluar darah, maka kemaluan ibu harus dibersihkan
dengan larutan desinfektan, agar tidak terjadi infeksi.
Waktu : saya akan membantu membersihkan kemaluan ibu selama 10 menit
Tempat : sekarang ibu tidur setengah duduk di tempat tidur.
Fase kerja
Perhatikan ya bu cara saya bekerja, agar ibu dapat melakukannya sendiri. Angkat
bokongnya ibu, saya akan meletakkan pispot dan pengalas di bawah bokong ibu,
bagus. Renggangkan pahanya bu, betul. Sekarang saya akan membersihkan kemaluan
ibu bagian luar dengan kapas savlon sampai bersih, kemudian ganti kapasnya,
bersihkan bagian dalamnya juga sampai bersih, agak perih sedikit ya bu. Selanjutnya
angkat bokong ibu, bagus. Kemudian memakai celana dalam dengan pembalut 2-3
buah agar darahnya tidak tembus. Sekarang sudah selesai, saya akan bereskan alat-
alatnya dahulu.
Terminasi
Tambahkan komentar
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.