Pelayanan
keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa,
serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Upaya untuk
memberikan keperawatan bermutu ini dapat dimulai perawat dari adanya rasa tanggung jawab perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga profesional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of
knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik
disengaja maupun tidak disengaja, kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktek keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar profesi dan aturan
lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan
malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu pelanggaran yang terkait dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan masalah hukum.
B. Dilema Etik
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatutindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini
merupakan suatu kondisi dimana setiapalternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukanyang benar atau
salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yangharus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.Nilai-nilai,
keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada pengambilankeputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran perawat
ditantang ketika harusberhadapan dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan salah; apayang dilakukannya jika tak ada
jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semuasolusi tampak salah.Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional.
Kerangka pemecahan dilema etik adalah sebagai berikut :
• a. Mengembangkan data dasar
• b. Mengidentifikasi konflik
• c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan danmempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
• d. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
• e. Mendefinisikan kewajiban perawat
• f. Membuat keputusan
• Dilema etik sulit dipecahkan karena memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebihprinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu
pilihan, dan harus membuang yang lain menjadisulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupunkeputusan
memenuhi semua kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik denganadanya dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut
saat proses pengambilankeputusan rasional.
• Dilema etika juga merupakan situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke,
1991: 77). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:
• 1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
• 2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
• 3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
• 4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
• 5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
• 6. Menetapkan tindakan yang tepat.
• Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
(1) semua orang melakukannya, (2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.
• Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa
yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau
lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson
(1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain
• 1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
• Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
• v Mengkaji situasi
• v Mendiagnosa masalah etik moral
• v Membuat tujuan dan rencana pemecahan
• v Melaksanakan rencana
• v Mengevaluasi hasil
• 2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
• a. Mengembangkan data dasar.
• Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
• · Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
• · Apa tindakan yang diusulkan
• · Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
• · Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.
• b.Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
• c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
• d.Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat
• e.Mengidentifikasi kewajiban perawat
• f. Membuat keputusan
• 3. Model Murphy dan Murphy
• o Mengidentifikasi masalah kesehatan
• o Mengidentifikasi masalah etik
• o Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
• o Mengidentifikasi peran perawat
• o Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
• o Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan
• o Memberi keputusan
• o Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan klien
• o Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
• 4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
• Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik
• a. Mengumpulkan data yang relevan
• b. Mengidentifikasi dilema
• c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
• d. Melengkapi tindakan
• 5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
• Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
• Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
• Mengidentifikasi Issue etik
• Menentukan posisi moral pribadi dan professional
• Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
• Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
• C. Kecenderungan dan Isu Etik Keperawatan Retrospektif dan Prospektif
• 1. Studi Case Control (Retrospektif)
• Pengertian studi retrospektif adalah meneliti ke belakang dengan menggunakan data sekunder untuk melihat apakah ada hubungan
atau tidak antara penyakit dan factor resiko yang terdapat pada orang yang sakit.