Pengambilan keputusan yang etis merupakan suatu proses yang sistematis atau
strategi atau metode yang digunakan oleh staf perawat maupun mahasiswa
perawat ketika berhadapan dengan dilema etik di praktik keperawatan berdasarkan
konsep dan prinsip etika untuk melakukan tindakan moral (Purba, J. M, dkk,
2009) .
Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh pada pola pikir
rasional serta tanggung jawab moral dengan menerapkan prinsip etik dan hukum
yang berlaku. Dalam kode etik perawat terkandung adanya prinsip-prinsip dan
nilai-nilai utama yang dianggap fokus dalam praktik keperawatan. Prinsip dan
nilai bermuara pada interaksi profesional dengan klien serta menunjukkan
kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya.
1. Tingkat Pendidikan
3. Pengalaman
Oleh karena itu, penggalian pengalaman lalu yang lain dari pengalaman
keperawatan secara umum memungkinkan pendekatan yang lebih relevan.
Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam
membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan memahami nilai yang
diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini
dibutuhkan proses. Semakin tua seseorang akan semakin banyak pengalaman
dan belajar, mereka akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai yang
dimilikinya (Suhaemi, 2003).
Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh pada seseorang
dalam membuat keputusan etis. Faktor adat istiadat yang dimiliki perawat atau
pasien sangat berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Bila ada
anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit, biasanya ada salah
satu keluarga yang ingin selalu menungguinya. Ini berbeda dengan sistem
kekerabatan orang Barat yang bila ada anggota keluarga yang sakit maka
sepenuhnya diserahkan kepada perawat dalam keperawatan sehari-hari.
5. Komisi Etik
Komisi etik merupakan sebuah faktor yang mempengaruhi pembuatan
keputusan etis yang dibuat oleh perawat dalam praktiknya. Komisi etik tidak
hanya memberi pendidikan dan menawarkan nasehat melainkan pula
mendukung rekan-rekan perawat dalam mengatasi dilema etik yang ditemukan
dalam praktik sehari-hari. Dengan adanya komisi etik, perawat mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk semakin terlibat secara formal dalam
pengambilan keputusan yang etis dalam organisasi perawatan kesehatan
(Haddad, 1998).
7. Faktor Pekerjaan
Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etika
kesehatan sedang menjadi topik yang banyak diicarakan. Hukum kesehatan
telah menjadi suatu bidang ilmu dan perundangundangan baru yang banyak
disusun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk
mengantisipasi perkembangan masalah hukum kesehatan. Oleh karena itu,
diperlukan undangundang praktik keperawatan dan keputusan menteri
kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat.
9. Faktor Sosial