Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Tekanan untuk makan (pressure to eat) sebagai tindakan mendorong anak untuk

makan. Orang tua seringkali melakukan tindakan tekanan pada balita dalam aktivitas

makan untuk usaha meningkatkan berat badan balita. Bentuk lain dari tekanan yang

seringkali dilakukan orangtua adalah dengan membentak, berkata kasar, memaksa balita

untuk makan makanan yang tersedia. Tekanan yang dilakukan orangtua agar balita mau

makan atau menghabiskan makanannya akan mengganggu psikologis balita. Balita akan

merasa bahwa aktivitas makan merupakan aktivitas yang tidak menyenangkan sehingga

balita akan kehilangan nafsu makan yang akan berdampak pada pertumbuhannya

(Musher; Halimatus, dkk., 2020).

Kejadian picky eating pada anak usia toddler tahun lebih banyak menunjukkan

perilaku tidak suka mengunyah makanan, sedangkan pada anak usia prasekolah lebih

banyak menunjukkan perilaku ingin makanan disiapkan dengan cara tertentu dan pada

anak usia sekolah lebih banyak menunjukkan perilaku ketidaksukaan terhadap makanan

tertentu dibandingkan dengan kelompok usia lain (Chao, et.all., 2017).

Peranan ibu sangat berpengaruh terhadap status gizi anak. Asupan gizi yang

diberikan harus sesuai dengan kebutuhan anak karena dibutuhkan juga untuk

perkembanan kognitif dan emosional serta keterampilan yang meningkat pesat sesuai

dengan bertambahnya usia. Dalam praktiknya, pemberian makan pada anak tidak selalu

berjalan dengan lancar karena munculnya permasalahan makan pada anak. Kesulitan

makan pada balita kemungkinan disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan asupan

makanan yang sejalan dengan penurunan laju pertumbuhan dibandingkan ketika bayi.
Kesulitan makan sering dikeluhkan terutama dalam variasi pangan yang sedikit atau

pilih-pilih makan (picky eating) (Carissa, dkk., 2017).

Anda mungkin juga menyukai