Anda di halaman 1dari 2

 

    1. Patogenesis
     Pada hiperparatiroidisme, kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia
yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal.
Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini
tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH
berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Resorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan
absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
   2. Manifestasi klinis
Kebanyakan pasien dengan hiperparatiroidisme adalah asimtomatik. Manifestasi utama dari
hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang. Kelainan pada ginjal terutama akibat
deposit kalsium pada parenkim ginjalatau nefrolitiasis yang rekuren. Dengan deteksi dini,
komplikasi ke ginjal dapat berkurang pada ± 20 % pasien. Batu ginjal biasanya terdiri dari
kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Pada kebanyakan pasien episode berulang dari
nefrolitiasis atau pembesaran kalikuli ginjal dapat mengawali obstruksi traktus urinarius,
infeksi, gagal fungsi ginjal. Nefrolitiasis juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan
retensi fosfat.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan
hipertiroid primer dengan penyebab hiperkalsemia lainnya pada lebih dari 90% pasien yang
mengalami kenaikan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang non spesifik
karena kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obat – obatan dan perubahan pada
ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan sinar – X atau
pemindai tulang pada kasus – kasus penyakit yang sudah lanjut. Pemeriksaan antibodi ganda
hormon paratiroid digunakan untuk membedakan hiperparatiroid primer dengan keganasan,
yang menjadi penyebab hiperkalsemia. Pemeriksaan USG , MRI, pemindai thallium serta
biopsi jarum halus telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk
menentukan lokasi kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.
4. Penatalaksanaan
Awitan hiperparatiroid yang berlangsung perlahan – lahan dan sifatnya yang kronis disertai
berbagai gejala yang sering tidak jelas dapat menimbulkan depresi dan frustasi. Keluarga
mungkin sudah menganggap sakit pasien bersifat psikosomatik. Kewaspadaan terhadap
perjalanan kelainan ini dan pendekatan perawat yang penuh pengertian dapat membantu
pasien serta keluarga untuk menghadapi seluruh reaksi dan perasaan mereka. Terapi yang
dianjurkan bagi pasien hiperparatiroid primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat
jaringan paratiroid yang abnormal. Namun demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik
disertai kenaikan kadar kalsium serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan
dapat ditunda dan keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan
bertambah parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau
pembentukan batu ginjal. Pada hipertiroid sekunder, penatalaksanaannya dengan cara
menghilangkan penyebab yang mendasarinya dan memperbaiki kadar kalsium plasma.

5. Pengobatan dan Perawatan


1.      Farmakoligi : Pemberian tiroksin dan Penggantian hormon tiroid seperti natrium
levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin (cytomel).
2.      Diet rendah kalori
3.      Pengukuran kadar TSH
DAPUS :

Doengoes, Marlyn E, dkk. 2000. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta


Ester, monica, dkk. 2013. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. EGC ; Jakarta
Masjoer Arief, 2002. BUKU KAPITA SELEKTA. EGC : Jakarta
Smeltzer, suzanne c, dkk. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. EGC ; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai