Anda di halaman 1dari 7

PARATIROID

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar sangat kecil yang terletak pada setiap lobus bagian posterior dan tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (PTH) atau parathormon. Fungsi utama hormon paratiroid adalah mengatur kadar kalsium fosfat dalam darah. Tidak seimbangnya kalsium dan fosfat dalam darah akan mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf, kerusakan jaringan tulang, gangguan pertumbuhan tulang, dan tetani otot.

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua dikutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan dimediastinum. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3milimeter, dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Hormon paratiroid (PTH) mengendalikan keseimbangan kalsium dan pospat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan kadar fosfat darah. Dimana PTH meningkatkan kadar kalsium darah melalui 3 mekanisme: 1. PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang) sehingga menyebabkan pengeluaran kalsium dari tulang ke cairan ekstraselular. 2. PTH secara tidak langsung meningkatkan absorbsi kalsium intestinal dan mengurangi kehilangan kalsium dalam feses. Hormon ini berfungsi untuk mengaktivasi vitamin D, yang diperlukan untuk mengabsorbsi kalsium dari makanan.

3. PTH menstimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal untuk mengganti fosfor, sehingga menurunkan kehilangan ion kalsium dalam urine dan meningkatkan kadar kalsium darah. Jika terjadi penurunan kadar kalsium darah akan menyebabkan peningkatan sekresi PTH. Begitu juga sebaliknya jika terjadi peningkatan kadar kalsium darah ,maka sekresi PTH akan menurun. Kalsitonin yang diproduksi oleh sel parafolikular kelenjar tiroid berantagonis langsung dengan PTH dan menurunkan kalsium darah. Jika kadar kalsium darah sangat tinggi maka kalsitonin akan dilepas oleh kelenjar tiroid. Kalsitonin menghambat efek PTH terhadap resorpsi kalsium dari tulang dan menstimulasi aktivitas osteoblas, sehingga mengakibatkan ambilan kalsiun oleh tulang.

Gangguan Fungsi Paratiroid 1. Hipoparatiroid Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. Hipoparatiroid dapat disebabkan oleh defisiensi hormon paratiroid yang bersifat autoimun, hipomagnesia, berkurangnya pembentukan hormon paratiroid, atau ketidakmampuan jaringan untuk bereaksi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme).

Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%).

Hipokalsemia menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan turut menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetanus. Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi.

Pemeriksaan Diagnostik: Tanda trousseau atau tanda Chvostek yang positif. Tanda Trousseau positif : apabila terjadi spasme karpopedal yang ditimbulkan akibat penyumabtan aliran darah ke lengan selama 3 menit dengan manset tensimeter.

Tanda Chvostek positif : apabila pengetukan yang dilakukan secara tiba-tiba didaerah nervous fasialis tepat di kelenjar parotis dan disebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata. Terapi: Mempertahankan kalsium serum dan serum fosfor tetap dalam batas normal. Untuk hipokalsemia akut terdiri dari kalsium i.v jika pasien memiliki gejala berat atau kalsium serum dibawah 1.9mmol/L (7.5mg/dL). Suplemen kalsium (kalsium karbonat dan kalsium sitrat) Bentuk aktif vitamin D, 1,25(OH)2D3 Kalsitriol Transplantasi jaringan paratiroid (tingkat keberhasilannyakecil) Diet tinggi kalsium, rendah fosfor. Kalsium plasma rendah Fosfat anorganik dalam serum tinngi Fosfatase alkali normal atau rendah PTH tidak pernah tinggi, sering tidak terukur

2. Hiperparatiroid Hiperparatiroidisme merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelebihan produksi PTH. Ada tiga bentuk hiperparatiroidisme, yaitu primer, sekunder dan tersier. Hiperparatiroid primer disebabkan produksi PTH berlebih karena autonomous, sedangkan hiperparatiroid sekunder akibat produksi PTH berlebih karena kalsium menurun, dan hiperparatiroid tersier, produksi PTH berlebih karena tumor paratiroid. a) Hiperparatiroid Primer Gejala: batu saluran kemih, gejala hiperkalsemia, dan dapat berlanjut menjadi kerusakan tulang dan ginjal. Laboratorium: kalsium meningkat: > 2,6 mmol/L, yang konsisten untuk beberapa waktu dan kadar sangat fluktuatif. Kadar fosfat menurun Fosfatase alkali normal PTH meningkat Urine: kristal/batu fosfat

Terapi: Operasi pengangkatan kelenjar yang semakain membesar adalah penyembuhan utama untuk 95% penderita hiperparatiroidisme. Apabila operasi tidak memungkinkan atau tidak diperlukan, berikut ini tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kalsium: Memaksakan cairan Pembatasan memakan kalsium Mendorong natrium dan kalsium diekskresikan melalui urin dengan menggunakan larutan garam normal, pemberian Lasix, atau Edrecin. Pemberian obat natrium, kalium fosfat, kalsitonin, Mihracin atau bifosfonat. Obati hiperkalsemia dengan cairan, kortikosteroid atau mithramycin) Operasiparatiroidektomi Obati penyakit ginjal yang mendasarinya.

b) Hiperparatiroid Sekunder Gambar klinis didominasi oleh penyakit yang menyebabkan rendahnya kadar kalsium darah atau sedikit menurun dengan kadar PTH tinggi dan fosfat serum rendah. Perubahan tulang disebabkan oleh konsentrasi PTH yang tinggi sama dengan pada hiperparatiroidisme primer. Beberapa pasien menunjukkan kadar kalsium serum tinggi dan dapat mengalami semua komplikasi ginjal, vaskular, neurologik yang disebabkan oleh hiperkalsemia. Laboratorium: Semua pasien yang menderita gagal ginjal sebaiknya kadar kalsium, fosfor, dan level hormon paratiroidnya dimonitor secara reguler. Pasien hiperparatiroidisme biasanya mempunyai kadar kalsium yang dibawah normal dan peningkatan kadar hormon paratiroid. Terapi: Tidak seperti hiperparatiroidisme, manajemen medis adalah hal yang utama untuk perawatan hiperparatiroidisme sekunder. Penyembuhan dengan calcitriol dan kalsium dapat mencegah atau meminimalisir hiperparatiroidisme sekunder. Kontrol kadar cairan fosfat dengan diet rendah fosfat juga penting.Pasien yang mengalami predialysis renal failure, biasanya mengalami peningkatan kadar hormon paratiroid. Penekanan sekresi hormon paratiroid dengan low-dose calcitriol mungkin dapat mencegah hiperplasia kelenjar paratiroid dan hiperparatiroidisme sekunder.Pasien yang mengalami dialysisdependent chronic failure membutuhkan calcitriol, suplemen kalsium, fosfat

bebas aluminium, dan cinacalcet (sensipar) untuk memelihara level cairan kalsium dan fosfat. Karena pasien dialysis relatif rentan terhadap hormon paratiroid.Pasien yang mengalami nyilu tulang atau patah tulang, pruritus, dan calciphylaxis perlu perawatan dengan jalan operasi. Kegagalan pada terapi medis untuk mengontrol hiperparatiroidisme juga mengindikasikan untuk menjalani operasi. Umumnya, jika level hormon paratiroid lebih tinggi dari 400-500 pg/mL setelah pengoreksian kadar kalsium dan level fosfor dan tebukti adanya kelainan pada tulang, pengangkatan kelenjar paratiroid sebaiknya dipertimbangkan. c) Hiperparatiroid Tersier Hiperparatiroidisme tersier adalah perkembangan dari hiperparatiroidisme sekunder yang telah diderita lama. Penyakit hiperparatiroidisme tersier ini ditandai dengan perkembangan hipersekresi hormon paratiroid karena hiperkalsemia. Hiperparatiroidisme tersier paling umum diamati pada pasien penderita hiperparatiroidisme sekunder yang kronis dan yang telah menjalani cangkok ginjal. Kelenjar hipertrophied paratiroid gagal kembali menjadi normal dan terus mengeluarkan hormon paratiroid berlebih, meskipun kadar cairan kalsium masih dalam level normal atau bahkan berada diatas normal. Pada kasus ini, kelenjar hipertropid menjadi autonomi dan menyebabkan hiperkalsemia, bahkan setelah penekanan kadar kalsium dan terapi kalsitriol. Penyakit tipe ketiga ini sangat berbahaya karena kadar phosfat sering naik. Manifestasi klinis dari hiperparatiroidisme tersier meliputi hiperparatiroidisme yang kebal setelah pencangkokan ginjal atau hiperkalsemia baru pada hiperparatiroidisme sekunder akut. Pengobatan pengangkatan penyakit total hiperparatiroidisme kelenjar paratiroid tersier adalah disertai dengan cara atau

pencangkokan

pengangkatan sebagian kelenjar paratiroid.

DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Erlangga. Jakarta Tim penyusun. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III. Interna Publishing: Jakarta. Paratiroid. Available at: http://ml.scribd.com/doc/46743105/makalah-PARATIDOID. diakses
tanggal 1 oktober 2012. Hiperparatiroid. Available at: http://4skripsi.blogspot.com/2011/01/hiperparatiroid.html.diakses tanggal 1 oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai