. KELENJAR PARATIROID.
Dosen Pembimbing :
Apt. Eka Desnita, M.Farm
Kelompok 4 :
Wulan Dira Rahmadani (2010070150021)
Arahman (2010070150022)
Wahyu Setiyaningsih (2010070150023)
Sherli Putri Remadani (2010070150024)
Niken Agustin Pratama (2010070150025)
Salsabila (2010070150026)
Irna Annisa rahma (2010070150027)
Aulia Riska (2010070150028)
Tia Marisa (2010070150029)
ANATOMI fisiologi
Target organ tempat kerja PHT adalah tulang, ginjal (efek langsung) dan intestinal (efek tak
langsung melalui vitamin D). Kerja PHT pada ginjal dan tulang terjadi melalui sistem
adenilsiklase dimana PHT menstimulasi aktivitas adenilsiklase dan meningkatkan kadar cyclic
AMP pada ginjal dan tulang.
● Mekanisme kerja PTH pada ginjal yaitu organ sentral bagi pengaturan keseimbangan
kalsium dan PTH memegang peranan penting dalam pengaturan ini. Kerja PTH pada ginjal
melalui 2 cara yaitu menghambat reabsorpsi fosfat dan menstimulasi reabsorpsi. PTH
menghambat kotransporter Na+ - Fosfat pada tubulus kontortus proksimal yang
mengakibatkan reabsorpsi fosfat terhambat sehingga terjadi fosfaturia.
● Mekanisme kerja PTH pada tulang mencakup ketiga tipe sel tulang yaitu osteosit, osteoblas
dan osteoklas yang bertanggung jawab terhadap resorpsi tulang. PTH menstimulasi
osteolisis osteosit yang mengakibatkan disolusi permukaan tulang dan kalsium bergerak
dari cairan kanalikular tulang menuju osteosit kemudian ke cairan ekstra seluler.
Penyakit pada kelenjar paratiroid
A. HIPERPARATIROID
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresihormone
paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara
langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon paratiroid adalah
meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsiumdan
fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, danmeningkatkan
produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan
fosfat. Hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.
1. Hiperparatiroid Primer
Merupakaan sekresi hormon paratiroid yang lebih banyak melebihi yang dibutuhkan
tubuh. Bisa disebabkan oleh adanya tumor jinak adenoma pada kelenjar paratiroid
a. ETIOLOGI
Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15%
lainnya melibatkan berbagai kelenjar seperti berbagai adenoma atau hyperplasia. Sedikit kasus
hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
b. PATOFISIOLOGI.
Merupakan akibat dari hiperplasia paratiroid, adenoma atau karsinoma. PTH yang meningkat
menyebabkan resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan absorpsi kalsium oleh usus meningkat.
Perubahan pada tulang (osteitis fibrosa sistika), nefrokalsinosis atau nefrolitiasis,dan kalsifikasi kornea.
c. MANIFESTASI KLINIS
Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan :
• Kelainan tulang
Gambaran klasik kelainan tulang pada hiperparatiroidisme yaitu osteitis fibrosa cystica yang ditandai
dengan meningkatnya reserpsi tulang oleh osteoklas. Osteitis fibrosa cystica merupakan penyakit yang
menyebabkan meningkatkan resorpsi tulang karena peningkatan kadar hormon paratiroid, penyakit ini
ditandai dengan gejala klinis nyeri pada tulang dan kadang fraktur patologis.
• Kelainan Ginjal
Manifestasi pada ginjal adalah batu ginjal, poliuria, hypercalciuria dannefrokalsinosis. Gambaran
tidak spesifik dari hiperparatiroidisme primer disebabkan olehpengaruh langsung dari
hypercalcemia, gejala klinis tergantung dari kadarkalsium. Pada kadar kalsium antara 11,2-12 mg/dl
menyebabkan keluhan lemah, letih dan lesu. Bila kadar kalsium lebih dari 12 mg/dl dapat
menyebabkan terjadinya miopati proksimal, juga gejala-gejala psikosis,depresi, sulit berkonsentrasi
dan hilangnya memori. Pada hiperkalsemia berat yaitu bila kadar kalsium lebih dari 16 mg/dl dapat
menyebabkan gangguan kesadaran, koma bahkan dapat menyebabkan kematian.
d. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hiperparatiroidisme primer dapat dilakukan secara nonbedah dan bedah. Indikasi
pembedahan Hiperparatiroidisme primer dengan gejala klinis sebaiknya dilakukan pembedahan
pada kelenjar yang mengalami kelainan.
2. HIPERTIROID SEKUNDER
d. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada hiperparatiroid sekunder dan tersier, tata laksana medikamentosa yang
bertujuan untuk mempertahankan kadar serum kalsium dan fosfat normal seiring dengan kontrol
hormon paratiroid dan vitamin D adalah kunci terapi.
B. HIPOPARATIROID
• KLASIFIKASI
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatikhipoparatiroid, dan
hipoparatiroid pascabedah.
1. Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid.
2. Simpel idiopatik hipoparatiroid ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap
paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal.
3. Hipoparatiroid pasca bedah terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau
sesudah operasi radikal karsinoma faring atau esofagus.
• PATOFISIOLOGI
Hipoparatiroidisme di sebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar
fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsiumdarah (hipokalsemia).terjadi
penurunan absorbsi intestinal kalsium dan makanan dan penurunan resorbsi kalsium dari tulang
dan disepanjang tubulus renalis, sehingga menyebabkan hipofosfaturia, dan hipokalsiuri.
• GEJALA HIPOTEROID
Nyeri otot atau kram yang menyerang otot wajah, perut, kaki, dan tungkai
Otot yang berkedut atau tegang di area mulut, tenggorokan, dan lengan
Depresi atau perubahan suasana hati
Kerontokan rambut
Kulit yang kering dan kuku yang rapuh
Tremor atau gemetar
Tubuh terasa lemas
Kejang
d. PENATALAKSANAAN
Hipoparatiroidisme dapat bersifat akut atau kronis dan bisa diklasifikasikan sebagai kelainan
idiopatik atau didapat (akuisitas).
• Hipoparatiroid akut serangan paling baik pengobatannya dengan pemberian intravena 10-
20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau chloretem calcium) atau dalam infus. Di samping
kalsium intravena, disuntikkan pula parathormon (100-200 U) dan vitamin D 100.000 U per
oral.
• Hipoparatiroid menahun pengobatan yang dilakukan untuk meninggikan kadar kalsium
dan menurunkan fosfat dengan cara diet dan medikamentosa. Diet harus banyak
mengandung kalsium dan sedikit fosfor. Medikamentosa terdiri atas pemberian alumunium
hidroksida dengan maksud untuk menghambat absorbsi fosfor di usus. Diberikan pula
ergokalsiferol (vitamin D2), dan yang lebih baik bila ditambahkan dihidrotakisterol. Selama
pengobatan hipoparatiroid, harus waspada terhadap kemungkinan terjadi hiperkalsemia.
Bila ini terjadi, maka kortisol diperlukan untuk menurunkan kadar kalsium serum
TERIMA KASIH