Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari gangguan fungsi pada organisme


yang sakit meliputi asal penyakit, permulaan perjalanan dan akibat. Penyakit adalah suatu
kondisi abnormal yang menyebabkan hilangnya kondisi normal yang sehat. Ditandai oleh
tanda dan gejala, perubahan secara spesifik oleh gambaran yang jelas morfologi dan
fungsi nya.

Patofisiologi merupakan gabungan dari kata fisiologi dan patologi. Definisi


fisiologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cabang biologi yg berkaitan dng
fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel). Definisi patologi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan
ilmu tentang penyakit atau dalam keadaan sakit/abnormal.

B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari kelenjar paratiroid ?
2. Apa fungsi dari kelenjar paratiroid ?
3. Apa saja kelainan dari kelenjar paratiroid ?
4. Apa penanganan yang dilakukan untuk kelainan kelenjar paratiroid?

C. Tujuan

Makalah ini dimaksudkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang


pengertian dari kelenjar paratiroid, fungsi dari kelenjar paratiroid, kelainan yang terjadi
pada kelenjar paratiroid dan penanganan yang dilakukan pada kelenjar paratiroid.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang letaknya berdekatan dengan kelenjar
Tiroid atau tepatnya di belakang kelenjar Tiroid . Fungsi kelenjar paratiroid adalah
mengendalikan jumlah fosfor dan kalsium dalam tubuh kita dan menjaga kadar
vitamin D dalam darah dan tulang.

B. Fungsi dan Struktur dari Kelenjar Paratiroid


Fungsi utama kelenjar paratiroid adalah untuk memproduksi hormon paratiroid,
yaitu hormon peptida yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium di dalam darah
dan tulang, menurunkan fosfat dalam darah, meningkatkan sekresi fosfat dalam urin,
serta meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit aktif dari
vitamin D. Ada dua efek yang bisa menyebabkan konsentrasi kalsium naik yaitu efek
hormon paratiroid yang menyebabkan terjadinya penyerapan kalsium dan fosfat dari
tulang. Efek hormon paratiroid dalam mengurangi (ekskresi) kalsium oleh ginjal.
Satu kelenjar paratiroid memiliki panjang sekitar 6 mm, lebar 3 mm dan tebal
sekitar 2 mm. Apabila seseorang memiliki ukuran kelenjar yang jauh lebih besar
dibandingkan ukuran normal,maka kemungkinan orang tersebut menderita penyakit
hiperparatiroid atau tumor. Umumnya kelenjar paratiroid ini berwarna coklat
kehitaman. Pada tubuh manusia terdapat empat kelenjar paratiroid dengan dua
kelenjar paratiroid di setiap sisi (atas dan bawah). Namun jumlah tersebut bervariasi
bisa lebih atau bisa kurang.
Kelenjar paratiroid pada orang dewasa memiliki sel pemimpin (chied cell) yang
mengandung apparatus golgi, yaitu tempat diproduksinya hormon paratiroid. Pada
kelenjar tiroid juga terdapat sel oksifil yang mengandung granula oksifil dan sejumlah
besar mitokondria dalam sitoplasmanya.Sebelum masa pubertas hanya dijumpai
sedikit sel oksifil,namun setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring bertambahnya
usia.
Sirkulasi darah ke kelenjar paratiroid biasanya oleh cabang arteri tiroidea inferior
pada sisi 1/3 kelenjar paratiroid pada manusia memiliki dua atau lebih arteri
paratiroid. Pembuluh limfe paratiroid beragam dan memiliki hubungan dengan
pembuluh limfe kelenjar tiroid dan kelenjar thymus. Persarafan pada kelenjar
paratiroid merupakan saraf yang bersifat simpatis yaitu dari ganglia servikalis
superior dan metida.

C. Kelainan atau Gangguan pada Kelenjar Paratiroid

Gangguan paratiroid melibatkan penurunan fungsi kelenjar paratiroid,


yang merupakan kelenjar endokrin kecil yang terletak di leher. Kelenjar ini
bertanggung jawab untuk memproduksi kalsitonin dan hormon paratiroid, yang
memainkan peran utama dalam mengatur kadar kalsium dalam darah dan sistem
kerangka. Dengan gangguan paratiroid, kelenjar tidak melakukan tugas-tugas
normalnya, hingga mempengaruhi kadar kalsium dalam darah dan tulang.

2
Ada empat jenis gangguan paratiroid, yaitu:

1. Hiperparatiroidisme primer, yang berarti bahwa baik jumlah produksi


hormon paratiroid dan kalsium tingkat dalam tubuh yang tinggi
2. Hiperparatiroidisme sekunder, yang berarti bahwa hanya jumlah hormon
paratiroid yang tinggi, sementara kadar kalsium tetap pada jumlah yang
normal.
3. Hipoparatiroidisme primer, yang berarti bahwa baik jumlah produksi
hormon paratiroid dan tingkat kalsium dalam tubuh rendah.
4. Pseudohipoparatiroidisme, kadar kalsium dalam darah dan tulang sangat
rendah dan produksi hormon paratiroid tinggi

Tingginya tingkat kalsium yang tidak normal dalam darah dan tulang dapat
menyebabkan hypercalcemia, yang menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk
ginjal atau batu empedu, nyeri pada tulang, poliuria (jumlah normal besar urin
yang diproduksi atau dikeluarkan), kecemasan, masalah dalam fungsi kognitif,
kesulitan tidur, depresi, insomnia, dan dalam beberapa kasus, bahkan koma,
karena tubuh tidak mampu mengatasi ketidakseimbangan drastis di dalamnya.
Dalam sebagian besar kasus hiperkalsemia, hiperparatiroidisme adalah
penyebabnya. Terlalu banyak kalsium dalam tubuh juga dapat menyebabkan
penurunan denyut jantung, serta meningkatan jumlah kontraksi jantung per detik.
Hypercalcemia parah adalah keadaan darurat medis yang serius, dan jika
dibiarkan, bisa menyebabkan serangan jantung.
Hipokalsemia atau kondisi memiliki tingkat kalsium abnormal rendah juga
dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Hal ini dapat menyebabkan
kontraksi involunter otot, kram, dan berkedut. Seperti hiperkalsemia berat,
hipokalsemia berat juga berpotensi mengancam nyawa.

D. Penyebab Utama dan Gejala Kelenjar Paratiroid

Gangguan paratiroid disebabkan oleh disfungsi dalam kelenjar paratiroid. Ada


berbagai faktor yang dapat menyebabkan disfungsi ini, dengan hasil yang
bervariasi yang dapat mempengaruhi jumlah hormon paratiroid dan kalsitonin
dihasilkan oleh kelenjar.

Hiperparatiroidisme primer biasanya disebabkan oleh adenoma (tumor jinak


yang tumbuh di struktur kelenjar) yang tumbuh dalam satu atau lebih dari
kelenjar paratiroid. Hal ini juga dapat disebabkan oleh hiperplasia (pembesaran
kelenjar yang disebabkan oleh peningkatan reproduksi sel, biasanya berhubungan
dengan tahap awal perkembangan kanker) atau karsinoma (sejenis kanker) pada
kelenjar paratiroid. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, wanita hamil dapat
mengalami hipertiroidisme primer.

Hiperparatiroidisme sekunder, di sisi lain, sering disebabkan oleh gagal ginjal


kronis. Hal ini karena pasien disfungsional atau gagal ginjal tidak mampu untuk
mengaktifkan vitamin D, yang menjaga tubuh membuang fosfat dalam kadar
normal. Fosfat yang tetap dalam tubuh menyatu dengan kalsium dan membentuk

3
kalsium fosfat yang tidak bisa larut, dan secara dramatis mengurangi jumlah
kalsium yang beredar di dalam tubuh. Hiperparatiroidisme sekunder juga dapat
disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan malabsorpsi zat gizi, seperti penyakit
usus kecil dan pankreatitis kronis. Operasi bariatrik juga dapat menyebabkan
masalah ini.

Hipoparatiroidisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk yang


berikut:

1. Invasi autoimun dan kehancuran, dan dapat menjadi salah satu komponen
dari sindrom autoimun polyendocrine.
2. Cedera pada kelenjar paratiroid, yang juga dapat terjadi dalam bentuk
trauma setelah tiroidektomi atau bentuk lain dari operasi leher pengangkatan
kelenjar paratiroid setelah operasi.
3. Kadar magnesium yang rendah dalam tubuh atau tidak cukupnya jumlah
magnesium dalam makanan
4. Kondisi genetik yang menyebabkan masalah dalam fungsi kelenjar
paratiroid.
5. Hemochromatosis, suatu kondisi herediter yang menghasilkan garam besi
yang disimpan dalam jaringan, yang juga dapat menyebabkan menurunkan
penyerapan kalsium dan sirkulasi dalam tubuh.
6. DiGeorge Syndrome, yang melibatkan tidak adanya bawaan dari kelenjar
paratiroid. Hal ini sering terjadi dengan bentuk-bentuk gangguan dan
masalah endocrinal.

E. Gejala Utama Gangguan Paratiroid


Gejala juga dapat bervariasi tergantung pada apa yang menyebabkan
gangguan paratiroid. Berikut adalah tanda-tanda umum dan gejala yang
berhubungan dengan jenis gangguan yang dijelaskan di atas: a.
Hiperparatiroidisme primer :

1. Insipidus Diabetes, yang dapat melibatkan polidipsia (haus yang abnormal)


dan poliuria (jumlah dan frekuensi buang air kecil yang abnormal).
2. Batu ginjal
3. Nefrokalsinosis, atau penyimpanan garam kalsium yang abnormal di
parenkim ginjal
4. Cystica Osteitis fibrosa, yang menyebabkan patah tulang dan nyeri di tulang
5. Osteoporosis
6. Radang sendi
7. Osteomalasia, atau pelunakan tulang
8. Sembelit
9. Ulkus peptikum
10. Muntah dan mual

4
F. Penanganan Pada Gangguan Kelenjar Paratiroid

Banyaknya penyakit dan kelainan yang akan ditimbulkan jika penderita


mengalami kekurangan atau kelebihan dari kelenjar paratiroid perlu dilakukan
upaya pencegahan dan penanganan. Berikut ini beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mencegah dan menanganinya.

1. Operasi kelenjar paratiroid


2. Tes darah untuk mengukur kadar hormon dan tingkat kalsium
3. Mengkonsumsi vitamin D sesuai aturan
4. Olahraga yang teratur.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar endokrin di leher yang memproduksi hormon


paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya
terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid sehingga disebut dengan “paratiroid”, atau di kasus yang langka, di dalam
kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium di
darah dan di dalam tulang.

B. SARAN

1. Harusnya kita lebih memperhatikan apa saja yang menyebabkan gangguan kelenjar
paratiroid agar dapat lebih memperhatikan pola makan dan pola hidup.
2. Sedini mungkin menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat menghindari ataupun mencegah gangguan kelenjar paratiroid.
3. Segera melakukan penanganan jika terdapat tanda dan gejala dari gangguan kelenjar
paratiroid

6
DAFTAR PUSTAKA

Bilezkian,et al. (2011). Hypoparathyroidism in the Adult : Epidemiology, Diagnosis,


Pathophysiologi, Target-organ Involvement, Treatment, and Challenges for Future Research.
Journal Of Bone and Mineral Research, 26(10),pp. 2317-2337.

Clarke,et al (2016). Epidemiology and Diagnosis of Hypoparathyroidism Journal of Clinical


Endocrinology and Metabolism. 101(6). Pp.2284-2299.

Hormone Health (2018), Hypoparathyroidism

https://www.pelajaran.co.id. > 2018/09 >pengertian-kelenjar-paratiroid

https://www.alodokter.com > hiperparatiroidisme

Anda mungkin juga menyukai