Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab


mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah karakter
penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino
polipeptida.Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion
kalsium.Efek utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan
kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang,
meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi
ginjal.Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan
fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.
(Lawrence Kim, MD, 2005)

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang


tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid
(secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.

B. TUJUAN

1.Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien gangguan kelenjar


paratiroid

2.Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hiperparatiroid dan hipoparatiroid

b. Mahasiswa mampu memahami etiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

1
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik hiper paratiroid dan


hipoparatiroid

e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid dan


hipoparatiroid

f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hiperparatiroid dan hipoparatiroid

g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan hipoparatiroid

h. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid


dan hipoparatiroid

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
1. Pengertian

Kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Masing – masing melekat pada


bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathorhormon
yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh.

Fungsi ion Kalsium :


1. Penting dalam cairan intersel dan ekstrasel
2. Penting dalam pembekuan darah dan system enzim
3. Pelepasan kalsium intersel untuk mengaktifkan sel dan kontraksi otot
4. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan hipokalsemia yang menimbulkan
epilepsy dan tetani
2. Anatomi

Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus


ketiga dan keempat.Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat
cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar
paratiroid dibagian kranial.Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga
merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub
bawah tiroid.Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi.Kelenjar paratiroid
bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau
didalam timus, bahkan berada dimediastinum.Kelenjar paratiroid kadang kala
dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004,
695)

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar
tiroid dan dua di kutub inferiornya.Namun, letak masing-masing paratiroid dan
jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di
mediastinum.

3
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter,
dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat
kehitaman.Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel
utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum
endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon
paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung
granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,
sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat
seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini
tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan
modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

3. Fisiologi

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone,


PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium
dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat
sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH
akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi
kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan
kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam
mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R.
Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

B. KONSEP DASAR
1. HIPERPARATIROID
a. Pengertian

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh


kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu
ginjal yang mengandung kalsium.Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu
hiperparatiroidisme primer dan sekunder.Hiperparatiroidisme primer terjadi dua
atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien

4
yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai
manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat
retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan
meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan


sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida.Sekresi hormon
paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium.Efek utama
dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan
meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan
penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.Hormon
paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan
fosfat.hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier.
(Lawrence Kim, MD, 2005, section 2).

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar


paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada
pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak
normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar
kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid
yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat.
(www.endocrine.com)

b. Etiologi

1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai )


a) Adenoma
b) Hiperplasi
1) dapat disertai familial
2) dapat disertai dengan neoplasia endokrin multiple
3) dapat familial dan disertai dengan kalsium urin rendah
(hiperkalsemi hipokalsiurik familial)
2. Sekunder (sekresi PTH sesuai)
a) Gagal ginjal kronik

5
b) Malabsorbsi
1) kelainan gastrointestinal
2) kelainan hepatobilier
3. Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid sekunder
terdahulu)
a) Sangat jarang
b) Hipernefroma
c) Karsinoma sel skuamuosa paru

c. Klasifikasi

a. Hiperparatiroid primer
Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer
mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi.Kira-kira
85% dari keseluruhan hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma
tunggal.Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh
berbagai adenoma atau hiperplasia).Sedikit hiperparatiroidisme utama
disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
b. Hiperparatiroid sekunder
Hiperparatiroid sekunder merupakan suatu keadaan dimana sekresi
hormon paratiroid meningkat lebih banyak dibanding dengan keadaan
normal, karena kebutuhan tubuh meningkat sebagai proses kompensasi.
Pada keadaan ini terdapat hiperplasi dan hiperfunsi merata pada keempat
kelenjar paratiroid, terutama dari chief cells.Biasanya penyebab utama
adalah kegagalan ginjal menahun, dan glomerulonefritis atau pyelonefritis
menahun.
c. Hiperparatiroid tersier
Istilah hiperparatiroid tersier digunakan untuk menunjukkan
perkembangan lanjut tipe sekunder, dimana terjadi autonomi kelenjar
paratiroid.Seperti hiperparatiroid primer, maka bentuk tersier memerlukan
tindakan pembedahan ekstirpasi adenoma, kecuali bila kegagalan ginjal
sudah terlalu berat, maka dilakukan hemodialisis terlebih dahulu kemudian
6
disusul ekstirpasi adenoma.Pemberian vitamin D kadang-kadang masih
diperlukan untuk mencegah terjadinya hipokalsemia.

d. Patofisiologi

Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi.PTH


terutama bekerja pada tulang dan ginjal.Dalam tulang, PTH meningkatkan
resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi
kals

Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang


langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan
ginjal.Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium
serum.Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia
kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia.
Reabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan
efek langsung dari peningkatan PTH..

7
e. Pathway

konstipasi

gangguan eliminasi urine

nyeri

f. Factor resiko
1) Congenital
2) Genetic
3) Autoimun
g. Manifestasi klinik
1) Apatis
2) Mudah lelah
3) Kelemahan otot
4) Mual, muntah
5) Konstipasi
6) Hipertensi
7) Aritmia jantung
h. Pemeriksaan Diagnostik
8
Laboratorium:

1) Kalsium serum meninggi

2) Fosfat serum rendah

3) Fosfatase alkali meninggi

4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah

Foto Rontgen

1) Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi

2) Cystic-cystic dalam tulang

3) Trabeculae di tulang

PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah

i. Komplikasi

1) Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor

2) Dehidrasibatu ginjal

3) Hiperkalsemia

4) Osteoklastik

5) Osteitis fibrosa cystica

j. Penatalaksanaan

Pengobatan hiperparatiroid primer dilakukan apabila diagnosis sudah pasti,


penatalaksanaannya sebagai berikut :
1. Pembedahan yaitu dengan ekstirpasi tumor sedini mungkin .
2. Medikamentosa : terapi ini terdiri atas diet banyak kalsium, serta cukup
vitamin D.

2. HIPOPARATIROID

a. Pengertian

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid

9
yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering
sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat
operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak
dapat diketahui. (www.endocrine.com)

b. Etiologi

1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:

o Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.

o Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).

2) Hipomagnesemia.

3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.

4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)

c. Patofisiologi

Gejala hipoparatiroid disebabkan oleh defisiensi parathormon yang


mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan
konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi
penurunan absorbs intestinal kalsium dari makanan dan penurunan reabsorbsi
kalsium dari tulang sepanjang tubulus renals penurunan ekskresi fosfat dari ginjal
menyebabkan hipofosfaturia dan kadar kalsium serum yang rendah menyebabkan
hipokalsiuria.

10
d. Pathway

Defisiensi parathormon

kenaikan kadar fosfat darah


penurunan konsentrasi kalsium darah

iritabilitas system neuromuscular

tetanus kejang

resiko cidera

laten nyata

ekstermitas kaku bronkospasme disfagia

gangguan mobilisasi hiperventilasi nutrisi kurang


dr kebutuhan

pola nafas tidak tubuh

efektif

e. Factor resiko
1) Congenital
2) Genetic
3) Autoimun

11
f. Manifestasi klinik

1) Tetanus

2) Tremor

3) Kontraksi spasmodic

4) Kesemutan kram

5) Kejang

g. Pemeriksaan diagnostik

laboratorium

1) Kalsium serum rendah. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang
berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L) atau lebih rendah lagi.

2) Fosfat anorganik dalam serum tinggi

3) Fosfatase alkali normal atau rendah

Foto Rontgen:

1) Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion basalis di


tengkorak

2) Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan pleksus koroid

3) Density dari tulang bisa bertambah

EKG: biasanya QT-interval lebih panjang

h. Komplikasi

a) Kalsium serum menurun

b) Fosfat serum meninggi

i. Penatalaksanaan

1) Konservatif
1) Terapi bagi hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar
kalsium serum diketahui.
o Diet tinggi kalsium, rendah fosfor dianjurkan.

12
o Meskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan
yang tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena
kandungan fosfornya yang tinggi.
2) Pembedahan
Dilakukan tindakan Trakeostomi
2) Farmakologi
o Pemberian vit D
o Pemberian preparat hormon parenteral dapat dilakukan untuk
mengatasi hipoparatiroidisme disertai tetanus.

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Hiperparatiroid

a. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penting mencakup :

1) Riwayat kesehatan klien

2) Riwayat kesehatan keluarga

3) Keluhan utama, antara lain :

a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot

b) Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan


nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan

c) Depresi

d) Nyeri tulang dan sendi.

4) Pemeriksaan fisik

a) Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.

b) Amati warna kulit, apakah tampak pucat.

c) Perubahan tingkat kesadaran.

5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

13
a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar
kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam
menegakkan kondisi hiperparatiroidisme.

b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk


kista dan trabekula pada tulang.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Diagnosa Keperawatan : Nyerri berhubungan dengan agen cidera


biologis (gagal ginjal)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


masalah nyeri dapat terkontrol dan teratasi
Kriteria Hasil

1. Mampu mengontrol nyeri

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri

3. Mampu mengenal nyeri

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji secara komprehensif Mampermudah dalam evaluasi


tentang nyeri: PQRST nyeri dan menentukan intervensi
yang tepat

2. Ajarkan teknik relaksasi Dengan teknik relaksasi dan


distraksi dapat meregangkan otot
distraksi
pernafasan sehingga otot menjadi
rileks

3. Kolaborasi pemberian analgesic Kandungan analgesic dapat


mengurangi nyeri

Klien dapat melaporkan nyeri


4. Memberikan penkes bagaimana
secara dini

14
cara mengontrol nyeri

Dapat menentukan intervensi


5. Anjurkan klien melaporkan
secara tepat
apabila skala nyeri bertambah

2) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine berhubungan


dengan gangguan sensori motoric (gagal ginjal)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam


masalah perubahan pola eliminasi dapat taratasi

Kriteria Hasil

1. Pasien dapat BAK dengan normal


2. Tidak ada perubahan pada jumlah urine
3. tidak ada keluhan saat BAK

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji pola eliminasi BAK pasien Mengetahui adanya gangguan


2. Awasi pemasukan dan eliminasi secara komperhensif
pengeluaran serta karakteristik Mengetahui kerusakan pada
urine glomerolus
3. Kolaborasi pemberian obat
Mengatasi gangguan eliminasi dan
sesuai indikasi
membrikan terapi sesuai indikasi
4. Memberikan penkes tentang
penyakit hiperparatiroid bisa Mencegah adanya komplikasi
menyebabkan gagal ginjal berlanjut

3) Diagnosa Keperawatan: konstipasi berhubungan dengan peningkatan


absorbs usus

Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

15
masalah BAB dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Pasien dapat BAB secara normal


2. Frekuensi BAB pasien sesuai kebiasaan

INTERVENSI RASIONAL

1. Anjurkan pasien untuk Membantu melancarkan peristaltic


banyak minum.
2. Kolabirasi pemberian diit
Mencegah pengerasan feses
tinggi serat.
3. Himbau pasien untuk Asam lemak memperlambat
mengurangi makanan rangsang peristaltik.
berlemak.
4. kolaborasi obat atau lavemen Pemberian obat dapat merangsang
sesuai indikasi rectum untuk kontraksi,
memudahkan pengeluaran feses

2. Hipoparathiroid

a. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penting mencakup :

1) Riwayat kesehatan klien

2) Riwayat kesehatan keluarga

3) Keluhan utama, antara lain :

a) Kelainan bentuk tulang.

b) Perdarahan sulit berhenti.

c) Kejang-kejang, kesemutan dan lemah

16
4) Pemeriksaan fisik yang mencakup :

a) Kelainan bentuk tulang.

b) Tetani.

c) Tanda Trosseaus dan Chovsteks.

d) Pernapasan bunyi (stridor).

e) Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan


mudah patah; kulit kering dan kasar.

5) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

a) Pemeriksaan kadar kalsium serum.

b) Pemeriksaan radiologi.

b. Diagnosa keperawatan

1) Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


hypertonia otot pernafasan

NOC:Fungsi otot

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam masalah


pola nafas kembali normal dan efektif

kriteria hasil :

1. Kekuatan kontraksi otot

2. Irama otot

3. Massa otot

4. Kecepatan bergerak

5. Kontrol bergerakan

17
NIC:

INTERVENSI RASIONAL

1. Kolaborasi pemberian terapi Mempertahankan PaO2 di atas 60


oksigen mmHg.
Kecepatan biasanya meningkat,
2. Monitor kemampuan otot
dispnea, dan terjadi peningkatan
pernafasan dalam bernafas
kerja nafas, kedalaman bervariasi,
ekspansi dada terbatas

3. Atur posisi semi fowler dan Tindakan ini meningkatkan


dorong sering mengubah posisi, inspirasi maksimal,.

4. Ajarkan pasien untuk bernafas


Nafas dalam membantu
dengan dalam dan pelan.
memperbaiaki ventilasi.

5. Kaji status mental


Gelisah, mudah terangsang,
bingung dapat menunjukkan
hipoksemia.

2) Diagnosa keperawatan :Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan penurunan absorbsi

NOC:Status nutrisi

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah


Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.

kriteria hasil :

1. Laporkan nutrisi adekuat

2. Masuk kan makanan dan cairan energi adekuat.

3. BB normal.
18
NIC : terapi nutrisi

INTERVENSI RASIONAL

1. Identifikasi faktor yang Pilihan intervensi tergantung pada


penyebab masalah
menimbulkan mual/ muntah.

2. Kolaborasi makanan yang sesuai Menentukan diet yang sesuai

dengan diet. dengan kebutuhan.

3. Anjurkan makan dengan porsi Tindakan ini dapat meningkatkan


sedikit tapi sering. masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali

Adanya kondisi kronis dapat


4. Evaluasi status nutrisi umum, ukur
menimbulkan malnutrisi, rendahnya
berat badan dasar.
tahanan terhadap infeksi, atau

lambatnya responterhadap terapi

3) Diagnosa keperawatan: resiko cidera berhubungan dengan kejang

NOC :kontrol resiko

Tujuan :. Setelah dilakuakn tindakan selama 3x24 jam masalah resiko cidera
dapat terkontrol

kriteria hasil :

a. Mengetahui resiko

b. Memonitor factor resiko lingkungan

c. Memonitor factor resiko =perilaku individu

19
d. Mengembangkan strategi control resiko yang efektif

e. Memonitor perubahan status kesehatan

NIC: managemen keamanan lingkungan

INTERVENSI RASIONAL

1. Awasi pasien terhadap tindakan Mencegah terjadinya cidera klien


yang membahayakan

2. Atur lingkungan untuk


Meminimalisir terjadinya cidera di
meminimalkan resiko cidera
area lingkungan
3. Gunakan alat pelindung atas
Melindungi klien dari cidera yang
situasi yang berbahaya
membahayakan
4. Anjurkan pasien untuk tidak
Dengan aktifitas yang tidak
tidak melakukan aktifitas yang
berlebihan mengurangi pergerakan
berlebihan

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi


hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Salah satu penanganan pada
penderita hiperparatiroidisme yaitu dengan cara pengangkatan jaringan paratiroid,
namun terkadang jaringan yang diangkat terlalu banyak sehingga menyebabkan
hipoparatiroid. Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid
yang tidak adekuat.Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid
(secara congenital).Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.Jadi kedua
penyakit diatas memiliki keterkaitan yang dapat saling mempengaruhi.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.Oleh karena
itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Semoga makalah
yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC.

Brunner Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8.Jakarta: EGC.

R. Sjamsuhidajat, Wim de Jon. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC

Lawrence Kim, MD, 2005.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC

(www.endocrine.com)

22

Anda mungkin juga menyukai