Disusun Oleh :
Ikatan kedua hormon paratiroid dan gugus amino terminal senyawa peptida PTHrP.
Molekul ini adalah G protein-reseptor coupled dengan tujuh segmen transmembran.
Bagian ekstraseluler mempunyai enam residu sistein. Ikatan ligan untuk reseptor ini
aktivitasnya oleh adenylyl cyclase dan ssistem phospholipase C, diturunkan oleh sinyal
protein kinase A dan protein kinase C. Jalur cyclic AMP / protein kinase A adalah lebih
dominan. Kemungkinan pernyataan akan aksi hormon paratiroid, penandaan mRNA
sebagai reseptor tipe I dengan penyebarannya yang luas dalam tulang dan ginjal.
Senyawa mRNA juga dinyatakan pada kadar yang rendahy dalam banyak jaringan,
kemungkinannya digunakan pada reseptor untuk PTHrP.
Tipe II reseptor hormon paratiroid :
Ikatan hormon paratiroid, ditunjukkan sebagai bentuk yang sangat lambat untuk
PTHrP. Molekul ini diekspresikan hanya dalam jumlah yang kecil dari jaringan-jaingan,
dan bentuknya atau sifat fisiologiknya berbeda nyata walaupun dengan karakteristik yang
kecil. Seperti pada reseptor tipe I, juga berada dalam bentuk ikatan dengan adenylyl
cyclace dan induksi ikatan ligan yang meningkat konsentrasi intraseluler untuk siklik
AMP. Jansens methaphyseal chondroplasia adalah sindroma yang pendek dari
kekerdilan hasil dari mutsi aktivitas reseptor. Blomstrands chondroplasia dihasilkan dari
mutasi inaktivasi pada gene reseptor, penyakit yang disebabkannya akan segera timbul
proses kematian engan tertahannya pendewasaan tulang, sangat sama pada tikus dengan
target pelepasan gene PTHrP.
Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium didarah dan didalam tulang.
Hormon paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi pada
pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang
akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon
paratiroid mengakibatkan peningkatan reabsorpsi kalsium dari tulang, peningkatan
reabsorpsi diginjal, peningkatan absorpsi kalsium disaluran cerna oleh vitamin D.
Namun peningkatan hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfat
dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi dalam darah.
Beberapa fungsi ion kalsium adalah sebagai berikut :
a. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Hiperparatiroidisme dapat
menimbulkan berbagai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk
abnormal. Selain itu, kadar ion kalsium yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air
seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal
sehingga menyumbat saluran air seni.
Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan
maka ini disebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi lebih banyak
karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut hiperparatiroidisme sekunder.
Hiperparatiroidisme Primer
Pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan hiperfungsi kelenjar paratiroid yang
disebabkan :
1) Gagal ginjal kronik (glomerulonephritis, pielenopritis, dan anomaly kongenital dari
traktus urogenitalis pada anak)
2) Kurang efektifhya pth pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin d dan kelainan
gastrointestinal).
b. Hipoparatiroidisme
Kejadian ini jarang disertai dengan gejala (penderita sangat lemah, nausea, dan
vomitus). Pada pemeriksaan, kalsium sangat tinggi dan fosfor serum juga tinggi,
penderita bisa saja jatuh koma.