Kelompok 4 :
1. Lydia Nursafitrianadevi Nugroho Widhianingrum 190612642911
2. Nadia Regita Ayu Cahyani 190612642931
3. Sherly Dia Lumitasari 190612642868
4. Syafri Hidayanto Putra 190612642924
5. Wildatun Nabilah 190612642816
Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah.
Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital penting selain denyut nadi,
frekuensi nafas dan suhu. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan
seseorang, bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup
Asal Tekanan Darah
Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati
pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada
perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tekanan
Darah
Curah jantung, tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi
jantungnya).
Tekanan Perifer terhadap tekanan darah, Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan
perifer memiliki beberapa faktor penentu:
a) Viskositas darah.
Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan
hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
b) Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
c) Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya
(a) Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat.
Tekanan darah akan turun.
(b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip
lipat dan tekanan darah akan naik.Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan
darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah
Pengaturan Tekanan Darah
Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan
kardioinhibitor mengatur curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
(1)Tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut
otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui
vasokontriksi pembuluh.
(2)Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf
vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
(3)Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor. Pengecualian
hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang
mengatur tekanan darah melalui SSO.
1. Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Zat tersebut meliputi :
a. Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor)
epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis
reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior
termasuk vasokontriktor.
c. Angiotensin, adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu
vasokontriktor kuat.
d. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan
bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
e. Prostaglandin, adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu
bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik
dan Diastolik
Serabut simpatis tersebar luas pada pembuluh darah tubuh, terbanyak ditemukan di ginjal dan
kulit, tetapi relatif jarang di koroner dan pembuluh darah otak, dan tidak ada di plasenta. Serabut ini
melepaskan norepinefrin yang berikatan dengan adrenoseptor di membran sel otot polos pembuluh
darah. Serabut simpatis menyebabkan vasokonstriksi pada sebagian besar pembuluh darah, tetapi di
otak, jantung, dan otot rangka menyebabkan vasodilatasi.
a. Efek penurunan aktivitas simpatis pada arteri b. Efek peningkatan aktivitas simpatis pada arteri dan
dan tekanan darah tekanan darah
Mekanisme Pengaturan Tekanan Darah Jangka
Menengah dan Jangka Panjang
4. Angiotensin II
Angiotensin II adalah hormon peptida yang bekerja di kelenjar adrenal, otot polos pembuluh darah,
dan ginjal. Angiotensin II disebut juga hipertensin atau angiotonin, menghasilkan konstriksi arteri dan
peningkatan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Sehingga dapat memberikan efek penting antara lain :
1. Meningkatkan kontraktilitas jantung
2. Mengurangi aliran plasma ke ginjal, dengan demikian meningkatkan reabsorpsi Na+ di ginjal
3. Menstimulasi rasa haus dan memicu pelepasan vasokonstriktor lain yaitu arginin vasopresin (AVP)
4. Memfasilitasi pelepasan norepinefrin dari pasca-ganglion saraf simpatik.
Kontrol tekanan darah merupakan contoh dari umpan
balik negatif (negative feedback)
Penurunan tekanan darah akan dirasakan oleh organ-
organ sensorik yang merupakan reseptor tekanan di
carotid dan aorta.
Akan ada lebih implus neuron yang berasal dari carotid
dan baroreceptors arteri ke medulla.
Respon dari medula yaitu untuk meningkatkan
stimulasi saraf simpatik dan mengurangi stimulasi
saraf parasimpati ke jantung dan pembuluh darah.
Responnya adalah meningkatkan meningkatkan detak
jantung dan kontraktilitas serta vasokonstriksi, dan
karenanya meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah akan memberikan umpan
balik negative sehingga mengurangi eferen meduler
dan kemudian menurunkan denyut jantung dan
kontraktilitas menjadi normal.