Anda di halaman 1dari 52

PERCOBAAN III

Judul : Titrasi Permanganometri

Tujuan : 1. Menentukan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4.XH2O

2. Mengamati Pengaruh Warna Botol Penyimppanan Terhadap

Kadar H2O

Hari/Tanggal : Selasa/30 Maret 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Dasar/Analitik FKIP ULM Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi
oleh kalium permanganat(KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reaksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seribu tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe2+, asam atau
garam oksalat yang dapat larut. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna
merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang dipergunakan dalam sebuah
titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindifikasi kelebihan reagen tersebut.
Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat hadir dalam
kondisi-kondisi oksida +2, +3, +4, +6 dan +7. Permanganat bereaksi secara cepat
dengan banyak agen pereduksi. Namun, beberapa substansi membutuhkan
pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Permanganat adalah agen unsur pengosidasi yang cukup kuat untuk mengaksidasi
Mn(II) menjadi MnO2. Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik
akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadi pengendapan sejumlah
MnO2(Underwood, 2002).
Permanganometri adalah titrasi redoks menggunakan larutan standar
kalium permanganat. Dalam suasana asam terjadi perubahan MnO4-→Mn2+ tidak
berwarna. Sedangkan dalam suasana basa MnO4 berupa endapan coklat. Suasana
asam terjadi karena penambahan asam sulfat encer. Hal ini dilakukan agar titik
akhir titrasi lebih mudah diamati, pada suasana asam zat ini akan mengalami
reduksi menjadi ion Mn2+ dengan bantuan pemanasan 60-70℃(Atmaja,
Darwanto, Subhaktiyasa, 2017). Titrasi permanganometri ini melibatkan dua
tahapan yaitu titrasi analit dengan larutan kalium permanganat dengan larutan
kalium permangat dan kemudian standarisasi kalium permanganat dengan larutan
natrium oksalat(Yaqin, & Firdausi, 2017).
Permanganat dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat,
menghasilkan gas kanbondioksida :
2MnO4 + 5(CO)22- + 16H+→ 10CO2+2Mn2+8H2O
Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60℃. Ion
mangan(II) mengkatalis reaksi ini. Jadi, reaksi ini adalah otokatalisis sekali ion
mangan(II) telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat(Svehla, 1885).
Penentuan kadar asam oksalat dilakukan dengan metode titrasi
permanganometri yang berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat(KMnO4).
Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah muda pada
larutan(Handrianto, 2019). KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat
mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam
jumlah yang ekivalen. Warna ungu tua dari ion permanganatnya sendiri sebagai
indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat mengindikasikan warna
yang terang meskipun dalam larutan yang volumenya besar. Hidrogen peroksida
merupakan pereaksi oksidasi yang baik dengan potensial standar positifnya yang
besar.
H2O2 + H+ + 2e-→ 2H2O

(Sholahuddin, Suharto, & Hamid, 2021).


Reagen kimia permangat ini dapat diperoleh dengan mudah, merah dan tidak
memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer(Haitami,
Rahmina, & Fakhridani, 2018).
Titrasi Permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor
dalam suasana asam dengan menggunakan Kalium Permanganat sebagai titran.
Dalam suasana netral atau sedikit basa maka akan terbentuk endapan coklat MnO 2
yang mengganggu, oleh karena itu dilakukan titrasi dalam suasana asam karena
akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya (Darwindra, 2010).
Penentuan kalium permanganat dengan menggunakan titrasi reduksi
oksidasi tidak sebagai membutuhkan indikator sebagai penentu titik akhir titrasi.
Hal ini disebabkan kalium permanganat selain bertindak sebagai sebagai titran
juga bertindak sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Hasil yang diperoleh kadar
permanganat menggunakan metode titrasi Redoks dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :

ma {( 10 × a ) b−( 10 × c ) ×31,6 × 1000 }


=
L d
(Kurniawati & Alfanah, 2018).
Pada reaksi redoks terdapat reduktor dan oksidator, dimana reduktor
adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi, dat yang mampu mereduksi zat lain.
Sedangkan oksidator adalah zat yang dalam reaksi mengalami penurunan bilangan
oksidasi, zat yang mampu mengoksidasi zat lain (Keenan, Kleinfelter, & Wood,
1986).
Permanganometri adalah titrasi reaksi reduksi oksidasi metode
menggunakan kalium permanganat (KMnO4) sebagai titran dan zat pengoksidasi.
KMnO4 sebagai titran bekerja dengan mengoksidasi zat produksi dalam larutan
sampai akhir titrasi tercapai (Karama, Amalia, Ghaudenso, & Bisma, 2018).
Prinsip titrasi Permanganometri didasarkan pada proses reduksi oksidasi. Proses
oksidasi oleh KMnO4 dengan H2HAI2 mengikuti persamaan dibawah ini :

5 H2HAI2 + KMnO4 + 3H2SO4 → 2O2 + 2MnSO4 + K2SO4 + 8H2HAI

(Khairunizzahrah & Bisma, 2018)


Metode titrasi Permanganometri tidak membutuhkan indikator karena
larutan baku sekunder bertindak sebagai indikator (indikator otomatis). Larutan
kalium permanganat dibakukan menggunakan asam oksalat. Larutan asam
oksalat akan dititrasi dengan larutan kalium permanganat. Sebelum dilakukan
titrasi, larutan asam oksalat ditambahkan asam sulfat dan di panaskan sampai suhu
larutan 70°C, lalu menutrisi sampai terbentuk warna merah muda (Wardani, &
Handrianto, 2019). Asam oksalat terlarut ditentukan dengan metode titrasi
Permanganometri. Normalitas asam oksalat :

VKMnO4 x NKMnO4 = VH2C2HAI4 x NH2C2HAI4

(Lestari, & Dewi, 2020).


KMnO4 adalah oksidan favorit sebagian karena warna nya yang berfungsi
sebagai indikator. Ion besi (II), Fe²+, sebagai agen pereduksi dititrasi dengan
KMnO4 untuk menentukan bilangan oksidasi KMnO4. Di ion oksalat oksidasi
titrasi kedua, C2O4²- digunakan sebagai agen pereduksi terhadap KMnO4. Data
diperoleh dari titrasi akan menyeimbangkan setiap reaksi kimia redoks dalam
medium asam. Mangan di KMnO4 memiliki bilangan oksidasi "+7" dan ada 3
kemungkinan reduksi untuk Mn +7 menurunkan bilangan oksidasi. Setengah
reaksi disajikan dibawah ini :
Mn7+ + 5e- → Mn2+
Mn7+ + 3e- → Mn4+
Mn7+ + 1e- → Mn6+
Volume MnO- untuk mencapai titik ekivalen di peroleh dengan percobaan
titrasi (Ghaffari, Thambura, Baker, & Holstein, 2017). Untuk mereduksi zat
pengoksidasi kuat seperti kalium permanganat KMnO4 ke Mn2+, zat besi memiliki
kemampuannya, yang mana besi itu sendiri di oksidasi dari Fe 2+ menjadi Fe3+ dan
titik akhir reaksi dikaitkan dengan pembentukan larutan warna merah muda pucat
yang konsisten (Balarabe, & Folashade, 2019).

II. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. Buret 6 buah
2. Statif & Klem 6 buah
3. Erlenmeyer 250 mL 18 buah
4. Gelas kimia 100 mL 6 buah
5. Gelas ukur 10 mL 12 buah
6. Pipet tetes 12 buah
7. Corong kaca 2 buah
8. Termometer 2 buah
9. Botol terang 2 buah
10. Botol gelap 2 buah
11. Gelas kimia 1000 mL 4 buah
12. Hot plate 2 buah
13. Penangas air 2 buah
B. Bahan
1. KMnO4 0,05 M
2. H2SO4 Pekat
3. H2SO4 4 N
4. H2O2
5. H2C2O4.xH2O
6. Aquades

III. PROSEDUR KERJA

A. Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4.xH2O


1. Menimbang dengan tepat 0,61 g H2C2O4.xH2O dan melarutkan dalam
labu ukur 100 mL.
2. Memipet 12,5 mL larutan tersebut dalam erlenmeyer 250 mL.
3. Menambahkan 5 mL H2SO4 2 M dan 12,5 aquades.
4. Memanaskan hingga suhu mencapai 70⁰ C.
5. Menitrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai berubah
menjadi ungu.
6. Melakukan sebanyak tiga kali.
7. Menghitung jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
B. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Terhadap Kadar H2O2
1. Memipet 25 mL larutan peroksida yang telah ditentukan BJ-nya.
2. Memasukkan ke dalam labu ukur 250 mL dan mengencerkan sampai
tanda tera.
3. Menyimpan dalam beberapa botol yang berbeda warnanya.
4. Mengambil 10 mL larutan yang telah diencerkan tersebut.
5. Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang telah diisi dengan 2
mL. H2SO4 pekat dalam 30 mL air.
6. Menitrasi dengan KMnO4 standar sampai munculnya merah muda
yang permanen.
7. Menitrasi sebanyak tiga kali.
8. Menghitung kadar H2O2 dalam hidrogen peroksida sebelum diencerkan
dan membandingkan hasilnya pada tiap-tiap botol penyimpanan.

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4.xH2O
N Perl Hasil Pengamatan
o akua
n
1 Me Larutan berwarna ungu.
. mas
ukk
an
KM
nO4
ke
dala
m
bure
t.
2 -
. Me
mip Larutan berwarna bening.
et
-
Men
guk
ur
-
Me
mas
ukk
an
larut
an
H2C
2O4.
xH2
O.
3 Me Larutan panas dan berwarna bening.
. man
aska
n
larut
an
men
ggu
naka
n
hot
plat
e
sam
pai
suhu
70°
C.
4 Men Terjadi perubahan warna pada saat volume KMnO4 0,05 M
. intra
si
larut
an
yan
g
masi
h
pana
s
den
gan
KM
nO4
0,05
M.
- - 5,5 mL KMnO4 warnanya berubah dari bening menjadi
ungu tua (agak kelebihan pada penambahan volume KMnO 4
saat titrasi) dengan waktu 44 detik.
- Setelah didiamkan, larutan berubah warna lagi menjadi
coklat moka kehitaman.
- - 4,7 mL KMnO4 warnanya berubah dari bening menjadi
ungu muda dalam waktu 1,2 menit.
- Setelah didiamkan beberapa menit, larutan berubah warna
menjadi semakin muda (ungu bening/bias ungu).
- - 5 mL KMnO4 warnanya berubah menjadi ungu terang dalam
waktu 4 menit.
- Setelah didiamkan beberapa menit larutan menjadi lebih
terang.
5 Men V 1+V 2+V 3
V=
3
. ghit
5,5 mL+ 4,7 mL+5 mL
ung V=
3
volu
15,2 mL
V=
me 3
rata V =5.067 mL

rata
pena
mba
han
KM
nO4.

B. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Terhadap Kadar H2O2


a. Pengaruh botol gelap pada penyimpanan gelap

N Perl Hasil Pengamatan


o akua
n
1 Men Larutan berwarna bening dan beruap sebelum di tambahkan 10
. gam mL H2O2. Larutan bening dan tidak terlalu beruap setelah
bil penambahan H2O2 encer.
10
mL
larut
an
H2O
2

ence
r
dari
boto
l
gela
p
dan
suas
ana
gela
p,
me
mas
ukk
an
ke
dala
m
Erle
nme
yer
250
mL
yan
g
beri
si 2
mL
H2S
O4
peka
t
dan
30
mL
aqua
des.
2 Men Larutan berubah warna pada penambahan KMnO4 0,05 M
. itras
i
den
gan
KM
nO4
0,05
M.
- - 26 mL

- - 25,6 mL

- - 25,2 mL

3 Men V 1+V 2+V 3


V=
3
. ghit
26 mL +25,6 mL+25,2 mL
ung V=
3
volu
76,8 mL
V=
me 3
rata V =25,6 mL

rata
KM
nO4
yan
g
dita
mba
hka
n.

b. Pengaruh botol terang di penyimpanan gelap

N Perl Hasil Pengamatan


o akua
n
1 Me Larutan berwarna bening.
. mas
ukk
an
10
mL
H2O
2

tera
ng
di
tem
pat
gela
p +
2
mL
H2S
O4
peka
t +
30
mL
aqua
des.
2 Men Larutan berwarna merah muda permanen pada saat penambahan
. itras KMnO4 sebanyak
i
den
gan
KM
nO4
sam
pai
mun
cul
war
na
mer
ah
mud
a
per
man
en.
- - 28 mL

- - 28 mL

- - 28,5 mL

3 Vol V 1+V 2+V 3


V=
3
. ume
28 mL+ 28 mL+28,5 mL
rata V=
3
– 84,3 mL
V=
3
rata
V =28,16 mL
KM
nO4
yan
g
dita
mba
hka
n.

c. Pengaruh warna botol penyimpanan gelap di suasana terang

N Perl Hasil Pengamatan


o akua
n
1 Men Larutan sebelum ditambahkan H2O2 encer berwarna bening dan
. gam panas (menguap) dan setelah ditambahkan panasnya berkurang
bil dan tetap berwarna bening.
10
mL
larut
an
H2O
2

ence
r
dari
boto
l
gela
p
dan
suas
ana
tera
ng
dan
me
mas
ukk
an
ke
dala
m
Erle
nme
yer
250
mL
yan
g
beri
si 2
mL
H2S
O4
peka
t
dan
30
mL
aqua
des.
2 Men Larutan berwarna merah muda pada penambahan KMnO4 0,05
. itras M
i
den
gan
KM
nO4
0,05
M.
- - 26,5 mL

- - 26,1 mL

- - 26,3 mL

3 Men V 1+V 2+V 3


V=
3
. ghit
26,5 mL+ 26,1mL+26,3 mL
ung V=
3
volu
V =26,3mL
me
rata

rata
pena
mba
han
KM
nO4.

d. Pengaruh botol terang pada penyimpanan terang

N Per Hasil Pengamatan


o lak
ua
n
1 Me 10 mL larutan H2O2 telah diencerkan dan berada dalam 3 buah
. ng Erlenmeyer 250 mL.
am
bil
10
m
L
lau
rta
n
H2
O2
ya
ng
tel
ah
die
nc
erk
an
da
n
me
ma
su
kk
an
ke
dal
am
Erl
en
me
yer
25
0
m
L
(3
bu
ah
lab
u
Erl
en
me
yer
).
2 Me Larutan berwarna bening.
. na
mb
ah
ka
n2
m
L
H2
SO
4
pe
kat
da
n
30
m
L
aq
ua
des
ke
pa
da
ma
sin
g–
ma
sin
g
lab
u
Erl
en
me
yer
.
3 Me  Pada Erlenmeyer I : 25,3 mL
. nit  Pada Erlenmeyer II : 28,3 mL
ras  Pada Erlenmeyer III : 26,5 mL
i
de
ng
an
K
M
nO
4

sta
nd
ar
sa
mp
ai
mu
nc
ul
wa
rna
me
rah
mu
da
ya
ng
per
ma
ne
n.
4 Me V 1+ V 2+V 3
V rata−rata=
3
. ng
25,3 mL+ 28,3mL +26,5 mL
hit V=
3
un
V =26,7 mL
g
rat
a –
rat
a
pe
na
mb
ah
an
K
M
nO
4.

V. ANALISIS DATA
A. Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4.XH2O
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jumlah air Kristal dalam
H2C2O4.XH2O. Pada percobaan ini menggunakan KMnO4 sebagai
pengoksidasi dan sebagai zat yang dibakukan dengan larutan baku utama
yaitu H2C2O4.XH2O. Wardani & Hardianto (2019), mengungkapkan bahwa
sebelum melakukan titrasi, larutan asam oksalat ditambah asam sulfat dan
dipanaskan dengan suhu 700C, lalu menitrasi sampai terbentuk warna
merah muda dalam larutan. Larutan KMnO4 merupakan zat peniter
sekaligus indikator dalam titrasi, hal ini ditandai dengan munculnya warna
ungu muda saat titik akhir titrasi. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
oleh kurniawati & Alfanah (2018), bahwa penentuan kalium permanganat
(KMnO4) dengan menggunakan titrasi reduksi-oksidasi tidak
membutuhkan indikator sebagai penentu titik akhir titrasi. Hal ini
disebabkan karrena kalium permanganat selain bertindak sebagai titran
juga bertindak sebagai indikator. KMnO4 dapat bertindak sebagai zat
indikator karena ia berwarna ungu sehingga dapat menyebabkan larutan
dititer menjadi berwarna ungu muda jika sudah mencapai titik titrasi.
Langkah pertama dalam percobaan ini adalah memasukkan 12,5 mL
larutan H2SO4. XH2O ke dalam Erlenmeyer yang berisi 5 mL H 2SO4 2M
dan 12,5 mL aquades dan menghasilkan larutan bening. Penambahan
H2SO4 berfungsi sebagai katalis atau zat yang dapat mempercepat reaksi
dan memberikan suasana asam kuat dalam larutan, karena KMnO 4 dapat
menjadi oksidator kuat dalam suasana asam kuat, asam lemah, netral dan
basa lemah. Namun, jika titrasi dilakukan dalam suasana asam lemah
ataupun basa lemah, maka kemungkinan akan terjadinya pengendapan
MnO2 yang dapat mengganggu terjadinya titrasi. Kemudian memanaskan
larutan sampai 700C. Pemanasan ini dilakukan untuk mempeercepat
jalannya reaksi, karena reaksi antara ion permanganat dengan ion oksalat
berjalan sangat lambat pada suhu ruangan.
Larutan yang telah dipanaskan hingga suhu 700C harus segera
dititrasi dengan KMnO4. Melakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan
menggunakan KMnO4 0,05 M pada labu Erlenmeyer I, II dan III berturut-
turut sebanyak 5,5 mL, 4,7 mL dan 5 mL yang emunculkan warna ungu
muda pada larutan. Munculnya warna ungu muda ini sebagai penanda
telah tercapainya titik akhir titrasi. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh
Handianto (2019) bahwa titik akhir titrasi ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah muda. Volume rata-rata KMnO 4 0,05 M yang
digunakan sebanyak 5,067 mL. Pada percobaan digunakan H2SO4 2M,
yakni asam encer, karena H2SO4 encer tidak bereaksi dengan ion
permanganat. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :

2MnO4- (aq) + 5C2O42- (aq) + 16 H+ (aq) → 2Mn2+ (aq) + 10CO2 (g) + 8H2O (l)
+7 +6 +2 +8
oksidasi
reduksi
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa Mangan (Mn) mengalami
reduksi, hal ini menandakan bahwa KMnO4 berperan sebagai zat pereduksi
(reduktor). Titik akhir dan titik ekivalen dari titrasi ditandai dengan
munculnya warna ungu muda, dimana warna ini dimana berasal dari
KMnO4 yang berperan sebagai oksidator sekaligus indikator pada titrasi
ini. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) diperoleh konsentrasi
H2C2O4. XH2O sebesar 0,050 M dan jumlah air Kristal dalam H2C2O4.
XH2O adalah 2, sehingga rumus strukturnya menjadi H2C2O4. 2H2O.
B. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Terhadap Kadar H2O2
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh warna botol
penyimpanan terhadap kadar H2O2. Dalam percobaan ini, sejumlah H2O2
diambil dari botol dengan warna dari penyimpanan yang berbeda-beda,
yaitu disimpan pada botol gelap ditempat terang, botol gelap ditempat
gelap, botol terang ditempat terang dan botol gelap ditempat gelap.
Pada percobaan ini, langkah percobaan yang dilakukan yaitu
menambahkan 10 mL H2O2 kedalam labu erlenmeyer 250 mL yang berisi
2 mL H2SO4 pekat dan 30 mL aquades. 10 mL H 2O2 yang digunakan dari
keempat botol yang disimpan berbeda akan dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berbeda. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali untuk
setiap botol. H2O2 merupakan senyawa yang tidak bersifat stabil namun
dapat distabilkan dengan zat penstabil dalam suasana asam lemah.
Sehingga pada percobaan ini digunakan asam sulfat pekat yang diencerkan
dengan air menjadi asam lemah sebagai penstabil H2O2. Dalam hal ini juga
dilakukan tiga kali pengulangan untuk meminimalisir kesalahan dalam
perhitungan. Selanjutnya menitrasi larutan dengan KMnO4. Pada saat
titrasi tidak ditambahkan indikator lain lagi, karena ion permanganat
bertindak sebagai indikator. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai
berikut :

2 MnO42- (aq) + 5 H2O (aq) + 6 H+ (aq) → 2 Mn2+ (aq) + 5 O2 (aq) + 2 H2O (l)
+7 -2 +2 0
oksidasi
reduksi
Dapat dilihat dari persamaan reaksi diatas penambahan H 2SO4 pekat dapat
memperlambat dekomposisi peroksida menjadi O2 dalam suasana asam
dengan reaksi :

H2O2 (aq) → H2O (aq) + ½ O2 (g)

Ion permanganat
sangat mudah mengalami reduksi menjadi ion Mn2+. Titrasi dilakukan
sampai larutan berubah warna menjadi merah muda yang permanen.
a. Botol gelap pada penyimpanan gelap
Botol pertama yang digunakan yaitu botol berwarna gelap yang
disimpan di tempat gelap. Mengambil dan memasukkan 10 mL larutan
H2O2 encer dalam botol tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi
2 mL H2SO4 pekat dan 30 mL aquades, yang mana keduanya membentuk
asam lemah sebagai zat penstabil H2O2. Kemudian menitrasi larutan
dengan KMnO4 0,05 M sampai berwarna merah muda permanen. Pada tiga
kali percobaan tersebut diperoleh larutan KMnO4 sacara berturut-turut
adalah 26 mL, 25,6 mL dan 25,2 mL. Sehingga diperoleh volume rata-rata
KMnO4 yang ditambahkan adalah 25,6 mL.
b. Botol terang pada penyimpanan gelap
Botol kedua yang digunakan yaitu botol berwarna terang yang
disimpan di tempat gelap. Mengambil dan memasukkan 10 mL larutan
H2O2 encer dalam botol tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi
2 mL H2SO4 pekat dan 30 mL aquades, yang mana keduanya membentuk
asam lemah sebagai zat penstabil H2O2. Selanjutnya, menitrasi larutan
dengan KMnO4 0,05 M sampai berwarna merah muda permanen. Pada tiga
kali percobaan tersebut diperoleh larutan KMnO4 secara berturut-turut
adalah 28 mL, 28 mL dan 28,5 mL. Sehingga diperoleh volume rata-rata
KMnO4 yang ditambahkan yaitu 28,16 mL.
c. Botol gelap pada penyimpanan terang
Botol ketiga yang digunakan yaitu botol berwarna gelap yang
disimpan di tempat terang. Mengambil dan memasukkan 10 mL larutan
H2O2 encer dalam botol tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi
2 mL H2SO4 pekat dan 30 mL aquades, yang mana keduanya membentuk
asam lemah sebagai zat penstabil H2O2. Selanjutnya, menitrasi larutan
dengan KMnO4 0,05 M sampai berwarna merah muda permanen. Pada tiga
kali percobaan tersebut diperoleh larutan KMnO4 secara berturut-turut
adalah 26,5 mL, 26,1 mL dan 26,3 mL. Sehingga diperoleh volume rata-
rata KMnO4 yang ditambahkan yaitu 26,3 mL.
d. Botol terang pada penyimpanan terang
Botol keempat yang digunakan yaitu botol berwarna terang yang
disimpan di tempat terang. Mengambil dan memasukkan 10 mL larutan
H2O2 encer dalam botol tersebut ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi
2 mL H2SO4 pekat dan 30 mL aquades, yang mana keduanya membentuk
asam lemah sebagai zat penstabil H2O2. Selanjutnya, menitrasi larutan
dengan KMnO4 0,05 M sampai berwarna merah muda permanen. Pada tiga
kali percobaan tersebut diperoleh larutan KMnO4 secara berturut-turut
adalah 25,3 mL, 28,3 mL dan 26,5 mL. Sehingga diperoleh volume rata-
rata KMnO4 yang ditambahkan yaitu 26,7 mL.
Volume KMnO4 yang digunakan untuk menitrasi larutan H2O2, yang
berbeda warna botol dan penyimpanan, sampai muncul warna merah muda
permanen. Hal ini akan mempengaruhi kadar H2O2. Berdasarkan hasil
perhitungan (terlampir) diperoleh volume rata-rata KMnO4 dan kadar H2O2
seperti pada tabel berikut :
[
K H
e 2

a O
V́ KMnO4
d 2

a ]
a
n %M
G 26,3 mL 20
e ,
l 3
a 2
p 8
- 7
T 5
e
r M
a
n
g
G 25,6 mL 20
e ,
l 3
a 2
p
- M
G
e
l
a
p
T 28,16 mL 20
e ,
r 3
a 5
n 2
g
- M
G
e
l
a
p
T 26,7 mL 20
e ,
r 3
a 3
n 3
g 7
- 5
T
e M
r
a
n
g

Secara teoritis, semakin besar intensitas cahaya matahari yang


dikenakan pada H2O2 maka akan semakin banyak H2O2 yang teruraikan.
Artinya semakin sedikit kadar H2O2 dalam larutan tersebut maka makin
sedikit pula KMnO4 yang digunakan untuk menitrasi dan memunculkan
warna merah muda pada H2O2. Urutan volume KMnO4 dari yang terbesar
Botol gelap ditempat gelap > botol gelap ditempat terang > botol
terang ditempat gelap > botol terang ditempat terang

yaitu :

Akan tetapi berdasarkan tabel, penggunaan KMnO4 terbanyak justru


pada botol terang pada penyimpanan gelap. Urutan penggunaan KMnO 4
berdasarkan tabel dari penggunaan KMnO4 terbanyak sebagai berikut :

Terang ditempat gelap > terang ditempat terang > gelap ditempat
terang > gelap ditempat gelap
Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh berbagai faktor, khususnya faktor-
faktor yang berkenaan dengan pengaruhnya terhadap dekomposisi H 2O2.
Banyaknya intensitas cahaya yang didaptkan H2O2 sangat berpengaruh.
Kondisi botol penyimpanan H2O2 yang sering dibuka tutup menyebabkan
kadar H2O2 berubah. Bisa juga ketidaksesuaian ini dikarenakan
penambahan KMnO4 yang kurang tepat, sehingga titik akhir titrasi tidak
tepat sama dengan titik ekivalen. Pada percobaan ini, titrasi hanya
dilakukan secara manual tidak menggunakan stirer untuk mengaduk
sehingga larutan tidak terdekomposisi secara sempurna.

VI. KESIMPULAN
1. Jumlah air Kristal dalam H2C2O4. XH2O adalah 2 dengan rumus struktur
senyawa H2C2O4. 2H2O.
2. Kadar H2O2 dipengaruhi oleh intensitas cahaya, semakin besar intensitas
cahaya maka kadar air semakin berkurang dan volume KMnO4 yang
digunakan kurang tepat penambahannya.
3. Urutan penggunaan volume KMnO4 dari yang terbesar berdasarkan hasil
pada percobaan ini : botol terang ditempat gelap > botol terang ditempat
terang > botol gelap ditempat terang > botol gelap ditempat gelap.
4. Dari percobaan dan perhitungan (terlampir) diperoleh konsentrasi dan
kadar H2O2 yaitu :
a. Konsentrasi awal = 13,79 M
b. Konsentrasi H2O2 gelap ditempat terang 0,32875 M dan kadarnya =
2,383%
c. Konsentrasi H2O2 terang ditempat terang 0,33375 M dan kadarnya =
2,42%
d. Konsentrasi H2O2 gelap ditempat gelap 0,32 M dan kadarnya 2,32%
e. Konsentrasi H2O2 terang ditempat terang 0,352 M dan kadarnya
2,55%.
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, I.M.A.W., Darwanto, I.M.O.A., & Subhaktiyasa, P.G. (2017). Penentuan


Kadar Senyawa Organic Mata Air di Desa Pesedahan Karangasem
Secara Permanganometri, Chemistry Laboratory, 4(1), 5-9.

Balarabe, M.A., & Folashade, A.Z. (2019). Determination Of Iron In Some


Selected Iron Containing Tablets Using Redox Titration. World Journal
Of Applied Chemistry, 4 (3), 42-44.

Darwindra, H.D. (2010). Titrasi Redoks Permanganat. Jakarta : Erlangga.

Ghaffari, S. Thamburaj, P.K., Baker, S.A., & Holstein, A. (2017). Balancing


Redox Chemical Equations : A Discovery Produce Employing Oxidation
Reduction Titration . Journal Of Laboratory Chemical Education, 5 (1),
6-8.
Haitami, Rahmina, D., & Fakhridani, S. (2018). Ketepatan Hasil dan Variasi
Waktu Pendidihan Pemeriksaan Zat Organic. Medical Laboratory
Technology Journal, 2 (2), 61-65.

Handrianto, R. K. W. P. (2019). Pengaruh Perendaman Umbi Porang Dalam


Larutan Sari Buah Belimbing Wuluh Terhadap Penurunan Kadar
Kalsium Oksalat. IPTEK journal of proccedings series, 0 (4), 1-4.

Kanama, E. F., Amalia, F., Ghoudensa, R., & Bisma, S. (2018). Disinfection Of
Escherichia Coli Bacteria Using Combination Of Ozonation And
Hydrodynamic Cavitation Method With Ventury Injector. International
Journal On Advanced Science Engineering Information Technology, 8
(3), 88-817.

Keenan, C. W., Kleinfelter, C. D., & Wood, J. H. (1986). Ilmu Kimia Untuk
Universitas Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Khairunizzahrah, B., & Bsima, S. (2018). Wastewater Treatment Based On


Remazol Blue Using DBD Plasma Reactor Under Acidic And Basic
Conditions. International Symposium On Applied Chemistry (ISAC),
1011 (2021), 1-7.

Kurniawati, P., & Alfanah, H. (2018). Perbandingan Metode Penetuan Kadar


Permanganate dalam Air Kran Secara Titrimetric dan Spektrofotometri
Uv-VIS. Indonesian Journal Of Chemical Analysis, 1 (1), 1-6.

Lestari, F., & Dewi, K. (2020). Effects Of Humic Acid On Vegetative Growth,
Yield, Oxalic Acid And Betacyonion Of Red Amaranth ( Amanionthus
Tricolor L.). AIP Conference Proceedings. 2260 (030011), 1-9.

Sholahuddin, A., Suharto, B., & Hamid, A. (2021). Panduan Praktikum Kimia
Analisis, Banjarmasin : FKIP ULM.

Svehla, G. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimicro Bagian I


Edisi Kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta :
Erlangga.

Wardani, R. K., & Handrianto, P. (2019). Analisis Kadar Kalsium Oksalat Pada
Tepung Porang Setelah Perlakuan Perendaman Dalam Larutan Asam
(Analisis Dengan Metode Tetrasi Permanganometri) . Journal Of
Research And Technology, 5 (2), 144-153.

Yaqin, N., & Firdausi, R.N. (2017). Analisis Zat Organic Pada Air Sumur Pantai
di TPA Ngipik Kabupaten Gresik Dengan Metode Permanganometri.
Journal Of Ners Community, 8 (2), 172-178.

LAMPIRAN

A. Perhitungan
1) Menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.x H2O
Diketahui :
V H2C2O4 = 5mL
V H2C2O4.x H2O = 12,5mL
v̅ KMnO4 = 5,267mL
M KMnO4 = 0,05M
V total = V H2SO4 + V aquades + V H2C2O4.x H2O
= 5mL + 12,5mL + 12,5mL
= 30mL
Ditanya :
Jumlah air Kristal H2C2O4.x H2O ?
Jawab:
Persamaan reaksi:

2MnO4- (aq) + 5 C2O42- (aq) + 16 H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 10 CO2(g) + 8H2O


+7 +6 +2 +8

Reduksi

Oksidasi

2 mol KMnO4 setara dengan 5 mol H2C2O4

1 mol MnO4- setara dengan 5 ekivalen

1 mol C2O42- setara dengan 2 ekivalen

KMnO4(aq) → K+ (aq) + MnO4- (aq)

H2C2O4 (aq) → 2H+ (aq) + C2O4 (aq)

Mol ekivalen KMnO4 = mol ekivalen H2C2O4

M x V x 5 ekivalen = M x V x 2 ekivalen

0,05 x 5,067 mL x 5 ekivalen = M x 30 mL x 2 ekivalen

1,26675
M C2O42- =
60

= 0,0211125 M

Konsentrasi mula-mula H2C2O4.x H2O adalah

M1 x V1 = M2 x V2

M x 12,5 mL = 0,0211125 M x 30 mL
0,633375 M
M (H2C2O4 ) =
12,5

= 0,05067 M

0,63 g 1000
Mr H2C2O4.x H2O = x
0,05067 M 100 mL

= 124,3339254 g/mol

Mr H2C2O4.x H2O = 124,333 g/mol

2(Ar .H) + 2 (Ar.C) + 4(Ar.O) + X (H2O) = 124,333 g/mol

2(1) + 2(12) + 4(16) + X.18 = 124,333 g/mol

90 + X.18 = 124,333 g/mol

X = 1,90

X =2

Jadi jumlah air kristal dalam H2C2O4.x H2O adalah 1,90 dengan rumus struktur
senyawanya adalah H2C2O4.H2O

2) Menentukan konsentrasi H2O2 pada senyawa botol yang berbeda!


a. Konsentrasi awal H2O2
Diketahui:
% H2O2 = 35%
H2O2 = 1,34 g/mol
Mr H2O2 = 34 g/mol
Ditanya:
M H2O2 ?
Penyelesaian :
ρ H 2 O2 x % H 2 O 2 x 10
M =
Mr H 2 O 2
1,34 g /mol x 35 x 1 o
=
34 g/mol
= 13,794 M

Jadi, konsentrasi awal H2O2 adalah 13,749 M

b. Konsentrasi dan kadar H2O2 gelap ditempat terang

Diketahui :
V KMnO4 = 26,3 mL
M KMnO4 = 0,05 M
V H2O2 = 10 mL
ρ H2O2 = 1,34 g/mol
Mr H2O2 = 34 g/mol
Ditanya: a) M H2O2 = ?
b) % H2O2 = ?
penyelesaian :

2 MnO4- (aq) + 5H2O(aq) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 5O2(g) + 8H2O


+2 +2 +2 0
Reduksi
Oksidasi

1 mol MnO4- sama dengan 5 ekivalen

1 mol H2O2 sama dengan 2 ekivalen

M H2O2 x V H2O2 x ekivalen H2O2 = M KMnO4 x V KMnO4 x ekivalen KMnO4

M H2O2 x 10 mL x 2 ekivalen = 0,05 M x 26,3 mL x 5 ekivalen


6,575
M H2O2 =
20

M H2O2 = 0,32875 M

0,32875 M
% H2O2 = x 100 %
13,79 M

= 2,38 %

Jadi ,konsentrasi H2O2 sebesar 0,32875 M dan persen kadar nya 2,38 %

c. Konsentrasi dan kadar H2O2 gelap ditempat gelap

Diketahui :
v̅ KMnO4 = 25.6 mL
M KMnO4 = 0,05 M
V H2O2 = 10 mL
ρ H2O2 = 1,34
Mr H2O2 = 34 g/mol
Ditanya : a) M H2O2 = ?
b) % H2O2 = ?
penyelesaian :

2 MnO4- (aq) + 5H2O(aq) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 5O2(g) + 8H2O


+7 -2 +2 0

Reduksi

Oksidasi

1 mol MnO4- sama dengan 5 ekivalen

1 mol H2O2 sama dengan 2 ekivalen


M H2O2 x V H2O2 x ekivalen H2O2 = M KMnO4 x V KMnO4 x ekivalen KMnO4

M H2O2 x 10 mL x 2 ekivalen = 0,05 M x 25,6 mL x 5 ekivalen

6,4
M H2O2 =
20

M H2O2 = 0,32M

0,32 M
% H2O2 = x 100 %
13,79 M

= 2,32 %

Jadi konsentrasi H2O2 sebesar 0,32 M dan persen kadar nya 2,32%

d. Konsentrasi dan kadar H2O2 botol terang ditempat terang

Diketahui :

v̅ KMnO4 = 25.6 mL

M KMnO4 = 0,05 M

V H2O2 = 10 mL

ρ H2O2 = 1,34

Mr H2O2 = 34 g/mol

Ditanya : a) M H2O2 = ?

b) % H2O2 = ?

penyelesaian :

2 MnO4- (aq) + 5H2O(aq) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 5O2(g) + 8H2O


+7 -2 +2 0
Reduksi
Oksidasi
1 mol MnO4- sama dengan 5 ekivalen

1 mol H2O2 sama dengan 2 ekivalen

M H2O2 x V H2O2 x ekivalen H2O2 = M KMnO4 x V KMnO4 x ekivalen KMnO4

M H2O2 x 10 mL x 2 ekivalen = 0,05 M x 26,7 mL x 5 ekivalen

6,675
M H2O2 =
20

M H2O2 = 0,33375 M

0,33375 M
% H2O2 = x 100 %
13,79 M

= 2,42 %

Jadi konsentrasi H2O2 sebesar 0,33375 M dan persen kadar nya 2,42%

e. Konsentrasi dan kadar H2O2 botol terang ditempat gelap


Diketahui :

v̅ KMnO4 = 25.6 mL

M KMnO4 = 0,05 M

V H2O2 = 10 mL

ρ H2O2 = 1,34

Mr H2O2 = 34 g/mol

Ditanya : a) M H2O2 = ?

b) % H2O2 = ?

penyelesaian :
2 MnO4- (aq) + 5H2O(aq) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 5O2(g) + 8H2O
+7 -2 +2 0
Reduksi
Oksidasi

1 mol MnO4- sama dengan 5 ekivalen

1 mol H2O2 sama dengan 2 ekivalen

M H2O2 x V H2O2 x ekivalen H2O2 = M KMnO4 x V KMnO4 x ekivalen KMnO4

M H2O2 x 10 mL x 2 ekivalen = 0,05 M x 28,16 mL x 5 ekivalen

7,04
M H2O2 =
20

M H2O2 = 0,352 M

0,352 M
% H2O2 = x 100 %
13,79 M

= 2,55 %

Jadi konsentrasi H2O2 sebesar 0,352 M dan persen kadar nya 2,55%
B. Pertanyaan
1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat
titrasinya dikerjakan pada temperatur lebih rendah dari 60 OC hasil
normalitasnya terlampaui tinggi atau terlampaui rendah?
Jawab :

Dengan suhu yang lebih rendah,maka hasil normalitasnya terlampaui


tinggi KMnO4 kurang bereaksi dengan H2C2O4 karena KMnO4 tidak cepat
terurai atau terdekomposisi jika suhu lebih rendah dari 60 OC.Selain itu jika
suhu lebih rendah,maka volume KMnO4 akan lebih banyak dan tidak terjadi
penguapan jika penggoyangan saat titrasi kurang sempurna.
2. Berapa volume 0,030 m KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5 ml
H2O2 dalam larutan asam yang densitas 1,01 gram/liter dan mengandung 3,05
berat H2O2 permanganat yang direduksi menjadi Mn2+ dan H2O2 dioksida
menjadi O2 ?
Jawab :

Diketahui :

●V.H2O2 = 5 mL = 0,005 L

●ρ larutan asam = 1,01 g/L

●massa H2O2 = 3,05 g

●M. KMnO4 = 0,030 M

Ditanya: V.KMnO4 = ........?

Penyelesaian :
MnO4 (aq) + 8H+ (aq) + 5e → Mn2+ (aq) + 4H2O(l) x2
H2O2 (aq) → O2(g) + 2H+ (aq) + 2e x5
2MnO4- (aq) + 16H+ (aq) + 5H2O2 (aq) → 2Mn2+ (aq) + 8H2O(l) + 5O2 (g)

2MnO4- (aq) + 16H+ (aq) + 5H2O2 (aq) → 2Mn2+ (aq) + 8H2O(l) + 5O2 (g)

Reduksi

Oksidasi

Jadi, 2 mol KMnO4 setara dengan 5 mol H2O2

m
n=
Mr

m 3,05
n= = = 0.0897 mol
Mr 34 9/mol
n
m.H2O2 =
v

n 0,0897 MOL
m. H2O2 = = = 17,94 M
v 0,005 L

H2O2 ≈ KMnO4

n ekivalen H2O2 = n ekivalen KMnO4

M x V x Valensi = M x V x Valensi

17,09 M x 5 mL x 2 = 0,030 M x V x 5

V = 1196 mL

V = 1,196 L

Jadi, KMnO4 yang diperlukan sebesar 1,196 L


C. Foto
A. Penentuan jumlah air Kristal dalam H2C2O4.XH2O

Mengukur dan memipet 12,5 mL Memasukkan 12,5 mL H2C2O4. XH2O


H2C2O4. XH2O ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL

Mengukur dan memipet H2SO4 2M Menambahkan 5 mL H2SO4 2M ke


sebanyak 5 mL dalam labu erlenmeyer
Mengukur dan memipet 12,5 mL Menambahkan 12,5 mL aquades ke
aquades dalam labu erlenmeyer

Menutup labu erlenmeyer agar larutan Memanaskan hingga suhu mencapai


tidak menguap 700C

Mengukur dan memipet 50 mL larutan Menitrasi dengan KMnO4 dalam


KMnO4 ke dalam buret keadaan panas sampai berubah
menjadi ungu
Membandingkan hasil titrasi dari labu
Erlenmeyer I,II dan III

B. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadaar H2O2


a. botol gelap di penyimpanan gelap

Mengambil 10 mL larutan H2O2 encer Memasukkan masing-masing 2 mL


dari botol gelap ke gelap dan H2SO4 pekat ke dalam tiga buah
memasukkannya ke dalam tiga buah erlenmeyer
erlenmeyer
Memasukkan 30 mL aquades ke dalam Menitrasi larutan pada erlenmeyer I, II,
tiga buah erlenmeyer dan III dengan KMnO4 0,05 M

Hasil titrasi pada erlenmeyer I, II, dan Hasil titrasi pada erlenmeyer I, II, dan
III III setelah didiamkan beberapa saat

b. Pada botol terang perlakuan gelap

Mengambil 5 mL larutan H2O2 Memasukkan ke dalam labu


sebanyak tiga kali dalam satu pengenceran 250 mL sebanyak tiga
perlakuan kali dalam satu perlakuan
Mengambil 1 mL H2SO4 pekat Memasukkan ke dalam erlenmeyer
sebanyak tiga kali untuk satu 250 mL yang berisi larutan H2O2
perlakuan (tiga kali dalam satu perlakuan)

Mengambil 15 mL aquades sebanyak Memasukkan aquades ke dalam


3 kali setiap perlakuan masing-masing campuran

Memasukkan KMnO4 0,05 M ke Menitrasi campuran dengan KMnO4


dalam buret 0,05 M sampai warna ungu
Hasil titrasi perlakuan gelap pada Hasil titrasi perlakuan gelap pada
erlenmeyer I erlenmeyer II

Hasil titrasi perlakuan gelap pada


erlenmeyer III

c. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan Gelap di Terang

Mengukur 30 mL aquades dan memasukan ke Memipet 2 mL H2SO4 Pekat


dalam gelas kimia
Memasukan 30 mL aquades dan 2mL H2SO4 Mengukur 10 mL larutan H2O2 gelap-
Pekat ke dalam labu erlenmeyer 250 mL I,II terang yang telah diencerkan
dan III

Memasukan 10 mL larutan H2O2 gelap-terang Memasukkan 50 mL larutan KmnO4


ke dalam labu erenmeyer I,II dan III ke dalam buret
Menitrasi larutan pada Erlenmeyer I,II dan III Hasil Titrasi pada labu Erlenmeyer I

Hasil titrasi labu Erlenmeyer II Hasil titrasi labu Erlenmeyer III

Hasil titrasi labu Erlenmeyer I,II dan III


setelah beberapa saat

d. Pengaruh warna botol terang terhadap kadar H2O2 terang

Mengukur 10 ml larutan peroksida Memaasukkan 10 ml larutan peroksida


encer botol terang diterang kedalam Erlenmeyer I,II, dan III

Mengukur 2 ml H2SO4 pekat pada gelas Memasukkan 2 ml H2SO4 pekat


ukur kedalam Erlenmeyer I,II, dan III

Mengukur 30ml aquades menggunakan Memasukkan 30ml aquades kedalam


gelas kimia kedalam Erlenmeyer I,II, dan III
Memasukkan 50ml KMnO4 kedalam Menitrasi larutan pada Erlenmeyer I,II,
buret dan III

Hasil titrasi tabung I Hasil titrasi tabung II

Hasil titrasi tabung III

FLOWCHART
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
PERCOBAAN III
“ TITRASI PERMANGANOMETRI”

A. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.x H2O

0,63 g + H2C2O4.x H2O + aquades

- Menimbang dengan tepat


- Memasukkan
- Melarutkan dalam labu
pengukuran 100 ml
12,5 mL larutan H2C2O4.x H2O + 5 mL H2SO4 2N + 12,5 mL aquades

- Memipet
- Mengukur
- Memasukkan kedalam
erlenmeyer 250 ml
- Menambahkan
- Memasukkan sampai suhu
70℃ -

Memasukkan
Larutan panas + KMnO4 0,05 M

KMnO4 kedalam buret


- Menitrasi dalam keadaan panas
sampai berubah menjadi ungu

Larutan berwarna ungu

NB : - Melakukan percobaan yang sama sebanyak 3 kali

- Menghitung jumlah kadar air kristal dalam H2C2O4.x H2O

B. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2

25 mL larutan H2O2 + aquades

- Memipet
- Mengukur
- Memasukkan kedalam labu
ukur 250 ml
- Mengencerkan sampai tanda
tera

Larutan H2O2 encer

10 mL H2O2 encer + 2 mL H2SO4 pekat + 75 mL aquades

- Memipet
- Mengukur
- Memasukkan kedalam
erlenmeyer 250 mL
Larutan KMnO4 0,05 M

- Menitrasi larutan dengan


KMnO4 standar sampai

Larutan warna merah muda


munculnya merah muda yang
permanen

NB : - Larutan peroksida yang telah ditentukan Bj-nya

- Menyimpan dalam eberapa botol yang berbeda warnanya

- Melakukan percobaan sebanyak 3 kali

- Menghitung kadar H2O2 dalam hidrogen peroksida sebelum


diencerkan

- Membandingkan hasil pada tiap-tiap botol penyimpanan


- Larutan H2O2 dari dalam botol penyimpan

Anda mungkin juga menyukai