23P
Kimia Farmasi Kuantitatif
Pratikum III
Penentuan Asiditas Dan Alkalinitas Dalam Sampel
Kelompok 8 :
Laboratorium Kimia
Program Studi S-1 Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Adila
Bandar Lampung
2023
I. JUDUL PERCOBAAN
Penentuan Asiditas Dan Alkalinitas Dalam Sampel
Hitung kadar rata-rata alkalinitas dalam sampel air sampai dua angka
dibelakang koma dalam satuan mg/L
VI. DATA PENGAMATAN
a. Kadar alkalinitas dalam percobaan I
A x N x BE x 1000
kadar alkalinitas = V sampel
8 x 0,022 x 18 x 1000
= 100 mL
= 31,68 mg/mL
= 31,68 mg/mL
= 76,68 mg/mL
= 76,68 mg/mL
VII. PEMBAHASAN
Telah dilakukan praktikum kimia farmasi kuantitatif dengan judul
percobaan Penentuan Asiditas dan Alkalinitas dalam sampel. Yang
bertujuan untuk melakukan analisis sampel menggunakan titrasi
asidimetri dan alkalimetri. Prinsip pada praktikum alkalinitas adalah
menentukan alkalinitas air sampel dengan metode titrasi asam basa yang
yang ditambahkan indikator PP atau metil jingga dengan asam kuat yang
digunakan untuk menetralisir ion zat-zat alkalimetri yang merupakan zat
basa hingga titik akhir titrasi tanpa menurunkan pH larutan. Titik akhir
titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.
Asiditas dalam air disebabkan oleh karbon dioksida (CO2) asam
mineral. Adanya asiditas dalam air ditunjukkan oleh pH air tersebut di
bawah 8,5. Air dengan pH < 4,5 hanya mengandung asam mineral (kuat).
Asiditas oleh CO2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan
larutan baku asam.
Pada perobaan ini terjadi reaksi netralisasi pada titrasi Netralisasi
adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam. Reaksi
netralisasi terjadi antara ion hidrogen dari larutan asam dengan ion
hidroksida dari larutan basa dan membentuk air yang bersifat netral.
Kemudian idikator yang digunakan pada percobaan ini ada dua indikator
pada penentuan alkalinitas menggunakan indikator metil orange dan
penentuan asiditas menggunakan indikator PP. Indikator fenolftalein (pp)
dipilih karena biasanya basa yang digunakan sebagai larutan standarnya,
dan asam adalah larutan yang dititrasi sehingga berubah warna di sekitar
titik ekivalen dan dikatakan merupakan indikator yang sesuai dan Metil
orange digunakan untuk mentitrasi asam mineral dan basa kuat,
menentukan alkalinitas dari air tetapi tidak dapat digunakan untuk asam
organik.
Pereaksi yang digunakan dalam metode asiditas yaitu NAOH
dimana pada saat titrasi menggunakan metode ini ada ion yang
terkandung yaitu ion natrium Na+ dan anion hidroksida OH-.Pada
percobaan ini menggunakan indikator fenolftalein karena NaOH
merupakan larutan basa kuat yang memiliki pH diatas 7,dan indikator
fenolftalein memiliki nilai pH sekitar 8,5-10 karena sifat nya yang
bersifat basa.Pereaksi yang digunakan dalam metode alkalinitas yaitu
HCL dimana pada titrasi menggunakan metode ini yang terkandung ion
H+ dan ion CL-.Pada percobaan ini menggunakan indikator metil orange
karena HCL merupakan larutan asam kuat yang memiliki pH dibawah
5,dan indikator metil orange memiliki pH sekitar 3.1-4,4 karena sifat nya
yang bersifat asam.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu corong,
buret, statif dan klem, erlenmeyer,gelas beaker, gelas ukur, aie keran,
NaOH 0,02 N, dan HCl 0,02 N. setelah alat dan bahan disiapkan lakukan
percobaan titrasi sampel yang pertama untuk menentukan alkalinitas
dalam sampel air keran dengan cara 100mL air keran didalam erlenmeyer
ditambahkan 2-3 indikator metil orange. Kemudian dilakukan titrasi
dengan titran yang digunakan yaitu HCl 0,02 N dan volume yang
dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi yaitu sebanyak 8mL dan
setelah dilakukan dua kali titrasi didapat hasil volume HCl yang
digunakan sama yaitu sebanyak 8 mL. sehingga nilai rata- rata volume
titran (HCl) yang digunakan yaitu sebanyak 8mL.
Percobaan selanjutnya titrasi sampel yang kedua untuk
menentukan asiditas dalam sampel air keran cara nya sama dengan
percobaan titrasi yang pertama yaitu menggunakan 100mL air keran
tetapi pada percobaan ini menggunakan NaOH sebagai titran dan
indikator yang digunakan yaitu indikator PP, volume NaOH yang
dibutuhkan untuk mencapai titik akhir titrasi yaitu sebanyak 3mL dan
setelah dilakukan dua kali titrasi didapat hasil volume NaOH yang
digunakan sama yaitu sebanyak 3mL. sehingga nilai rata-rata volume
titran (NaOH) yang digunakan yaitu sebanyak 3mL.
Prinsip analisa air yang digunakan adalah metode indikator warna
dan secara umum termasuk kedalam analisa volumetrik. Biasanya air
mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik organik maupun
anorganik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak
jumlahnya didalam air, maka air tersebut dapat menjadi sumber bencana
yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua mahluk disekitarnya.
Pada sistem perairan alami, asiditas adalah kapasitas air untuk
menetralkan OH-. Istilah asiditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas
dan umumnya tidak mempunyai arti yang penting seperti alkalinitas pada
perairan yang tidak tercemar. Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan
alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan
yaitu CO, dan HS yang keduanya mudah menguap, yang mudah hilang
dari sampel yang diukur. Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran
dalam pengawetan contoh air yang baik terhadap adanya gas-gas tersebut
untuk dianalisa (Achmad, 2004). Alkalinitas mampu menetralisir
keasaman di dalam air, secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat,
dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion
tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga
menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas optimal pada
nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5
ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air
sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta
disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil dari percobaan praktikum kali ini dapat disimpulkan
bahwa praktikan dapat melakukan analisis sampel air keran
menggunakan titrasi asidimetri dan alkalimetri.