Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

UJI IDENTIFIKASI KATION

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah

KIMIA ANALISIS

OLEH :

WAHYUNI PERMATASARI (19012022)

DOSEN PENGAMPU :

Lilik Sulastri, M.Farm

SI REGULER KHUSUS A

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI FARMASI

BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
limpahan karunia- Nya saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini
dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini.Saya menyusun laporan ini untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Praktikum
Kimia Analisis.

Saya mencoba menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Laporan ini


memang masih belum sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran
untuk perbaikannya dalam hal pembuatan Laporan selanjutnya.

Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Bogor, Juni 2021

Wahyuni Permatasari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Landasan Teori


1.2 Tujuan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.2 Golongan Kation

2.3 Metode Pengujian Kation

BAB III

METODELOGI

3.1 Alat Dan Bahan

3.2 Prosedur Kerja

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat
dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif
adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.
Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,
pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk
cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji
ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat
mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion,
biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut.
Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji
spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan
memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik
(khas) untuk ion-ion tertentu.
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan
suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif
kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion
atau kation suatu larutan. Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium
sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu
kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik
kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti mengkonsumsi makanan dan
minuman sebagai pemenuh kebutuhan fisik. Setiap makanan yang kita makan
nantinya akan masuk ke sistem-sistem yang ada dalam tubuh kita dalam
bentuk ion-ion. Ion-ion tersebut berupa kation dan anion. Baik kation maupun
anion dapat di analisis melalui analisis kimia Ion-ion dapat diidentifikasi
dengan menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau
spesifik. Identifikasi kation didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat tersebut. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5
golongan. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Misalnya
dalam suatu sampel yang yang tidak diketahui akan diperiksa kation yang
terkandung di dalamnya. Untuk mengetahui sampel apakah tersebut, maka
perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan, seperti uji nyala, warna ion dalam
larutan ataupun melalui reaksi kimia dan lain sebagainya. Bila beberapa ion
ada dalam suatu larutan, maka sebelum langkah identifikasi terhadap masing-
masing ion tersebut, harus terlebih dahulu dipisahkan satu persatu dengan
menggunakan reaksi pemisah. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
identifikasi kation-kation, maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat menganalisa dengan tepat kation yang terdapat pada
larutan sampel.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan
dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung
pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis
pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti
kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.

Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunaan sebagai dasar


pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat
dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian
memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan
suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut
sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat
dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain
tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan
endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam
prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang
berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan

2.2 Golongan Kation

Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:

 Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan
kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih
untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan
yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan
asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan
PbCl2larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa
(I), Hg, Cl2 , tetap stabil.
 Golongan II :
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan
II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan
sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan
endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari
sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub
grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II
sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan
tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam
air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.
 Golongan III :
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer
(buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam
diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai
sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai
hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida.
Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation
golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan
mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa
(dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).
 Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
 Golongan V :
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk
menentukan adanya kation NH4+harus diambil dari larutan analit
mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+.
Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut,maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksiyang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya. Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat
pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu
persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok
atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia.

2.3 Metode Pengujian

Pada praktikum kali ini di lakukan dua pengujian terhadap sampel untuk
mengidentifiaksi kation di dalam sampel, berikut penjelesannya :

1. Uji Nyala
Uji nyala merupakan salah satu uji kualitatif yang paling sederhana, tidak
membutuhkan banyak alat maupun bahan. Uji nyala, atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut flame test, termasuk salah satu jenis analisis kualitatif
untuk menentukan kandungan logam yang terdapat pada sampel. Setiap
atom pasti memiliki elektron, yaitu partikel bermuatan negatif yang
mengelilingi inti pada orbitnya. Menurut teori dan model atom Bohr,
dijelaskan bahwa sebuah elektron dapat menyerap energi dari luar atom
sehingga mengalami eksitasi. Eksitasi adalah peristiwa berpindahnya
elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Karena keadaan eksitasi membuat atom menjadi tidak stabil, maka
elektron tersebut berpindah lagi ke posisi semula sambil melepaskan foton.
Peristiwa ini disebut de-eksitasi atau emisi Foton yang dipancarkan saat
proses de-eksitasi memiliki nilai panjang gelombang yang nilainya
berbeda-beda tergantung jenis unsur. Panjang gelombang yang dihasilkan
ini menentukan warna apa yang dihasilkan.
2. Uji Identifikasi Kation Secara Langsung
Pada uji identifikasi kation secara langsung di lakukan dengan cara
mencapurkan secara langsung larutan uji dan larutan pereaksi.
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Alat :
 Kawat platina
 Tabung reaksi
 Bunsen
 Pipet tetes

Bahan :

 AgNO3
 HCl
 NH4OH
 CuSO4
 KL
 NaOH
 FeSO4
 FeCl3
 NH4OH 21%
 ZnSO4
 BaCl2
 CaCl2
 H2SO4

3.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja Uji Nyala, sebagai berikut :

1. Letakan 3-4 mg zat di atas kaca arloji, basahi dengan sedikit HCl pekat.
2. Kawat platina atau Ni-Cr yang melingkari batang gelas di bersihkan
dengan mencelupkan ke dalam larutan HCl pekat lalu di bakar pada nyala
oksidasi. Lakukan beberapa kali sampai nyala api tidak berwarna.
3. Kawat yang telah bersih dicelupkan ke dalam sampel, lalu bakar pada
nyala api tak bercahaya
4. Amati warna yang muncul.

Prosedur kerja Uji Identifikasi Kation Secara Langsung , Sebagai Berikut :

Pada uji identifikasi kation secara langsung di lakukan dengan cara


mencapurkan secara langsung larutan uji dan larutan pereaksi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Uji Nyala

Unsur Warna nyala tanpa kaca Warna nyala dengan kaca


kobalt kobalt
Natrium Kuning Tidak berwarna
Kalium Ungu Merah padam
Kalsium Merah bata Hijau muda
Stronsium Merah padam Ungu
Barium Hijau kekuningan Hijau kebiruan
Litium Merah karmin Tidak berwarna
Tembaga Hijau kebiruan Tidak berwarna
As,Sb,Bi,Pb Biru keabuan Tidak berwarna

Uji Secara langsung


A. Kation golongan 1

No Perlakuan Hasil Reaksi kimia


1 AgNO3+HCl+NH4OH Saat pertama AgNo3 AgNo3+HCl AgCl2
di tambahakan dengan +HNO3
HCl menghasilkan
larutan kurang jernih AgCl+NH4OH AgNO3
berendapan putih +NH4Cl
selanjutnya setelah di
tambahkan NH4OH
larutan semakin
mengendap
membentuk endapan
putih
B. Kation Golongan II

No Perlakuan Hasil Reaksi Kimia


1. CuSO4+KI Pada awalnya CuSO4 CuSO4+KI CuI+I2+
berwarna biru dan KI K2SO4
berwarna putih
selanjutnya setelah
CuSO4+KI di
campurkan menjadi
coklat lalu hitam
kecoklatan
CuSO4+NaOH Pada awalnya CuSo4 CuSO4+NaOH Cu(OH)
berwarna biru dan +Na2SO4
NaOH berwarna Putih
setelah di campurkan
menjadi berwarna biru
2 FeSO4+NaOH Pada awalnya FeSO4 FeSO4+NaOH Fe(OH)2
berwarna kehijauan +Na2SO4
dan NaOH tidak
berwarna ,kemudian
setelah di campurkan
warnanya menjadi
hijau lumut
FeSO4+NH4OH 21% Pada awalnya FeSO4 FeSO4+NH4OH
berwarna kehijauan Fe(OH)+(NH4)2SO4
dan NH4OH berwarna
bening atau tidak
berwarna setelah di
campurkan warnanya
menjadi hijau muda
kebiruan
C. Kation Golongan III

No Perlakuan Hasil Reaksi Kimia


1 ZnSO4+NH4OH Pada awalnya ZnSO4 ZnSO4+NH4OH
jernih tidak berwarna Zn(OH)2+(NH4)2SO4
dan NH4OH berwarna
jernih tidak berwarna
setelah di campurkan
menjadi warna putih
dan ada endapan
keruh
ZnSO4+Na2HPO4 Pada awalnya ZnSO4 ZnSO4-Na2HPO4
jernih tidak berwarna Zn3PO4+NaH2PO4
dan NH4OH berwarna
jernih tidak berwarna
setelah di campurkan
menjadi warna putih
dan ada endapan
keruh
2 BaCl2+H2SO4 Pada awalnya BaCl BaCl2+H2SO4
berwarna bening agak BaSO4+2HCl
putih silver dan
H2SO4 berwarna
jernih tidak berwarna
setelah di campurkan
menjadi warna putih
dan terdapat endapan
BaCl2+K2CrO4 Pada awalnya BaCl BaCl2+K2CrO4
berwarna bening agak BaCrO4+2KCl
putih silver dan
K2CrO4 berwarna
kuning setelah di
campurkan
menghasilkan cairan
berwarna kuning dan
endapan kuning
3 CaCl2+H2SO4 Pada awalnya CaCl2 CaCl2+H2SO4
berwarna kekuningan CaSO4+2HCL
dan H2SO4 berwarna
jernih setelah di
campurkan warnanya
menjadi cairan kuning
dan terbentuk endapan
4 MgSO4+NaOH Pada awalnya MgSO4 MgSO4+NaOH
jernih tidak berwarna Mg(OH)+Na2SO4
dan NaOH juga tidak
berwarna atau jernih
dan saat di camputkan
menjadi agak keruh
5. NH4Cl+NaOH Pada awalnya NH4Cl NH4Cl+NaOH
tidak berwarna atau NH3+H2O+NaCl
jernih dan NaOH
berwarna jernih
setelah di campurkan
menghasilkan larutan
yang jernih

4.2 Pembahasan
Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing
golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan
dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara
menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan
memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl
dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan
klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah
ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam
larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil dari praktikum kali ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Larutan asam (HCl) dapat mengendapkan kation golongan klorida.
2. Kation Hg22+ dapat diidentifikasi dengan menambahkan NH4OH dan
dipanaskan yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna abu-
abu.
3. Kation Ag+ dapat diidentifikasi dengan menambahkan HNO3 yang
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna putih.
4. Fungsi penambahan NH4OH pada percobaan adalah untuk memisahkan
Ag+ dengan Hg22+ dengan melarutkan Ag+.
5. Berdasarkan hasil percobaan, di dalam sampel terdapat kation Hg22+.
Namun seharusnya terdapat juga kation Ag+
5.2 Saran

Berikut adalah saran yang ingin kami sampaikan :

1. Di harapkan pihak laboratorium dapat memberikan sampel yang baru agar


praktikum yang di lakukan dapat valid
2. Di harapkan juga pihak laboratorium dapat memastikan alat yang di
gunakan masih layak guna kelancaran praktikum para praktikan
3. Dan semoga kedepannya kebersihan dan keamanan laboratorium bisa
lebih di tingkatkan guna memastikan keamanan para praktikan.

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.academia.edu/19160843/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis
_Kation
 https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-
kation
 unpam.ac.id/8793/1/TKM0201_PRAKTIKUM%20KIMIA
%20ANALISA-full.pdf
 Modul Kimia Analisis STTIF BOGOR

Anda mungkin juga menyukai