KIMIA ANALISIS
OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
SI REGULER KHUSUS A
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
limpahan karunia- Nya saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum ini
dengan tepat waktu.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini.Saya menyusun laporan ini untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Praktikum
Kimia Analisis.
Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Wahyuni Permatasari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PEDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODELOGI
BAB IV
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan
dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung
pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis
pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam
wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat
memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti
kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
Golongan I :
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan
kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih
untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan
yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan
asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan
PbCl2larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa
(I), Hg, Cl2 , tetap stabil.
Golongan II :
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan
II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan
sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan
endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari
sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub
grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II
sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan
tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam
air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut.
Golongan III :
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer
(buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam
diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang
diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai
sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai
hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida.
Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation
golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan
mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa
(dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).
Golongan IV :
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Golongan V :
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-
regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk
menentukan adanya kation NH4+harus diambil dari larutan analit
mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+.
Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala (Harjadi, 1990).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut,maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksiyang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya. Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat
pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan diendapakan satu
persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok
atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan.
Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia.
Pada praktikum kali ini di lakukan dua pengujian terhadap sampel untuk
mengidentifiaksi kation di dalam sampel, berikut penjelesannya :
1. Uji Nyala
Uji nyala merupakan salah satu uji kualitatif yang paling sederhana, tidak
membutuhkan banyak alat maupun bahan. Uji nyala, atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut flame test, termasuk salah satu jenis analisis kualitatif
untuk menentukan kandungan logam yang terdapat pada sampel. Setiap
atom pasti memiliki elektron, yaitu partikel bermuatan negatif yang
mengelilingi inti pada orbitnya. Menurut teori dan model atom Bohr,
dijelaskan bahwa sebuah elektron dapat menyerap energi dari luar atom
sehingga mengalami eksitasi. Eksitasi adalah peristiwa berpindahnya
elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Karena keadaan eksitasi membuat atom menjadi tidak stabil, maka
elektron tersebut berpindah lagi ke posisi semula sambil melepaskan foton.
Peristiwa ini disebut de-eksitasi atau emisi Foton yang dipancarkan saat
proses de-eksitasi memiliki nilai panjang gelombang yang nilainya
berbeda-beda tergantung jenis unsur. Panjang gelombang yang dihasilkan
ini menentukan warna apa yang dihasilkan.
2. Uji Identifikasi Kation Secara Langsung
Pada uji identifikasi kation secara langsung di lakukan dengan cara
mencapurkan secara langsung larutan uji dan larutan pereaksi.
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Alat :
Kawat platina
Tabung reaksi
Bunsen
Pipet tetes
Bahan :
AgNO3
HCl
NH4OH
CuSO4
KL
NaOH
FeSO4
FeCl3
NH4OH 21%
ZnSO4
BaCl2
CaCl2
H2SO4
1. Letakan 3-4 mg zat di atas kaca arloji, basahi dengan sedikit HCl pekat.
2. Kawat platina atau Ni-Cr yang melingkari batang gelas di bersihkan
dengan mencelupkan ke dalam larutan HCl pekat lalu di bakar pada nyala
oksidasi. Lakukan beberapa kali sampai nyala api tidak berwarna.
3. Kawat yang telah bersih dicelupkan ke dalam sampel, lalu bakar pada
nyala api tak bercahaya
4. Amati warna yang muncul.
4.2 Pembahasan
Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing
golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan
dalam golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara
menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan
memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl
dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan
klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah
ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam
larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil dari praktikum kali ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Larutan asam (HCl) dapat mengendapkan kation golongan klorida.
2. Kation Hg22+ dapat diidentifikasi dengan menambahkan NH4OH dan
dipanaskan yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna abu-
abu.
3. Kation Ag+ dapat diidentifikasi dengan menambahkan HNO3 yang
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna putih.
4. Fungsi penambahan NH4OH pada percobaan adalah untuk memisahkan
Ag+ dengan Hg22+ dengan melarutkan Ag+.
5. Berdasarkan hasil percobaan, di dalam sampel terdapat kation Hg22+.
Namun seharusnya terdapat juga kation Ag+
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19160843/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis
_Kation
https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-
kation
unpam.ac.id/8793/1/TKM0201_PRAKTIKUM%20KIMIA
%20ANALISA-full.pdf
Modul Kimia Analisis STTIF BOGOR