TINJAUAN PUSTAKA
Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah
dari Meksiko dan Amerika Tengah, di mana tanaman ini tumbuh menyebar luas.
XVI dan dari tempat ini mulailah lamtoro menyebar luas ke berbagai bagian dunia
dan ditanam sebagai peneduh tanaman kopi, penghasil kayu bakar, serta sumber
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
4
5
Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, karena akar
tumbang oleh tiupan angin. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat,
sehingga tidak mudah patah. Warna batang coklat kemerahan sehingga menarik
untuk dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai
garis tengah 10-15 cm. Daun lamtoro berbentuk simetris, dengan tipe daun
majemuk ganda dan daun berwarna hijau (Gambar 2.1). Buah lamtoro berbentuk
polong dalam tandan. Dalam tiap-tiap tandan buah dapat mencapai 20-30 buah
polong, sedangkan dalam satu polongnya dapat mencapai 15-30 biji. Batang
tandan berbentuk besar dan agak pendek. Bijinya berbentuk lonjong dan pipih,
jika sudah tua biji tersebut berwarna coklat kehitaman (Riefqi, 2014).
Gambar 2.1
Morfologi Tanaman Lamtoro
Sumber : Ajo, 2009.
6
wanatani. Jenis ini secara alami terdapat di Meksiko dan Amerika Tengah. Pada
tahun 1936 benih tanaman ini dikirimkan dari Guatemala Selatan ke Jawa, dari
(Benih, 2011). Tanaman ini berbunga sepanjang tahun pada sebaran alaminya,
tetapi masa puncak pembungaannya terjadi antara bulan Juli dan Maret. Musim
berbunga jenis ini sangat bervariasi antara daerah satu dengan daerah lainnya,
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Calliandra
coklat kemerahan, dan pucuk batang cenderung bergerigi (Gambar 2.2). Sistem
perakarannya terdiri dari beberapa akar tunggang dengan akar yang lebih halus
yang jumlahnya sangat banyak dan memanjang sampai ke luar permukaan tanah.
Jika di dalam tanah terdapat rhizobia dan mikoriza, akan terbentuk asosiasi antara
Gambar 2.2
Morfologi Tanaman Kaliandra
Sumber : Benih, 2011.
menempati areal yang vegetasinya terganggu misalnya, tepi-tepi jalan. Jenis ini
terdapat di daerah yang curah hujannya berkisar antara 1000-4000 mm, meskipun
populasi tertentu terdapat di daerah yang curah hujan tahunannya hanya 800 mm.
8
sampai 4 bulan dengan curah hujan kurang dari 50 mm per bulan. Namun pernah
bulan. Jenis ini tumbuh di daerah dengan suhu minimum tahunan 18-22° C dan
tidak tahan terhadap tanah yang drainasenya buruk serta tergenang secara teratur
(Benih, 2011).
Simbiosis akar tanaman dengan cendawan di akhir 1880-an ini diberi nama
mikoriza. Mikoriza berasal dari bahasa Greek yang berarti cendawan akar.
Observasi baru mengenai fosil tanaman dari era Devonian memberi kesan
bahwa asosiasi mikoriza, telah ada kira-kira 400 juta tahun yang lalu, tanaman
cendawan obligat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang jika tidak
inangnya MVA akan membentuk stuktur tahan yaitu berbentuk spora tahan
(klamidospora).
Mikoriza berasal dari kata miko (Mykes = cendawan) dan riza yang berarti
akar tanaman. Asosiasi antara akar tanaman dengan cendawan ini memberikan
manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang tempat cendawan tersebut
1. Endomikoriza
sampai bagian korteks. Misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek, sayuran, dan
fiksasi nitrogen.
tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam
individu sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang
disebut vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut
cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai
penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Akar yang terinfeksi
akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks
dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi pada
10
bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan. Hifa
2. Ektomikoriza
epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar.
Dengan adanya ektomikoriza, akar tumbuhan tidak begitu memerlukan bulu akar.
Tumbuhan - tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsur-unsur hara dari
membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan
berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak
Kingdom : Fungi
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Glomales
Sub-ordo : Gigasporineae
Glomineae
Acaulosporaceae
Paraglomaceae
Archaeosporaceae
Scutellospora
Entrophospora
Gambar 2.3
Filogeni Perkembangan dan Taksonomi Ordo Glomales
Sumber : INVAM, 2013.
Dari lima genus yang dimiliki oleh MVA, masing-masing genus memiliki
1. Glomus
Dinding spora terdiri atas lebih dari satu lapis, terdapat hifa penyangga
2. Acaulospora
dudukan hifa yang membesar seperti spora yang disebut hifa terminal.
Antara hifa terminal dan dudukan hifa akan muncul bulatan kecil yang
spora. Rusaknya hifa terminal akan meninggalkan bekas lubang kecil yang
disebut cicatrix. Warna spora saat muda berwarna hyaline dan berwarna
coklat kemerahan setelah matang. Dinding spora terdiri dari tiga lapisan
3. Entrophospora
kuning coklat, jika spora belum matang warnanya tampak jauh lebih
buram. Spora berbentuk bulat dengan ukuran diameter spora rata-rata 121
4. Gigaspora
ukuran diameter spora rata-rata 321 µm. Spora dinding terdiri dari tiga
5. Scutellospora
dengan atau tanpa ornamen. Memiliki dua lapis dinding spora dan dua lapis
bulat, agak bulat, lonjong, dan terkadang tidak beraturan dengan warna
menetapkan kekerabatan diantara MVA dan cendawan lainnya. MVA saat ini
menjadi filum tersendiri, yang memiliki perbedaan tegas, baik ciri-ciri genetika
Organ khusus tersebut adalah arbuskular, vesikel dan spora (Pattimahu, 2004).
14
2.3.3.1 Vesikel
hifa internal secara terminal, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan terdapat
dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau alat untuk
menonjol dari tipe cendawan mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena
(Pattimahu, 2004).
2.3.3.2 Arbuskular
dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon dari dalam sel inang.
Arbuskular merupakan percabangaan dari hifa masuk kedalam sel tanaman inang.
Hifa intraseluler yang telah mencapai sel korteks akan menebus dinding sel dan
membentuk sistem percabangan hifa yang kompleks, tampak seperti pohon kecil
simbion cendawan dan tanaman inang. Struktur yang dibentuk pada akar-akar
ini berubah menjadi suatu struktur yang menggumpal dan cabang-cabang pada
arbuskuarl lama laun tidak dapat dibedakan lagi. Akar yang telah dikolonisasi
oleh MVA dapat terlihat berbagai arbuskular dewasa yang dibentuk berdasarkan
15
umur dan letaknya. Arbuskular dewasa terletak dekat pada sumber unit kolonisasi
(Pattimahu, 2004).
2.3.3.3 Spora
Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara
cendawannya.
penyerapan unsur hara. Akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam
bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
Gambar 2.4
Jaringan Akar Tanaman yang Terinfeksi Mikoriza
Sumber : Allen, 1992.
Hifa ekternal akan membentuk spora, yang merupakan bagian penting bagi
16
mikoriza yang berada diluar akar. Fungsi utama dari hifa ini adalah untuk
menyerap fosfor dalam tanah. Fosfor yang telah diserap oleh hifa ekternal, akan
polifosfor ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul serta
dipecah menjadi fosfor organik yang kemudian dilepaskan ke sel tanaman inang.
Hifa ekternal ini membantu penyerapan hara terutama fosfor menjadi lebih besar
serapan fosfor juga disebabkan oleh makin meluasnya daerah penyerapan, dan
kemampuan untuk mengeluarkan suatu enzim yang diserap oleh tanaman. Sebagai
pada tanah menyebabkan kolonisasi mikoriza pada akar tanaman rendah, pada
dengan unsur lain menjadi P-tersedia bagi tanaman. Tingginya P-tersedia pada
MVA pada akar tanaman juga menurun. Sebaliknya rendahnya P-tersedia di tanah
seperti ini, tanaman cenderung memanfaatkan mikoriza sebagai salah satu cara
17
untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Pengaruh yang dominan dari
Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang
tidak bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar
tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza. Setelah periode
kekurangan air, akar yang bermikoriza akan cepat kembali normal. Hal ini
disebabkan karena hifa cendawan mampu menyerap air yang ada pada pori-pori
tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Penyebaran hifa yang
sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil meningkat
(Anas, 1997).
terbentuk pada beberapa bagian tanaman seperti pada daun, batang dan akar.
patogen atau patogen tidak akan mampu berkembang pada jaringan tanaman dan
daur hidupnya akan terhambat sehingga akan pergi meninggalkan tanaman yang
hormon seperti, sitokinin dan giberalin. Zat pengatur tumbuh seperti vitamin juga
2.3.5.1 Suhu
MVA terhambat perkembangannya bila suhu tanah dibawah 50C dan suhu
diatas permukaan tanah lebih dari 350C dan bila suhu mencapai 500C dapat
maksimal pada suhu 300C, tetapi kolonisasi miselia pada permukaan akar paling
baik terjadi pada suhu 28-350C. Sedangkan sporulasi dan pertumbuhan vesikel
produksi spora kurang begitu nyata. Peningkatan intensitas cahaya dan panjang
2.3.5.3 pH tanah
akar akan maksimal pada tanah yang kondisinya kurang subur, dan lebih banyak
terdapat pada akar-akar yang mengalami kekeringan daripada tempat yang terlalu
banyak air.
19
dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984 dalam Pujiyanto,
2001).
2.3.5.6 Fungisida
Zeolit merupakan mineral yang mengandung kation alkali atau alkali tanah
dan mempunyai struktur berongga atau berpori. Dalam air, zeolit mampu
mengikat bakteri E. coli, kemampuan ini bergantung pada laju penyaringan dan
perbandingan volume air dengan massa zeolit. Zeolit mampu mengatasi mikroba-
mikroba patogen yang berada dalam daerah perakaran (Dwikarsa et al., 2007).
Keunggulan tersebut antara lain : Zeolit dapat menyerap air dalam jumlah cukup
tinggi sehingga mudah untuk perawatan dan penyiraman tanaman. Zeolit tidak
mudah hancur dan tidak mudah menggumpal, hal ini dapat membantu
menyatakan bahwa zeolit merupakan saringan alami yang dapat mengikat dan
20
mempertahankan kandungan hara serta kadar air dalam tanah, dengan demikian
dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dapat digunakan oleh MVA
dalam 70 sampai 120 hari. Tahap pertama dari siklus hidupnya merupakan tahap
3 m (Bahtiar et al., 2005). Jagung memiliki akar serabut, pada umur 18–35 hari
dengan cepat (Subekti, 1995). Tanaman jagung tergolong tanaman C4 dan mampu
beradaptasi dengan baik pada faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah
satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain mempunyai laju