Kadal
Klasifikasi Kadal
Famili : Scincidae
Kelas : Reptilia
Filum : Chordata
Kerajaan : Animalia
Ordo : Squamata
Genus : Mabouya
Morfologi Kadal
Rata rata memiliki panjang 22 cm dengan hampir 60% panjang tubuhnya adalah ekor.
Bagian atas kadal berwarna keemasan jika diterpa sinar matahari. Sementara, ada sisik
dengan pola garis panjang yang terputus – putus.
Sisi bagian lateral berwarna hitam atau cokelat berbintik putih pada betina.
Sisik kepala di sebelah belakang halus, sedangkan sisik di atas moncong saling
bersentuhan.
https://dosenternak.com/klasifikasi-dan-morfologi-kadal/
8. embun matahari
Kingdom: Plantae
(tanpa Angiospermae
takson):
(tanpa Eudikotil
takson):
Ordo: Caryophyllales
Famili: Droseraceae
Genus: Drosera
9. kantong semar
Kantong semar (Nepenthes) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam famili Nepenthaceae
yang monogerik, yaitu famili yang hanya memiliki satu genus (Keng, 1969).
Famili tersebut merupakan salah satu dari tiga famili tumbuhan berbunga yang ketiga-tiganya
dikenal sebagai tumbuhan pemangsa (Core, 1962).
Morfologi kantong Nepenthes adalah kunci utama dalam determinasi jenis-jenis tumbuhan
tersebut. Namun untuk beberapa jenis, karakteristik-karakteristik akar dan daun juga sangat
penting untuk diperhatikan dalam menentukan jenis Nepenthes spp. (Lauffenburger & Arthur,
2000).
Menurut Jones & Luchsinger (1998), klasifikasi lengkap Nepenthes spp. berdasarkan sistem
klasifikasi tumbuhan berbunga adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nepenthales
Famili : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes
Kebanyakan tumbuhan karnivora tumbuh dengan baik pada tanah atau tempat-tempat yang
miskin unsur hara. Begitupun kantong semar, banyak terdapat pada tanah kapur, tanah berpasir,
tanah merah dan tanah gambut.
Pada umumnya jenis tanah tersebut memiliki kandungan unsur fosfor dan nitrogen sangat
sedikit. Sehingga tumbuhan kantong semar memperoleh nutrisi dari sumber lain selain tanah,
yaitu serangga atau binatang kecil.
Defisiensi unsur hara tersebut, secara alamiah tumbuhan mengubah ujung sulur daunnya menjadi
kantung yang befungsi untuk menangkap serangga sebagai sumber nutrisi.
Sulur daun kantong semar dapat mencapai permukaan tanah atau menggantung pada cabang-
cabang ranting pohon yang berfungsi sebagai pipa penyalur nutrisi dan air (Mansur, 2006).
Bagi
an-bagian kantong semar
Daun Daun kantong semar berbentuk helaian panjang berwarna hijau sampai hijau
kekuningan dengan calon kantong terdapat di luar helaian daun keluar dari
sulur berbentuk silinder dengan ukuran sama panjang atau lebih panjang dari
daun. Ujung sulur yang berwarna kuning kehijauan berkembang menjadi
kantong pada lingkungan yang sesuai (James & Pietropaolo 1996).
Batang Kantong semar mempunyai batang yang kasar dengan diameter 3-5 cm dan
panjang internodus antara 3-10 cm dengan warna bervariasi yaitu hijau; merah
coklat kehitaman dan ungu tua. Pada beberapa spesies; panjang batang
Morfologi Tumbuhan Kantong Semar
Akar Akar kantong semar merupakan akar tunggang sebagaimana tanaman dikotil
lainnya. Perakaran tumbuh dari pangkal batang; memanjang; dengan akar-akar
sekunder di sekitarnya. Akar yang sehat berwarna hitam dan tampak berisi
namun perakaran Nepenthes rata-rata kurus dan sedikit; bahkan hanya
terbenam sampai kedalaman 10 cm dari permukaan tanah (Clarke 2001).
Kantong Kantong berfungsi untuk menangkap serangga. Kantong ini mempunyai warna
sangat menarik yaitu: hijau dengan bercak merah. Menurut Lloyd (1942) dan
Leach (1940) kantong dapat pula berwarna ungu; kuning; hijau dan putih.
Serangga yang tertarik oleh warna; lebih jauh dipikat dengan nektar dan
baubauan yang dihasilkan oleh kelenjar di bagian bawah bibir yang berlekuk-
lekuk dan menjorok ke dalam rongga kantong. Serangga seringkali terpeleset
dari bibir yang licin berlilin dan tercebur ke dalam cairan di dalam kantong.
Cairan ini berisi bermacam-macam enzim pencernaan yang dihasilkan kelenjar
di pangkal kantong. Lilin di permukaan dalam kantung tidak memungkinan
serangga yang terjebak untuk keluar. Di dasar kantong hidup larva nyamuk;
tungau beberapa organisme lain yang tahan terhadap enzim pencernaan.
Organisme ini berperan untuk memakan sisa-sisa bangkai serangga sehingga
kebersihan kantung tetap terjaga (Kinnaird 1997; Lloyd 1942; Gibbs 1950).
Bunga Semua spesies Nepenthes merupakan tanaman dioceous yaitu bunga jantan
dan bunga betina berada pada tanaman yang berbeda. Bunga dihasilkan dari
bagian apex pada batang tanaman yang telah dewasa. Bunga Nepenthes
Morfologi Tumbuhan Kantong Semar
Buah dan Buah Nepenthes membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk berkembang
Biji penuh hingga masak setelah masa fertilisasi. Ketika masak buah akan retak
menjadi empat bagian dan biji-bijinya akan terlepas. Penyebaran biji biasanya
dengan bantuan angin. Kapsul buah Nepenthes tersebut banyak yang rusak
karena gigitan ngengat. Ngengat biasanya memakan buah Nepenthes yang
sedang berkembang (Clarke 1997). Biji Nepenthes memiliki bentuk seperti
serbuk (debu); sehingga dapat disebarkan angin (anemokori) pada lokasi yang
sangat luas dan tumbuh terpencarpencar. Biji dapat pula terbawa aliran air
hujan. Namun pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tumbuhan ini
hanya ditemukan pada kisaran yang sangat terbatas; pada ketinggian 1500-
2000 m dpl. Hal ini menunjukkan bahwa biji memerlukan substrat yang sesuai
untuk dapat tumbuh; khususnya kelembaban; pH tanah dan suhu. Tanggapan
biji terhadap faktor lingkungan ini tergantung spesiesnya. Oleh karena itu
Morfologi Tumbuhan Kantong Semar
Menurut Mansur (2006), pada umumnya terdapat tiga bentuk kantong pada tumbuhan kantong
semar, yaitu sebagai berikut :
1. Kantong roset, yaitu kantong yang keluar dari ujung daun roset.
2. Kantong bawah, yaitu kantong yang keluar dari daun yang terletak tidak jauh atau
menyentuh permukaan tanah. Selain ujung sulurnya berada di bagian depan bawah
kantong, kantung ini memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai tangga untuk
membantu serangga tanah naik ke mulut kantung.
3. Kantong atas, yaitu kantong berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap
dan ujung sulur berada di belakang bawah kantong. Bentuk ini difungsikan untuk
menangkap serangga terbang.
https://mitalom.com/klasifikasi-dan-morfologi-kantong-semar-nepenthes/
Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Nepenthales
Suku : Droseraceae
Marga : Dionaea
Kingdom/Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata (mempunyai penyokong tubuh dalam)
Subfilum : Vertebrata (hewan bertulang balakang)
Kelas : Mammalia (mempunyai kelenjar susu)
Ordo : Lagomorpha (kaki depan pendek)
Famili : Leporidae (telinga panjang)
Genus : Oryctolagus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
Klasifikasi Kelinci Kelinci (Oryctologus cuniculus) diklasifikasikan dengan dunia Animalia,
filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Legomorpha, famili Leporidae,genus Oryctologus dan
spesies cuniculus (Muslih et al., 2006). Kelinci dikembangkan untuk tujuan penghasil daging,
kesayangan, hias, fur dan pets (Brahmantiyo & Raharjo, 2005). Kromosom kelinci berjumlah 44
buah, umur selama hidupnya (life span) 5-10 tahun dengan umur produktif 2-3 tahun dan jumlah
beranak 10 kali per tahun. bobot lahir kelinci antara g/ekor (rataan g/ekor), bobot dewasa 5-10 kg
per ekor, laju pertumbuhan sampai umur 8 minggu sebesar g/ekor/hari dan umur 8-16 minggu
mencapai g/minggu/ekor (Brahmantiyo & Raharjo, 2005). Suhu tubuh kelinci mencapai o C,
dengan bobot tulang sebesar 7-8 persen dari bobot tubuh. Kelinci beraktivitas secara umum pada
tengah malam dan dikala hari mulai senja tetapi dapat menyesuaikan diri terhadap pengaruh
lingkungan (Muslih et al., 2006). Pada umur empat bulan kelinci sudah dapat mencapai dewasa
kelamin dan dapat dikawinkan, tiap pejantan dapat dikawinkan dengan 8-10 betina dengan
tingkat kesuksesan pembuahan 95 persen (Brahmantiyo dan Raharjo, 2005). Lama bunting
kelinci rata-rata hari, rataan jumlah anak per kelahiran 6-7 ekor dengan tingkat keselamatan
persen, anak kelinci disapih oleh induknya rata-rata pada umur 6-8 minggu, segera setelah
melahirkan, induk kelinci dapat dikawinkan kembali (Cheeke et al., 1987). Hasil penelitian
Raharjo (1988) menyatakan bahwa kelinci memiliki kemampuan beranak setiap 40 hari dengan
jumlah anak sekelahiran (litter size at birth) lebih dari 8 ekor. Tingginya tingkat kematian (23-
43%) masih saja terjadi pada masa menyusui. Pemeriksaan post-mortem membuktikan kejadian
yang tertinggi akibat enteritis. Pemilihan Bibit Ternak Pemilihan bibit ternak sebaiknya adalah
bibit ternak yang baik. Bibit ternak yang baik berasal dari keturunan, penampilan produksi,
reproduksi, dan kesehatannya yang baik. Data dan informasi tersebut dapat diketahui dari
recording dan brosur
http://docplayer.info/78849289-Tinjauan-pustaka-klasifikasi-kelinci.html
12. kambing
Klasifikasi kambing
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Sub famili : caprinae
Genus : Capra
Kambing secara umumnya memiliki tanduk dua di bagian kiri dan kanan
Bobot jantan mencapai 120 kg dan betina 50 kg bahkan lebih tergantung dengan
varietesnya
Memiliki warna mulai dari hitam, hitam belang putih, putih hitam, dan juga berwarna
kecoklatan.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-kambing-capra-aegagrus/
13. ayam
Klasifikasi Ayam
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum : Chordata
Divisi : Carinathae
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-ayam-gallus-gallus/
Namun, pada bagian kulit ayam tersebut memiliki warna kuning pucat, memiliki kaki panjang
dan juga kuat. Selain itu, ayam kampung ini tidak dapat dibedakan kedalam penghasil daging
dan juga telur sebagaimana layaknya ayam ras umur empat bulan. Oleh karena itu, ayam
kampung ini tidak dapat di patokan untuk menghasilkan produktivitas telur dan daging dengan
maksimal.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-ayam-kampung/
Famili : caricaceae
Genus : Carica
b. Batang
Batang tanaman pepaya berbentuk bulat , dengan permukaan batang berkas-berkas daun yang
menyerupai spiral. Batang pada pepaya tumbuh tegak dan lurus serta memiliki rongga –rongga
yang di akibatkan oleh pemutusan pada tangkai batang daun.
c. Daun
Daun pada tanaman pepaya merupakan daun tunggal, berukuran besar. Daun pada tanaman ini
adalah daun berjari , bergigi dan juga mempunyai tangkai dauan yang panjang dan berwarna
putih kekuningan. Daun ini juga dikatakan berbentuk bulat, bundar, ujung runcing, dan memiliki
rongga pada daun.
d. Bunga
Bunga pada tanama pepaya memiliki 3 jenis ( poligam ) berupa bunga jantan, bunga betina dan
bunga sempurna. Dengan memiliki ketiga ini akan menghasilkan bunga yang bagus atau
sempurna. Bunga pepaya berwarna putih kekuningan, dan memiliki tangkai kecil, bagian atas
runcing serta memiliki bagian tengah berkelopak.
e. Buah
Buah pada tanaman pepaya adalah buah tunggal atau sejati, buah pada tanaman ini bersisi biji
yang banyak. Buah ini muncul pada ketiak tangkai daun berwarna hijau mudah, kekuningan dan
kuning ketika matang. Buah ini memiliki daging kemerahan dan dagingnya sangat tebal.
f. Biji
Biji tanaman pepaya terdapat di dalam buah, biji dalam buah ini sangat banyak dan memiliki
bentuk bulat atau bundar serta lonjong tergantung variatesnya. Biji tanaman pepaya memiliki
warna kecoklatan dan kehitaman, selain itu biji ini bisa langsung di tanam ke dalam media
tanam.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-pepaya/
Kingdom Plantae
Divisi Tracheophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Sapindales
Famili Sapindaceae
Genus Nephelium L.
Setelah Anda mengetahui klasifikasi dari tanaman rambutan, maka selanjutnya yaitu
morfologinya. Perlu kita ketahui bahwa tanaman rambutan memiliki jenis yang cukup banyak,
seperti halnya rambutan binjai, sinyonya, cimacan, dan juga rambutan aceh lebak bulus. Berikut
ini adalah morfologi dari tanaman rambutan (Naphelium lappaceum L.):
1. Morfologi Akar
Tanaman rambutan memiliki akar tunggang dan juga akar samping. Akar rambutan berwarna
coklat dengan serabut akar yang berfungsi untuk menyerap air dan juga mineral dari dalam
tanah.
Terdapat juga tudung akar yang berguna untuk melindungi akar dari kerusakan saat menembus
tanah.
2. Morfologi Batang
Tanaman rambutan dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 15m bahkan lebih. Batang
tanaman ini memiliki bentuk bulat tidak beraturan dengan warna coklat dan diameternaya dapat
mencapai 40-60 cm. Batang tanaman ini memliki tekstur yang keras dan tidak rata, serta
termasuk tanaman berumur panjang. Tanaman rambutan memiliki cabang yang banyak dengan
arah cabang cenderung horizontal.
3. Morfologi Daun
Tanaman rambutan memiliki daun jenis majemuk berselang-seling dengan ukuran kecil dan
panjang, serta pada bagian ujungnya runcing.
Daun tanaman ini berwarna hijau dengan panjang antara 7-20 cm dan lebar 3-8cm. Daun
rambutan mengandung minyak terpentin, sehingga memiliki sifat mudah terbakar meskipun
masih berwarna hijau.
4. Morfologi Bunga
Bunga rambutan memiliki dimater sekitar 5mm dan terdapat pada rangkaian yang muncul pada
bagian ujung cabang. Selain itu juga terdapat kelopak bunga yang berfungsi untuk melindungi
bungaketika masih kuncup.
Dalam bunga rambutan juga terdapat mahkota, benang sari, dan juga putik. Dimana benang sari
terdiri dari tangkai sari, kepala sari, dan juga serbuk sari, sedangkan putik terdiri dari bakal putik,
tangkai buah, dan bakal biji.
Tanaman rambutan memiliki tiga macam bunga, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan juga
bunga sempurna (hermafrodit). Penyerbukan tanaman ini terjadi secara silang dengan bantuan
lebah lanceng (trigonoid).
5. Morofologi Buah
Buah rambutan memiliki bentuk bulat hingga bulat memanjang dengan kulit yang penuh dengan
rambut, ada yang berambut agak panjang dan pendek. Buah ini memiliki kulit berwarna hijau
ketika masih muda dan akan berubah menjadi warna kuning, jingga, hingga merah ketika sudah
matang.
Buah rambutan memiliki panjang antara 4-5cm, dengan daging buah tebal berwarna putih
kekuningan dan berair. Rasa buah rambutan asam hingga manis sekali serta menyegarkan
penikmatnya.
6. Morfologi Biji
Biji buah rambutan berbentuk elips dan diselimuti oleh daging buah yang cukup tebal. Biji ini
memiliki warna putih agak keruh, dan pada biji ini diselimuti sejenis kayu yang sangat tipis.
https://www.sedulurtani.com/klasifikasi-dan-morfologi-rambutan/
Ordo : Myrtales
Genus : Psidium
3. Daun
Daun tanaman jambu biji ini berbentuk bulat oval dengan warna kehijauan mudah hingga tua,
dengan bagian tepi merata yang berdiameter 2-3 cm. Daun ini dilengkapi dengan adanya
pertulangan daun berkisar 5-10 dalam satu daun. Daun tanaman ini bermanfaat untuk melakukan
proses fotosintesis yang terjadi diklorofil.
4. Bunga
Bunga jambu biji ini berwarna putih, kemerahan dan juha terdiri dari dua mahkota yang terdiri
dari 4-5 daun berkelopak dengan jumlah mahkota yang sama. Daun mahkota saling berhadapan
dilengkapi dengan tangkai sari dengan warna yang cerah. Bunga jambu ini dapat berbunga dan
menjadi bakal buah dengan penyerbukan yang dibantu dengan angin maupun dengan hewan atau
serangga sekitar.
http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-jambu-biji/
17. selasih
Klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledon
Bangsa : Amaranthaceae
Suku : Lamiaciae (Labiatae)
Marga : Ocimum
Jenis : Ocimum basilicum forma violaceum Back (Backer & van den Brink, 1965)
3. Morfologi tanaman
Merupakan herba tegak, sangat harum, tinggi 0,6-1,6 m. Batang cokelat, segi empat. Daun
tunggal berhadapan, bertangkai, panjang 0,5-2 cm, bulat telur, ujung dan pangkal agak
meruncing, permukaan daun agak halus dan bintil-bintik kelenjar, tulang daun menyirip, tepi
bergerigi, panjangnya 3,5-7,5 cm, lebar 1,5-2,5 cm, warna hijau tua. Bunga berwarna putih atau
lembayung, kelopak sisi luar berambut, bulat telur terbalik dengan tepi mengecil sepanjang
tabung. Biji keras, cokelat tua, bila dimasukkan dalam air akan mengembang (Backer & van den
Brink, 1965; Wijayakusuma et al., 1996).
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=120
18. jahe
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Sup divisi : Spermatophytina
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber Mil
Spesies : Zingiber officinale Roscoe
Untuk karaktersitik yang menjadi ciri khas dari tanaman jahe ini, antara lain adalah sebagai
berikut;
Daun
Daun pada tanaman jahe berwarna hijau berbentuk lonjong lancip menyerupai dengan daun
rumput besar. Daun jahe berselang seling dengan tulang daun serta sejajar. Daun tanaman jahe
termasuk daun tunggal dengan ujung daun berbentuk runcing, tepinya rata dan pangkal daun
tumpul, sedangkan permukaan daun halus serta licin. Daun tanaman jahe termasuk daun lengkap
karena terdapat helaian daun, tangkai, serta upih daun.
Batang
Batang tanaman jahe memiliki warna hijau, tidak berkayu serta berair dan merupakan batang
semu tumbuh tegak lurus. Batang jahe terdiri dari seludang daun tanaman serta pelepah daun
yang menutupi daun. Bentuk batang jahe bulat serta permukaan dilapisi oleh bulu halus tetapi
tidak memiliki percabangan.
Akar
Akar pada tanaman jahe merupakan akar serabut yang tumbuh pada rimpang serta termasuk
modifikasi dari batang. Akar tersebut memiliki bagian berupa leher akar, tudung akar dan batang
akar.
Bunga
Bunga tanaman jahe berupa malai yang tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur. Bunga
jahe termasuk dalam golongan bunga majemuk tunggal. Mahkota bunga jahe berbentuk tabung,
berwarna hijau kekuningan serta jumlah daun mahkota ada tiga buah yang saling berlekatan pada
bagian bawah helaian yang agak sempit. Kelopak bunga berjumlah tiga buah, bunga jahe
termasuk bunga sempurna karena mempunyai 2 kelamin.
https://dosenpertanian.com/tanaman-jahe/
19. kunyit
Klasifikasi Tanaman Kunyit
Klasifikasi dari tanaman kunyit ini sendiri antara lain adalah sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta (tanaman berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta (tanaman yang berbiji)
Divisi : Magnoliopsida (tanaman berbunga)
Kelas : Liliopsida (tanaman monokotil)
Sub kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa
Kunyit merupakan tanaman perennial yang memiliki bentuk daun elips dan disetiap tanaman
terdapat kira-kira 5-15 helai daun yang panjangnya mencapai 85 cm dan lebar 25 cm. bagian
pangkal ujung daunnya berbentuk runcing dengan warna hijau tua, dan bagian tepi daunnya rata.
Mengetahui lebih dalam lagi, berikut ini ciri morfologi dari tanaman ini. Diantaranya;
Batang
Batang tanaman kunyit memiliki warna hijau dengan tinggi batang mencapai 70 – 100 cm
mengarah lurus ke atas (geotropisme), dengan bentuk bulat dan bentuk rimpangnya tersusun dari
pelepah daun yang sedikit lunak. Bagian kulit luar rimpang memiliki warna jingga kecoklatan,
dan bagian daging buah merah kekuningan.
Bunga
Bunga pada tanaman kunyit muncul dari rimpang yang terletak pada bagian batang. Pada bagian
ibu tangkai memiliki rambut kasar dan tersusun secara rapat, ketika kering tebal bunga tanaman
kunyit mencapai 2-5 mm, serta panjang 4-8 cm. bunga tanaman kunyit memiliki bentuk
majemuk dan pada bagian mahkota memiliki warna putih dengan dilapisi sisik dari pucuk bagian
batang semu yang panjang mencapai 10-15 cm serta ukuran mencapai 3×1,5 cm berwarna putih
kuning.
Akar
Kunyit memiliki bau akar yang khas rasanya pedas dan pahit, jika akar tanaman kunyit ini
dilarutkan kedalam air maka akan memberikan tambahan zat curcuminoid berwarna kuning.
Akar tanaman kunyit berfungsi sebagai rempah dan penyedap serta pewarna alami makanan,
juga berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah serta anti bakteri sebagai bahan untuk
melancarkan pengeluaran empedu.
https://dosenpertanian.com/tanaman-kunyit/
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Genus : Aloe
Spesiaes : Aloe vera L.
Ciri Morfologi Tanaman Lidah Buaya
Adapun untuk karakteristik pada tanaman lidah budaya ini, antara lain adalah sebagai berikut;
Batang
Ketika seseorang belum mengetahui secara pasti ciri morfologi batang lidah buaya, pasti akan
mengalami kesulitan untuk membedakan antara batang dengan daun, karena pada dasarnya
bentuk batang dan daun lidah buaya mengalami kesamaan.
Untuk tanaman lidah buaya, batangnya terdapat pada bagian paling bawah atau dekat dengan
akar yang terdapat serat berkayu, panjangnya sekitar 4 sampai 5 cm, jadi wajar saja jika banyak
yang belum bisa membedakan antara batang dengan daun pada tanaman lidah buaya.
Daun
Untuk daun tanaman lidah buaya cukup mudah untuk dikenali, yaitu berbentuk lebar pada bagian
ujung meruncing ditumbuhi duri, selain pangkal daunnya pada bagian pucuk juga terdapat duri.
Daun ini hamper mirip dengan batang, namun bedanya pada bagian duri tidak terdapat serat
berkayu dan lebih panjang dibandingkan dengan batang.
Bunga
Pada tanaman lidah buaya bunga akan muncul ketika sudah cukup tua, letaknya berada di bagian
pucuk daun yang panjang kurang lebih mencapai 1 meter. Biasanya pada tanaman lidah buaya
akan sulit ditemukan bunga jika dibudidayakan secara komersil, berbeda jika tanaman lidah
buaya berada di alam bebas karena jika dialam bebas lidah buaya akan tumbuh lebih subur tidak
ada yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Akar
Tanaman lidah buaya memiliki akar serabut yang terbilang pendek dan menyebar. Akar ini
memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air serta unsur hara yang ada didalam tanah
kemudian ditranslokasikan keseluruh tubuh tumbuhan. Selain itu, akar memiliki fungsi sebagai
penguat tubuh tumbuhan agar tidak mudah roboh ketika diterjang angina atau makhluk
pengganggu lainnya.
https://dosenpertanian.com/lidah-buaya/