Anggrek
Grisly pituati
Pendahuluan
Kingdom Plantae
Devisi Spermatophyta
Subdevisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Orchidales
Famili Orchidaceae
Subfamili Epidendroideae
Genus Vanda, Dendrobium, Cattleya,
Phalaenopsis, Paphiopedilum,
dan lain-lain
Asal dan Distribusi
1. Batang
Batang anggrek ada yang berbentuk monopodial dan ada yang
sympodial.
a. Bentuk batang monopodial yaitu batang tanaman hanya
mempunyai sumbu utama. Artinya, ujung batang terus
tumbuh dan tidak terbatas panjangnya, tumbuh terus ke
atas. Bentuk ini terdapat pada Vanda, Arachnis,
Renanthera, Aerides, dan Rynchostylis
b. Bentuk batang sympodial yaitu tanaman yang memiliki
batang utama tersusun oleh ruas-ruas tahunan, masing-
masing ruas dimulai dengan daun sisik dan berakhir
dengan setangkai pembungaan. Pertumbuhan ujung-ujung
batang pada tipe ini terbatas. Misalnya pada jenis
Cattleya, Dendrobium, dan Oncidium
2. Bunga
Bunga anggrek merupakan bagian yang paling
menarik pada tanaman anggrek
Bunga merupakan tempat organ jantan dan
betina, alat perkembangbiakan, dan bagian yang
mampu memikat serangga untuk membantu
proses penyerbukan
Warna anggrek merupakan alat ampuh untuk
memikat serangga
Warna-warna ini disebabkan oleh zat warna yang
terkandung dalam bunga tersebut
Zat warna tersebut terkandung dalam plastida-
plastida atau cairan anthocyan.
Bunga juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
anggrek dan sekaligus membedakan anggrek dengan
tanaman lainnya
Bagian bunga yang dapat dijadikan penciri adalah
inflorescentia dan bagian bunga itu sendiri
a. Inflorescentia
Berdasarkan inflorescentia atau karangan bunganya,
menurut Hans Thomale tanaman dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu tanaman akrante dan
tanaman pleurante. Pada tanaman akrante,
inflorescentia keluar dari ujung batang. Misalnya:
Arundina bambusifolia dan Epidendrum radicans.
Sementara pada tanaman pleurante, inflorescentia
keluar dari samping batang. Misalnya: Vanda,
Arachnis, dan Dendrobium
Tangkai inflorescentia atau karangan bunga disebut
pedunculus atau ibu tangkai, sedangkan tangkai
masing-masing bunga disebut tangkai bunga atau
pedicellus. Pada tiap pangkal pedicellus terdapat
daun-daun kecil yang disebut bractea. Bractea
berguna untuk melindungi bunga pada waktu masih
kuncup. Bractea ini biasanya gugur ketika bunga-
bunga terbuka
b.Bunga
Daun bunga pada anggrek terdiri atas 3 sepal dan 3
petala. Sepal akan membuka terlebih dulu apabila
bunga mulai mekar. Ketiga sepal ini biasanya
memiliki bentuk yang agak sama. Sepal yang
terletak paling atas disebut sepalum dorsale
Kedua sepal lainnya dinamakan sepala lateralia,
masing-masing terletak di sebelah kiri dan kanan
bawah. Ketiganya terletak dalam satu lingkaran.
Selain 3 sepal, terdapat pula 3 petala, yang pada
waktu bunga masih kuncup terbungkus oleh sepal.
Ketiga petal ini dinamakan daun mahkota. Kedua
petal yang paling atas mempunyai bentuk yang
sama, sedangkan petal yang ketiga berlainan
bentuknya. Seperti juga sepal, petal tersusun dalam
suatu lingkaran. Dua petal yang di atas disebut
petala lateralia dan petal yang ketiga disebut
labellum atau bibir
Di Indonesia labellum kerap kali disebut lidah,
yang sebetulnya adalah terminologi yang keliru.
Bentuk bibir atau labellum tiap-tiap jenis
anggrek berlainan. Pada jenis bunga
Cypripedium, bentuk labellum sangat lucu,
menyerupai kantong atau selop sehingga jenis
ini sering pula dinamakan “sepatu Venus” atau
Lady slipper. Kata “Cypripedium” berasal dari
kata “Kypris” (=Venus) dan “pedilon”
(=pantoffel). Cypripedium adalah Paphiopedilum,
yang berasal dari kata “Paphius” (=Venus) dan
“pedilon” (=pantoffel atau sepatu), jadi berarti
“sepatu Venus” atau Lady slipper.
Bagian-bagian dari Bunga Anggrek
Keistimewaan bunga anggrek yaitu mempunyai
bentuk gynaecium atau putik bersatu dengan
stamina atau benang sari. Pada bunga anggrek
bentuk gynaecium dan stamen ini merupakan
satu bangunan yang berbentuk tiang atau dalam
bahasa Inggris disebut column dan dalam bahasa
Latin disebut gynostenium. Oleh karena itu,
anggrek dapat pula disebut golongan Gynandrae.
Gynandrae berasal dari kata “gyn” (bagian dari
kata “gynaecium” atau putik) dan “andrae” (dari
androecium = stamen atau benang sari); karena
putik dan benang sari menjadi satu maka disebut
golongan Gynandrae
Pada gynostenium atau columna terdapat stigma atau
kepala putik yang merupakan suatu lubang. Di dalam
stigma ini terdapat getah yang memungkinkan bunga
menerima pollinia atau tepung sari. Umumnya tepung sari
mengelompok menjadi suatu massa yang keras, disebut
pollinia. Pollinia yang mempunyai lempeng perekat atau
discus viscidis disebut pollinarium, sementara yang tidak
mempunyai discus viscidis disebut pollinia
Pada tiap genera jumlah pollinia ini tidak sama, ada yang
mempunyai 2, 4, 6, atau 8 pollinia. Misalnya, jenis Cattleya
mempunyai 4 pollinia, Spathoglotis plicata mempunyai 8
pollinia, dan jenis Vanda hanya mempunyai 2 pollinia.
Pollinia-pollinia tersusun menjadi pollinarium.
Ovarium atau bakal buah menjadi satu dengan tangkai
bunga dan selalu terletak di bawah columna, sepal, dan
petal. Ovarium ini merupakan lanjutan dari columna
3. Daun
Daun anggrek sebagaimana daun tanaman pada
umumnya berfungsi untuk proses fotosintesis serta
untuk menyimpan cadangan air dan makanan. Daun
anggrek juga dapat digunakan sebagai penciri untuk
membedakan berbagai jenis anggrek serta membeda-
kannya dengan tanaman yang lain. Ada jenis anggrek
yang menarik justru karena daunnya, urat-urat daun
yang berwarna kuning berkilat atau emas. Anggrek
seperti ini dinamakan anggrek permata “jewel orchid”,
yaitu Macodes petola dan Anoectochilus reinwardtii
Daun anggrek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
daun duplikatif dan daun konvolutif.
Daun duplikatif adalah daun yang sewaktu masih muda
separuh helaian daun bagian atas menempel pada
belahan bagian yang lain. Sementara daun konvolutif
merupakan daun yang sewaktu masih muda melipat
sedemikian rupa sehingga sisi daun yang satu meng-
gulung dan menempel pada sisi daun yang lain. Daun dari
Orchidaceae memiliki beragam bentuk seperti mata
tombak (hastate), panah (sagittate), segitiga (triangular),
jantung (cordate), sekop (trullate), jarum (subulate), pita
(linear) . Daun memiliki ketebalan beragam, tidak
memiliki tangkai atau sepenuhnya menempel pada
batang. Bagian tepinya tidak bergerigi dan memiliki
ujung daun yang terbelah
Daun Anggrek
4. Buah
Bentuk buah anggrek berbeda-beda tergantung
jenisnya, akan tetapi rata-rata merupakan buah
lentera atau capsular yang memiliki enam rusuk. Tiga
rusuk merupakan rusuk sejati, sedangkan tiga rusuk
lainnya merupakan tempat melekatnya dua tepi daun
buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun
buah itu terdapat biji yang ketika masak akan pecah.
Dalam satu buah anggrek sebesar kelingking terdapat
ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat
lembut dengan ukuran yang sangat kecil. Biji-biji
anggrek tersebut tidak mempunyai endosperm
sebagai cadangan makanan
Biji Anggrek
Buah Anggrek
5. Akar
Anggrek memiliki akar yang berbentuk silinder dengan
ujung runcing, lunak, dan mudah patah. Warna
akarnya putih keperak-perakan dengan ujung akar
berwarna hijau. Akar juga mengandung filamen atau
lapisan luar yang terdiri dari beberapa lapis sel
berongga yang transparan yang berfungsi untuk
menyimpan air selama proses evapotranspirasi, untuk
menyerap air, melindungi bagian dalam akar, serta
membantu akar agar bisa melekat pada benda yang
ditumpanginya
Akar tanaman anggrek
Teknologi Budidaya Tanaman Anggrek
Tipe Anggrek Suhu siang (oC) Suhu malam (oC) Jenis Anggrek
Hangat 24 – 29 21 – 24 Vanda, Arachnis,
Renanthera
Sedang 21 – 24 18 – 21 Dendrobium, Cattleya,
Oncidium
Dingin 18 – 21 13 – 18 Phalaenopsis,
Cymbidium, Miltonia
Kelembaban Udara
Aglonema
Grisly pituati
Pendahuluan
Aglaonema atau lebih dikenal dengan sebutan Sri
Rejeki merupakan tanaman hias daun yang
mendapat gelar ratu tanaman hias
Nama Aglaonema berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Aglos yang berarti bersinar dan Nema yang
berarti benang
Secara harfiah Aglaonema berarti benang yang
bersinar
Nama ini mengacu pada salah satu spesies
Aglaonema yakni Aglaonema costatum, yang
memiliki tulang daun yang berwarna putih cerah
membelah kehijauan permukaan daun, sehingga
nampak seperti benang yang bersinar
Asal dan Distribusi
Filum Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub-divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Araceales
Famili Araceae
Genus Aglaonema
Spesies Aglaonema modestum, A. Brevispathum, A.
cochinchinense, A. pumilum, A. hospitum, A. simplex,
A. commutatum, A. costatum, A. densinervisum, A
cripum (Leman, 2006)
Morfologi
1. Akar
Termasuk tanaman monokotil, akar Aglaonema
merupakan akar serabut. Akar yang sehat berwarna
putih dan tampak berisi (gemuk), dengan diameter
berkisar 2 – 3 mm. Bonggol ada disela-sela akar
dengan panjang 1 – 5 cm
2. Batang
Batang Aglaonema termasuk batang basah, bersifat
lunak dan berair. Ukuran batang sangat pendek dan
tertutup oleh daun yang tersusun rapat sehingga
merupakan suatu roset. Warna batang umumnya
putih, hijau muda atau merah muda
3. Daun
Bentuk daun Aglaonema sangat bervariasi, bulat telur
(ovalus), lonjong (oblongus) dan bahkan berbentuk
delta (deltoideus). Permukaan daun licin dan tidak
berbulu, tidak bergerigi. Bentuk ujung daunpun
bervariasi, runcing (acutus), meruncing (acuminatus),
tumpul (obtosus) dan membulat (rotundalus). Daun
tersusun berselang-seling atau saling berhadapan
dengan tangkai memeluk batang. Daun Aglaonema
relatif tipis dan memiliki tekstur kaku. Umumnya
berwarna hijau bercorak atau bertotol-totol dengan
gradasi. Hanya Aglaonema rotundum (red Aglaonema)
yang asli sumatera dengan daun berwarna merah.
Aglaonema rotudum sering digunakan sebagai induk
untuk menghasilkan tanaman hibrida berwarna merah
4. Bunga
Bunga Aglaonema sangat sederhana, termasuk bunga
majemuk dan tergolong sebagai bunga tongkol
(sepadix) dengan panjang 8 – 10 cm. Bunga berbentuk
bulir, tumbuh di ketiak daun. Sebagaimana golongan
Araceae, bunga Aglaonema tertutup seludang bunga
(Spatha) yang berfungsi untuk menarik serangga yang
juga merupakan perangkap. Pada tongkol, bunga
jantan terletak dibagian atas, sedang bunga betina
dibagian bawah. Diantaranya seringkali terdapat
bunga mandul, yang secara kasat mata dapat dilihat
dari warnanya yang putih dengan seludang putih
kehijauan. Bunga jantan yang sudah masak akan
terdapat serbuk sari yang juga berwarna putih
5. Buah dan biji
Penyerbukan yang berhasil ditandai dengan bakal
buah membesar dan berkembang menjadi buah
yang berada pada pangkal bunga. Buah berbentuk
bulat lonjongseperti buah kopi dengan ukuran tidak
lebih dari 2 cm . Awalnya buah berwarna hijau agak
kekuningan, lalu berubah menjadi merah sebagai
tanda sudah matang. Biji saat belum matang akan
sulit dipisahkan dengan daging buah, namun
setelah buah matang biji akan mudah dilepas.
Proses pemasakan buah sekitar 6 bulan. Buah yang
sudah matang dipetik untuk diambil bijinya.
Syarat Tumbuh
1. Cahaya
Anglaonema membutuhkan cahaya matahari yang
cukup untuk proses fotosintesis. Aglaonema
membutuhkan intensitas cahaya berkisar 35 – 40%.
Namun beberapa jenis lebih menyenangi lokasi teduh
dengan pencahayaan terbatas (10 – 30%), sehingga
sangat tahan dengan pencahayaan minimal. Itu
sebabnya Aglaonema sangat populer sebagai indoor
plant. Cahaya yang terlalu terik dapat membakar
helaian daun. Tanda-tanda Aglaonema kelebihan sinar
matahari adalah daun menjadi pucat, putih dan
tampak terbakar serta daun cenderung tegak (sudut
antara daun dan batang kurang dari 45o)
2. Temperatur
Aglaonema membutuhkan temperatur siang berkisar
24 – 29oC, sedang temperatur malam 18 – 21oC,
namun Aglaonema termasuk mudah menyesuaikan
diri dengan temperatur yang ada asalkan tidak
berubah-ubah
3. Kelembaban
Sebagai tanaman yang hidup di bawah naungan,
Aglaonema tumbuh dengan baik pada kelembaban
tinggi berkisar antara 50 – 75%. Aglaonema masih
dapat tumbuh dengan baik pada kelembaban yang
relatif tinggi, asalkan media tumbuhnya tidak basah
Jenis Aglaonema
1. Aglaonema Spesies, merupakan Aglaonema yang
terdapat di alam, bukan hasil silangan manusia.
Umumnya Aglaonema spesies berwarna hijau, kecuali
Aglaonema rotundum yang memiliki corak dan
berwarna merah. Corak Aglaonema spesies
sederhana, namun memiliki ketahanan terhadap
lingkungan yang ekstrim dan serangan hama dan
penyakit. Aglaonema spesies merupakan induk dari
Aglaonema hibrida
2. Aglaonema Hibrida, meliputi 2:
a. Aglaonema Paten, merupakan Aglaonema hibrida
yang memiliki hak paten, dimana hak paten
diberikan kepada orang yang menghasilkan hibrida
tersebut pertama kalinya
Aglaonema Spesies
Aglaonema costatum
1. Media tanam
Aglaonema di habitat aslinya tumbuh di lapisan
tanah paling atas yang umumnya berupa tumpukan
sisa daun dan ranting yang telah terdekomposisi.
Sehingga tanaman Aglaonema membutuhkan media
tumbuh yang sifatnya subur dan gembur.
Penanaman Aglaonema dapat dilakukan ditanah/
lahan atau ditanam dalam pot. Asalkan media yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan Aglaonema.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai
media tanam pada pot (alternatif selain tanah)
adalah potongan pakis, sekam bakar, pasir dan
cocopeat
2. Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman Aglaonema diperoleh baik secara
generatif maupun vegetatif
Perbanyakan generatif dengan menggunakan biji. Biji
Aglaonema dapat disemai di media yang steril yamg
merupakan campuran sekam bakar, cocopeat dan pasir.
Sekitar 4 – 6 bulan akan tumbuh tanaman kecil-kecil,
bila sudah memiliki 3 – 5 daun, tanaman muda bisa
dipindahkan. Tingkat keberhasilan perbanyakan dengan
biji sekitar 50%
Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif bisa
berupa vegetatif alami seperti dari anakan atau dengan
cara vegetatif buatan, misalnya setek, cangkok dan
kultur jaringan
3. Penanaman
Media yang digunakan dapat berupa tanah subur
dan gembur atau kombinasi tanah dengan media
alternatif
Penanaman Aglaonema yang penting adalah saat
awal media diusahakan lembab, namun tidak
becek
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,
penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit
dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman
Hama dan Penyakit