Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
: Laila Andini
: B1J012053
: II
:3
: Demas Pancar Rizky
2. Membedakan akar, batang, dan daun anggrek yang berdasarkan cara hidupnya
B. Pembahasan
Spesies Dendrobium terdiri dari genus terbesar ketiga di keluarga
Orchidaceae dan memiliki nilai tinggi dalam hortikultura, pertanian dan obat
alami. Anggrek milik kelompok terbesar dan paling beragam di antara
angiosperma. Genus Dendrobium adalah terbesar ketiga di keluarga Orchidaceae
yang terdiri dari sekitar 1.184 spesies di seluruh dunia. Hingga saat ini, lebih dari
103 spesies dari genus Dendrobium dari India terutama dari wilayah Utara-Timur
(Pritam et al., 2014).
Dendrobium memiliki pola pertumbuhan simpodial, kekhasan tersendiri
jenis ini yaitu dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Pada
umumnya, anggrek tipe simpodial bersifat epifit. Adapun anggrek tipe
monopodial adalah anggrek yag dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung
batang, pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang, bunga keluar dari sisi
batang diatara dua ketiak daun (Prasetyo, 2009). Anggrek Dendrobium termasuk
didalamnya Dendrobium taurulinum hanya terdapat di pulau Seram, provinsi
Maluku, dan distribusinya terbatas di Seram bagian utara dan tengah. Hal ini
terutama disebabkan oleh isolasi dari pegunungan dan bentuk wilayah yang
merupakan pulau. Habitat dominan dari D. taurulinum adalah di dataran rendah
dan banyak ditemukan tumbuh di pohon tepi laut. Dalam setahun, anggrek ini
berbunga pada bulan September-Oktober. D. taurulinum merupakan jenis anggrek
alam asli Indonesia yang terancam punah (Aisya et al., 2012).
Klasifikasi anggrek Dendrobium sp. menurut Cronquist (1981), adalah
sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Liliopoda
Ordo
: Orchidales
Family
: Orchidaceae
Genus
: Dendrobium
Species
: Dendrobium sp.
tunggal atau majemuk dengan komposisi beranekaragam. Bunga ini tersusun atas
sporofil. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal buah
didalamnya. Makrosporofik dan mikrosporofil terpisah atau terkumpul dalam satu
bunga. Penyerbukan pada vanda sp bermacam-macam seperti autogam,
anemogami, dan hidrogami.
Klasifikasi anggrek Vanda sp. menurut Cronquist (1981), adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Orchidales
Family
: Orchidaceae
Genus
: Vanda
Species
: Vanda sp
: Plantae
: Magnoliophyta
: Liliopsida
: Orchidales
: Orchidaceae
: Vanda x Arachnis x Ascocentrum
: Mokara sp
Mycorhiza atau cendawan yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup
secara simbiosis yaitu dengan memfiksasi fosfat untuk ditukarkan dengan hidrat
dari tumbuhan.
Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya menurut Sandra
(2005), yaitu:
1. Anggrek epifit adalah jenis anggrek yang menumpang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi, misalnya Dendrobium sp.
Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang
fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman
lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi
seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek terresterial adalah jenis anggrek yang hidup di atas
tanah, misalnya Vanda sp.
4. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung
humus atau daun-daun kering yang telah busu menjadi senyawa organik.
Anggrek ini membutuhkan naungan dengan sedikit cahaya matahari, misalnya
Goodyera sp.
5. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Anggrek litofit
tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Morfologi organ vegetatif anggrek terdiri dari akar, batang dan daun.
2. Anggrek berdasarkan habitat (tempat tumbuh) dibedakan menjadi empat yaitu
anggrek epifit, terrestrial, saprofit dan litofit.
DAFTAR REFERENSI
Abdi A, Eko Sri Sulasmi, dan Nina Dwi Yulia. 2013. Keanekaragaman
Orchidaceae Di Hutan Cangar, Tahura R. Soerjo, Batu, Jawa Timur. Jurnal
Universitas Negri Malang.
Aisya I.P., Dini E. dan Siti N. 2012. Pengaruh Penambahan Kombinasi
Konsentrasi ZPT NAA dan BAP terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Biji Dendrobium Taurulinum J.J Smith Secara In Vitro.
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Purwodadi 2). Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1,
ISSN: 2301-928X.
Campbell, N.A,Mitchell,L.G and Reece J.B.2004. Biologi Umum Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
Deepti S. Gayatri M.C. and Sarangi S. 2013. Morphological and biochemical
changes in pollinated flowers of different Aerides species. Current Botany,
4(2): 33-37 ISSN: 2220-4822.
Iswanto, H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis (Ed.
Revisi). Agromedia Pustaka, Jakarta.
Prasetyo C.H. 2009. Teknik Kultur Jaringan Anggrek Dendrobium sp. di
Pembudidayaan Anggrek Widorokandang Yogyakarta. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pritam Chattopadhyay, Nirmalya Banerjee, and Bhupendra Chaudhary . 2014 .
Genetic Characterization of Selected Medicinal Dendrobium
(Orchidaceae) Species Using Molecular Markers. Journal of Biology, Vol.
2, Issue 04, pp. 117-125 . ISSN 2049-1727
Puspitaningtyas, D., M. dan S. Mursidawati. 1999. Koleksi Anggrek Kebun Raya
Bogor. Vol. 1, No. 2. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI.
Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin Berbungga. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sastrapraja, S. 1980. Jenis-Jenis Anggrek. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai
Pustaka, Jakarta.
Widyastoety. 2014. Pengaruh Auksin dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Planlet
Anggrek Mokara (Effect of Auxin and Cytokinin on the Growth of Mokara
Orchid Plantlets). J. Hort. 24(3):230-238