Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA

KLASIFIKASI DAN DESKRIPSI TANAMAN ORNAMENTAL

OLEH : PETRUS SIMATUPANG E1J009094

PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2012

BAB I. PENDAHULUAN
Tanaman ornamen dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya dalam suatu lansekap, yaitu sebagai dinding, atap, lantai, fokal atau aksen. Berdasarkan penggunaannya, tanaman ornament dikelompokkan menjadi tanaman pot dan tanaman hias potong atau rangkaian. Dalam landsekap tipe pertumbuhan tanaman hias juga dikelompokkan dalam groundcover, semak, tanaman merambat, tanaman menjalar, perdu rendah, perdu sedang, perdu tinggi, pohon rendah, poho sedang, pohon tinggi,. Semua pengelompokkan tersebut dimaksudakan untuk mempermudah pemilihan tanaman dalam mengisi ruang landsekap perdasarkan fungsi estetikanya.

Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Mengenal jenis-jenis tanaman hias yang ada di lingkungan kampus dan sekitarnya 2. Mengidentifikasi fungsi tanaman hias dalam suatu lansekep 3. Mengidentifikasi tipe-tipe tanaman, bagian daun, batang, bunga dan kanopi tanaman.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Tata vegetasi merupakan elemen dari lansekap yang dapat memberikan keindahan bagi lingkungan sekitarnya. Tatat vegetasi merupakan bagian dari elemen lembut (soft material) yang terdiri dari tanaman pohon, perdu, semak, penutup tanah dan air yang dapat memberikan kesegaran dan dapat menciptakan iklim mikro setempat. Elemen lembut tidak mempunyai bentuk yang tetap dan selalu berubah. Perubahan tersebut akan terlihat dari bentuk, tekstur, warna dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan oleh karena tanaman adalah makhluk yang selalu tumbuh dan dipengaruhi pula oleh faktor alam dan tempat tumbuhnya sehingga dalam pemilihan elemen lembut harus disesuaikan dengan kondisi alam lingkungannya sehingga pertumbuhannya tidak terhambat serta tumbuh dengan bebas. Penataan tanaman pada ruang luar mencakup habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan peletakan tanaman. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam mengklasifikasikan tanaman secara arsitektural biasanya ditinjau dari tajuk, bentuk massa dan struktur tanaman. Menurut DPU (1996), pengertian dari beberapa istilah tersebut adalah:

a. Tajuk merupakan keseluruhan bentuk dan kelebaran maksimal tertentu dari ranting dan daun suatu tanaman. b. Struktur Tanaman ialah bentuk tanaman yang terlihat secara keseluruhan. Berdasarkan bentuk massa, tajuk dan struktur tanaman, Laurie (1986) dan Djuwita (2007) mengelompokkan tanaman menjadi : a. Tanaman pohon Tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Tanaman berkayu adalah tanaman yang membentuk batang sekunder dan jaringan xylem yang banyak. Biasanya, tanaman pohon digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point. Flamboyan dan dadap merah termasuk jenis tanaman pohon. Namun demikian pengelompokan pohon lebih dicirikan oleh ketinggiannya yang mencapai lebih dari 8m. b. Tanaman perdu Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian-bagian tanaman. Golongan perdu biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah,perdu sedang, dan perdu tinggi. Bunga sikat botol, krossandra dan euphorbia termasuk dalam golongan tanaman perdu. c. Tanaman semak (shrubs) Tanaman golongan semak dicirikan dengan batang yang berukuran sama dan sederajat. Bambu hias termasuk dalam golongan tanaman ini. Pada umumnya tanaman ini mempunyai ketinggian di bawah 8 m. d. Tanaman merambat (liana) Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman rambat dan tanaman gantung. Liana dicirikan dengan batang yang tidak berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya. Alamanda termasuk dalam golongan tanaman liana. e. Tanaman Herba, Terna, Bryoids dan Sukulen Golongan herba (herbaceous) atau terna merupakan jenis tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak. Kana dan tapak darah termasuk dalam golongan tanaman herba.Tanaman bryoids, terdiri dari lumut, paku-pakuan, dancendawan. Ukurannya dibagi berdasarkan tinggi vegetasi. Bentuk dan ukuran daunnya ada yang besar, lebar, menengah, dan kecil (jarum dan rumput-rumputan) dan campuran. Tekstur daun ada yang keras, papery dan 179 sekulen. Coverage biasanya sangat beragam, ada tumbuhan yang sangat tinggi dengan penutupan horizontal dan luas, relatif dapat sebagai penutup, ada yang menyambung dan terpisah-pisah.

Penutupan tumbuhan merupakan indikasi dari sistem akar di dalam tanah. Sistem akar sangat pentingdan mempunyai pengaruh kompetisi pada faktor-faktor ekologi. Tanaman sekulen adalah jenis tanaman lunak yang tidak berkayu dengan batang dan daun yang mampu menyimpan cadangan air dan tahan terhadap kondisi yang kering. Kaktus termasuk dalam golongan tanaman sekulen. (Anonim , 2008)

BAB III. METODELOGI


A. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah tanaman ornamental yang ada di sekitar kampus dan alat tulis.

B. Cara kerja 1. Identifikasi tanaman-tanaman yang berda di sekitar kampus 2. Buat skema kerangka tanaman 3. Dengan berpedoman pada lampiran 3 dan 4, identifikasi tanaman yang ada berdasar silhouette nya.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari pengamatan yang telah praktikan lakukan pengamatan terhadap anggrek saja.karena dinilai mempunyai nilai ekonomis yang tinggi . Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat / Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah Tanaman anggrek memiliki manfaat antara lain sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut. Bila mendengar kata anggrek, seorang penduduk daerah beriklim sedang akan membayangkan bunga indah yang aneh dan bermekaran di hutan hujan tropik yang basah, atau bunga yang dipamerkan di

dalam kotak kaca dingin oleh para perangkai bunga, atau bunga yang disuntingkan seorang pemuda pada pakaian pacarnya dalam suatu acara pesta dansa.

Namun dunia anggrek (orchidaceae) lebih daripada itu. Bila kita makan es krim vanili, sebetulnya kita makan sebagian dari salah satu anggrek, sebab vanili dihasilkan oleh suatu jenis anggrek. Jenis suku anggrek-anggrekkan berjumlah 15.000 buah, sehingga suku tersebut merupakan salah satu suku tumbuhan berbunga yang terbesar. Pada umumnya tanaman anggrek tumbuh di daerah tropis dan tumbuh sebagai tumbuhan epifit. Jenis anggrek tropik menghasilkan bunga yang sangat indah, berwarna warni, dan tetap tidak rontok lama seseudah dipetik. Tetapi anggrek dari daerah beriklim sedang tumbuh di tanah dan tidak begitu indah. Tumbuhannya yang berdaun tebal dan keras tampak tidak sangat beraneka ragam, tidak seperti bunganya. Memang sebenarnya variasi bunga anggrek adalah lebih banyak daripada bunga tumbuhan lainnya. Namun yang menjadi ciri umum bunga anggrek ialah bahwa anggrek memiliki tiga lembar daun bunga dan tiga lembar kelopak bunga yang mirip dengan daun bunga. Satu diantara daun bunga itu disebut bibir dan lebih lebar daripada daun bunga selebihnya, terletak paling bawah pada bunga bibir ini berfungsi sebagai landasan bagi serangga penyerbuk. Pada dasarnya yang menjadi kendala utama dalam membudidayakan anggrek adalah sulitnya melakukan perbanyakan tanaman anggrek karena hampir semua jenis tanaman anggrek tidak dapat berkembangbiak secara generatif meskipun bunga menghasilkan polong. Hal ini disebabkan karena adanya polong yang dihasilkan berisi biji berupa serbuk serperti tepung yang sangat mudah melayang. Perkembangan tanaman anggrek secara vegetatif juga sulit dilakukan karena kemungkinan hidup tunas tanaman sangat rendah. Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah perbanyakan tanaman anggrek melalui kultur jaringan dengan bahan tanam berupa polong anggrek yang sudah matang dan dilakukan di dalam laboratorium. Pada praktikum ini, yang kami lakukan adalah melakukan persiapan media tanam anggrek hasil kultur jaringan. Media tanam yang sering digunakan untuk tanaman aggrek adalah moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus. Pecahan batu bata juga banyak dipakai sebagai media dasar pot anggrek, karena dapat menyerap air lebih banyak bila dibandingkan dengan pecahan genting. Media pecahan batu bata digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase dan aerasi yang baik Moss yang mengandung 23% unsur N sudah lama digunakan untuk medium tumbuh

anggrek. Media moss mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai aerasi dan drainase yang baik pula. Pakis sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsurunsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya. Serabut kelapa mudah melapuk dan mudah busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit, tetapi daya menyimpan airnya sangat baik dan mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan serta mudah didapat dan murah harganya. Dalam menggunakan serabut kelapa sebagai media tumbuh, sebaiknya dipilih serabut kelapa yang sudah tua. Untuk praktikum ini, media yang digunakan adalah arang. Sebelum dimasukkan kedalam pot, arang terlebih dahulu direndam dengan fungisida untuk mencegah jamur menempel pada arang. Kelebihan arang adalah bersifat buffer(penyangga), tidak mudah lapuk, sulit

ditumbuhi jamur. Tanaman aggrek sangat rentan sangat rentan terhadap serangan jamur. Sehingga arang merupakan yang cocok untuk media anggrek. Selain mempunyai

kelebihan,arang juga mempunyai kekurangan yaitu, arang miskin akan hara. Maka dari itu perlu pasokan hara untuk tanaman aggrek baik ymelalui akar maupun daun. Untuk pasokan hara melalui akar dapat digunakan daun jenis legum-leguman ( daun lamtoro) karena mempunyai nitrogen yang tinggi. Daun lamtoro dicincang dan dikeringkan , setelah itu ditaburkan ke dalam pot yang sudah diberi media arang. Untuk hara yang diberikan melalui daun dapat dilakukan dengan penyemprotan pupuk daun.

BAB V. PENUTUP

Tanaman anggrek memiliki manfaat antara lain sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas.

Media tanam yang sering digunakan untuk tanaman aggrek adalah moss, pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.

Kelebihan arang adalah bersifat buffer(penyangga), tidak mudah lapuk, sulit ditumbuhi jamur.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Cara Budidaya Anggrek. http:// www. bptp-jakarta@litbang.deptan.go.id; ardjkt@indo.net.id . Download : 10 juni 2012. Marlin, Usman K J, Atra R. 2009. Penuntun Praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Bengkulu, Bengkulu. Merakati, dkk. 2012. Penuntun praktikum hortikultura. Prodi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian.Universitas Bengkulu. Bengkulu Soeryowinoto, S.M., dan M. Soeryowinoto. 1995. Perbanyakan Vegetatif pada Anggrek. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai