TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani
2.1.1 Arecaceae (Palem-Paleman)
Palem merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang telah lama di kenal
dalam kehidupan manusia sebagai tumbuhan serba guna. Tumbuhan ini memiliki
sifat khas dan unik serta keragaman yang cukup tinggi, baik dari corak maupun
bentuk (Heatubun, 1999 dalam Gusbager et al., 2003). Indonesia memiliki lebih
kurang 400 jenis palem (Purwanto, 1999 dalam Gusbager et al., 2003).
Penampakan yang cantik, indah, gagah dan anggun menyebabkan palem sebagai
tanaman favorit penghias ruangan lebih dari 100 tahun lalu (Erna, 1994 dalam
Gusbager et al., 2003). Palem tidak hanya digunakan sebagai penghias ruangan
tetapi juga disekitar halaman, baik halaman rumah atau perkantoran. Manfaat
palem, selain tanaman hias juga sebagai sumber makanan, bahan bangunan, bahan
kerajinan atau anyaman, dan beragam kebutuhan lain (Essig, 1977 dalam
Gusbager et al., 2003)
Palem adalah pohon atau tanaman memanjat, dengan batang yang kerap
kali tidak bercabang dan mempunyai bekas daun yang membentuk cincin, kadang
kadang dari batang yang terletak di atas tanah atau akar rimpang dapat keluar
beberapa batang (membentuk rumpun). Daun menyirip atau membentuk kipas
seperti pada palem kipas (Wisam, 2007).
Palem merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang banyak di jumpai
pada daerah sub tropik hingga daerah tropik. Umumnya palem tumbuh dan
menyebar pada hutan daratan rendah dan merupakan salah satu komponen penting
dalam menyusun vegetasi hutan. Nega et al.,(2003) Menyatakan secara umum
suku Arecaceae mempunyai ciri-ciri:
Batangnya tumbuh tegak ke atas dan jarang bercabang
Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati
Akarnya tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk akar serabut
Berdaun majemuk
4
Universitas Sumatera Utara
Tangkai daun memiliki pelepah daun yang membungkus batang.
Bunga tersusun dalam karangan bunga (mayang)
Buahnya ditutupi lapisan luar yang relatif tebal (biasa disebut sabut)
Biji buah relatif cair pada saat masih muda dan semakin mengeras ketika
tua.
Banyak anggota famili ini yang dibudidayakan orang sebagai bahan
makanan, minyak, serat, perabotan, bangunan, tanaman hias dan lain-lain. Jenis
tumbuhan yang popular dari famili ini yaitu : korma (Phoenix dactylifera), kelapa
(Cocos nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis guinensis).
Sub Famili Palem
Beberapa sub-famili Palem yang terdapat di Indonesia adalah :
A. Phoenicoideae
a) Arenga piñnata (Aren).
Palem ini berukuran sedang hingga besar, tumbuh tunggal dan tegak, dengan
tinggi pohon dapat mencapai 4-7 m pada saat dewasa, batang bentuk
bulat/silindris, memiliki diameter berkisar antara 30-35 cm dengan bentuk ruas
nyata serta panjang ruas 20-25 cm, warna batang muda hijau, tua coklat, daun
berwarna hijau, keadaan permukaan halus, Palem ini tumbuh pada kondisi tanah
yang kering dan sedikit berbatu, selain itu berdasarkan kesenangan terhadap
cehaya jenis ini suka pada tempat kurang naungan, karena jenis ini merupakan
salah satu jenis yang toleran terhadap cahaya. pemanfaatan jenis palem ini biasa di
ambil niranya oleh masyarakat, sedangkan tulang daunnya dijadikan sapu (Nega
et al.,2003).
Aren merupakan genus famili palem, iklim dan curah hujan yang
dibutuhkan aren bertempat tumbuh di pegunungan tepi, aren membutuhkan suhu
yang tinggi, paling sedikit suhu udara 250C, pada waktu malam kemampuan
hidup aren berubah manjadi lamban. Faktor lingkungan yang lebih menentukan
ialah curah hujan, aren lebih senang ditanam di daerah yang curah hujannya
merata sepanjang tahun, atau yang hujannya jatuh selama 7-10 bulan dalam
setahun (Wisam, 2007)
3. Borassoideae
a. Borrassus flabellifer (Lontar,).
Palem ini merupakan pohon yang tumbuhnya tunggal dan berbatang lurus yang
dapat mencapai tinggi sampai 30 m. Batangnya seperti batang pohon kelapa atau
bahkan lebih besar lagi. Permukaan batangnya lebih halus dan berwarna agak
kehitam hitaman. Daunnya berbentuk seperti kipas yang bundar. Tepinya banyak
mempunyai lekukan yang lancip. Daun daun tuannya tidak segera luruh tetapi
tetap melekat di ujung batang, sehingga tajuk pohonnya menjadi bundar.
Perbungaannya berbentuk tandan. Perbungaan jantan dan betinanya masing
masing terletak pada pohon yang berlainan. Buahnya besar, bulat, di dalamnya
banyak bersabut, berair dan berbiji tiga.
Asal tumbuhan ini masih belum diketahui dengan pasti, mungkin
merupakan tumbuhan asli Indonesia. Diduga rontal yang ada di Afrika tropik,
India, Birma, Siam, Malaysia sampai ke Nusa Tenggara Timur masih merupakan
jenis yang sama. Tumbuhan ini menyukai tempat yang terbuka, kering dan
berudara pantai. Tumbuh baik pada ketinggian 0-500 m dpl.
4. Lepidocaryoideae
a. Calamus caesius (Rotan sega, Rotan sega putih).
Tumbuhan ini tergolong jenis rotan yang berkualitas baik, dan merupakan
tumbuhan asli kawasan Semenanjung Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.
Umumnya tumbuh di hutan-hutan maranti di daratan rendah sampai pada
ketinggian 200 m dpl. Tumbuhnya berumpun dan memanjat yang dapat mencapai
tinggi sampai 30 meter. Daunnya berbentuk sirip. Anak anak daunnya berbentuk
lanset memanjang. Tangkai daunnya berduri. Duri-durinya tidak rapat.
Pembungaan berbentuk malai. Pembungaan dapat mencapai 3 meter. Buahnya
berbentuk lonjong, panjang 1,5 cm, bersisik. Batangnya dapat dipakai untuk bahan
pembuat meja, kursi, tongkat, alat peraga anyam anyaman dan lainnya. Untuk
keperluan tersebut dapat dipakai batang yang utuh ataupun belahan-belahan
batang yang telah diraut.
5. Cocoideae
a. Cocos nucifera (Kelapa).
Pohonnya tegak, kadang kadang melengkung, berbatang bulat. Tinggi antara
5-30 meter. Daunnya bersirip genap. Bunganya berwarna kekuning-kuningan atau
kehijau-hijauan yang tersusun dalam bentuk malai. Berbunga terus-menerus
sepanjang tahun. Di dalam tandan, bunga yang betina terletak di pangkal
sedangkan yang jantannya di ujung tandan. Buahnya bulat, berserabut, berbatok
dan berdaging, buah berukuran besar. Kelapa banyak ditemukan tumbuh di daerah
pantai, pada tanah yang mengandung garam. Tumbuh baik di bawah ketinggian
300 m dpl dengan curah hujan rata rata antara 1270 -2550 mm / tahun.
7. Nypoideae
a. Nypa fruticans (Nipah).
Tumbuhan ini sudah tak asing lagi bagi penduduk pesisir. Daunnya umum
digunakan untuk atap, atau untuk alat kerajinan tangan seperti tikar, keranjang,
topi, payung dan lain-lain. Di samping buahnya dapat dimakan juga dapat
menghasilkan nira yang kadang-kadang diolah menjadi gula. Nipa tersebar di
sepanjang daerah tropik, mulai dari Sri Lanka sampai kepulauan Solomon dan
Australia (LIPI, 1978).
Tumbuhan ini tumbuh pada kondisi daerah berair, berdasarkan kesenangan
terhadap cahaya, jenis ini suka pada tempat yang terbuka atau bebas naungan.
Palem ini berperawakan sedang, plenantic, tinggi 5-6m, berumpun memiliki
batang semu, daun berwarna hijau, jumlah daun dalam mahkota 6-8, panjang daun
400 cm, lebar daun 150-200 cm, ujung daun bifit, bentuk daun pinate, panjang
anak daun 30-100 cm, lebar anak daun 3-8 cm,bentuk anak daun elongate, bentuk
ujung anak daun acuminate, jumlah anak daun 40 pasang, tata letak anak daun
berhadapan, panjang petiole 35-45 cm, pelepah berwarna coklat kehitaman,
panjang pembungaan 120-125 cm, jumlah percabangan bunga 4-5, tata letak
keluar bunga interfoliar, warna tangkai bunga coklat tua, ujung meruncing bentuk
seperti corong, warna coklat. Bunga berbulir, berumah satu, warna orange. Buah
bentuk lonjong, warna coklat, diameter 5-10 cm, panjang 10-15 cm, epicarp tebal
berserabut, endocarp tipis keras, endosperm homogenous, berembrio basal (Nega
et al., 2003).
SULTAN
Ulama Umara
Uleebalang
Imum Mukim Sayed Syarifah
Teungku-Teungku Mukim