Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wanda Khairina

NRM : 1304618020
Kelas : Pendidikan Biologi B 2018

ANALISIS ARTIKEL SIKAP PROFESIONAL PENDIDIK

Artikel: Kisah Guru di Sumenep Rela Datangi Siswa agar Bisa Belajar, Mereka Tak Punya
HP dan TV

KOMPAS.TV - Niat baik Avan Fathurrahman (39) sungguh luar biasa. Guru asal Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur, itu rela datang ke rumah muridnya untuk memberikan pembelajaran.
Keputusan Avan untuk mendatangi muridnya itu setelah adanya kebijakan belajar di rumah
secara online untuk siswa PAUD hingga SMA di tengah pandemi Covid-19 atau virus Corona.
Namun, hal tersebut rupanya tidak bisa dilakukan semua siswa di Indonesia. Pasalnya, masih ada
sejumlah siswa yang terkendala pembelajaran secara online karena keterbatasan alat atau kuota
internet. Hal tersebut juga dirasakan sejumlah siswa didik Avan. Guru SDN Batuputih Laok 3,
Desa Batuputih Laok, Kecamatan Batuputih itu membagikan kegiatannya selama mengajar ke
rumah-rumah siswa di akun Facebook miliknya, Avan Fathurrahman.

Dilematis. Avan menuliskan bahwa dia berada di dalam posisi dilematis. Pasalnya, ia tak bisa
menuruti imbauan menteri pendidikan untuk belajar di rumah karena muridnya tak memiliki
fasilitas untuk mengikuti pembelajaran secara online, seperti ponsel maupun televisi."Ternyata
saya belum jadi guru yang baik. Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang
dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Mentri, agar bekerja dari rumah. Ini
jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah.
Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk
beli kuota internet akan membebani wali murid." ujar Avan mengawali tulisannya. Bahkan,
menurut Avan, ada seorang wali murid yang mengatakan padanya akan mencari pinjaman uang
untuk membeli smartphone supaya anaknya bisa belajar secara online. Namun, Avan memberi
pengertian kepada wali murid tersebut bahwa belajar tak harus lewat HP. Bisa lewat buku paket
yang dipinjamkan sekolah. Ia juga menuliskan sedikit lega saat TVRI membuat program tayang
belajar dari rumah. Namun, sejumlah muridnya juga ternyata tidak memiliki TV sehingga tidak
mengakses tayangan itu. Wali kelas 6 ini melakukan kunjungan tiga hari dalam seminggu ke
rumah-rumah muridnya. "Kunjungan tiga hari dalam seminggu, sekali kunjungan biasanya ada
sembilan rumah siswa. Yang saya kunjungi kadang juga kelas 4 atau 5, yang rumahnya agak
dekat dengan siswa kelas 6," terang Avan sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Kamis
(16/4/2020).

Edukasi Virus Corona. Tak hanya mengajarkan teori dan memberikan latihan saja, Avan juga
mengajarkan pengetahuan tentang virus corona atau Covid-19. "Sedikit membahas covid 19 ini
juga, biar tidak panik. Terpenting saya memberikan pemahaman cara pencegahannya. Termasuk
bagaimana cuci tangan yang baik," lanjutnya. Terkadang dirinya juga mendongeng ke murid-
muridnya dengan menyisipkan nilai moral dan pembelajaran.
Terbatas Jarak, Waktu, dan Sarana. Jarak yang lumayan jauh dan waktu yang terbatas
menjadi sedikit kendala Avan. "Kendala yang pertama jarak karena lumayan jauh. Sekarang
kebetulan juga masih sering hujan. Jalan licin dan becek. Kalau hujan ada rumah siswa yang
tidak bisa ditempuh dengan sepeda. Jadi sepeda dititip dan dilanjut jalan kaki," lanjut Avan. Ia
juga membagikan sebuah foto saat dirinya harus jalan kaki untuk sampai ke rumah muridnya
karena jalan yang becek. "Kedua waktu, karena harus pindah-pindah. Ketiga adalah sarana, tentu
tidak sama dengan saat di sekolah. Papan dan lain-lain tidak ada," tuturnya. Namun hal itu tak
menurutkan niat baiknya untuk terus menyebarkan ilmu. Apalagi respons orang tua murid yang
menyambutnya dengan baik. Avan  berharap ada perhatian dan bantuan dari pemerintah dengan
memberikan sarana pembelajaran secara online berupa ponsel. "Pada masa sekarang agak sulit
memang. Karena ini darurat. Satu sisi saya bisa memahami sikap pemerintah yang membuat
edaran untuk bekerja dari rumah. Namun di sisi yang lain, bagi daerah-daerah kepulauan atau
pelosok, ini agak sulit diterapkan. Karena sarana yang tidak dimiliki siswa," paparnya dikutip
dari Tribunjateng.com.

"Melanggar" Imbauan Pemerintah. Dalam akhir tulisan, dia mengatakan jika belum bisa
menjadi guru yang baik karena harus melanggar larangan pemerintah. Tetapi semua itu ia
lakukan untuk terus membagikan ilmu pada anak didiknya. "Saya harus melanggar imbauan
pemerintah. Jadi jelas, saya belum menjadi guru yang baik. Tidak memberikan contoh yang baik
bagi siswa karena melanggar imbauan pemerintah. Saya bukan tidak takut corona. Takut juga.
Tapi gimana lagi? Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari wabah penyakit,
termasuk covid-19. Amin..." ungkapnya.

Viral di Media Sosial. Kisah yang dibagikan Avan Fathurrahman sontak viral di media sosial.
Hingga Sabtu (18/4) siang, unggahan Avan tersebut sudah dibagikan sebanyak 5,6 ribu kali.
Ucapan doa dan semangat dari netizen pun terus membanjiri kolom komentar. Avan sendiri
merupakan alumni S2 Universitas Muhamadiyah Surabaya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dia sudah aktif mengajar sejak masuk di pondok pesantren.

Sumber: https://www.kompas.tv/article/76758/kisah-guru-di-sumenep-rela-datangi-siswa-agar-bisa-
belajar-mereka-tak-punya-hp-dan-tv?page=all
ANALISIS SIKAP PROFESIONAL PENDIDIK

Seorang guru profesional harus memiliki sikap yang baik dalam menjalankan tugasnya
yang mencakup keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan. Dari artikel diatas diketahui bahwa Pak
Avan sudah dapat dikatakan sebagai seorang pendidik profesional, karena kegiatan mengajar
yang dilakukannya sudah menunjukkan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu meskipun belum memiliki pendidikan profesi keguruan namun
beliau sudah aktif mengajar sejak masuk di pondok pesantren hingga menyelesaikan pendidikan
S2 nya di Universitas Muhamadiyah Surabaya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Analisis sikap profesional pendidik meliputi 3 aspek, antara lain: Konsep Profesi Pendidikan dan
Sikap Profesional, Sasaran sikap profesional, Pengembangan Sikap Profesional.

1. Konsep Profesi Pendidikan dan Sikap Profesional

 Pendidikan sebagai proses transformasi budaya. Sebagai transformasi budaya,


pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi
yang lain. Dari artikel diatas proses pewarisan budaya berupa silaturahmi yang tercipta
antara guru, anak didik, dan wali muridnya.

 Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi. Kegiatan pembelajaran dengan


mendatangi muridnya dari rumah ke rumah yang dilakukan Pak Avan akan membentuk
pribadi yang baik bagi siswanya. Sikap Pak Avan tersebut dapat menjadi panutan yang
baik yang dapat dicontoh oleh siswanya.

 Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara. Kegiatan pembelajaran yang


dilakukan oleh Pak Avan dapat membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang
baik seperti taat aturan di saat pandemi seperti sekarang ini karena diharuskan untuk tetap
belajar dirumah walaupun beliau harus mendatangi rumah siswanya satu per satu.

 Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar
untuk bekerja. Dengan tetap memberikan pembelajaran walaupun disaat pendemi seperti
ini Pak Avan akan dapat memberikan ilmunya kepada peserta didik yang nantinya akan
dapat digunakan sebagai bekal dasar untuk bekerja.

2. Sasaran sikap profesional

Guru sebagai pendidikan profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya, seperti halnya sikap Pak Avan yang disambut baik oleh masyarakat saat tetap
mengajar ditengah pandemi dengan mendatangi rumah muridnya satu per satu meskipun jarak
yang lumayan jauh dan waktu yang terbatas karena keterbatasan sarana belajar seperti HP dan
TV. Berhubungan dengan hal itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya, yakni sikap
profesional keguruan terhadap:
 Sikap profesional pendidik terhadap perundang-undangan. Menurut saya, cara Pak avan
mengajar sudah sesuai dengan perundang-undangan meskipun beliau berada di dalam
posisi dilematis dikarenakan tidak bisa menuruti imbauan menteri pendidikan untuk
belajar di rumah karena muridnya tak memiliki fasilitas untuk mengikuti pembelajaran
secara online. Namun beliau berusaha untuk tetap memberikan pembelajaran kepada
muridnya.
 Sikap profesional pendidik terhadap organisasi profesi. Dari artikel diatas tidak dapat
dilakukan analisis menganai aspek ini karena tidak ditemukan pembahasan mengenai
organisasi profesi.
 Sikap profesional pendidik terhadap teman sejawat. Dari artikel diatas tak terlihat
bagaimana perilaku Pak Avan terhadap teman sejawatnya karena hanya diceritakan
mengenai interaksinya dengan anak didik dan wali muridnya. Namun, melihat interaksi
yang tercipta, dapat disimpulkan dia dapat bersikap baik pula terhadap teman sejawatnya.
 Sikap profesional pendidik terhadap anak didik. Sikap pak Avan terhadap peserta didiknya
sangat baik. Beliau dapat memaklumi keadaan peserta didiknya yang tidak memiliki HP
dan Tv untuk menjalankan pembelajaran online ditengah pandemi corona ini. Sehingga
beliau memutuskan untuk tetap memberikan pembelajaran dengan mendatangi rumah
muridnya satu per satu.
 Sikap profesional pendidik terhadap tempat kerja. Sikap ini terlihat saat kegiatan
pembelajaran tetap dilakukan Pak Avan dengan mendatangi satu per satu rumah muridnya
ditengah pandemi seperti sekarang ini. Meskipun harus menempuh jarak yang lumayan
jauh serta kondisi jalan yang licin dan becek karena hujan sehingga rumah siswa tidak bisa
ditempuh dengan sepeda. Lalu waktu yang terbatas juga menjadi kendala karena harus
pindah-pindah dan juga sarana yang terbatas. Namun hal tersebut tidak menurutkan niat
baik Pak Avan untuk terus menyebarkan ilmu.
 Sikap profesional pendidik terhadap pemimpin. Dari artikel diatas tidak dapat dilakukan
analisis menganai aspek ini karena tidak ditemukan pembahasan mengenai pemimpin.
 Sikap profesional pendidik terhadap pekerjaan. Berdasarkan artikel diatas, dapat dilihat
bahwa Pak Avan sangat profesional terhadap pekerjaannya. Walaupun ditengah pandemi
dan dengan keterbatasan sarana prasarana pembelajaran namun beliau tetap ingin
memberikan pembelajaran terhadap siswanya.

3. Pengembangan Sikap Profesional


 Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan dan Pengembangan Sikap
Selama Dalam Jabatan. Guru harus menjadi panutan bagi siswa dan bagi masyrakat
sekitar. Untuk membentuk sikap yang baik tersebut, di dalam lembaga pendidikan guru,
calon guru di ajarkan keterampilan dan sikap profesional. Sedangkan pengembangan sikap
profesional dalam jabatan dapat dilakukan secara formal (mengikuti kegiatan penataran,
lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah) dansecara informal (melalui media massa
televisi, radio, koran, dll.) Namun, dari artikel diatas tidak terdapat pembahasan mengenai
hal ini sehingga tidak dapat dilakukan analisis menganai aspek ini.

Anda mungkin juga menyukai