Anda di halaman 1dari 8

1.

Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang
tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang
sama atau kromosom yang berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom
homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen
(gene linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak
mengalami pautan.

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat
pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan
jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh
karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang
lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen dapat kamu temui pada persilangan tanaman ercis
pada gambar di bawah ini.   
Persilangan yang dilakukan antara tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan
ercis bunga merah pollen bulat (ppll) akan menghasilkan keturunan pertaman (F1) yaitu ercis
bunga ungu pollen lonjong (PpLl).

Ketika F1 tersebut saling disilangkan, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotip 3 : 1.

Hal ini dikarenakan adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan
gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl. 

2. Pindah Silang (Crossing Over)

Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah
peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari
sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I,
yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah
menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada organisme seperti manusia,
tumbuhan, dan juga hewan.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini
disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan
dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga
menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, Squad, kamu
tahu nggak, ternyata kita bisa menghitung nilai persentase rekombinasi dari hasil terjadinya
pindah silang, lho! Caranya, dengan menggunakan rumus di bawah ini, nih.

Sekarang, ayo kita coba kerjakan bersama-sama contoh soal di bawah ini, ya.

Contoh soal:

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm)
memperoleh hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar manis = 750

Kecil manis = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental, sedangkan
mangga besar asam dan mangga kecil manis merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya
adalah

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)


Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah
mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang menempel pada
sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke
kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami
gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja.
Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah
kromosom.
Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal
berpisah, yaitu:

 Aneuploidi
Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada
pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan
jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa
macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi
(2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada
manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.

 Euploidi

Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan
kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai
dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi
dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen yang menyebabkan
kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang
individu dapat bersifat normal atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

 Gen letal dominan


Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan
homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat
subletal yang mengakibatkan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen
yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut kuning pada
tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan pemendekan ruas-ruas tulang jari
(brakidaktili) pada manusia.

Ayam redep (sumber: ayamhias.com)

 Gen letal resesif 

Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat
bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen
letal resesif adalah gen yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.

Anda mungkin juga menyukai