TANAMAN
“Pengendalian Hama Terpadu Terhadap Hama Thrips Pada Tanaman Kacang Hijau”
Disusun oleh :
Kelompok 2, ( Kelas C ) :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada hadirat illahi robbi, Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, taufiq dan hidayah nya sehingga saya, dalam penyusunan makalah ini
yang berjudul “Pengendalian Hama Terpadu Terhadap Hama Thrips Pada Tanaman Kacang
Hijau” dapat diselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam kami limpahkan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita keluar dari jurang kebodohan menuju
jalan kehidupan yang penuh dengan keintelektualan, sehingga kita dapat membedakan yang
hak dan yang bathil.
Makalah ini dapat kami susun dengan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu selaku dosen yang
memberikan kami materi yang bermanfaat dalam mata kuliah ini, juga teman-teman yang
selalu memberikan masukan dan optimis dalam rangka diskusi bersama untuk menambah
luasnya keilmuan dan wawasan kami.
Dalam hal ini, kami menyadari, bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
berifat membangun dari pembaca dan semua pihak guna perbaikan kedepan nya. Harapan
kami, semoga makalah ini menjadi manfaat bagi kita semua.
Peyusun;
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
Selain musim kemarau, periode kritis tanaman juga berpengaruh penting pada tingkat
atau populasi seranganhama thrips. Pada kacang hijau serangan thrips terjadi pada fase
vegetatif, pada saat daun trifoliat pertama mulai muncul. Ketika periode kritis tanaman
sesuai dengan populasi thrips yang tinggi, tanaman akan mengalami serangan thrips yang
parah sehingga kehilangan hasil sangat tinggi, mencapai 67% pada saat tanaman berumur
10 hari. Sebaliknya, kehilangan hasil hanya mencapai 25% bila awal serangan thrips yang
tinggi terjadi pada saat tanaman berumur 30 hari (Indiati 2013). Kehilangan hasil kacang
hijau selain dipengaruhi oleh periode kritis tanaman, juga ditentukan oleh varietas, musim,
serta praktik budi daya. Pada varietas rentan, kerusakan dan kehilangan hasil tanaman
akan lebih tinggi dibanding pada varietas tahan. Intensitas serangan thrips pada galur
tahan MLG 716 hanya mencapai 10%, sedangkan pada varietas rentan seperti Betet,
1
intensitas serangan thrips mencapai 25%. Kehilangan hasil pada varietas rentan mencapai
31,7%, sedangkan pada galur tahan hanya 12,9% (Indiati 2000b). Intensitas serangan
thrips pada awal pertumbuhan varietas rentan No. 129 tanpa perlakuan pengendalian
mencapai 100% dan mengakibatkan kehilangan hasil antara 21,564,1% (Indiati 2000b).
Kacang hijau yang ditanam pada tanah yang kurang subur akan semakin rentan terhadap
serangan thrips. Serangan thrips akan semakin parah pada tanaman yang mengalami
kekeringan. Dengan latar belakang seperti itulah kami menyusun makalah pengendalian
hama thrips secara kultur teknis yakni, sanitasi lahan, menanam varietas tahan, dan
sanitasi lahan, pemulsaan, lalu dengan secara mekanis, yaitu dengan memasang
perangkap warna berperekat.
2
BAB II ISI
3
Dengan mengetahui biologi hama thrips, waktu dan cara pengendalian dapat
ditentukan secara tepat pada fase hama peka sehingga hasil pengendalian maksimal dan
ekonomis.
Nimfa dan imago mengisap cairan pada kuncup vegetative tanaman muda sehingga
ketika membuka, daun tampakmengerut atau keriting seperti terserang virus. Pada
serangan parah, tanaman menjadi kerdil, pembentukan bunga dan polong terganggu yang
akhirnya hasil menurun. Apabila serangan thrips terjadi pada fase berbunga, nimfa dan
serangga dewasa akan menyerang bunga dengan cara memakan polen dan mengisap
cairan bunga sehingga bunga rontok dan polong tidak terbentuk, yang pada akhirnya akan
menurunkan hasil. Menurut Shukla et al. (2005), M. usitatus dewasa maupun nimfa tidak
berperan sebagai vektor virus.
4
2.4 Pengendalian Hama Thrips Secara Kultur Teknis
5
dapat dikembangkan di daerah yang menyukai kacang hijau yang berwarna hijau
mengilap (Trustinah dan Iswanto 2014) dan daerah endemis thrips.
6
yang terserang kemudian dibakar. Pengendalian ini dapat diterapkan pada area yang
sempit/kecil karena harus dilakukan secara berulang dan membutuhkan banyak tenaga.
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Thrips merupakan salah satu hama utama kacang hijau pada musim kemarau. Periode
kritis tanaman kacang hijau terjadi pada fase vegetatif pada saat daun trifoliat pertama
mulai muncul. Hama Thrips pada kacang hijau menyerang dari beberapa stadia, yaitu
pada nimfa dan imago. Oleh karena itu Untuk pengendalian nya, harus dilakukan
pendekatan Pengendalian Hama Terpadu agar lebih efektif dalam mengendalikan
serangan hama Thrips pada Tanaman kacang hijau. Pengendalian yang dapat dilakukan
ialah kultur teknis pada masa pra tanam dan penanaman kacang hijau, pengendalian
mekanis dilakukan setelah penanaman kacang hijau untuk mengendalikan thrips pada
stadia imago, sedangkan pengendalian keberlanjutannya menggunakan musuh alami.
3.2 Saran
Dalam pengendalian nya, agar lebih efektif pengendalian Thrips pada kacang hijau
harus dilakukan secara terpadu. Selain pengendalian secara kultur teknis dan mekanis,
masih banyak bentuk pengendalian lainnya. Namun dalam pengendalian hama secara
terpadu, pengendalian yang dilakukan antara satu dengan yang lainnya harus
berkesinambungan, dan tidak menghambat kerja pengendalian nya. Selain pengendalian
secara kultur teknis dan mekanis, masih banyak bentuk pengendalian lainnya, dan
pemilihan pengendalian harus sesuai dengan kondisi lingkungan nya. Oleh karena itu,
pemilihan bentuk pengendalian harus dilakukan secara tepat.
8
DAFTAR PUSTAKA