Anda di halaman 1dari 8

Nama : Haris Munandar

NPM : 150510170079
Mata Kuliah : Pemuliaan Terapan
Kelas :B

TUGAS 1-1
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kultivar bersari bebas, kultivar sintetik, kultivar komposit,
dan kultivar hibrida.
2. Sebutkan tahapan dalam perakitan kultivar hibrida.
3. Jelaskan rangkaian kegiatan dari setiap tahapan perakitan kultivar hibrida
4. Kultivar hibrida dirakit dengan memanfaatkan fenomena heterosis. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan heterosis dan bagaimana cara menganalisisnya
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan daya gabung, daya gabung umum, dan daya gabung
khusus.
6. Jelaskan bagaimana cara menduga nilai daya gabung khusus dan daya gabung umum.
7. Produksi benih hibrida dapat dilakukan dengan memanfaatkan kondisi mandul jantan (male
sterility). Jelaskan apa yang dimaksud dengan mandul jantan dan bagaimana pemanfaatannya
dalam produksi hibrida.
8. Selain mandul jantan, produksi benih hibrida dapat dilakukan dengan memanfaatkan self
incompatibility. Jelaskan apa yang dimaksud dengan self incompatibility dan bagaimana
pemanfaatannya dalam produksi hibrida.

Jawaban
1. Kultivar bersari bebas adalah kultivar yang dikembangkan pada spesies yang secara alami
menyerbuk silang. Kultivar ini secara genetiik memiliki sifat heterogenous dan heterozigot.
Terdapat dua jenis kultivar bersari bebas yaitu yang dikembangkan dengan dengan seleksi
recurent (seleksi berulang) atau dengan seleksi bulk dan memiliki genetik base yang luas
(Acquaah, 2012: 304). Kultivar bersari bebas dirakit melalui rekombinasi sejumlah fenotipe
yang diinginkan dan bersifat seragam, sehingga mewakili porsi populasi yang diperbaiki sifat
genetiknya Subandi dan dahlan dalam (Zubacthirodin, 2012)

Kultivar sintetik adalah kultivar yang dirakit dari persilangan yang telah direncanakan guna
menyeleksi genotipe (Acquaah,2012: 304). kultivar sintetik adalah kultivar yang dirakit melalui
persilangan antara beberapa inbrida ( bersari bebas) generasi awal yang memiliki sifat gabung
balik ( Zubacthirodin, 2012)

1
Kultivar komposit adalah hasil percampuran beberapa genotipe yang berbeda. Kultivar
komposit dapat terdiri dari inbred (bersari bebas), seluruh tipe hibrida, populasi, dan beberapa
genotipe yang memiliki kemiripan (Acquaah, 2012: 304). Dengan kata lain, kultivar komposit
adalah kumpulan beberapa galur harapan yang memiliki daya hasil tinggi dan memiliki sifat
agronomis yang sama.

Kultivar hibrida adalah kultivar yang dirakit dengan menyilangkan inbred (bersari bebas)
yang telah di evaluasi kemampuannya untuk menghasilkan hibrida dengan vigor superior diatas
parental yang digunakan dalam persilangan. Produksi hibrida memanfaatkanfenomena vigor
hibrida ( heterosis) untuk menghasilkan hasil yang superior. Kultivar hibrida homogenous
tetapi sangat heterozigot. Polinasi dikontrol dan dibatasi pada perakitan kultivar hibrida,
sehingga harga benih hibrida relatif lebih mahal. Akan tetapi, beberapa teknik telah
dikembangkan untuk mengontrol sistem reproduksi untuk memudahkan produksi kultivar
hibrida dalam skala besar seperti cytoplasmic male sterility (Acquaah, 2012: 304)

2. Tahapan dalam perakitan kultivar hibrida : Setting Breeding goal (menentukan tujuan
pemuliaan), germplasm evaluation (mengevaluasi plasma nutfah), generating variability
(membuat variabilitas), Narrowing down variability (melakukan seleksi), Testing for
adaptibility and evaluation (melakukan tes terhadap daya adaptasi dan evaluasi), Multiplication
of seeds (melakukan perbayakan biji), Cultivar registration or releasing a new cultivar
(melakukan registrasi kultivar atu melakukan pelepasan kultivat), Cultivar adoption and
diffusion (melakukan pelepasan kultivar) (Acquaah, 2012:7)

3. Penjelasan tahap- tahap perakitan kultivar hibrida

Setting Breeding goal (menentukan tujuan pemuliaan)

Pemulia menentukan tujuan pemuliaan berdasarkan pertimbangan kebutuhan produser,


distributor, dan konsumen. Berdasarkan sudut pandang produser kultivar yang dihasilkan harus
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, memiliki daya hasil yang tinggi, memiliki resistensi
terhadap patogen maupun hama, memiliki umur panen lebih singkat, dan memiliki ketahanan
terhadap lingkungan tumbuh marginal, seperti tahan genangan, kekeringan, ataupun tahan
salinitas (Acquaah, 2012:7).

Germplasm evaluation (mengevaluasi plasma nutfah)

2
Pemeneuhan kebutuhan akan plasma nutfah penting untuk dipenuhi dikarenakan plasma nutfah
merupakan subtansi koleksi bahan dasar sumber genetik dalam pemuliaan tanaman (Acquaah,
2012:8).

Generating variability (membuat variabilitas)

Variabilitas atau keragaman karakter yang teranati dalam suatu spesies penting dalam
pembentukan kultivar dikarenakan tanpa variabilitas yang berasal dari plasma nutfah tidak
mungkin dilakukan peningkatakn sifat dan karakteristik tanaman dalam pembtukan kultivar
hibrida. Varibialitas baru juga dapat dirakit dengan melakukan persilangan antara plasma
nutfah , termasuk dengan proses mutasi, atau menggunakan teknik bioteknologi, populasi dasar
(based population) digunakan untuk menginisiasi kegiatan pemuliaan harus memiliki
karakteristik yang diinginkan dikarenakan kultivar hibrida unggul tidak dapat terbentuk apabila
base population tidak memiliki gen- gen potensial yang diinginkan (Acquaah, 2012:8).

Narrowing down variability (melakukan seleksi)

Setelah terbentuk variabilitas atau keragama karakter, seleksi perlu dilakukan untuk memilih
genotipe yang memiliki potensi dalam kegiatan mengembangkan kultivar hibrida dengan sifat
dan karakteristik yang diinginkan (Acquaah, 2012:8). Lalu, dilakukan selfing untuk
pembentukan galur murni selama beberapa generasi hingga terbentuk tanaman homozigot,
ataupun dengan kultur anther. Setelah tanaman galur murni didapatkan, maka dilakukan seleksi
dengan metode yang disesuaikan dengan jenis tanaman seperti pedigree, bulk, single seed
descent, dan early generation testing (Acquaah, 2012: 364).

Testing for adaptibility and evaluation (melakukan tes terhadap daya adaptasi dan
evaluasi)

Pengujian daya adaptasi dan stabilitas meurpakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan jika
kultivar hibrida yang dihasilkan memiliki daya adaptasi yang rendah terhadap lingkungan,
maka kultivar hibrida tersebut akan sulit untuk dibudidayakan pada berbagai kondisi
lingkungan yang berbeda dimana pengujian daya adaptasi dilakukan dengan penanaman
kultivar hibrida dalam beberapa kondisi lingkungan yang berbeda( Acquaah, 2012:8). Evaluasi
dilakukan dengan melihat nilai nilai daya gabung khusus (DGK) dan nilai daya gabung umum
(DGU) (Acquaah, 2012: 82).

Multiplication of seeds (melakukan perbayakan biji)

3
Setelah galur terbaik didapat dalam pembetukan kultivar hibrida, hal yang dilakukan adalah
perbanyakan benih guna pemenuhan kebutuhan benih dalam melakukan pelepasan kultivar
(Acquaah, 2012:8). Produksi dapat dilakukan secara manual dengan metode hand detasseling
dengan mengeleminasi bunga/ bagian bunga jantan ( Acquaah, 2012: 370), memanfaatkan
cytoplasmic- Genetic Male Sterility dengan memanfaatkan gen mandul jantan pada sitoplasmik
tetua betina untuk menghasilkan jantan mandul (Acquaah, 2012: 107), dan memanfaatkan self-
incompability atau ketidakmampuan tanaman untuk menyerbuk sendiri guna membtuk F1
(Acquaah, 2012: 109).

Cultivar registration or releasing a new cultivar (melakukan registrasi kultivar atau


melakukan pelepasan kultivar)

Pendaftaran kultivar dilakukan untuk mendapatkan hak PVT (Perlindungan varietas tanaman)
guna melindungi hak-hak pemulia tanaman dan sebagai persyartan yang harus dipenuhi dalam
melakukan pelepasan varietas (Acquaah, 2012:8).

Cultivar adoption and diffusion (melakukan penggunaan dan penyebaran kultivar)

Penyebaran kultivar hibrida dilakukan dengan penyebaran melalui toko alat pertanian guna
diperkenalkan kepada pelaku usaha tani dan digunakan dalam budidaya pertanian (Acquaah,
2012:8).

4. Heterosis dan Cara Menganalisanya. Heterosis atau vigor hibrida (Hybrid vigor)
didefinisikan sebagai ekspresi dari perbedaan konstitusi genetik diantara kultivar seperti
peningkatan ukuran, vigor, fertilitas, dan faktor-faktor lain yang terdapat pada kedua tetua.
Sifat unggul yang dihasilkan dari vigor hibrida atau heterosis digunakan dalam meningkatkan
kualitas dari kultivar yang dihasilkan oleh pemulia. Secara umum heterosis terjadi jika dua
tetua inbred dengan trait ( sifat/ ciri) yang berbeda secara signifikan disilangkan,
sehinggamenghasilkan F1 yang memiliki perbedaan ganetik yang berbeda dari kedua tetua
dikarenakan perpaduan kedua sifat tetua yang meningkatkan jumlah alil efektif (heterozigot)
(Acquaah, 2012: 360)

Secara teori, heterosis dianalisa setelah persilangan dengan membandingkan inbreeding


depression ( penurunan vigor dikarenakan selfing) dengan menggunakan heterosis group and
pattern meliputi analisis pedigree, geographic isolation inference, measurement of heterosis dan
analisis daya gabung (Acquaah, 128: 2012).

4
5. Daya gabung merupakan nilai yang menunjukan kemampuan tanaman dalam
persilangan untuk menghasilkan tanaman filial yang memiliki sifat dan karakteristik
yang unggul. Dalam prosedurnya, daya gabung umum membutuhkan evaluasi dari satu set
persilangan diantara tetua terpilih untuk mengetahui jarak perbedaan diantara sifat persilangan
pada karakteristik tambahan yang dianalisa secara statistik dari tetua-tetua dalam efek
pewarisan. (Acquaah, 2012: 85)

Daya Gabung Umum

Daya gabung umum merupakan rata-rata dari satu yang disilanglan dengan galur-galur
tetua dimana dalam proses menyilangkan setiap garis keturunan dengan beberapa garis
keturunan lain menghasilkan nilai pertambahan ukuran dalam rata- rata hasil dari setiap garis
keturunan dalam setiap persilangan (Acquaah, 2012: 85).

Daya Gabung Khusus

Penampilan satu galur yang disilangkan dengan galur lainnya dimana terjadi
penyimpangan dari nilai yang diharapkan menjadi lebih besar ataupun lebih kecil dari nilai
rata-rata (Acquaah, 2012: 85).

6. Cara Menduda Nilai Daya Gabung Umum dan Khusus. Pendugaan nilai daya gabung baik
nilai daya gabung khusus maupun nilai daya gabung umum dapat dilakukan dengan cara
analisis dialel terlebih dahulu. Namun sebelum melakukan analisis dialel, terlebih dahulu hal
yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah kuadrat pada masing-masing daya gabung.

Rumus untuk menghitung kuadrat daya gabung umum adalah sebagai beriku

1 4
t 𝑛+2 [ ∑(𝑌𝑖 + 𝑌𝑖𝑖 )2 - 𝑛 Y ..

Sedangkan rumus untuk menghitung nilai kuadrat daya gabung khusus adalah sebagai
1 2
berikut ∑∑ 𝑌𝑖𝑗 2 - ∑ (𝑌𝑖 + 𝑌𝑖𝑖𝑖 )2 + (𝑛+1)(𝑛+2) 𝑌 2
𝑛+2

Analisis dialel tersebut dilakukan apabila kuadrat tengah genotipe berpengaruh sangat nyata
atau nyata. Persilangan dialel adalah semua kemungkinan persilangan dalam suatu grup tetua
(galur murni), yang meliputi tetua-tetua itu sendiri. Persilangan dialel memberikan suatu
pendekatan untuk evaluasi dan seleksi tetua-tetua yang akan dikombinasikan dalam usaha
perbaikan suatu populasi. Setelah melakukan analisis dialel yang dilakukan dengan cara
persilangan tersebut dapat diperoleh informasi mengenai nilai daya gabung umum (DGU) tetua
dan daya gabung khusus (DGK) kombinasi persilangannya.
5
7. Mandul Jantan dan Pemanfaatannya. Produksi benih hibrida dapat dilakukan dengan
memanfaatkan kondisi mandul jantan ( male sterility).

Male sterility merupakan sebuah kondisi di dalam tanaman dimana serbuk sari atau putik tidak
berfungsi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kekurangan polen yang menyebabkan cacat
atau kekurangan pada bunga atau benang sari. Terdapat tiga jenis mandul jantan berdasarkan
asal dari abnormalitas ( Acquaah, 2012: 105)

True Male Sterility

True male sterility ( mandul jantan sejati) ditujukan pada bunga uniseksual yang kekurangan
organ reproduksi ( monoecy dan dioecy), ataupun bunga biseksual dengan mikrospora yang
abnormal ataupun tidak berfungsi yang mengakibatkan gugur serbuk sari.

Functional Male Sterility

Functional Male Sterility merupakan peristiwa dimana kepala putik tidak membuka, sehingga
tidak dapat terjadi pembuahan walaupun serbuk sari fertil

Induced Male Sterility

Induced male sterility terjadi dikarenakan induksi bahan kimia yang diberikan oleh pemulia
tanaman kepada tanaman untuk menginduksi sterilitas

Terdapat mandul jantan sejati yang terbagi menjadi tiga yaitu Nuclear male sterility,
Cytoplasmic male sterility, dan cytoplasmic –genetic male sterility. mandul jantan genetik
disebabkan oleh satu single recessive gen pada nukleus. Cytoplasmic male sterility
dikendalikan pada sitoplasma tetpi mempengaruhi gen pada nukleus dan sifat filial mengikuti
tetua betina. Cytoplasmic-genetic sterility merupakan interaksi antara sitoplasmik dan mandul
jantan genetik, sehingga filial menjadi jantan mandul apabila betina memiliki sitoplasmik
mandul jantan tetapi memiliki nukleus mandul jantan, sedangkan tetua jantan memilikinukleus
steril dan memiliki sitoplasma steril (Acquaah, 2012: 107)

Pemanfaatan Male Sterility dalam Produksi Kultivar Hibrida

Male sterility dapat digunakan sebagai alat untuk menggantikan proses emaskulasi dalam
produksi tanaman hibrida, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga kerja dikarenakan
tidak perlu melakukan emaskulasi kembali dalam melaksanakan produksi kultivar hibrida yang
menyerbuk silang seperti jagung (Acquaah, 2012: 108)

6
8. Pengertian Self- Incompability

Self- compability merupakan ketidakmampuan pollen untuk membuahi putik yang bersala dari
bunga yang sama, dan ketidakmampuan untuk melakukan fertilisasi karena gagalnya butir-
butir polen yang menempel atau berkecambah pada stigma, atau kegagalan dalam pembentukan
tabung polennya maka proses SI dapat menyebabkan mekanisme tanaman menjadi
penyerbukan silang obligat (obligat outcrossing) Brugiere dalam (Qosim, 2013). Hal ini terjadi
dikarnakan karena pollen dan putik tidak viabel. Hal ini dikendalikan secara genetik sebagai
penghalang dalam proses selfing. Self-incompablitisa dapat dibagi menjadi heteromorphic
incompatibility dan homomorphic incompability. Heteromorphic incompability disebabkan
oleh panjang stamen dan kepala putik yang berbeda, sehingga pollen tidak dapat mencapai
kepala putik dikarenakan kepala putik lebih panjang daripada tangkai pollen. Homomorphic
incompability terbagi menjadi dua yaitu gametophiytic incompability dimana hal ini dikontrol
oleh alel di dua lokus dalam putik untuk mencegah pollen yang sama untuk masuk kedalam
kepala putik. Sphoropytic incompability dihasilakn oleh tanaman sporofit seperti brokoli
dimana hal ini diatur oleh s alel dominan, sehingga aksi incompabilitas ditunjukan pada alael
dan putik (Acquaah, 2012: 103).

Self- incompabilitas memiliki beberapa manfaat berdasarkan mekanisme yang terjadi. Pertama,
memfasilitasi persilangan antara galur SI untuk menghasilkan benih hibrida, contohnya:
Penyerbukan silang pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif (klon self-incompatibility).
Kedua, mendorong penyerbukan silang sehingga terjadi peningkatan keragaman genetik yang
nantinya dapat menjadi sumber gen untuk memperbaiki atau membentuk suatu sifat yang
diinginkan. Ketiga ,pada beberapa tanaman, sifat SI diperlukan untuk mengembangkan
tanaman yag tidak memerlukan biji ( Qosim, 2013)

Pemanfaatan Self Incomtability dalam produksi tanaman hibrida diantranya telah digunakan
dalam pemuliaan hibrida bit gula (sugar beets) dan direncanakan untuk hibrida semanggi
merah. Dimana keduanya termasuk kedalam SI tipe gametofitik (Qosim, 2013)

7
DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, George. 2012. Principles of Plant Genetics and Breeding. United State Of
America:Willey-Blackwell
Irawati Y, dkk. 2012. Pendugaan Nilai Daya Gabung dan Heterosis Ketahanan Tanamn Cabai
(Capsicum annuum) Terhadap Antraknosa.IPB.Bogor
Qosim, Warid Ali. 2013. Mekanisme Self-incompability tipe gametofik dan sporofitik dan
aplikasinya dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Kultivasi 12(1). Bandung: Crop Science
Padjadjaran University
Romaito S, dkk. 2013. Pendugaan Parameter Genetik Pada Persilangan Dialel Beberapa Tetua
Cabai (Capsicum annuum L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.Sumatra Utara
Tanti, H. 2011. Evaluasi Daya Gabung Persilangan Jagung dengan Metode Dialell. Mathematics
& Statistics Departement, School of Computer Science. Binus University
Zubacthirodin dan Firdaus Kasim. 2012. Posisi Varietas Bersari bebas dalam Usaha Tani Jagung
di Indonesia. Sulawesi Selatan: Balai Penelitian Tanaman Serealia.

Anda mungkin juga menyukai