(POLBANGTAN) MALANG
Rabu, 10 November 2021
Kuliah Umum Kuliah Teknologi Produksi Benih Tanaman
1. Produktivitas: varietas hibrida kuat dan sangat produktif karena heterosis atau
vigor hibrida dimanfaatkan sepenuhnya dalam varietas tersebut.
2. Konstitusi genetik: varietas hibrida adalah populasi homogenous-heterozigot
tetapi homogen sehingga penampilan sangat seragam dan lebih menarik
karena sifatnya yang homogen.
3. Kemampuan beradaptasi: varietas hibrida memiliki kemampuan beradaptasi
yang lebih luas terhadap perubahan lingkungan daripada inbreeds dan
varietas galur murni karena kapasitas penyangga (buffering) yang tinggi dan
kombinasi gen dari dua tetua yang berbeda.
4. Aplikasi: varietas hibrida dapat dikembangkan pada spesies tanaman
menyerbuk silang dan tanaman menyerbuk sendiri tergantung pada besarnya
heterosis..
5. Ketahanan: varietas hibrida umumnya lebih toleran terhadap cekaman biotik
dan abiotik daripada inbrida dan varietas galur murni.
https://thericejournal.springeropen.com/articles/10.1186/s12284-019-0294-x
https://www.nature.com/articles/s41438-021-00474-
6/figures/1?proof=thttps%3A%2F%2Fwww.nature.com%2Farticles%2Fsj.bdj.2014.353%3Fproof%3Dt
https://brendelgroup.org/WikiVB/data/media/_SCRATCH/cmsORIG/tips12-427.pdf
https://www.cshl.edu/single-gene-dramatically-boosts-yield-and-sweetness-in-tomato-hybrids-
joint-cshl-israeli-study-reports/
Varietas Hibrida pada tanaman
menyerbuk sendiri
A B
X
F1
Varietas Hibrida pada tanaman
menyerbuk Silang
Populasi dasar
Selfing, Selfing,
X
A B
F1
Varietas Hibrida pada tanaman
yang diperbanyak secara vegetatif
Pohon Pohon
Induk X induk,
F1 F1 F1
F1
Perbanyakan F1
Perakitan varietas hibrida dan
produksi benih varietas hibrida
Pengembangan inbrida
Dilakukan selfing sampai dengan generasi tertentu,
Seleksi inbrida produktif
Uji daya gabung (top cross, rancangan genetik 2, diallel,
line x tester)
Jika keturunan pasangan persilangan menunjukkan
penampilan lebih tinggi dari tetuanya maka dipilih
sebagai hibrida potensial atau hibrida harapan beserta
tetuanya
Produksi benih hibrida
Dilakukan penanaman pasangan tetua persilangan untuk
menghasilkan biji F1
Heterosis
Rasio tanam mengacu pada jumlah baris tetua jantan dari induk
betina, dalam plot produksi benih hibrida.
Rasio baris yang sesuai antara benih dan tetua penyerbuk
Tergantung pada: sifat penyerbukan, jumlah polen yang terlepas,
cara penyerbukan, viabilitas polen, penerimaan stigma, kecepatan
angin, kepadatan dan pergerakan vektor; tinggi penyerbuk dan
manajemen agronomi.
Ini berbeda dari tanaman ke tanaman, genotipe ke genotipe dan
tempat meletakkan.
Baris pertama dan terakhir sebaiknya dari penyerbuk.
Baris harus tegak lurus arah angin.
Nicking
Pollen shedder :
Tanaman dari tetua berbiji dalam sistem monoecious atau mandul
jantan yang menunjukkan kesuburan jantan pada tanaman/
perbungaan lengkap atau sebagian di beberapa bagian
perbungaan/tanaman masing-masing dianggap sebagai pollen
shedder dan partial pollen shadder.
Roguing
Off-type dari polen dan induk benih
Lapangan harus dikunjungi setiap hari bergantian
Tanaman yang terinfeksi penyakit tular benih harus dicabut secara
teratur hingga waktu tanaman matang fisiologis
Penyerbukan Tambahan
Padi adalah tanaman yang menyerbuk sendiri dan oleh karena itu
diperlukan penyerbukan tambahan untuk meningkatkan persilangan.
Tanaman induk serbuk sari diguncang yang membantu dalam
pelepasan dan penyebaran butir serbuk sari di atas gaur A.
Hal ini dapat dilakukan baik dengan menarik tali atau dengan
menggoyang induk serbuk sari dengan bantuan dua batang bambu.
Penyerbukan tambahan pertama harus dilakukan pada waktu bunga
mekar puncak ketika 30 hingga 40% bulir terbuka dan kepala sari keluar
sepenuhnya.
Proses ini diulang tiga sampai empat kali dalam sehari dengan interval
30 menit. Proses ini harus dilakukan selama 7-10 hari selama periode
berbunga
Jenis kontaminasi