Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN

SELEKSI MASSA DAN SELEKSI GALUR MURNI

DI SUSUN OLEH :

ALFINIK MATIL LAILI 145040201111169


KRISHNAYANA BUDI PRA 145040201111182
CLARISTA DERANTIKA 145040201111219
KHUSNUL ANISA 145040201111222
MARGARETHA GALUR SAR 145040201111226
YOGA PRABOWO 145040201111242

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seleksi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
mempertahankan frekuensi gen-gen yang diinginkan dari suatu populasi yang
beragam. Seleksi merupakan suatu kegiatan memillih atau menyeleksi suatu
tanaman yang diinginkan dalam suatu populasi. Banyak metode seleksi yang
dapat diterapkan, penggunaan masing-masing ditentukan oleh berbagai hal,
seperti moda reproduksi (klonal, berpenyerbukan sendiri, atau silang),
heritabilitas sifat yang menjadi target pemuliaan, serta ketersediaan biaya dan
fasilitas, serta jenis kultivar yang akan dibuat.
Tanaman yang dapat diperbanyak secara klonal merupakan tanaman
yang relatif mudah proses seleksinya. Keturunan pertama hasil persilangan
dapat langsung diseleksi dan dipilih yang menunjukkan sifa-sifat terbaik
sesuai yang diinginkan.
Seleksi massa dan seleksi galur murni dapat diterapkan terhadap
tanaman dengan semua moda reproduksi. Hasil persilangan tanaman
berpenyerbukan sendiri yang tidak menunjukkan depresi silang-dalam seperti
padi dan gandum dapat pula diseleksi secara curah (bulk). Teknik modifikasi
seleksi galur murni yang sekarang banyak dipakai adalah keturunan biji
tunggal (single seed descent, SSD) karena dapat menghemat tempat dan
tenaga kerja.
Terhadap tanaman berpenyerbukan silang atau mudah bersilang,
seleksi berbasis nilai pemuliaan (breeding value) dianggap yang paling efektif.
Berbagai metode, seperti seleksi "tongkol-ke-baris" (beserta modifikasinya),
seleksi saudara tiri, seleksi saudara kandung, dan seleksi saudara kandung
timbal-balik (reciprocal selection), diterapkan apabila tanaman memenuhi
syarat perbanyakan seperti ini. Metode seleksi timbal-balik yang berulang
(recurrent reciprocal selection) adalah program seleksi jangka panjang yang
banyak diterapkan perusahaan-perusahaan besar benih untuk memperbaiki
lungkang gen (gene pool) yang mereka miliki. Dua atau lebih lungkang gen
perlu dimiliki dalam suatu program pembuatan varietas hibrida.
Penggunaan penanda genetik sangat membantu dalam mempercepat
proses seleksi. Apabila dalam pemuliaan konvensional seleksi dilakukan
berdasarkan pengamatan langsung terhadap sifat yang diamati, aplikasi
pemuliaan tanaman dengan penanda (genetik) dilakukan dengan melihat
hubungan antara alel penanda dan sifat yang diamati. Agar supaya teknik ini
dapat dilakukan, hubungan antara alel/genotipe penanda dengan sifat yang
diamati harus ditegakkan terlebih dahulu.

1.2 Tujuan
1. Memahami konsep dan tujuan seleksi
2. Memahami tentang macam-macam seleksi
3. Mengetahui tentang metode-metode seleksi
4. Menguasai cara-cara penentuan tanaman yang akan diseleksi berdasarkan
penampilan fenotip
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Seleksi untuk Populasi Campuran

Metode seleksi untuk popoulasi campuran pada pemuliaan tanaman


menyerbuk sendiri dibagi menjadi 2 macam yaitu seleksi massa dan seleksi galur
murni .

2.1.1 Seleksi Massa


Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu
(dalam pemuliaan hewan) adalah salah satu metode seleksi yang tertua
untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi berikut
(Makmur,2000).

Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan yang


paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya
dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiah untuk
pelaksanaannya sudah tersedia. Seleksi masa dilakukan pada populasi
yang di dalamnya sudah ada beberapa tanaman homosigot. Biasanya
berupa kultivar lokal. Seleksi dilakukan pada sekelompok tanaman
yang mempunyai kesamaan dalam penampakkan. Penilaian
berdasarkan fenotipe kemudian dicampur tanpa diadakan uji
keturunan.
Adapun tujuan dari seleksi massa itu sendiri adalah untuk
memurnikan varietas dari percampuran, persilangan alami, dan mutasi
alami dalam produksi benih dan memperbaiki sifat-sifat dalam varietas
lokal. Sehingga hasil yang diperoleh varietas unggul yang merupakan
campuran genotipa dengan fenotip yang seragam. Adapun prosedur
seleksi massa adalah sebagai berikut :
Dari populasi dasar yang ditanam dipilih individu-individu
terbaik berdasarkan fenotipe yang sesuai dengan kriteria seleksi
Biji dari individu terpilih dipanen di campur
Diambil sejumlah biji secara acak ditanam pada satu petak
Dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi
Biji dari individu terpilih dipanen dicampur
Diambil sejumlah biji secara acak ditanam pada satu petak
dipilih individu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksi
Demikian seterusnya sampai diperoleh suatu populasi yang
seragam dengan sifat-sifat sesuai dengan kriteria seleksi yang telah
ditentukan

DIPILIH

DICAMPUR

DITANAM

DIPILIH

DICAMPUR

DITANAM
DST

Bagan seleksi massa

Alasan mengembangkan varietas bergalur banyak (genotip


campuran):
a. Menghasilkan varietas yang dapat beradaptasi luas karena lebih
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang beragam
b. Memberikan kestabilan hasil walaupun pada kondisi alam yang
beragam
c. Lebih dapat bertahan terhadap kerusakan yang menyeluruh
serangan suatu penyakit
Keunggulan seleksi massa adalah sebagai berikut:
a. Sederhana, mudah pelaksanaannya dan cepat untuk
memperbaiki mutu tanaman, oleh karenanya : tanpa ada
pengujian untuk generasi berikutnya, tanpa ada pengawasan
persilangan untuk produksi keturunan selanjutnya, lebih
bersifat ART dari pada SCIENC.
b. Merupakan cara untuk memperbaiki mutu varietas lokal
dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan petani dan
merupakan langkah pertama dalam memperbaiki mutu
tanaman. Seleksi massa sering digunakan untuk
memurnikan suatu varietas campuran.

Kekurangan seleksi massa adalah sebagai berikut:


a. Kurang menarik dibandingkan dengan varietas yang berasal
dari galur murni (seragam)
b. Lebih sulit untuk memberikan tanda pengenal diri pada
program seleksi benih.
c. Biasanya memberi hasil lebih rendah dari galur terbaik
dalam campuran.
Contoh tanaman kedelai, gandum, tembakau telah berhasil
dengan menggunakan seleksi massa. Seleksi massa dibedakan
menjadi 2 yaitu seleksi massa positif dan seleksi massa negatif.
1. Seleksi Massa Positif
Seleksi massa positif dalam kegiatannya menggunakan
populasi tanaman yang hanya dipilih dari individu -
individu tanaman yang sesuai dengan yang dikehendaki.
Pada waktu panen dilakukan pemilihan lagi, kemudian yang
terpilih dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanam
musim berikutnya. Sedangkan tanaman yang tidak terpilih
dapat dipanen untuk konsumsi.
Proses pemilihan tanaman seperti di atas diulang kembali
pada beberapa generasi penanaman sampai tujuan yang
diinginkan tercapai.
Pada umumnya seleksi massa positif memerlukan perlakuan
lebih berat dibandingkan dengan seleksi negatif. Hal ini
disebabkan seleksi massa positip memilih individu tanaman
yang menonjol sehingga jumlah tanaman yang terpilih lebih
sedikit serta populasi yang dihasilkan dapat berbeda dengan
populasi awal.
2. Seleksi Massa Negatif
Pada kegiatan seleksi massa negatif menggunakan populasi
tanaman yang hanya dipilih individu - individu tanaman
yang sesuai dengan yang dikehendaki dan menyingkirkan
tanaman yang menyimpang dari sifat sifat yang
dikehendaki. Sedang tanaman yang tersisa dipanen bersama
dan dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanaman
musim berikutnya.
Proses pemilihan ini diulang ulang kembali pada beberapa
generasi penanaman sampai tujuan yang diinginkan tercapai
sama seperti seleksi massa positif.
Seleksi massa negatif banyak dilakukan untuk memurnikan
varietas unggul yang telah beredar di masyarakat atau
dalam rangka memproduksi benih untuk menjamin
kemurnian genetiknya.
Populasi yang akan diperbaiki ditanam pada areal yang
terpisah dengan tanaman sejenis lainnya ( diadakan isolasi
tempat). Bila hal ini sulit dilakukan dapat dibuat isolasi
waktu untuk menjaga agar terhindar dari terjadinya
persilangan yang tidak diinginkan.
Tanaman yang terpilih secara individual dicampur untuk
digunakan sebagai bahan tanam . Pelaksanaan seleksi ini
menggunakan suatu populasi yang ditanam pada suatu areal
yang cukup luas.
Apabila Seleksi Massa digunakan sebagai metode seleksi untuk
tanaman penyerbuk sendiri maka mempunyai kelemahan antara
lain :
1. Tidak memungkin dapat mengetahui apakah tanaman
yang dikelompokkan homosigot / heterosigot untuk suatu
karakter dominan tertentu, jadi seleksi fenotipe harus
dilanjutkan untuk generasi berikut.
2. Lingkungan luar mempengaruhi penampilan tanaman
sehingga sulit untuk mengetahui apakah tanaman yang
superior menurut fenotipenya disebabkan faktor genetik
atau lingkungan.

2.1.2 Seleksi Galur Murni


Seleksi galur murni adalah metode pemilihan dengan cara
memisahkan individu-individu yang terdapat dalam populasi varietas
asal kemudian digalurkan sehingga mencapai kondisi homozigot yaitu
individu mempunyai alel-alel yang sama. Bahan seleksi adalah
populasi yang sudah mempunyai tanaman homosigot di dalamnya.
Pemilihan berdasarkan fenotipe tanaman, sehingga penyeleksi sering
kesulitan untuk membedakan pasangan gen yang homosigot dan
heterosigot, jika ada faktor dominan.
Seleksi galur murni dilakukan terhadap tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri dan tanaman yang dikembangkan dengan cara
vegetatif. Seleksi galur murni dilaksanakan untuk memperoleh
individu homosigot yang dipilh dari bahan seleksi yang memang sudah
mempunyai tanaman homosigot di dalam populasinya. Sebagai bahan
seleksi dapat berupa populasi campuran, yang berupa :
Varietas lokal / land race : varietas yang telah beradaptasi baik pada
suatu daerah dan merupakan campuran berbagai galur.
Populasi tanaman bersegregasi : keturunan dari persilangan yang
melakukan penyerbukan sendiri beberapa generasi
Seleksi berdasarkan penotipe tanaman sehingga penyeleksi sering
mendapatkan kesulitan apabila ada faktor dominan pada suatu
pasangan gen yang homosigot dan heterosigot. Seleksi galur murni
(pure line breeding) berasal dari seleksi individu keturunan tanaman
penyerbuk sendiri. Pada cara ini sudah dilakukan seleksi atau
pengujian terhadap keturunanan tanaman terpilih, sehingga metode ini
merupakan seleksi tanaman yang sudah berdasarkan pada genetik
tanamannya.
Keberhasilan seleksi tergantung pada ragam tanaman homosigot
pada suatu populasi bahan seleksi. Makin banyak atau makin beragam
tanaman tanaman homosigot pada populasi itu , akan makin beragam
tanaman-tanaman homosigot pada populasi itu dan juga akan semakin
besar kemungkinan memperoleh individu tanaman yang diharapkan.
Adapun tujuan dari seleksi galur murni itu sendiri antara lain
untuk:
Mendapatkan varietas yang dikembangkan dari individu
homosigot superior
Pemilihan berdasarkan fenotip
Keberhasilan tergantung ragam tanaman homosigot
Hasil seleksi berupa galur murni
Populasi campuran bahan seleksi dapat berupa varitas lokal

Seleksi galur murni juga memiliki kelebihan dan kelemahan sama


halnya dengan seleksi massa kelemahannya yaitu kurang adaptif terhadap
perubahan lingkungan sedangkan kelebihannya adalah lebih menarik
karena lebih seragam baik genotip maupun fenotip, lebih mudah
diidentifikasi, dan hasil biasanya lebih tinggi daripada hasil seleksi massa.
Adapun prosedur pada seleksi galur murni adalah sebagai berikut:
Tahap satu
Memilih individu-individu terbaik (sesuai dengan yang
diinginkan) dari populasi dasar diadakan penyerbukan
sendiri.
Tahap kedua
Keturunan individu-individu terpilih ditanam terpisah
dalam baris-baris untuk diamati/dinilai
Penilaian dilakukan beberapa generasi 7 8 generasi.
Penilaian ditekankan pada :
galur dengan sifat tertentu yang terbaik
keseragaman dalam galur
Tahap ketiga
Jumlah galur sudah terbatas diadakan pengujian yang
berulangan

Bagan Seleksi Galur Murni


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seleksi massa bertujuan untuk memurnikan varietas dari percampuran,
persilangan alami, dan mutasi alami dalam produksi benih dan memperbaiki sifat-
sifat dalam varietas lokal. Sehingga hasil yang diperoleh varietas unggul yang
merupakan campuran genotipa dengan fenotip yang seragam.
Keberhasilan seleksi galur murni tergantung pada ragam tanaman
homosigot pada suatu populasi bahan seleksi. Makin banyak atau makin beragam
tanaman tanaman homosigot pada populasi itu akan semakin besar kemungkinan
memperoleh individu tanaman yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia:
Jakarta.
Dahlan, M.M. 1994. Pemuliaan Tanaman. Diktat Bahan Kuliah Pemuliaan
Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Putra Bangsa. Surabaya.
Hagedoorn, L. 2008. Plant Breeding. Fournier Press
Mangoenendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai