14 Biaya produksi
- Biaya untuk benih :
- Biaya untuk pupuk :
- Biaya untuk pestisida :
- Biaya tenaga kerja :
- Biaya untuk pengairan
(kalau ada)
- Biaya sewa lahan (kalua
ada)
- Sumber pendanaan : Dana sendiri/koperasi/bank
13 Analisis usaha tani : Perhitungan B/C ratio
.
10 Teknologi budidaya
.
- Pembibitan - Jenis varietas yang digunakan :Cincili dan
Timpalo
- benih diperoleh dengan membeli di took
pertanian Pak Haji Saray dan Pak Otoy
- dilakukan perlakuan pada benih yaitu dengan
perendaman benih dengan air biasa selama 2-3
hari
- Pola tanam - Dilakukan rotasi tanaman
- Tanaman yang diusahakan dalam setahun :
tomat kol, da cabai
- Pola tanam: monokultur
- Alasan pemilihan jenis tanaman yang
diusahakan yaitu karena umumnya di dusun
pasir Kaliki menanam tanaman tersebut
Bagaimana agar petani tahu atau telah menggunakan teknologi terkait budidaya ramah
lingkungan antara lain:
- Pestisida nabati : (jenisnya apa dan untuk apa) ? : Tidak mengetahui
- Tanaman repellent : Tidak mengetahui
- Pembuatan kompos (bahan dasarnya apa ?) : Tidak mengetahui
- MOL (bahan dasarnya apa?) : Tidak mengetahui
Usaha Ternak
- Kendala yang sering ditemui Masalah irigasi di ke kandang yang belum lancar,
keamanan ternak yang sering dicuri dan akses ke
kandang untuk sapi yang masih jauh dari jalan
utama.
Usaha Perikanan
Potensi Agroforestri
D4. Analisis Agroekosistem terpilih dan Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu (SPT)
berkelanjutan
Berdasarkan hasil pencarian data secara online
Tegalan merupakan agrosistem utama yang terletak di Dusun Pasir Kaliki Desa Genteng
Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Bentuk lahannya berbukit karena berada di
daerah pegunungan. Sumber airnya berasal dari air hujan dan irigasi yang berasal dari Gua
Walet serta irigasi air ledeng. Pola tanam yang diterapkan adalah tumpang sari dengan
jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tanaman cabai. Namun ada juga tegalan yang
ditanam tanaman cabai dengan pola tanam monokultur dan dilakukan rotasi tanaman.
Di Dusun Pasir Kaliki terdapat komoditas bawang merah, kubis, dan jagung. Namun ketiga
komoditas tersebut hanya sedikit ditanam oleh warga. Untuk meningkatkan produktivitas
lahan dan produktivitas cabai maka ketiga komoditas tersebut bisa menggunakan pola
tanam tumpang sari. Penanaman dengan pola tumpang sari antara tanaman cabai dan tomat
sudah tepat untuk dilakukan. Pola tanam tumpang sari dapat meningkatkan produktivitas
lahan. Pertanaman monokultur lebih beresiko untuk terkenan serangan hama dan penyakit.
Akan tetapi rotasi tanaman yang dilakukan petani sudah tepat dikarenakan dapat memutus
perkembangan hama dan penyakit suatu komoditas di lahan tersebut.
- Apa yang dapat dilakukan petani responden untuk mencapai sistem pertanian
berkelanjutan?
Menyiapkan lahan untuk tujuan penanaman dengan pla tumpang sari serta pemupukan
dapat memanfaatkan kotoran ternak.
- Buatlah rekomendasi tentang cropping system (baik rotasi maupun tumpangsari) yang dapat
dikembangkan pada SPT yang anda usulkan berdasarkan analisis kondisi geografis
terutama kondisi curah hujan dengan metoda ‘Tarik giring’ (Lengkapi dengan grafik curah
hujan selama setahun dan tanaman apa yang dapat diusahakan pada setiap periode)
- Jelaskan dasar pemikiran dan berbagai factor pendukung yang anda gunakan sebagai
pertimbangan dalam merekomendasikan SPT tersebut. Lengkapi dengan gambar dan
jelaskan keterkaitan antar komponen dalam SPT tersebut.
- Bahaslah kelebihan dari sistem yang anda rekomendasikan dibandingkan dengan kondisi
tanpa rekomendasi saudara.
Kondisi eksis tanaman melakukan tumpangsari dengan tanaman yang masih satu familia
sehingga dapat berpotensi terserang OPT lebih besar. Tumpangsari antara cabai dan tomat
yang sering dilakukan disini namun membutuhkan modal lebih besar dan resiko yang lebih
besar juga dikarenakan harga tomat yang sangat mudah jatuh dibawah harga pokok
penjualan. Kelebihan dari dilakukan nya sistem yang ditawarkan adalah modal yang lebih
rendah ketimbang sistem eksis, kemungkinan diserang OPT yang lebih rendah karena
tanaman berbeda familia, tanaman tidak saling menutupi untuk terus bertumbuh sehingga
hasil panen dapat menjadi maksimal.
- Susunlah rekomendasi cara budidaya (dari sejak pra tanam sampai panen) yang didasarkan
pada sistem LEISA. Pada setiap tahapan penjelasan harus secara lengkap sehingga dapat
dipraktekkan petani misalnya tumpang sari (dilengkapi dengan bagan dan jarak tanam),
untuk pemupukan dan pengendalian OPT dilengkapi dengan jenis, cara membuat (misalnya
untuk pesnab, MOL, kompos), dosis, cara dan kapan aplikasi (termasuk frekuensi aplikasi).
Berikut yang perlu dipersiapkan dalam tumpangsari cabai dengan bawang merah
a. Pengolahan Lahan
Hampir sama dengan pengolahan tanah pada budi daya bawang merah monokultur.
b. Benih
Benih Bawang Merah
Dalam hal ini sangat tidak dianjurkan memilih benih dengan cara sembarangan, karena
benih yang baik akan menentukan produksi yang baik pula. Benih yang dianjurkan
dalam tumpang sari adalah benih Varietas Ampenan, benih yang mempunyai kemurnian
dan benih yang bebas dari hama dan penyakit.
Benih Cabai
Benih yang cocok untuk ditumpangsarikan adalah varietas hibrida apa saja. Benih bisa
diperoleh dari hasil panen sebelumnya atau bisa juga dibeli dari oko pertanian.
c. Penanaman
Yang pertama-tama ditanam adalah cabai dan penanamannya dilakukan secara berbaris
pada bedengan yang dilubangi dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm. Jarak tanam
antarbarisnya 50 cm dan jarak tanam antartanaman 60 cm. Setelah penanaman selesai
kemudian disiram dengan air melalui saluran air dan tanaman disemprotkan dengan
pestisida untuk mencegah serangan hama. 10-15 hari kemudian benih bawang merah
siap ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 15 cm. Jarak tanam antar baris adalah 10 cm
dan jarak tanam antartanaman adalah 20 cm, pada waktu menanam bagian pangkal benih
berada di bawah. Benih ditanam 2/3 bagian berada di bawah permukaan tanah,
sedangkan 1/3 bagian di atas permukaan tanah.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan pada usaha tani bawang merah tumpang sari dengan cabai
meliputi
Pemupukan: Kebutuhan akan pupuk yang diberikan untuk usaha tani bawang merah
tumpang sari dengan cabai adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian pupuk
dilakukan sebanyak 3-4 kali. Di mana pupuk diberikan pada saat pengolahan tanah,
pemupukan susulan kedua diberikan setelah tanaman berumur 20 hari dan pemupukan
terakhir setelah tanaman berumur 40 hari.
e. Penyiangan
Sama seperti pada usaha tani bawang merah monokultur.
f. Pengairan dan penyiraman.
Sama seperti pada tanaman bawang merah monokultur.
g. Pengendalian hama dan penyakit
Penyemprotan pestisida yang dilakukan petani bawang merah tumpang sari dengan cabai
hanya dilakukan apabila tanaman tersebut terserang hama dan penyakit. Adapun jenis
hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain: ulat,
gerandong (daun layu), hama lekor (daun rubuh), kupu-kupu. Adapun jenis hama yang
sering menyerang tanaman cabai antara lain: trips, kutu daun, tungau, ulat daun, ulat
grayak, ulat tanah. Penyakit yang sering menyerang tanaman cabai antara lain:
antraknosa, fusarium, pitium, bercak daun, kriting daun.
h. Pemanenan
Pemanenan bawang merah pada usaha tani bawang merah tumpang sari dengan cabai
sama seperti tanaman bawang merah monokultur. Pemanenan cabai dapat dilakukan
minimal 15 kali dan satu kali panen pada saat masa trubus. Panen cabai dilakukan setiap
tiga hari sekali, panen dilakukan dengan cara dipetik. Pada panen pertama hingga kelima
dilakukan pada saat buah cabai 40% berwarna merah, produksi cabai masih rendah, pada
panen ke enam hingga panen ke delapan produksi cabai yang dihasilkan meningkat masa
panen ini dikatakan panen raya karena hasil panen cabai meningkat. Pada panen ke
sembilan hingga panen ke lima belas produksi cabai yang dihasilkan agak menurun.
Panen cabai berikutnya dilakukan setelah masa trubus. Masa trubus adalah waktu setelah
panen ke lima belas tanaman berbunga dan berbuah kembali. Masa trubus ini kurang
lebih tiga puluh hari, dan pemanenan dilakukan sebelum buah cabai berwarna merah, hal
ini dikarenakan pada masa trubus tanaman cabai rentan terhadap hama dan penyakit
sehingga panen dilakukan lebih awal. Setelah masa trubus tanaman sudah tidak dapat
berproduksi lagi sehingga tanaman harus digantikan dengan tanaman cabai yang baru
lagi dimana umur tanaman cabai yang produktif hanya enam bulan saja.
- Bagaimana prospek dan kendala dari penerapan SPT serta LEISA yang anda
rekomendasikan di lokasi sasaran (kaitkan dengan kondisi sumberdaya dan sosial
kemasyarakatan serta faktor-faktor pendukung yang ada di daerah sasaran)
Prospek sistem yang direkomendasikan sangat besar karena bawang memiliki harga jual
yang cukup tinggi ditambah pasokan bawang cepat habis dikarenakan bawang sebagai bumbu
dapur yang sering dunakan. Sosial kemasyaratakan dusun pasirkaliki juga mendukung sistem ini
karena bawang merah banyak ditanam dipekarangan rumah warga sehingga jika sistem ini
diterapkan memiliki keunggulan secara kondisi sumberdaya dan social kemasyarakatan serta
factor lainnya yang mendukung adalah syarat tanam bawang merah yang cocok untuk daerah
dusun pasirkaliki. Sumberdaya untuk melakukan pengendalian OPT juga masih banyak tersedia
di dusun pasirkaliki secara liar sehingga tinggal diambil jika dibutuhkan untuk pertanaman
dengan luasan lahan sekitar 100 bata.
Jika data sulit didapatkan secara online di profil desa, maka dapat menggunakan
data hasil penelitian yang dipublikasikan secara nasional/internasional
o Misal data cara budidaya bisa didapat dari rekomendasi dari instansi terkait, data
iklim bisa menggunakan web BMKG ataupun web weather