EKOLOGI TANAMAN
ACARA I
PENGOLAHAN TANAH UNTUK BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium
ascalonicum L.)
Oleh:
Khusni Mubarok
NIM. 2018.01.01.002
A. Latar Belakang
membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan panjang mencapai 15-40 cm. Bawang
merah memiliki akar serabut dengan system perakaran dangkal dan bercabang
terpencar pada kedalaman 15-20 cm didalam tanah dengan diameter akar 2-5mm
(Anisyah, 2014). Bawang merah juga merupakan sayuran umbi yang cukup populer
berfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat juga digunakan sebagai bahan obat
budidaya yang optimal. Dalam sistem ini pengolahan tanah umumnya diperlukan
untuk menggemburkan tanah sehingga pertubuhan umbi dari bawang tidak terhambat
karena sifat fisika tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanah tidak hanya
merupakan kegiatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan
perlindungan tanaman, dan panen. Keterkaitan ini sangat erat sehingga tujuan yang
ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan
lainnya. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menyiapkan dan membersihkann lahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu cangkul, ember, bilah bamboo/kayu, air,
B. Prosedur kerja
1. Pembersihan lahan
Lahan dibersihkan dari batu-batuan, gulma, semak atau sisa tanaman yang dapat
2. Pembuatan bedengan
panjang 100 cm dan jarak antar bedengan 50 cm. tinggi bedengan berukuran 30-
60 cm pada musim hujan dan 20-30 cm pada musim kemarau dengan ukuran got
Blak-blok dibuat dengan diberi tanda sesuai dengan jarak yang ditentukan.
membuat larikan dan lubang tanah dengan bilah bamboo/kayu dengan kedalaman
¾ umbi benih. Jarak antar baris 15-20 cm dan jarak tanam dalam barisan 15 cm.
Kelompok (RAK) dengan pola factorial. Faktor yang akan dicoba terdiri dari :
P1 : Pupuk kimia
P2 : Pupuk kompos
P4 : Pupuk hayati
F1 : Pestisida kimia
F2 : Pestisida hayati
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan satu tanaman,
A. Hasil
merah.
B. Pembahasan
berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta
berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi
lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah
mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena
kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram inilah
tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol pada ujung
tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna
dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak
berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terhadap
sinar matahari.
Hasil dari pengolahan tanah dapat membuat tanah menjadi gembur, membunuh
gulma yang merugikan, menurunkan laju erosi, meratakan tanah, mencampur tanah
dengan pupuk dan pengolahan tanah untuk ditanami bawang merah. Pengolahan
tanah berfungsi untuk memberikan ruang tumbuh bagi umbi bawang merah saat
penaanman dilakukan. Pengolahan tanah untuk budidaya bawang merah juga meliputi
bedengan.
berikut yaitu praktikan membersihkan lahan dari bebatuan, gulma dan sisa-sisa
tinggi bedengan 20cm serta jarak antar bedengan 50 cm. Kemudian yang ketiga
praktikan mengairi bedengan dengan alian air dari irigasi setempat. Selanjutnya yang
A. Kesimpulan
laju erosi, meratakan tanah, mencampur tanah dengan pupuk dan pengolahan tanah
B. Saran
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral. Produksi Bawang Merah menurut
Provinsi Tahun 2099-2013. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
DISPERTA. 2013. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat) Retrieved from Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat:
http://www.diperta.jabarprov.go.id diakses 29 April 2020
Intara, Yazid Ismi. 2011. Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Cara
Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annuum
L.). Embryo Vol 8 No. 1
Tim pengampu mata kuliah Ekologi Tanaman, 2020. Modul praktikum Ekologi
Tanaman. Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto.Purwokerto.
LAMPIRAN