Anda di halaman 1dari 36

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang banyak
di konsumsi segar oleh masyarakat indonesia. Nilai gizi mentimun cukup baik
karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Pada umumnya
mentimun di sajikan dalam bentuk olahan segar, seperti acar, asinan, kimchi,
salad, salad, dan lalap. Mentimun dapat pula di konsumsi sebagai minuman segar
berupa jus. Jus mentimun yang di minum secara rutin setiap 2 hari sekali
berkhasiat untuk menghaluskan kulit, menjaga kerusakan kulit dari sengatan sinar
matahari, dan dapat menurunkan panas dalam (Sumpena, 2004)
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayur yang
cukup populer di hampir semua negara. Mentimun berasal dari dataran tinggi
Himalaya dan pada saat ini budidayanya sudah meluas di seluruh wilayah tropis.
Di Indonesia mentimun banyak ditanam di Jawa dan Sumatera. Kemajuan
dibidan teknologi kecantikan mengungkap bahwa mentimun dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kosmetik untuk perawatan kecantikan dengan diolah
menggunakan teknologi modern. Dari sudut pandang ekonomi, mentimun
memiliki propek yang cukup baik karena diminati dibanyak negara (Zulyana,
2011 ).
Di Indonesia, prospek budidaya tanaman mentimun sangat baik karena
mentimun banyak digemari oleh masyarakat. Umumnya mentimun dikonsumsi
dalam bentuk olahan segar seperti acar, asinan, salad dan lalap Selain untuk
tujuan konsumsi mentimun juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan
pengobatan. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan
sumber mineral dan vitamin (Muttaqiin, 2010).

Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar. Tanaman


tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat berbentuk
pilin (spiral). Buah mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan
Vitamin C. Buah mentimun sangat digemari oleh setiap orang karena rasanya

1
segar, sedikit berair, dan dingin (Sunarjono, 2006).

Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke wilayah


mediteran, yaitu Cina. Pada tahun 1882, de Condolle memasukkan tanaman ini
kedalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya, tanaman ini menyebar ke
seluruh dunia, terutama di daerah tropika. Di Cina, mentimun baru dikenal 2
abad SM (Sumpena, 2004).
Manfaat mentimun antara lain membantu pencernaan, pembersih
pencernaan, baik untuk kulit, dan mendinginkan tubuh. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi mentimun dalam bentuk irisan-irisan mentah.
Sebagian besar mentimun berisi air. Kulit kerasnya mengandung mineral
yang penting termasuk silika yang menyumbang kekuatan pada jaringan
konektif. Tanpa silika, jaringan konektif intraselular, otot, tendon, ligamen,
kartilago, dan tulang) tidak dapat dibentuk dengan tepat. Jus timun dianjurkan
sebagai sumber silikon dan cara untuk memperbaiki kesehatan kulit
(Wirakusumah, 2006)
Umumnya tanah pertanian baik dipakai untuk budidaya tanaman, akan
tetapi mengingat hasil produksi yang akan dicapai harus mempunyai kualitas
yang baik, maka tanah yang baik digunakan untuk budidaya tanaman mentimun
adalah tanah yang subur, gembur, dan banyak mengandung humus.
Pengembangan tanaman mentimun masih mengalami kendala pada kesuburan
tanah terutama di Riau, kondisi tanah di Riau ini masih didominasi oleh tanah
PMK yang diketahui sedikit bahan organiknya dan sedikit mengandung unsur
hara, untuk memperbaiki lahan tersebut maka harus dilakukan penambahan
bahan organik dan unsur hara melalui pemupukan.
Berbagai jenis pupuk dapat diberikan guna peningkatan kesuburan media
tanam, namun perlu diingat bahwa penggunaan pupuk kimia buatan dalam waktu
lama dapat menyebabkan degradasi lahan dan pencemaran lingkungan .Oleh
karena itu, penggunaan pupuk hayati menjadi sebuah alternatif mengatasi
masalah tersebut. Pupuk hayati umumnya dapat memperbaiki kesuburan tanah
tanpa menimbulkan efek samping yang berarti.

2
Pemupukan yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman akan unsur hara, yang dibutuhkan selama pertumbuhan tanaman. Pupuk
yang diberikan dapat berupa pupuk hayati maupun pupuk anorganik.
Namun, penggunaan pupuk anorganik saat ini kurang ekonomis karena harganya
yang relatif mahal, juga dampak negatifnya bagi lingkungan. Pupuk hayati
adalah nama untuk pupuk yang mengandung sekelompok mikroorganisme hidup
yang dapat membantu tanaman memperoleh nutrisi. Salah satu pupuk hayati
diantaranya adalah pupuk Petrobio.
Pupuk Petrobio adalah sejenis bahan yang berbentuk granular yang
berbasis mikroorganisme untuk meningkatakan pertumbuhan tanaman. Pupuk
1
Petrobio mengandung mikroorganisme penambat N, pelarut P, perombak bahan
organik penghasil ZPT dan hormon tumbuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Petrobio membangun kembali mikroorganisme yang
menguntungkan di rhizosfer yang merangsang berbagai jalur biokimia yang
mendasari, sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan akar, keseimbangan
nutrisi dan meningkatkan hasil.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Petrobio Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L)

I.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan mendapatkan


dosis pupuk hayati Petrobio yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman mentimun .

I.3. Hipotesa

Pemberian pupuk hayati Petrobio memberikan pengaruh nyata terhadap


pertumbuhan dan produksi mentimun (Cucumis sativus L).

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat Botani.


Tanaman Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke
Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini kedalam
daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia
terutama didaerah tropik. Tanaman Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam:
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dikotyledon
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucubirtales
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L. (Saharma, 2002).

Mentimun termasuk tanaman merambat dan memanjat dengan


pelantaraan pemegang yang berbentuk berpilin atau spiral. Dan basah, berbulu,
berbuku dan daun tanaman mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun
runcing berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun
menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun
tunggal, bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun sangar bervariasi.
(Rukmana, 1994).
Bunga mentimun merupakan bunga sempurna, berbentuk terompet dan
berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga
berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian
bawah tangkai bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning
terang dan berbentuk bulat (Cahyono, 2003).
Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan
hijau keputihan sampai putih tergantung kultivar, sementara buah mentimun tua
berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun

4
antara 12-25 cm (Sumpena, 2001). Biji mentimun berwarna putih, berbentuk
bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling
melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak.
Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan (Cahyono,
2003). Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar,
atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral.
Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman
dapat mencapai 50-250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh pada sisi
tangkai daun (Rukmana, 1994).

2.2. Tempat Tumbuh


Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap
lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah
dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut, suhu
0 0
udara berkisar antara 20-32 C, dengan suhu optimal 27 C. Di daerah tropik
seperti di Indonesia keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat
dari permukaan laut. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan
tanaman mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung optimal jika
pencahayaan berlangsung antara 18-12 jam/hari (Cahyono, 2003).
Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun
untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang
diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena
curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).
Pada umumnya lahan pertanian masih banyak memiliki tanah PMK yang
belum di manfaatkan, sebagian masyarakat mengusahakan lahan dengan
tindakan pemupukan, hal ini dikarenakan sifat tanah ini masih miskin akan unsur
hara terutama N, P, K dan mempunyai pH yang sangat rendah, struktur
bergumpal, tektur liat berpasir, dan pori-pori tanah relatif sedikit (Lingga dan
Marsono, 2009).

5
Tanaman tetap memerlukan pupuk kimia seperti pupuk NPK Mutiara
(16:16:16). Dimana pupuk NPK mutiara memiliki komposisi unsur hara yang
seimbang dan dapat larut secara perlahan -lahan sehingga dapat mengurangi
kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan dan penjerapan oleh koloid
tanah. (Pirngadi, 2005). Pada budidaya tanaman sayuran dapat digunaan pupuk
tambahan, salah satunya adalah pupuk NPK yang mengandung unsur hara
Nitrogen Fosfor, dan Kalium dengan dosis 400 kg/ ha sedangkan untuk
memperbaiki sifar fisik tanah di beri pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha
(Anonimus 2009).

2.3. Pupuk Petrobio.


Pupuk hayati adalah produk biologi yang dapat meningkatkan efisiensi
pemupukan kesuburan dan kesehatan tanah. Pupuk hayati berisi bakteri yang
berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga hasil produksi tanaman
tetap tinggi dan berkelanjutan (Anonim, 2009). Pemanfaatan mikro organisme
yang berguna perlu dikembangkan dalam usaha mengurangi penggunaan
pupuk anorganik ( Pangaribuan dan Pujisiswanto, 2008)
Pupuk Petrobio adalah formula pupuk hayati yang berupa glanular bukan
bahan kimia sintetik pupuk hayati ini dapat meningkatkan kesuburan tanah,
mengandung secara alami dan dapat juga merangsang pertumbuhan akar karena
mengaktifkan proses biologi tanah. Pupuk petrobio juga dapat menambah
ketersedian Nitrogen (N) karena mampu menambat nitrogen (N) bebas dari
udara. Selain itu petrobio juga dapat meningkatkan ketersedian unsur hara
phosphat (P2O5), selajutnya pupuk pertobio mampu memperbaiki struktur tanah,
karena mampu mempercepat penguraian bahan organik tanah, dan dapat
menyuburkan tanah sehingga dapat mendukng pertumbuhan dan produksi
tanaman secara maksimal (Prastya Wardhana2015).
Pupuk Petrobio mengandung 5 jenis mikro organisme dan Biostimulann
yakni Pantoea dispersa,, Azospirilium sp, Striptomyces sp, Pinicillium oxalicum
Aspergillus niger. dan zat pengarur tumbuh ausin giberalin dan sitokinin, yang dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Pratama (2011), menyatakan

6
pupuk hayati tidak mengandung N, P dan K. Kandungan pupuk hayati adalah
mikroorganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Takaran untuk
tanaman palawija adalah 10 kg/ha dan untuk tanaman perkebunan adalah 20
kg/ha. (Anonim, 2014)
Lestari (2013), menyatakan berdasarkan cara aplikasinya pupuk dibedakan
menjadi 2 yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat
penyemprotan pada daun tanaman, pupuk akar akan diserap tanaman melalui
akar tanaman dengan cara di tugal dalam tanah.
2.4. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Panggadi et al (2015) mengatakan uji beberapa varietas
dan pemberian pupuk bio hayati Petrobio dengan perlakuan dosisi 3gr/tanaman
air dapat meningkatkan berat rata buah semangka ( Culrullus vulgaris ).
Saputra (2018) melaporkan pemberian pupuk hayati Petrobio dapat
meningkatkan panjang buah dan berat buah mentimun dan dosis terbaik 5 gram
per tanaman. Selanjutnya tanaman tetap memerlukan pupuk kimia seperti pupuk
NPK Mutiara (16:16:16) yang memiliki komposisi unsur hara yang seimbang
dan dapat larut secara perlahan - lahan sehingga dapat mengurangi kehilangan
unsur hara akibat pencucian, penguapan dan penyerapan oleh koloid tanah.
(Pirngadi, 2005).

7
BAHAN DAN METODE

2.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian


Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru Riau Jalan Yos Sudarso Km, 8 Rumbai
Pekanbaru, Jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK), pH tanah 5,5 dengan
topografi datar ketinggian 16 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulain April sampai dengan Juli
2020.
2.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih mentimun


Varietas Mercy, Pupuk kandang sapi, pupuk hayati Petrobio, pupuk NPK
Mutiara (16:16:16), insektisida m a t a , Dithane M-45, polybag 10 cmx 15
cm, kayu, dan tali rapia.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gunting, parang, pisau, garu, meteran,
timbangan, gembor, jangka sorong, kamera dan alat tulis.
2.3. Metode penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan


Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yaitu pemberian pupuk Petrobio
terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan sehingga jumlah plot keseluruhan
ada 20 plot. Setiap plot terdiri dari 4 tanaman dan 2 tanaman dijadikan sampel.

Adapun faktor yang akan diteliti adalah dosis Pupuk Petrobio


P0 = Tanpa pemberian pupuk rhizoplex
P1 = Pemberian pupuk Petrobio 1,5 gram / tan
P2 = Pemberian pupuk Petrobio 3,0 gram / tan
P3 = Pemberian pupuk Petrobio 4,5 gram / tan
P4 = Pemberian pupuk Petrobio 6,0 gram / tan

8
Model matematika menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) adalah sebagai berikut : Y = µ + τ + €
Keterangan:

Y : Nilai-nilai pengamatan hasil percobaan


µ : Nilai tengah (Rata-Rata)
τ : Pengaruh faktor perlakuan untuk penelitian nonfaktorial
€ : Pengaruh galat (experimental error) (Hanafiah, Kemas Ali 2008)
Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Sidik Ragam, F hitung
lebih besar atau sama dengan F tabel maka dilanjutkan dengan uji lanjut
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada peluang kegagalan 5%.

2.4. Pelaksanaan Penelitian


2.4.1. Persiapan dan Pengolahan Lahan
Lahan berukuran 8 x 6,5 meter dibersihkan dari tumbuhan pengganggu
(gulma) dan sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pencangkulan
sedalam 25 cm dan dibiarkan selama 1 minggu, kemudian
dilakukan pencangkulan kedua dengan tujuan tanah agar lebih gembur dan
pembuatan plot dengan ukuran 100 cm x 100 cm, tinggi 25 cm dan jarak
antar plot 50 cm dengan memadatkan bagian pinggir agar tanah tidak
2
mudah longsor. Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 2 kg/m
(anjuran 20 ton/ha) diaduk pada lubang tanam dan dibiarkan selama 1
minggu.
2.4.2. Persemaian

Sebelum disemai benih di rendam selama 15 menit dan benih yang


mengapung dibuang dan rendam kembali benih yang tenggelam tadi
selama sehari semalam, pindahkan benih kedalam lipatan handuk yang
sudah dibasahi dan biarkan selama 24 jam hingga kecambah akar keluar,
pindahkan benih kedalam media tanam polybag berukuran 10 x 15 cm
yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang dengan

9
perbandingan2:1 sebanyak 2 biji, siram benih sehari sekali setiap pagi dan
usahakan agar mendapat suplay sinar matahari yang cukup.

2.4.3. Pemasangan Label


Label dipasang sesuai dengan lay out penelitian. Label dibuat dari
map plastik berukuran 10 x 15 cm dengan warna merah dan warna tulisan
hitam, lalu diberikan tiang dan ditancapkan di tengah-tengah plot.
2.4.4. Penanaman
Bibit yang ditanam berumur 10 hari dan memiliki kriteria yang baik
dan sehat juga memiliki 2 daun. Penanaman dilakukan dengan cara
membuat lobang pada plot dengan ukuran 10 x 15 cm ( sesuai ukuran baby
polybag ) dan jarak tanam 50 cm x 50 cm, pada saat pemindahan bibit
dilakukan dengan cara menggunting polybag, bibit ditanam denagn hati-hati
supaya tanah dalam polybag tidak hancur, hal ini dilakukan untuk
menghindari kerusakan akar. Penanaman dilakukan pada sore hari.

2.4.5. Pemberian perlakuan

Pemberian pupuk Petrobio dilakukan 2 (dua) kali yaitu pada saat


tanaman dan 14 hari setelah pindah tanam, pemberian dilakukan dengan
cara ditugal 10 cm dari tanaman dan dilaksanakan pada pagi hari.
2.4.6. Pemeliharan Tanaman
2.4.6.1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai 7 hari setelah tanam pada
tanaman yang mati atau pertumbuhan tidak normal dan diganti dengan
tanaman cadangan yang diambil dari tempat persemaian dengan cara
hati-hati.
2.4.6.2. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari
dengan menggunakan gembor, jumlah air yang diberikan dengan
volume air yang sama sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
2.4.6.3. Pemberian Lanjaran

10
Pemasangan ajir/lanjaran sepanjang 2 (dua) meter, dengan
menggunakan kayu, fungsinya untuk merambatkan tanaman, sehingga
mempermudah pemeliharan dan juga sebagai tempat penompang letak
buah. Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman berumur 1
(satu) minggu setelah tanam.
2.4.6.4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut
gulma yang ada disekitar tanaman sedangkan penyiangan diluar sekitar
plot dilakuakan dengan menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan
sesuai keadaan lapangan.
2.4.6.5. Pemupukan
Pemupukan NPK mutiara 16:16:16 diberikan 2 kali. pada saat
umur tanaman 2 minggu setelah tanam dengan dosis 2,5 g/tanaman dan
1 bulan setelah tanam 2,5 g/tanaman dengan cara ditugal 10 cm dari
tanaman.
2.4.6.6. Penjarangan
Penjarangan dilaksanakan pada tanaman berumur 1 minggu
dengan cara menggunting tanaman yang kurang baik pertumbuhannya.
2.4.6.7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara
menyemprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 cc/liter air dan
Matador 2 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan seminggu setelah tanam
dengan interval 2 minggu sekali dan diakhiri seminggu sebelum panen.
2.4.6.8. Panen
Pemanenan buah dilakukan pada saat tanaman memiliki
kriteria buah yang dapat di panen adalah buah telah siap panen dan
masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Cara panen
dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan gunting, panen
pertama berumur 42 hari dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 3
hari sekali.

11
2.5. Pengamatan
Seluruh parameter pengamatan dilakukan pada akhir penelitian,
adapun parameter yang diamati adalah sebagai berikut:
2.5.1. Diameter batang (cm)

Diameter batang tanaman diukur pada bagian pangkal batang


terbesar dengan menggunakan jangka sorong.
2.5.2. Panjang Buah (cm)

Panjang buah yang diamati dari pangkal buah ke ujung buah


yang besar dan bagus dengan menggunakan meteran.
2.5.3. Jumlah buah / tanaman (buah)
Pengamatan jumlah buah dilakukan dengan cara menghitung
seluruh buah setiap kali panen dan dijumlahkan sampai panen yang ketiga
dari masing- masing tanaman sampel kemudian di rata-ratakan.
2.5.4. Berat buah / buah (gram)

Berat buah tanaman ditimbang dengan menimbang buah


terpanjang yang dipanen pada setiap tanaman sampel, kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah buah.
2.5.5. Berat buah/tanaman (gram)
Penimbangan berat buah dilakukan dengan cara menimbang buah
yang dipanen pertama sampai panen ketiga dari masing-masing tanaman
dengan menggunakan timbangan.

12
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil penelitian aplikasi pupuk hayati Petrobio terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L) untuk
masing- masing parameter tanaman disajikan sebagai berikut :
4.1.1. Diameter Batang (cm)
Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh nyata terhadap diameter batang seperti yang
disajikan pada lampiran 4. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf 5% disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata diameter batang (cm) mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Diameter Batang (cm)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 0,76 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 0,81 ab
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 0,82 b
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 0,90 bc
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 0,95 c
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan
uji DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 1 diatas menunjukkan
bahwa terjadinya peningkatan pada diameter batang dengan peningkatan
konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0 berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan P1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2, P3 dan P4. Hasil rerata
terendah terdapat pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 0,76
cm, sedangkan untuk hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3
(pemberian pupuk hayati petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 0,90 cm.

13
4.1.2. Panjang Buah (cm)
Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam memperlihatkan aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh nyata terhadap panjang buah seperti yang disajikan
pada lampiran 5. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf 5% disajikan pada tabel
2.
Tabel 2. Rerata Panjang Buah (cm) mentimun dengan aplikasi pupuk
Petrobio.

Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Panjang Buah (cm)


P0 : Tanpa pemberian perlakuan 28,93 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 29,60 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 29,30 a
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 32,00 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 31,93 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 2 diatas


menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada panjang buah
dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1 dan P2, tetapi berbeda nyata
dengan perlakuan P3 dan P4. Hasil rerata terendah terdapat pada perlakuan
P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 28,93 cm, sedangkan untuk
hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (pemberian pupuk hayati
petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 32,00 cm.

4.1.3. Jumlah Buah/Tanaman (Buah)


Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah pertanaman

14
seperti yang disajikan pada lampiran 6. Adapaun rata-rata jumlah buah per
tanaman (buah) mentimun jepang yang telah diberi perlakuan pupuk
Petrobio disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Rerata Jumlah buah per tanaman (buah) mentimun dengan


aplikasi pupuk Petrobio .
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Jumlah Buah (buah)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 3,13 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 3,38 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 3,38 a
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 3,50 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 3,50 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 2 diatas


menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada jumlah
buah/tanaman dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan.
Perlakuan P0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1 dan P2, tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P4. Hasil rerata terendah terdapat
pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 3,13 buah,
sedangkan untuk hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3
(pemberian pupuk hayati petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 3,50 buah.

4.1.4. Berat Buah/Buah (Gram)


Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap berat buah per buah seperti
yang disajikan pada lampiran 7. Adapaun rata-rata jumlah buah per
tanaman (buah) mentimun jepang yang telah diberi perlakuan pupuk
Petrobio disajikan pada tabel 4.

15
Tabel 4. Rerata Berat Buah per Buah (gram) mentimundengan
aplikasi pupuk Petrobio .
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Berat Buah (gram)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 290,28 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 292,34 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 317,08 ab
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 431,95 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 432,70 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 2 diatas


menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada jumlah buah/buah
dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1 dan P2, tetapi berbeda nyata
dengan perlakuan P3 dan P4. Hasil rerata terendah terdapat pada perlakuan
P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 290,28 g, sedangkan untuk hasil
rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (pemberian pupuk hayati
petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 432,70 g.

4.1.5. Diameter Buah (cm)


Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap diameter buah seperti yang
disajikan pada lampiran 8. Adapaun rata-rata jumlah buah per tanaman
(buah) mentimun yang telah diberi perlakuan pupuk Petrobio disajikan
pada tabel 5.

16
Tabel 5. Rerata Diameter buah (cm) mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio.
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rata-rata Diameter Buah
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 4,81 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 4,97 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 4,97 a
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 5,48 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 5,48 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 2 diatas


menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada diameter buah
dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1 dan P2, tetapi berbeda nyata
dengan perlakuan P3 dan P4. Hasil rerata terendah terdapat pada perlakuan
P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 4,81 buah, sedangkan untuk
hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (pemberian pupuk hayati
petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 5,48 buah.

4.1.6. Berat Buah/Tanaman (Gram)


Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap berat buah per Tanaman
seperti yang disajikan pada lampiran 9. Adapaun rata-rata jumlah buah per
tanaman mentimun yang telah diberi perlakuan pupuk Petrobio disajikan
pada tabel 6.

17
Tabel 6. Rata-rata Berat Buah / Tanaman mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Berat Buah (gram)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 867,42 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 884,37 ab
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 951,29 b
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 1304,10 c
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 1415,28 c
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%

Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 2 diatas


menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada diameter buah
dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan P1 dan P2, tetapi berbeda nyata
dengan perlakuan P3 dan P4. Hasil rerata terendah terdapat pada perlakuan
P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 867,42 gram, sedangkan untuk
hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (pemberian pupuk hayati
petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 1414,28 gram.

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam taraf 5% menunjukan bahwa
aplikasi pupuk hayati Petrobio memberikan respon berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun yang terlihat dari parameter
diameter batang, panjang buah, berat buah/buah dan berat buah/tanaman
sedangkan jumlah buah/tanaman dan diameter buah berpengaruh tidak nyata
yang dapat dilihat di lampiran 6,8 dan 9.

Tanpa diberi perlakukan Petrobio maka mikroorganisme dan unsur hara


makro dan mikro sedikit sehingga pertumbuhan terhambat/ rendah. Pupuk
Petrobio mengandung mikroorganisme penambat nitrogen pelarut phospat, dan
zat pengarur tumbuh ausin giberalin dan sitokinin, yang dapat meningat pertumbuhan
tanaman dan meningkatkan hasil panen.Mikroorganisme yang terkandung dalam

18
pupuk hayati Petrobio seperti Pantoea dispersa,, adalah organisme penambat N
yang mampu memacu pertumbuhan dan dapat menghambat patogen tanaman,
Azospirillium memiliki kemampuan menambat N2 dan menghasilkan Fitohormon,
Bakteri Pinicillium oxalicum, Aspergillus niger mampu sebagai pelarut fosfat.
Bakteri Striptomyces sp, Lactobacillus merupakan bakteri dekomposer yang
mengkonsumsi senyawa karbon sederhana dan penghasil enzim selulosa yang
membantu penguraian bahan organic yang menjadi sumber karbon dan sumber
energi yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya
tanaman (Lestari, 2013). Hal ini sesuai dengan pendapat Surtinah (2010)
menyatakan bahwa unsur N berperan sebagai perangsang pertumbuhan
vegetatif terutama dalam pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu N juga
berperan penting dalam proses fotosintesis, kadar protein dalam tanaman dan
mendukung dalam proses pembesaran buah. Unsur hara Phospor dibutuhkan
tanaman untuk memperkuat tanaman, kekurangan unsur P menyebabkan
perakaran akan terganggu, selain itu P juga berperan dalam proses transfer
energi, proses fotosintesis, metabolisme dan respirasi.

Rendahnya tingkat produksi yang terdapat pada perlakuan P0 (tanpa


pemberian perlakuan) diduga karena tanaman mentimun tidak mendapatkan hara
tanaman selain yang diperoleh dari tanah dengan demikian kekurangan unsur
hara dari medium tumbuh tidak dapat terpenuhi sehingga proses pertumbuhan
tanaman terganggu dan tingkat produksi yang dihasilkan rendah, hal ini
sesuai dengan pendapat Sutedjo (2002) yang menyatakan bahwa tidak
lengkapnya unsur hara makro dan mikro pada tanaman dapat
mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan, perkembangan dan
produktivitasnya. Tanah yang digunakan untuk medium tumbuh merupakan
tanah PMK, tanah tersebut pada umumnya prositas tanahnya rendah sehingga
kapasitas menahan air rendah, proses bahan organik dalam tanah tidak terjadi
secara baik, memiliki tingkat kesuburan yang rendah, miskin unsur hara, sedikit
mengandung bahan organik dan mempunyai keasaman tanah yang tinggi (pH
rendah). Hal ini sesuai dengan pendapat Surianto ( 2010 ) yang menyatakan

19
bahwa tanah PMK sebagai media tanam menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang kurang baik.

Perlakuan dosis pupuk hayati Petrobio 3,0 gram (P2) memberikan


peningkatan produksi tanaman mentimun terhadap diameter batang, panjang
buah, jumlah bua/tanaman, berat buah/buah, diameter buah dan berat
buah/tanaman, hal ini sesuai dengan salah satu manfaat dan keunggulan
pupuk hayati P e t r o b i o yang mengandung bakteri yang menguntungkan yang
berfungsi untuk menyediakan unsur hara dan meningkatkan kemampuan tanaman
dalam menyerap nutrisi sehingga dapat merangsang pembelahan sel,
perpanjangan sel akan berguna untuk memacu pertumbuhan akar, tunas, bunga
dan buah (Pratama,2010).

Perlakuan dosis pupuk Petrobio 4,5 gram merupakan perlakuan terbaik


untuk pada parameter diameter batang, panjang buah, berat buah/buah, dan berat
buah/tanaman diduga karena jumlah bakteri dan zat pengatur tumbuh yang
diterima tanaman pada perlakua P3 sangat baik dan sesuai kebutuhan tanaman
mentimun sehingga menghasilkan produksi yang baik. Pemberian pupuk hayati
Petrobio dapat memberikan bakteri yang mampu memfiksasi N. pelarut P dan
menguraikan bahan organik tanah, meningkatkan ketersedian hara dan serapan
unsur hara serta bersaing dengan patogen tanah berbahaya yang bertentangan dan
menganggu kesehatan tanaman.dan zpt yang terdapat pada pupuk petrobio dapat
memacu pertumbuhan tanaman

Aplikasi pupuk hayati Petrobio pada perlakuan P4 (dosis 6 gram/tanaman),


tidak menunjukkan peningkatan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
karena berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 (dosis 4,5 gram/tanaman). Hal ini
diduga pada perlakuan P4 pupuk hayati Petrobio yang diberikan sudah melebihi
dosis yang dibutuhkan tanaman sehingga mengakibatkan hasil yang di peroleh
tidak memperlihatkan peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Banyaknya pupuk hayati yang diberikan dapat meningkatnya jumlah populasi
mikroorganisme sehingga terjadi persaingan antara mikroorganisme dalam hal

20
memperoleh bahan organic dan oksigen untuk aktifitas kehidupannya.Sesuai
dengan pendapat Wiwik et al (2006) bakwa pemberian pupuk hayati berlebihan
akan menyebabkan terjadinya persaingan mikroba dalam memperoleh makanan
sehingga akan berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi mikroba, akibatnya
mikroba akan bekerrja kurang optimal sehingga kurang ketersedianya nutrisi bagi
tanaman mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal.

Bila dibandingkan dengan diskripsi mentimun terdapat beberapa


keunggulan tanaman mentimun yang diberikan perlakuan dengan pupuk hayati
Petrobio, yakni rata-rata diskripsi berat buah yakni 320 – 425 gram sedangkan
hasil penelitian 432,70 gram dan panjang buah hasil penelitian 31,93 cm sedang
didiskripsi 27,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati
Petrobio dapat meningkatkan panjang buah dan berat buah/ buah pada tanaman
mentimun.

21
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulankan
bahwa:
a. Aplikasi pupuk hayati P e t r o b i o memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter diameter batang. panjang buah berat buah dan berat
buah pertanaman.
b. Aplikasi pupuk hayati P e t r o b i o yang terbaik untuk pertumbuhan
dan produksi mentimun adalah P3 yaitu 4,5 gram.

5.2. Saran
Untuk produksi tanaman mentimun disarankan agar menggunakan dosis
pupuk hayati Petrobio 4,5 gram per plot.

22
DAFTARPUSTAKA

Anonim. 2014. Pupuk Rhizoplex. Agrotama Tunas Sahana. Sumut.

Anonim. 1998. Tanaman pangan. Laporan Tahunan Balai Kajian


Teknologi Pertanian.

Anonim. Manfaat dan cara pembuatan asam amino untuk tanaman. Diakses
Februari 2018.

Cahyono, B. 2003. Timun. Aneka ilmu. Semarang.

Hanafiah, Kemas Ali, 2008. Rancanan Percobaan:Teori


dan Aplikasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Lestari, S., 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lancang
Kuning.Pekanbaru.
Linga Dan Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Nawangsih, Abdjad Asih dan Heri Purwanto I. Sayuran Jepang. Jakarta:
Penebar Swadaya. 1995. Hlm: 7-59
Pratama, A. 2011. Pengaruh Pupuk NPK pada Pertumbuhan pupuk Hayati
(Biofertilizer) Dari Bakteri Rhizobium Sp Yang Diinokulasikan Ke
Dalam Dolomit Sebagai Carrier
Terhadap Produksi Kacang Hijau. Skripsi. USU. Medan. 48 hlm.

Pranata. 2010. Meningkatkan hasil panen dengan pupuk organik. PT. Agro Media
Pustaka.

Pirngadi, K.K. Permadi, dan H.M. Toha. 2005. Pengaruh Pupuk Organik dan
Anorganik Terhadap Hasil Padi Gogo Sistem Monokultur. Prosiding
Optimis Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian melalui Akselerasi
Permasyarakatan inovasi Teknologi Mendukung Revitalisasi
Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor. Hlm: 102-109.

23
Rinsema, W.J. 1993. Cara pemupukan. Bahratara karya aksara Jakarta, 53
hal.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta. 68 hal.
Rustan, Surianto. (2010). Font&Tipografi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Saharma, o.p. 2002. Plan taxonomi, Tata McGraw, hill publishing compang
limited. New Delhi. 301 hal.
Saputra kerta, suteja. M. 1988. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka cipta Jakarta.
Sarief, 1986.Kunci Bercocok Tanaman Sayur-Sayuran Penting Di
Indonesia. Sinar Baru Algessindo.Bandung.
Surtinah, 2010. Dasar Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas
Lancang Kuning Pekanbaru.
Sumpena, 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar Suadaya. Jakarta.
Sutedjo M.,M.,2002. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta.
Jakarta.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1.
Diskripsi Tanaman Mentimun Var. Mercy

Asal tanaman : Jepang


Umur mulai berbunga : 32 hari
Umur mulai panen : 41-44 hari
Tipe tanaman : Merambat
Tipe tumbuh : Indetermenite
Bentuk penampang melintang batang : Segi empat
Warna batang : Hijau
Ukuran sisi batang : 1-1,3 cm
Warna daun : Hijau tua
Permukaan daun : Berbulu
Bentuk bunga : Seperti terompet
Warna bunga : Kuning jumlah buah
per tanaman : 7-11 buah
Warna buah muda : Hijau berbintik putih
Warna buah tua : Hijau tua
Bentuk buah : Bulat lonjong
Ukuran buah : Panjang 27,5 cm, diameter 4-6 cm
Garis buah : Jelas
Tekstur buah : Renyah Rasa
pangkal buah : Tidak pahit
Kekerasan buah : Keras
Berat buah : 320-425 g
Hasil per pohon : 2,84 kg
Hasil : 62 ton/ha
Daya simpan buah pada suhu kamar (270C) : 7-10 hari
Keterangan : Beradaptasi baik pada elevasi 10-600 m dpl

25
Pengusul/peneliti : PT. East West Seed Indonesia/Atmadi Sala

Lampiran 2.
Penempatan Unit Percobaan di Lapangan Menurut RAL

U
P2IV P3II P4I P0I
V

P3III P4I P0II P1I

P4IV P0I P1II P2III


I
I

P0IV P1I P2II P3IV


I
I

P1IV P2I P3I P4II

Keterangan :
P0,P1,P2,P3,P4 : Perlakuan

I,II,III,IV : Ulangan
Jarak tanam : 50 cm x 50 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Ukuran plot : 100 cm x 100 cm

26
Lampiran 3.
Bagan Plot Tanaman

100 cm

25 cm 25 cm
50 cm
25 cm 25 cm

50 cm 50 cm 100 cm

50 cm
25 cm 25 cm

25 cm 25 cm

Keterangan :

OOOO : Bibit mentimun


: Ukuran plot dan jarak tanam
Panjang plot : 100 cm
Lebar plot : 100 cm

27
Lampiran 4.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Diameter Batang (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 0,80 0,75 0,80 0,70 3,05 0,76
P1 0,90 0,75 0,80 0,80 3,25 0,81
P2 0,90 0,90 0,80 0,70 3,30 0,82
P3 0,90 0,95 0,90 0,85 3,60 0,90
P4 0,95 0,95 1,05 0,85 3,80 0,95
Total 0,89 0,86 0,87 0,78 3,40 0,85

Tabel Sidik Ragam Diameter Batang (cm)


F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 0,08 0,02 4,67*
3,05
Sisa 15 0,07 0,01
0,16
Total 19

KK = 8,10%

= Berpengaruh nyata

28
Lampiran 5.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Panjang Buah (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 28,0 31,3 27,2 29,2 115,7 28,93
P1 30,2 29,7 27,8 30,7 118,3 29,60
P2 29,2 31,3 29,2 27,5 117,2 29,30
P3 32,2 32,0 30,8 33,0 128,0 32,00
P4 32,5 31,2 33,5 30,5 127,7 31,93
Total 30,4 31,1 29,7 30,2 121,4 30,34

Tabel Sidik Ragam Panjang Buah (cm)


F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 35,75 8,93
4,52* 3,05
Sisa 15 29,60 1,97
Total 19 65,35

KK = 4,6%

= Berpengaruh nyata

29
Lampiran 6.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Jumlah Buah / Tanaman
(Buah)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 3,50 3,00 3,00 3,00 12,50 3,13
P1 3,50 3,00 3,00 4,00 13,50 3,38
P2 4,00 3,50 3,00 3,00 13,50 3,38
P3 4,00 3,00 3,00 4,00 14,00 3,50
P4 4,00 3,50 3,50 3,00 14,00 3,50
Total 3,80 3,20 3,10 3,40 13,50 3,38

Tabel Sidik Ragam Jumlah Buah / Tanaman (Buah)


F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 0,37 0,09
0,45 3,05
Sisa 15 3,06 0,20
Total 19 3,43
KK = 13,4%

= Berpengaruh tidak nyata

30
Lampiran 7.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Berat Buah/Buah (Gram)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 192,54 381,22 260,83 326,54 1161,15 290,28
P1 330,45 279,07 182,58 377,26 1169,37 292,34
P2 308,36 459,02 322,31 178,65 1268,35 317,08
P3 443,64 398,08 387,47 498,62 1727,82 431,95
P4 496,49 363,28 479,31 391,70 1730,80 432,70
Total 354,29 376,14 326,50 354,55 1411,50 352,87

Tabel Sidik Ragam Berat Buah/Buah (Gram)

F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 8595,78 21487,94
3,19* 3,05
Sisa 15 100755,02 6717,00
Total 19 186706,80
KK = 14,8%

= Berpengaruh nyata

31
Lampiran 8.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Diameter Buah (cm)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 4,20 5,20 4,60 5,10 19,20 4,80
P1 5,10 4,90 4,50 5,20 19,90 5,00
P2 5,00 5,60 4,80 4,30 19,90 5,00
P3 5,40 5,30 5,40 5,70 21,90 5,50
P4 5,80 5,20 5,60 5,20 21,90 5,50
Total 5,10 5,20 5,00 5,10 20,60 5,10

Tabel Sidik Ragam Diameter Buah (cm)

F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 1,60 0,40
2,88 3,05
Sisa 15 2,09 0,13
Total 19 3,69

KK = 7,3%

= Berpengaruh tidak nyata

32
Lampiran 9.

Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Berat Buah/Tanaman


(Gram)

Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 1063,86 943,69 682,52 779,63 3469,69 867,42
P1 1067,48 637,24 647,76 1285,00 3537,47 884,37
P2 1287,88 1314,36 766,96 635,95 3805,14 951,29
P3 1587,38 1094,25 1062,42 1472,35 5216,40 1304,10
P4 1506,68 707,78 1371,56 1075,11 5661,13 1415,28
Total 1422,66 1039,46 846,24 1029,61 4337,96 1084,49

Tabel Sidik Ragam Berat Buah/Tanaman (Gram)

F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 1050252,44 262563,10
10,55 3,05
Sisa 15 253402,55 24887,49
Total 19 1303654,99

KK = 12,8%

= Berpengaruh tidak nyata

33
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Lapangan

Gambar 1.Lokasi Penelitian Tanaman Mentimun

Gambar 2. Lahan dan Plot Penelitian

34
Gambar 3. Tanaman Mentimun

Gambar 4. Buah Mentimun

35
Gambar 5. Pengukuran Panjang Buah

Gambar 6. Pengukuran Diameter Buah

Anda mungkin juga menyukai