1
segar, sedikit berair, dan dingin (Sunarjono, 2006).
2
Pemupukan yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman akan unsur hara, yang dibutuhkan selama pertumbuhan tanaman. Pupuk
yang diberikan dapat berupa pupuk hayati maupun pupuk anorganik.
Namun, penggunaan pupuk anorganik saat ini kurang ekonomis karena harganya
yang relatif mahal, juga dampak negatifnya bagi lingkungan. Pupuk hayati
adalah nama untuk pupuk yang mengandung sekelompok mikroorganisme hidup
yang dapat membantu tanaman memperoleh nutrisi. Salah satu pupuk hayati
diantaranya adalah pupuk Petrobio.
Pupuk Petrobio adalah sejenis bahan yang berbentuk granular yang
berbasis mikroorganisme untuk meningkatakan pertumbuhan tanaman. Pupuk
1
Petrobio mengandung mikroorganisme penambat N, pelarut P, perombak bahan
organik penghasil ZPT dan hormon tumbuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Petrobio membangun kembali mikroorganisme yang
menguntungkan di rhizosfer yang merangsang berbagai jalur biokimia yang
mendasari, sehingga meningkatkan kesehatan tanah dan akar, keseimbangan
nutrisi dan meningkatkan hasil.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Petrobio Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L)
I.3. Hipotesa
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
antara 12-25 cm (Sumpena, 2001). Biji mentimun berwarna putih, berbentuk
bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling
melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak.
Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan (Cahyono,
2003). Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar,
atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral.
Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman
dapat mencapai 50-250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh pada sisi
tangkai daun (Rukmana, 1994).
5
Tanaman tetap memerlukan pupuk kimia seperti pupuk NPK Mutiara
(16:16:16). Dimana pupuk NPK mutiara memiliki komposisi unsur hara yang
seimbang dan dapat larut secara perlahan -lahan sehingga dapat mengurangi
kehilangan unsur hara akibat pencucian, penguapan dan penjerapan oleh koloid
tanah. (Pirngadi, 2005). Pada budidaya tanaman sayuran dapat digunaan pupuk
tambahan, salah satunya adalah pupuk NPK yang mengandung unsur hara
Nitrogen Fosfor, dan Kalium dengan dosis 400 kg/ ha sedangkan untuk
memperbaiki sifar fisik tanah di beri pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha
(Anonimus 2009).
6
pupuk hayati tidak mengandung N, P dan K. Kandungan pupuk hayati adalah
mikroorganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Takaran untuk
tanaman palawija adalah 10 kg/ha dan untuk tanaman perkebunan adalah 20
kg/ha. (Anonim, 2014)
Lestari (2013), menyatakan berdasarkan cara aplikasinya pupuk dibedakan
menjadi 2 yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat
penyemprotan pada daun tanaman, pupuk akar akan diserap tanaman melalui
akar tanaman dengan cara di tugal dalam tanah.
2.4. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Panggadi et al (2015) mengatakan uji beberapa varietas
dan pemberian pupuk bio hayati Petrobio dengan perlakuan dosisi 3gr/tanaman
air dapat meningkatkan berat rata buah semangka ( Culrullus vulgaris ).
Saputra (2018) melaporkan pemberian pupuk hayati Petrobio dapat
meningkatkan panjang buah dan berat buah mentimun dan dosis terbaik 5 gram
per tanaman. Selanjutnya tanaman tetap memerlukan pupuk kimia seperti pupuk
NPK Mutiara (16:16:16) yang memiliki komposisi unsur hara yang seimbang
dan dapat larut secara perlahan - lahan sehingga dapat mengurangi kehilangan
unsur hara akibat pencucian, penguapan dan penyerapan oleh koloid tanah.
(Pirngadi, 2005).
7
BAHAN DAN METODE
8
Model matematika menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) adalah sebagai berikut : Y = µ + τ + €
Keterangan:
9
perbandingan2:1 sebanyak 2 biji, siram benih sehari sekali setiap pagi dan
usahakan agar mendapat suplay sinar matahari yang cukup.
10
Pemasangan ajir/lanjaran sepanjang 2 (dua) meter, dengan
menggunakan kayu, fungsinya untuk merambatkan tanaman, sehingga
mempermudah pemeliharan dan juga sebagai tempat penompang letak
buah. Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman berumur 1
(satu) minggu setelah tanam.
2.4.6.4. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut
gulma yang ada disekitar tanaman sedangkan penyiangan diluar sekitar
plot dilakuakan dengan menggunakan cangkul. Penyiangan dilakukan
sesuai keadaan lapangan.
2.4.6.5. Pemupukan
Pemupukan NPK mutiara 16:16:16 diberikan 2 kali. pada saat
umur tanaman 2 minggu setelah tanam dengan dosis 2,5 g/tanaman dan
1 bulan setelah tanam 2,5 g/tanaman dengan cara ditugal 10 cm dari
tanaman.
2.4.6.6. Penjarangan
Penjarangan dilaksanakan pada tanaman berumur 1 minggu
dengan cara menggunting tanaman yang kurang baik pertumbuhannya.
2.4.6.7. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara
menyemprotkan Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 cc/liter air dan
Matador 2 cc/liter air. Penyemprotan dilakukan seminggu setelah tanam
dengan interval 2 minggu sekali dan diakhiri seminggu sebelum panen.
2.4.6.8. Panen
Pemanenan buah dilakukan pada saat tanaman memiliki
kriteria buah yang dapat di panen adalah buah telah siap panen dan
masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Cara panen
dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan gunting, panen
pertama berumur 42 hari dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 3
hari sekali.
11
2.5. Pengamatan
Seluruh parameter pengamatan dilakukan pada akhir penelitian,
adapun parameter yang diamati adalah sebagai berikut:
2.5.1. Diameter batang (cm)
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil penelitian aplikasi pupuk hayati Petrobio terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L) untuk
masing- masing parameter tanaman disajikan sebagai berikut :
4.1.1. Diameter Batang (cm)
Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam ternyata aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh nyata terhadap diameter batang seperti yang
disajikan pada lampiran 4. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf 5% disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata diameter batang (cm) mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Diameter Batang (cm)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 0,76 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 0,81 ab
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 0,82 b
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 0,90 bc
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 0,95 c
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan
uji DNMRT pada taraf 5%
Hasil uji lanjut DNMRT yang disajikan pada Tabel 1 diatas menunjukkan
bahwa terjadinya peningkatan pada diameter batang dengan peningkatan
konsentrasi yang diberikan. Perlakuan P0 berbeda tidak nyata terhadap
perlakuan P1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2, P3 dan P4. Hasil rerata
terendah terdapat pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk petrobio) yaitu 0,76
cm, sedangkan untuk hasil rerata tertinggi terdapat pada perlakuan P3
(pemberian pupuk hayati petrobio 4,5 gram/plot) yaitu 0,90 cm.
13
4.1.2. Panjang Buah (cm)
Dari hasil pengamatan setelah dianalisis secara statistik dengan
menggunakan sidik ragam memperlihatkan aplikasi pupuk hayati Petrobio
memberikan pengaruh nyata terhadap panjang buah seperti yang disajikan
pada lampiran 5. Hasil uji lanjut DMRT pada taraf 5% disajikan pada tabel
2.
Tabel 2. Rerata Panjang Buah (cm) mentimun dengan aplikasi pupuk
Petrobio.
14
seperti yang disajikan pada lampiran 6. Adapaun rata-rata jumlah buah per
tanaman (buah) mentimun jepang yang telah diberi perlakuan pupuk
Petrobio disajikan pada tabel 3.
15
Tabel 4. Rerata Berat Buah per Buah (gram) mentimundengan
aplikasi pupuk Petrobio .
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Berat Buah (gram)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 290,28 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 292,34 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 317,08 ab
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 431,95 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 432,70 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%
16
Tabel 5. Rerata Diameter buah (cm) mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio.
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rata-rata Diameter Buah
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 4,81 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 4,97 a
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 4,97 a
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 5,48 b
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 5,48 b
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%
17
Tabel 6. Rata-rata Berat Buah / Tanaman mentimun dengan aplikasi
pupuk Petrobio
Dosis Pupuk Hayati Petrobio Rerata Berat Buah (gram)
P0 : Tanpa pemberian perlakuan 867,42 a
P1 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 1,5 gram/plot 884,37 ab
P2 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 3,0 gram/plot 951,29 b
P3 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 4,5 gram/plot 1304,10 c
P4 : Pemberian pupuk hayati Petrobio 6,0 gram/plot 1415,28 c
Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji
DNMRT pada taraf 5%
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam taraf 5% menunjukan bahwa
aplikasi pupuk hayati Petrobio memberikan respon berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun yang terlihat dari parameter
diameter batang, panjang buah, berat buah/buah dan berat buah/tanaman
sedangkan jumlah buah/tanaman dan diameter buah berpengaruh tidak nyata
yang dapat dilihat di lampiran 6,8 dan 9.
18
pupuk hayati Petrobio seperti Pantoea dispersa,, adalah organisme penambat N
yang mampu memacu pertumbuhan dan dapat menghambat patogen tanaman,
Azospirillium memiliki kemampuan menambat N2 dan menghasilkan Fitohormon,
Bakteri Pinicillium oxalicum, Aspergillus niger mampu sebagai pelarut fosfat.
Bakteri Striptomyces sp, Lactobacillus merupakan bakteri dekomposer yang
mengkonsumsi senyawa karbon sederhana dan penghasil enzim selulosa yang
membantu penguraian bahan organic yang menjadi sumber karbon dan sumber
energi yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya
tanaman (Lestari, 2013). Hal ini sesuai dengan pendapat Surtinah (2010)
menyatakan bahwa unsur N berperan sebagai perangsang pertumbuhan
vegetatif terutama dalam pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu N juga
berperan penting dalam proses fotosintesis, kadar protein dalam tanaman dan
mendukung dalam proses pembesaran buah. Unsur hara Phospor dibutuhkan
tanaman untuk memperkuat tanaman, kekurangan unsur P menyebabkan
perakaran akan terganggu, selain itu P juga berperan dalam proses transfer
energi, proses fotosintesis, metabolisme dan respirasi.
19
bahwa tanah PMK sebagai media tanam menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang kurang baik.
20
memperoleh bahan organic dan oksigen untuk aktifitas kehidupannya.Sesuai
dengan pendapat Wiwik et al (2006) bakwa pemberian pupuk hayati berlebihan
akan menyebabkan terjadinya persaingan mikroba dalam memperoleh makanan
sehingga akan berpengaruh terhadap kebutuhan nutrisi mikroba, akibatnya
mikroba akan bekerrja kurang optimal sehingga kurang ketersedianya nutrisi bagi
tanaman mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal.
21
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulankan
bahwa:
a. Aplikasi pupuk hayati P e t r o b i o memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter diameter batang. panjang buah berat buah dan berat
buah pertanaman.
b. Aplikasi pupuk hayati P e t r o b i o yang terbaik untuk pertumbuhan
dan produksi mentimun adalah P3 yaitu 4,5 gram.
5.2. Saran
Untuk produksi tanaman mentimun disarankan agar menggunakan dosis
pupuk hayati Petrobio 4,5 gram per plot.
22
DAFTARPUSTAKA
Anonim. Manfaat dan cara pembuatan asam amino untuk tanaman. Diakses
Februari 2018.
Pranata. 2010. Meningkatkan hasil panen dengan pupuk organik. PT. Agro Media
Pustaka.
Pirngadi, K.K. Permadi, dan H.M. Toha. 2005. Pengaruh Pupuk Organik dan
Anorganik Terhadap Hasil Padi Gogo Sistem Monokultur. Prosiding
Optimis Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian melalui Akselerasi
Permasyarakatan inovasi Teknologi Mendukung Revitalisasi
Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor. Hlm: 102-109.
23
Rinsema, W.J. 1993. Cara pemupukan. Bahratara karya aksara Jakarta, 53
hal.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta. 68 hal.
Rustan, Surianto. (2010). Font&Tipografi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Saharma, o.p. 2002. Plan taxonomi, Tata McGraw, hill publishing compang
limited. New Delhi. 301 hal.
Saputra kerta, suteja. M. 1988. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka cipta Jakarta.
Sarief, 1986.Kunci Bercocok Tanaman Sayur-Sayuran Penting Di
Indonesia. Sinar Baru Algessindo.Bandung.
Surtinah, 2010. Dasar Dasar Agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas
Lancang Kuning Pekanbaru.
Sumpena, 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Penebar Suadaya. Jakarta.
Sutedjo M.,M.,2002. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta.
Jakarta.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Diskripsi Tanaman Mentimun Var. Mercy
25
Pengusul/peneliti : PT. East West Seed Indonesia/Atmadi Sala
Lampiran 2.
Penempatan Unit Percobaan di Lapangan Menurut RAL
U
P2IV P3II P4I P0I
V
Keterangan :
P0,P1,P2,P3,P4 : Perlakuan
I,II,III,IV : Ulangan
Jarak tanam : 50 cm x 50 cm
Jarak antar plot : 50 cm
Ukuran plot : 100 cm x 100 cm
26
Lampiran 3.
Bagan Plot Tanaman
100 cm
25 cm 25 cm
50 cm
25 cm 25 cm
50 cm 50 cm 100 cm
50 cm
25 cm 25 cm
25 cm 25 cm
Keterangan :
27
Lampiran 4.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Diameter Batang (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 0,80 0,75 0,80 0,70 3,05 0,76
P1 0,90 0,75 0,80 0,80 3,25 0,81
P2 0,90 0,90 0,80 0,70 3,30 0,82
P3 0,90 0,95 0,90 0,85 3,60 0,90
P4 0,95 0,95 1,05 0,85 3,80 0,95
Total 0,89 0,86 0,87 0,78 3,40 0,85
KK = 8,10%
= Berpengaruh nyata
28
Lampiran 5.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Panjang Buah (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 28,0 31,3 27,2 29,2 115,7 28,93
P1 30,2 29,7 27,8 30,7 118,3 29,60
P2 29,2 31,3 29,2 27,5 117,2 29,30
P3 32,2 32,0 30,8 33,0 128,0 32,00
P4 32,5 31,2 33,5 30,5 127,7 31,93
Total 30,4 31,1 29,7 30,2 121,4 30,34
KK = 4,6%
= Berpengaruh nyata
29
Lampiran 6.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Jumlah Buah / Tanaman
(Buah)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 3,50 3,00 3,00 3,00 12,50 3,13
P1 3,50 3,00 3,00 4,00 13,50 3,38
P2 4,00 3,50 3,00 3,00 13,50 3,38
P3 4,00 3,00 3,00 4,00 14,00 3,50
P4 4,00 3,50 3,50 3,00 14,00 3,50
Total 3,80 3,20 3,10 3,40 13,50 3,38
30
Lampiran 7.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Berat Buah/Buah (Gram)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 192,54 381,22 260,83 326,54 1161,15 290,28
P1 330,45 279,07 182,58 377,26 1169,37 292,34
P2 308,36 459,02 322,31 178,65 1268,35 317,08
P3 443,64 398,08 387,47 498,62 1727,82 431,95
P4 496,49 363,28 479,31 391,70 1730,80 432,70
Total 354,29 376,14 326,50 354,55 1411,50 352,87
F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 8595,78 21487,94
3,19* 3,05
Sisa 15 100755,02 6717,00
Total 19 186706,80
KK = 14,8%
= Berpengaruh nyata
31
Lampiran 8.
Data Hasil Pengamatan dan Sidik Ragam Diameter Buah (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 4,20 5,20 4,60 5,10 19,20 4,80
P1 5,10 4,90 4,50 5,20 19,90 5,00
P2 5,00 5,60 4,80 4,30 19,90 5,00
P3 5,40 5,30 5,40 5,70 21,90 5,50
P4 5,80 5,20 5,60 5,20 21,90 5,50
Total 5,10 5,20 5,00 5,10 20,60 5,10
F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 1,60 0,40
2,88 3,05
Sisa 15 2,09 0,13
Total 19 3,69
KK = 7,3%
32
Lampiran 9.
Ulangan
Perlakuan Total Rata-rata
1 2 3 4
P0 1063,86 943,69 682,52 779,63 3469,69 867,42
P1 1067,48 637,24 647,76 1285,00 3537,47 884,37
P2 1287,88 1314,36 766,96 635,95 3805,14 951,29
P3 1587,38 1094,25 1062,42 1472,35 5216,40 1304,10
P4 1506,68 707,78 1371,56 1075,11 5661,13 1415,28
Total 1422,66 1039,46 846,24 1029,61 4337,96 1084,49
F Tabel
SK DB JK KT F HIT
5%
P 4 1050252,44 262563,10
10,55 3,05
Sisa 15 253402,55 24887,49
Total 19 1303654,99
KK = 12,8%
33
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Lapangan
34
Gambar 3. Tanaman Mentimun
35
Gambar 5. Pengukuran Panjang Buah