BAB I
PENDAHULUAN
yang ada. Oleh karena itu diperlukan langkah strategis dan perencanaan yang
matang serta dukungan anggaran yang mencukupi dari pemerintah agar program
Mesin pemanen padi combine harvester merupakan salah satu dari beberapa
bantuan yang diberikan pemerintah yang dinilai sangat penting dan besar
kerja yang dimiliki combine harvester dinilai lebih efisien untuk kegiatan
Di pasaran telah tersedia berbagai jenis mesin pemanen dengan berbagai ukuran
dan kapasitas. Kapasitas kerja suatu mesin ini dapat dipilih dan disesuaikan
berdasarkan luasan lahan yang akan digarap. Tujuannya agar tercapai efisiensi
kerja yang dimiliki oleh combine harvester. Luas lahan yang dimaksud yaitu
luas lahan pertanian pada jenis sawah tadah hujan dan irigasi di suatu wilayah
dengan melihat jumlah luas pemanenen padi yang dapat dilakukan dalam satu
tahunnya. Di samping aspek luas lahan faktor lain yang membantu dalam
Waktu panen yang tersedia efektif atau periode panen merupakan faktor
produktivitas padi. Waktu yang tersedia efektif untuk periode panen biasanya
beberapa faktor seperti iklim yang tidak menentu dan lain-lain. Apabila
periode panen atau waktu panen tersedia dapat ditekan dengan kata lain waktu
peningkatan hasil produksi, ada salah satu kabupaten di DIY yang mengalami
ANALISIS KESESUAIAN DAN KEBUTUHAN COMBINE HARVESTER PADA LAHAN SAWAH DI
WILAYAH KABUPATEN KULON 3
PROGO DENGAN LINIER PROGRAMING
RIDHO PAMBUDI
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
peningkatan hasil produksinya dari tahun 2013 ke 2014 yaitu dari 114.702 ton
Yogyakarta yang mampu dalam swasembada beras dalam kurun waktu lima tahun
terakhir khususnya di tahun 2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, luas produksi padi dari tahun
2010 sampai tahun 2014 berturut-turut adalah 17.476; 21.455; 19.823; 18.402;
19.131 hektar. Berdasarkan produksinya (ton) dari tahun 2013 sampai 2014
menunjukan perubahan kenaikan sebesar 6,11% yaitu dari 114.702 ton menjadi
121.710 ton. Begitu juga untuk produktivitasnya (kw/ha) dari tahun 2013 sampai
2014 menunjukan perubahan kenaikan sebesar 2,07% dari 62,33 kw/ha menjadi
63,62 kw/ha. Berdasarkan data luas panen yang cukup besar seperti dijelaskan di
menggunakan mesin pemanen padi yang sudah ada di lapangan dengan kapasitas
kerja terbatas tentu akan mempengaruhi waktu tersedia efektif untuk periode panen
di wilayah tersebut.
Kenyataan yang ada di lapangan waktu tersedia efektif untuk periode panen
Kabupaten Kulon Progo. Hal ini secara otomatis merujuk pada kapasitas kerja
mesin pemanen padi yang nantinya berpengaruh pada luas cakup suatu mesin
pemanen padi yang sudah ada di wilayah tersebut dalam setiap kegiatan pemanenan
menyelesaikan pemanenan 0,2% dan thresher 71,8% dari jumlah total luas
lahan maksimal yang harus dipanen. Jadi luas cakup total thresher dan
digabung hanya dapat menyelesaikan 72,01% dari jumlah total luas lahan
maksimal yang harus dipanen. Artinya masih ada 27,98% lahan sawah yang
belum terpanen oleh combine harvester dan thresher yang sudah ada di
wilayah tersebut. Tingkat efektifitas dan efisiensi jelas masih jauh untuk
dicapai. Selain faktor kapasitas kerja combine harvester dan thresher yang
sudah ada di wilayah tersebut belum bisa dikatakan baik dan bisa dibilang
cukup kecil di Kabupaten Kulon Progo, ada juga faktor lain yang
Sentolo jumlah thresher dengan kondisi rusak ringan mencapai 878 unit.
kecamatan di Kabupaten Kulon Progo yaitu hanya ada di Kecamatan Temon dan
Lendah, masing-masing hanya ada satu combine harvester saja. Untuk luas panen
yang cukup besar di Kabupaten Kulon Progo sangat tidak memungkinkan apabila
hanya menggunakan thresher saja yang hanya memiliki kapasitas kerja 5 hari/ha.
biaya pemanenan padi di daerah tersebut. Oleh karena itu agar dapat
harvester yang memiliki kapasitas kerja kurang dari satu hari/ha. Permasalahan
yang muncul yaitu belum mengetahui berapa jumlah mesin pemanen padi combine
harvester yang dibutuhkan, dan jenis yang paling cocok di wilayah Kabupaten
Kulon Progo.
tersebut, luas lahan sawah maksimal yang dipanen juga diperlukan. Kemudian luas
cakup mesin yang ada di wilayah tersebut dan luas lahan sawah yang belum
terpanen oleh mesin pemanen padi yang sudah ada. Kemudian pertimbangan jenis
kapasitas mesin dan harga combine harvester yang paling efektif digunakan di
Kemudian nantinya lahan yang belum terpanen oleh combine harvester dan
thresher yang sudah ada di wilayah Kulon Progo dapat dikerjakan semua oleh
lahan sawah yang belum terpanen oleh combine harvester dan thresher yang
sudah ada di Kabupaten Kulon Progo. Di samping itu hasil penelitian juga
penelitian ini harus dijawab terlebih dahulu berdasarkan kondisi atau fakta
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
ANALISIS KESESUAIAN DAN KEBUTUHAN COMBINE HARVESTER PADA LAHAN SAWAH DI
WILAYAH KABUPATEN KULON 8
PROGO DENGAN LINIER PROGRAMING
RIDHO PAMBUDI
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Adapun manfaat dari penelitian mengenai analisis kebutuhan alat mesin pemanen
waktu efektif yang tersedia dalam kegiatan pemanenan padi, dan biaya
bekerja dianggap hanya melakukan pemanenan padi pada satu daerah tanpa
padi di wilayah tersebut juga dianggap mulainya secara serentak dan selesai
secara serentak, sehingga tidak dihitung masukan alat dari satu wilayah ke
1.6 Hipotesis
Kulon Progo Yogyakarta. Pada penelitian ini dapat diperoleh suatu hasil :
Kulon Progo.