Anda di halaman 1dari 88

PROFIL JERUK GIANYAR 2015

PROFIL
JERUK GIANYAR
2015

i
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 1
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Ketentuan Pidana
Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan
/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

PROFIL
JERUK GIANYAR
2015
PROF. DR. IR. I WAYAN SUPARTHA, MS
IR. A.A.I. KESUMADEWI, M.SI
PROF. IR. I WAYAN SUSILA, MS.
IR. I GUSTI ALIT GUNADI, MS.
IR. I DEWA PUTU OKA SUARDI, M.SI

PEMERINTAH FAKULTAS PERTANIAN


KABUPATEN GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA

iii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

PROFIL
JERUK GIANYAR
2015
Penulis:
Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS
Ir. A.A.I. Kesumadewi, M.Si
Prof. Ir. I Wayan Susila, MS.
Ir. I Gusti Alit Gunadi, MS.
Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si

Diterbitkan oleh:
Pemerintah Kabupaten Gianyar
bekerjasama dengan
Fakultas Pertanian Universitas
Universitas Udayana

Cetakan Pertama:
2015, xiii + 71 hlm, 14 x 21 cm

ISBN: 978-602-7599-22-2

Hak Cipta pada Penulis.


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.

iv
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

KATA SAMBUTAN

P
Fakultas
emerintah Kabupaten Gianyar
melakukan kerjasama penelitian
telah
dengan
Pertanian Universitas Udayana secara
berjenjang sejak tahun 2013. Kegiatan tersebut telah
menghasilkan sejumlah data dan informasi penting yang
sangat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan
perekonomian daerah khususnya sektor pertanian di
Kabupaten Gianyar. Oleh karena itu Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar melanjutkan
kerjasama tersebut pada tahun 2015 untuk mendapatkan
data dan informasi penting berkaitan dengan model
usahatani dan teknologi tepat guna sesuai dengan
rancangan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten
Gianyar.
Salah satu keluaran yang dihasilkan dalam
kegiatan tahun ini adalah Buku Proęl Jeruk Gianyar
2015. Kami menyambut baik penerbitan buku tersebut
karena isinya mencakup informasi dan gambaran
tentang keragaman jenis, populasi, produksi, kondisi
kebun, sampai pemasaran komoditas unggulan tersebut
yang kini telah berkembang di beberapa wilayah
kecamatan Kabupaten Gianyar. Kami memandang

v
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

bahwa informasi yang dirangkum di dalam buku ini


sangat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar
untuk merancang dan melaksanakan langkah-langkah
strategis dalam upaya membangkitkan sektor pertanian
terutama kemampuan pelaku usahatani dan pebisnis
jeruk di Kabupaten Gianyar.
Komoditas jeruk Gianyar merupakan komoditas
unggulan yang berpeluang besar sebagai komoditas
andalan Provinsi Bali yang saat ini bersaing secara
lokal dengan jeruk siam Kintamani dari Kabupaten
Bangli. Melalui penerbitan buku Proęl Jeruk Gianyar
ini diharapkan masyarakat jeruk di Bali dan di luar
Bali mendapatkan informasi yang memadai untuk
memanfaatkan jeruk Gianyar sebagai bahan konsumsi
dan bahan inisiasi usahatani (agribisnis) mereka baik
di tingkat lokal, nasional maupun global. Semoga
profesionalitas pengembangan agribisnis jeruk melalui
upaya ekonomi kreatif pertanian ini dapat memberi
inspirasi penggalian dan pengelolaan komoditas
unggulan hortikultura lainnya dimasa mendatang.

Gianyar, 3 September 2015


Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Gianyar

Ir. I Made Gede Wisnu Wijaya, MM

vi
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

KATA PENGANTAR

J eruk siam merupakan salah satu komoditas un-


ggulan Kabupaten Gianyar yang kini menjadi
salah satu komoditas unggulan dan andalan juga bagi
Provinsi Bali. Komoditas tersebut mempunyai potensi
pasar yang sangat besar di tingkat lokal mapun nasion-
al, walaupun secara lokal ada pesaing jeruk siam Kinta-
mani dari Kabupaten Bangli. Namun demikian, persain-
gan itu tidak menutup peluang bagi pengembangann
komoditas jeruk siam di Kabupaten Gianyar karena
potensi pasarnya masih terbuka luas dan ketersediaan
berbagai teknologi untuk menciptakan kualitas buah
secara berkesinambungan sangat mudah diakses. Selain
itu jenis lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Gianyar
tergolong sangat sesuai untuk budidaya jeruk.
Berkaitan dengan itu perlu upaya penyebarluasan
informasi berkaitan dengan eksistensi dan esensi jeruk
Gianyar sebagai salah komoditas unggulan dan andalan
Kabupaten Gianyar dalam menopang kehidupan pere-
konomian masyarakat dan daerah setempat. Penulisan
Buku Proęl Jeruk Gianyar 2015 ini merupakan salah satu
tujuan dari penyebarluasan informasi itu yang dirang-
kum dari hasil hasil kegiatan kerjasama penelitian

vii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

antara Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar melalui


Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Gianyar dengan
Universitas Udayana melalui Fakultas Pertanian. Kami
berharap hasil penelitian yang diulas dalam laporan
ini akan ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan mulia
mensejahterakan masyarakat petani dan meningkatkan
pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Gianyar.
Sebagai akhir kata, kami menyampaikan terima kasih
kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui seluruh
jajaran di bawahnya dan semua pihak yang sudah ber-
bagi informasi mengenai potensi pertanian di wilayah
Kabupaten Gianyar.

Denpasar, 3 Juli 2015


Ketua Tim Peneliti

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS

viii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ...................................................................v


Kata Pengantar ................................................................ vii
Daftar Tabel ......................................................................... x
Daftar Gambar ...................................................................xi
Pendahuluan ....................................................................... 1
Potensi Agroklimat Kabupaten Gianyar
untuk Budidaya Jeruk ....................................................... 7
Perkembangan Populasi dan Sebaran Pohon Jeruk
serta Produksi Buah Jeruk di Kabupaten Gianyar ...... 10
Jenis Jeruk di Kabupaten Gianyar ................................. 20
Sistem Budidaya Tanaman Jeruk ................................... 29
Jenis Hama -Penyakit dan Upaya Pengendaliannya ... 38
Pengaturan Buah, Panen dan, Pasca Panen .................. 43
Upaya Pengembangan yang Diperlukan ...................... 48
Daftar Pustaka .................................................................. 60
Tentang Penulis ................................................................. 61

ix
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Masa Panen Raya Jeruk di Kabupaten


Gianyar, Bali dan Beberapa Sentra Jeruk
Nasional ............................................................. 19
Tabel 2. Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk
di Kabupaten Gianyar dan Cara
Penanggulangannya .......................................... 39
Tabel 3. Permasalahan Produksi dan Mutu
Buah Jeruk ......................................................... 50

x
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jeruk Siam Kintamani..................................2


Gambar 2. Perkembangan Produksi Jeruk Lokal
di Bali .............................................................3
Gambar 3. Sebaran Produksi Jeruk di Bali...................4
Gambar 4. Peta Wilayah Sentra Pengembangan
Prioritas Unggulan Jeruk di
Kabupaten Gianyar ......................................5
Gambar 5 Perkembangan Populasi dan Proporsi
Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar
pada Tahun 2004-2012 ...............................12
Gambar 6. Gunawan adalah salah seorang petani
perintis komoditas jeruk di daerah
manukaya Tampaksisring Gianyar..........13
Gambar 7. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk
di Kecamatan Tampaksiring pada
Tahun 2012 ..................................................14
Gambar 8. Nyoman Budiarta (paling kiri adalah
PPL Tampaksiring) yang terus memuji
petaninya yang sudah mampu
mengakses teknologi melalui internet
sembari menunjukkan proęl kebunnya..15
Gambar 9. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk ...............16

xi
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

di Kecamatan Tegallalang pada


Tahun 2012 ..................................................16
Gambar 10. Pak Rio salah seorang petanimaju jeruk
di Banjar Let, Desa Taro Kecamatan
Tegallalang yang sedang mendengarkan
penjelasan salah seorang peneliti tentang
cara mencegah bahaya hama langsung
menyerang buah jeruk untuk
mempertahankan Grade buah .................17
Gambar 11. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk ...............18
di Kecamatan Payangan pada
Tahun 2012 ..................................................18
Gambar 12. Morfologi Buah Jeruk PerasBiasa (A)
dan Pungsed (B) .........................................24
Gambar 13. Morfologi Bunga, Buah dan Pohon
Jeruk Peras ...................................................24
Gambar 14. Morfologi Pohon dan Buah Jeruk Siam
Madu Karo ..................................................25
Gambar 15. Morfologi pohon dan Buah Jeruk Siam
Kintamani ....................................................26
Gambar 16. Morfologi Buah Jeruk Valencia ................27
Gambar 17. Morfologi Bunga dan Buah Jeruk
Brastagi Medan ...........................................28
Gambar 18. Lubang Tanam ............................................30
Gambar 19. Bibit Jeruk dari Penyambungan
Mata tunas ...................................................31
Gambar 20. Tanaman Jeruk dalam Pola Tanam
Monokultur (A) serta Tumpangsari
dengan Kacang jongkok (B) Jahe Merah
(C) dan Cabai (D) di Desa Marga
Tengah ..........................................................32

xii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gambar 21. Cara Pemupukan dan Pemangkasan


Cabang Air ..................................................36
Gambar 22. Pemangkasan Bentuk ................................36
Gambar 23. Contoh Pohon yang Percabangannya ....37
Tidak Diatur dengan Baik .........................37
Gambar 24. Jenis Bahan yang digunakan Dalam
Pengendalian OPT......................................39
Gambar25. Gejala Serangan Beberapa Jenis Hama
Tanaman Jeruk di Kabupaten Gianyar ...42
Gambar 26. Demo Cara Panen Buah Jeruk .................45
oleh Peneliti Universitas Udayana...........45
Gambar 14. Contoh Peti Kemas dan Kemasan Jeruk
dalam Peti Kayu yang Digunakan
Pengepul Buah Jeruk di Kabupaten
Gianyar ........................................................46

xiii
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

xiv
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

PENDAHULUAN

J eruk adalah salah satu jenis buah unggulan yang


digemari dan dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat Bali.Jenis jeruk yang paling dominan dan
menduduki posisi penting dalam dunia jeruk saat ini
adalah jeruk siam (Citrus nobilis Lour var. microcarpa),
salah satunya adalah jeruk Kintamani untuk daerah Bali
(Gambar 1). Diperkirakan sekitar 60% dari kebutuhan
buah jeruk saat ini dipenuhi oleh jeruk siam. Komoditas
itu mempunyai keunggulan dan keunikan dibandingkan
dengan jenis buah-buahan lainkarenarasanya manis,
harum, mengandung banyak air, vitamin C dan A, mudah
dikonsumsi dan harganya relatif murah. Oleh karena
itu, buah jeruk sangat disukai oleh berbagailapisan
konsumen sehingga keberadaannya semakin pupuler
di masyarakat.Kondisi itu sangat menguntungkan bagi
para petani produsen karena memberikan perspektif
baru baginya bahwa komoditas jeruk semakin memiliki
nilai ekonomi tinggi danmerupakan usaha yang sangat
menguntungkan karena modal usaha yang digunakan
dapat kembali cepat dalam jangka waktu singkat.
Selain itu, tanaman jeruk juga mudah dibudidayakan
padaberbagai kondisi agroklimat dantelah didukung
oleh berbagai teknologi budidaya yang mudah diakses
oleh petani.

1
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gambar 1. Jeruk Siam Kintamani

Jenis jeruk yang sudah lazim dikonsumsi oleh


masyarakat Bali adalah jenis keprok yang sebelumnya
banyak dan lama diproduksi oleh masyarakat Bondalem
di daerah Buleleng bagian Timur. Jeruk siam adalah
bagian dari jenis keprok yang berasal dari Siam
(Muangthai) yang awalnya banyak dibudidayakan di
luar Bali yaitu Kalimantan Barat dan kini sudah banyak
dibudidayakan di daerah Bali terutama Kabupaten
Bangli dan Gianyar. Jenis jeruk siam yang sudah berhasil
dibudidayakan di daerah Kintamani Kabupaten Bangli,
dikenal sebagai jeruk siam Kintamani oleh kebanyakan
masyrakat konsumen. Sementara jeruk siam yang saat
ini banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Gianyar
terutama di daerah Kecamatan Payangan, Tegallalang
dan Tampaksiring sebagian besar berasaldari Kintamani
dan selebihnya dari daerah penghasil jeruk lainnya

2
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

di Indonesiaseperti Lumajang, Batu, Pontianak, dan


Sumatera Utara. Selain jenis jeruk tersebut, banyak juga
jenisjeruk impor yang dijual di pasaran yang berasal
dariberbagai negara produsen jeruk di dunia.Namun
demikian, jumlah jenis tersebut tampak semakin
menurun karena adanya kebijakan Pemerintah Daerah
Bali untuk memberdayakan dan membudayakan
penggunaan buah lokal serta sedapat mungkin
mengurangi penggunaan buah impor.Kebijakan tersebut
memberikan pengaruh dan peluang besar terhadap
pengembangan dan pemasaran buah lokal terutama
jeruk siam diBali yang saat ini masih sebagian besar
dipasok oleh Kabupaten Bangli (Gambar 2). Kabupaten
Bangli memasoksekitar 84,83% dari 129.265 ton produksi
jeruk yang dihasilkan di Propinsi Bali pada tahun 2012.
Sekitar 83% (106.787 ton) dari pasokan itu diproduksi di
Kecamatan Kintamani(Bangli)(Gambar 3).

160,000
161,488 Bali taahun 2012
140,000 146,502 1299.265 ton
Bangli Bali Kab/Kota Lainn
120,000
96,868
Produksi Jeruk (ton)

100,000
Bangli109.656
80,000 68,102 ton

60,000 46,626 66,827 Gabungan


40,000 30,041 KKab/Kotalain
21,476 19.609ton
20,000
114,986
0
2003 20004 2005 22006 2007 2008 20099 2010 20011 2012
Tahun

Gambar 2. Perkembangan Produksi Jeruk Lokal di Bali


Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perhutanan
Kabupaten Gianyar (2013)

3
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Tem
mbuku Bangl i Susut
Kab Lain 80 2.138 651
628 (00%) (2%) (1%)
Buleleng (0%)
3.293
(3%)
Gianyar Bangli KKintamani
11.118 109 655,6 106.787
(9%) (84,83%) (83%)

Badungg
4.572
(4%)

Gambar 3. Sebaran Produksi Jeruk di Bali


Sumber : BPSProvinsi Bali (2012)

Kabupaten Gianyar merupakan produsen jeruk


kedua di Bali setelah Kabupaten Bangli (Gambar
2). Jerukmerupakan komoditas hortikultura buah
andalanbagi Kabupaten Gianyar. Jenis jeruk yang
berkembang dan dibudidayakan adalah siam Kintamani,
Selayar, Madu, Valencia dan keprok Brastagi. Sebaran
populasi tertinggi tanaman jeruk yang dibudidayakan
di Kabupaten Gianyar berada di Kecamatan Payangan,
disusul oleh Tegallalang dan Tampaksiring.Tingginya
sebaran populasi dan pengembangan usahatani
jeruk di ketiga wilayah kecamatan itu didukung oleh
tingginya minat petani setempat untuk berinovasi dan
menginisiasi usahatani jeruk mereka.Tingginya minat
masyarakat setempat berbudidaya jeruk juga dimotivasi
oleh masyarakat petani jeruk Kintamani yang saat ini
telah mendapatkan dan merasakan manfaat ekonomi
usahatani mereka selama ini.

4
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Sen
ntraJeruk

Gambar 4. Peta Wilayah Sentra Pengembangan Prioritas Unggulan


Jeruk di Kabupaten Gianyar

Selain jeruk Kintamani, Komoditas jeruk


Kabupaten Gianyar juga memiliki keunggulan kompetitif
berdasarkan analisis nilai LQ (locationquotient)>1 yang
telah dilakukan oleh Supartha, et al.(2014) sebelumnya.
Wilayah kecamatan yang potensial sebagai sentra
produksi jeruk di Kabupaten Gianyar menurut nilai LQ
tersebut adalah Kecamatan Tegallalang dan Payangan
(Gambar 4).Namun demikian, Desa Manukaya
Kecamatan Tampaksiring yang terletak di dataran tinggi
wilayah itu juga cukup potensial untuk dijadikan daerah
pengembangan jeruk sejenis karena mempunyai potensi
luasan 100 hektar yang belum dimanfaatkan.Selain itu
wilayah itu berhimpitan dengan wilayah pengembangan

5
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

jeruk Kintamani yang sudah berhasil membudidayakan


komoditas tersebut.Pengembangan budidaya jeruk di
ketiga wilayah kecamatan itu sangat memungkinkan
karena mempunyai potensi besar berupa ketersediaan
lahan, agroklimat, minat petani, dukungan sarana,
prasarana dan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Gianyar melalui instansi terkait.

6
POTENSI AGROKLIMAT
KABUPATEN GIANYAR
UNTUK BUDIDAYA JERUK

L uasan lahan tegalan di Kabupaten Gianyar


pada tahun 2013 berdasarkan data BPS (2014)
danDinas Pertanian, Perkebunan, Perhutanan, dan
Peternakan Tahun 2013 adalah 11.248 hektar. Proporsi
luas lahan tegalan di Kecamatan Payangan adalah 3.379
hektar, di Kecamatan Tegallalang 2.580 hektar dan di
Kecamatan Tampaksiring 1.670 hektar. Sebagian dari
lahan tersebut memiliki kondisi agroklimat yang sesuai
untuk budidaya jeruk (Supartha, et al., 2013; 2014).
Berdasarkan beberapa literatur, tanaman jeruk
memiliki beberapa persyaratan agroklimat untuk dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik (). Berikut adalah
syarat tumbuh bagi tanaman jeruk dataran tinggi ().
Tanaman jeruk dataran tinggi tumbuh dengan baik pada
daerah dengan ketinggian 700-1.400 m dpl. Tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman jeruk adalah tanah
yang gembur, subur, berdrainase baik, dan memiliki
pH 5,0 – 7,0 dengan kedalaman efektif>60 cm. Kisaran
kemiringan lereng yang cukup baik dan diperbolehkan
untuk tanaman jeruk adalah 20-35%. Kondisi iklim yang
sesuai untuk tanaman jeruk adalah temperatur optimum
sebesar 20-30oC, curah hujan 1.500-2.000 mm per tahun

7
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

dengan rata-rata bulan basah 2-4 bulan dan bulan kering


selama 3-5 bulan.
Kondisi agroklimat yang diperlukan untuk
budidaya tanaman jeruk dimiliki oleh beberapa daerah
yang terdapat di Kecamatan Tampaksiring, Tegallang
dan Payangan. Lahan yang dibudidayakan jeruk saat
ini atau potensial untuk pengembangan jeruk di ketiga
kecamatan tersebut memiliki kelas kesesuaian lahan
yang tergolong sangat sesuai untuk tanaman jeruk
(Supartha, et al., 2013).Sekitar 11.776,63 hektar (32 %)
wilayah Kabupaten Gianyar berada pada ketinggian
antara 500-1.000 m dpl (BPS, 2014). Ketiga kecamatan
itu memiliki daerah dengan ketinggian maksimum
tertinggi di Kabupaten Gianyar yang berkisar antara
775-975 mdpl (BPS, 2014).Kisaran suhu harian di daerah
Tampaksiring, Tegallalang dan Payangan adalah 21-
24,5oC (BPS, 2014). Jumlah curah hujan di kecamatan
tersebut adalah 2.142 mm per tahun, sedikit lebih tinggi
dibandingkan kisaran curah hujan optimum untuk
pertumbuhan tanaman jeruk. Kisaran kedalaman efektif
tanah adalah 50-100 cm (Tampaksiring), 45-100 cm
(Tegallalang), dan 70-150 cm (Payangan) (Supartha, et
al., 2013). Drainase tanah yang tergolong baik sampai
dengan buruk di ketiga kecamatan tersebut merupakan
salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman
jeruk untuk daerah-daerah yang landai.
Tanah di Kecamatan Tampaksiring, Tegallalang
dan Payangan memiliki status kesuburan yang tergolong
sedang sampai tinggi kecuali status kesuburan tanah di
daerah Dusun Marga Tengah, Desa Kerta yang tergolong
rendah. Kisaran nilai pH tanah di Kabupaten Gianyar

8
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

adalah 5,9-6,4. Tanah pada daerah dengan kemiringan


lereng yang sesuai untuk tanaman jeruk di Kabupaten
Gianyar tergolong gembur dengan jenis tekstur
yang dikategorikan sedang (lempung berdebu) dan
sebagian lainnya bertekstur kasar (pada daerah dengan
kemiringan 15-40o) (BPS, 2014). Namun, kadar N total
merupakan faktor pembatas pertumbuhan tanaman di
seluruh wilayah kabupaten Gianyar (Supartha, et al.,
2013).

9
PERKEMBANGAN POPULASI
DAN SEBARAN POHON JERUK
SERTA PRODUKSI BUAH JERUK
DI KABUPATEN GIANYAR

E ra kejayaan jeruk Tejakula telah berakhir


semenjak hantaman dari serangan penyakit
CVPD (citrus vein phloem degeneration) pada akhir
tahun 1980an. Semenjak itu Kecamatan Tejakula tidak
mampu lagi menghasilkan dan memasok jeruk keprok
‘Tajakula’ dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan
pasar sehingga membuka peluang bagi petani daerah
lainnya untuk menjadi pemasok jeruk di Bali.Kemudian
usahatani jeruk mulai mendapat perhatian pemerintah
daerah setempat dan juga petani maupun pelaku bisnis
jerukdari beberapa kabupaten lainnya di Propinsi Bali.
Semenjak itu mulai dirintis pembudidayaan jeruk manis
itu di beberapa wilayah kabupaten lain di Bali. Melalui
program rintisan itu, sebagian petani yang ada di beberapa
kabupaten mulai ikut mencoba membudidayakannya
secara mandiri dan sebagian lainnya karena bantuan
pemerintah daerah setempat.Salah satu kabupaten
yang serius mengembangkan komoditas tersebut, selain
Kabupaten Bangli, adalahKabupaten Gianyar.
Upaya pengembangan budidaya tanaman jeruk
di Kabupaten Gianyar hampir dilakukan diseluruh
wilayah kecamatandengan jumlah populasi yang sangat

10
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

bervariasi.Upaya pengembangan kebun jeruk itu mulai


dilakukan menjelang tahun 2000 dalam skala besar
dengan jumlah populasi yang selalu meningkat dari
tahun ke tahun (Gambar 5A).Pembudidayaan populasi
terbesar tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar dilakukan
pada tahun 2004 di Kecamatan Tampaksiring (69,23%)
dan Tegallalang (29,97%)(Gambar 5B). Namun, karena
adanya dinamika animo masyarakat terhadap komoditas
tersebut pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk
mengintensiĤan pengembangan komoditas tersebut di
dua kecamatan lain yaitu Tegallalang dan Payangan pada
tahun 2009 sehingga proporsi populasi tanaman jeruk
di ketiga kecamatan itu relatif berimbang pada tahun
2012 (Gambar 5A dan B). Populasi jeruk di Kabupaten
Gianyar pada tahun 2012 mencapai 172.573 pohon.
Sekitar 99,7% dari jumlah total populasi tanaman jeruk
tersebut terdapat di Kecamatan Tegallalang, Payangan
dan Tampaksiring.
Tampaksiring adalah salah satu kecamatan yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangli. Bagian
timur dari wilayah Tampaksiring, yaitu Desa Manukaya
bersebelahan dengan sentra produksi jeruk di Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli. Desa Manukaya terletak di
daerah berketinggian 625-630mdpl, yang memiliki luasan
sekitar 1.496 km2 dengan luasan tegalan sebesar 891,79
km2, dan jenis tanah lempung berpasir. Desa Manukaya
merupakan desa yang potensial sebagai penghasil jeruk
di Tampaksiring karena memiliki kondisi agroklimat
yang sesuai untuk budidaya tanaman jeruk. Budidaya
jeruk di Desa Manukaya baru dimulai sekitar tahun
2010an. Teknik budidaya yang dikembangkan dipelajari

11
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

dari petani di wilayah sekitarnya sehingga kebun


jeruknya tertata dan dikelola dengan baik (Gambar 6).

A KecamatanPayangan KecamatanTampaksiring
KecamatanTegallalang KabupatenGianyar
250000
Populasi(pohon)

200000 207418
172573
150000
138449 133909
90441
100000
62121 62605 61340
46455 54214
50000 43005 43134 39969 50750 59476
43134 28434 51262
18620 18620 28434
0 178 178 178
2004 2006 2007 2009 2010 2012

B KecamatanPayangan KecamatanTampaksiring KecamatanTegallalang


80
70 69.23
68.90 66.75
60
Persentase

47.69 51.36
50
35.54
40 40.49
29.97 34.46
30 29.74 37.90
20 19.27 21.23 29.70
10 13.71
0.29 0.28
0 0.20
2004 2006 2007 2009 2010 2012

Gambar 5 Perkembangan Populasi dan Proporsi Tanaman Jeruk di


Kabupaten Gianyar pada Tahun 2004-2012

Keterangan :
Data dihitung kembali berdasarkan data dalam Kecamatan Payangan,
Tegalalang, Tampaksiring dan Kabupaten Gianyar Dalam Angka
Tahun 2005-2014

12
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gambar 6. Gunawan adalah salah seorang petani perintis


komoditas jeruk di daerah manukaya Tampaksisring Gianyar

Populasi pohon jeruk di Desa Manukaya adalah


48.232 pohon pada tahun 2015 (Gambar 7) yang
tersebar pada lahan seluas 244 hektar di Banjar Malet
dan Panempahan. Komoditas jeruk di daerah tersebut
umumnya dikelola oleh petani yang tergabung ke dalam
kelompok-kelompok tani.
Usahatani jeruk di Banjar Malet dikelola oleh tiga
kelompok tani, yaitu Bhakti Rahayu, Sida Rahayudan
petani non kelompok tani yang merupakan anggota
subak Wanasari. Kelompok tani Bhakti Rahayu
membudidayakan tanaman jeruk pada lahan seluas 30
hektar, sedangkan kelompok Sida Rahayu pada lahan
20 hektar dengan jumlah populasi jeruk masing-masing
adalah 600 pohon per hektar. Keseluruhan bibit yang
ditanam oleh kelompok-kelompok tani tersebut adalah
sumbangan dari Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar
melalui pihak ketiga. Kelompok bapak Gunawan
mengelola lahan seluas 35 hektar yang ditanami 1.500
pohon jeruk bantuan dengan jumlah 600 pohon per

13
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

hektar pada tahun 2013. Kelompok tani tersebut juga


menerima bantuan 10 kotak bibit sayuran dan 103 ton
pupuk organik dari Direktorat Jendral Hortikultura.
Anggota subak Wanasari mengembangkan jeruk
secara swadaya pada lahan seluas 50 hektar. Sekitar
50% tanaman jeruk di Desa Manukaya sudah mulai
berproduksi dengan kapasitas produksi sebesar 35-42
kg per pohon. Tanaman jeruk tersebut rata-rata sudah
dipanen 3-4 kali. Panen raya berlangsung pada bulan Juni
sampai dengan Agustus. Grade buah yang dihasilkan
adalah super, B, C dan D.

3559 1245 123

3576 DesaPejengKawan
421
1574 DesaPejeng

2610 DesaPejengKelod
DesaPejengKangin
DesaPejengKaja
DesaSanding
48232
DesaTampaksirig
DesaManukaya

Gambar 7. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk di Kecamatan


Tampaksiring pada Tahun 2012

Kelompok tani jeruk di Banjar Panempahan adalah


Satya Winangun, Buanasari, dan Mandiri. Kelompok
Tani Satya Winangun mengusahakan lahan seluas 34
hektar yang ditanami jeruk dengan sistem tumpangsari
dengan tanaman hortikultura berumur pendek. Jumlah
populasi tanaman jeruk yang dibudidayakan adalah
400 pohon per hektar. Sekitar 75% di antaranya adalah
jenis Siam, sedangkan sisanya adalah Brastagi Medan

14
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

yang baru mulai ditanam. Kelompok tani tersebutsudah


memperoleh bantuan dalam bentuk Sekolah Lapang
GoodHandlingPractices (SLGHP). Kelompok tani Buana
Sari membudidayakan pohon jeruk pada lahan seluas 25
hektar dengan populasi 300 pohon per hektar. Kelompok
itu akan menerima bantuan 6.000 bibit pada tahun 2015.
Kelompok tani Mandiri mengusahatanikan komoditas
jeruk Siam pada lahan seluas 50 hektar dengan populasi
500-600 pohon per hektar. Bibit yang ditanam diperoleh
dari daerah Sekardadi. Sekitar 75% dari pohon jeruk
yang terdapat di Banjar Panempahan berada pada fase
produktif.
Keberhasilan awal pengembangan jeruk oleh para
petani di Desa Manukaya tidak terlepas dari dampingan
oleh PPL setempat, yaitu Nyoman Budiarta (Gambar 8).
Sinergi antara totalitas PPL dan semangat petani lokal
yang tinggi telah memantapkan langkah petani jeruk
setempat untuk melakukan usahatani jeruk secara
profesional dengan berorientasi pasar dan teknologi.

Gambar 8. Nyoman Budiarta (paling kiri adalah PPL Tampaksiring)


yang terus memuji petaninya yang sudah mampu mengakses
teknologi melalui internet sembari menunjukkan proęl kebunnya

15
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Kecamatan Tegallalang memiliki populasi pohon


jeruk tertinggi di Kabupaten Gianyar pada tahun 2012
dengan jumlah populasi sebesar 59.476 pohon. Sebagian
besar tanaman jeruk tersebut terdapat di Desa Pupuan
(50,61%) dan Desa Taro (36,15%) (Gambar 9). Namun,
budidaya tanaman jeruk lebih eęsien di Desa Taro
karena menempati lahan dengan kondisi agroklimat
yang lebih sesuai untuk tanaman jeruk. Lahan kebun
jeruk di Desa Pupuan sebagian besar terletak di daerah
dengan kemiringan lereng di atas 30% yang rentan
terhadap erosi.

1540 16 410
340 DesaKeliki
DesaTegallalang

21500 DesaKenderan
DesaKedisan
30100
DesaPupuan
DesaSebatu
5570 DesaTaro

Gambar 9. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk


di Kecamatan Tegallalang pada Tahun 2012

Kelompok tani jeruk potensial di Desa Taro adalah


Sekar Sari di Banjar Pisang Kelod dan Gunung Mekar
di Banjar Let. Pada tahap awal pembentukan kelompok
tani, kedua kelompok tani tersebut memanfaatkan lahan
kebun jeruk seluas 45 hektar (Kelompok Sekar Sari) dan
30 hektar (Kelompok Gunung Mekar). Pengembangan
lahan kebun jeruk dilakukan bertahap setiap tahun
sehingga mencapai luasan 255 hektar untuk masing-
masing kelompok pada tahun 2015. Setiap kelompok

16
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

tani tersebut saat ini memiliki 95.000 pohon jeruk yang


sudah menghasilkan dan 55.000 tanaman muda. Jenis
komoditas jeruk yang dibudidayakan adalah siam
Kintamani. Panen raya jeruk di Desa Taro berlangsung
pada bulan Juni sampai dengan Agustus dengan grade
buah yang dihasilkan adalah super, B, C dan D. Produksi
buah jeruk di luar musim adalah pada bulan Desember
sampai dengan Februari yang mampu menghasilkan
buah dengan grade super, B dan C

Gambar 10. Pak Rio salah seorang petanimaju jeruk di Banjar Let,
Desa Taro Kecamatan Tegallalang yang sedang mendengarkan
penjelasan salah seorang peneliti tentang cara mencegah bahaya
hama langsung menyerang buah jeruk untuk mempertahankan
Grade buah

Populasi tanaman jeruk di Kecamatan Payangan


pada tahun 2012 adalah 51.262 pohon. Sejumlah 99,49%
di antaranya terdapat di Desa Kerta (Gambar 11). Jenis
jeruk yang ditanam di Desa Kerta adalah jeruk Siam
Lumajang (C. microcarpa L dan C. sinensis L), jeruk siam
Kintamani, Selayar, Madu, Valencia serta jeruk peras
‘pungsed’ dan jeruk peras biasa. Pohon jeruk peras

17
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

dalam populasi yang kecil (<25 pohon) dibudidayakan


di Banjar Penyabangan. Tanaman jeruk Siam Lumajang
mulai dikembangkan oleh masyarakat di Desa Kerta sejak
tahun 2003. Luas lahan yang bisa dimanfaatkan petani
jeruk di Desa Kerta adalah 72 Ha dengan produksi jeruk
sebesar 2,90ton per hektar.Panen raya jeruk di daerah
Kerta adalah pada bulan Juli sampai dengan Agustus
dengan grade buah yang dihasilkan tergolong super, B,
C dan D. Produksi di luar musim dapat dilakukan pada
bulan Januari sampai dengan Februari dengan grade
buah super, B dan C.

Kelusa56 16 Melinggih
BuahanKaja27 0 Bresela
13 Melinggih
Puhu34 Kelod
Bukian47 18 Buahan

51000 Kerta

Gambar 11. Distribusi Jumlah Pohon Jeruk


di Kecamatan Payangan pada Tahun 2012

Sebagian besar pohon jeruk yang terdapat di


Kabupaten Gianyar berada pada fase produktif. Tanaman
jeruk tersebut umumnya mulai berbuah pada bulan
Februari atau Maret sehingga panen raya jatuh pada
bulan Juni sampai dengan Oktober. Produksi di luar

18
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

musim (oěseason) dapat dilakukan oleh beberapa petani


yang terdapat di daerah Marga Tengah (Desa Kerta)dan
Desa Let. Pembungaan diatur sedemikian rupa sehingga
panen dapat dilakukan pada bulan Desember-Februari
(Tabel 1). Namun, jumlah produksi buah umumnya
50 persen lebih rendah tetapi harganya lebih tinggi.
Program panen di luar musim tersebut dapat mengisi
kesenjangan pasokan jeruk dari daerah lain di Bali dan
luar Bali pada bulan Desember-Februari.

Tabel 1. Masa Panen Raya Jeruk di Kabupaten Gianyar,


Bali dan Beberapa Sentra Jeruk Nasional
Bulan Ke-
No Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bali
1 Bali
2 Kintamani
3 Tampaksiring
4 Tegallalang
5 Payangan
Luar Bali
1 Sumatera Utara
2 Jawa Timur
3 Lampung
Kalimantan
4
Selatan
5 Sulawesi Selatan
6 Riau
7 Sumatera Selatan
Keterangan :

: produksi di luar musim


: panen raya

19
JENIS JERUK
DI KABUPATEN GIANYAR

B eberapa jenis tanaman jeruk dapat ditemukan


di Kabupaten Gianyar. Jenis jeruk tersebut
terdiri dari jeruk besar, jeruk keprok, dan jeruk siam.
Jeruk keprok dikatagorikan ke dalam jenis keprok dan
siam oleh masyarakat setempat. Kelompok jeruk tersebut
terdiri dari jeruk pamelo, jeruk peras biasa dan jeruk peras
‘pungsed’ (naval), Siam dan Selayer Kintamani, Siam
Madu Karo, Valencia Lateorange, dan keprok Brastagi
Medan. Sebaran populasi masing-masing jenis jeruk
tersebut umumnya berbeda di Kabupaten Gianyar.

Jeruk Pamelo Bona

Kabupaten Gianyar memiliki satu varietas unggul


jeruk lokal yang diberi nama Jeruk Bona Bali. Jeruk
tersebut ditetapkan oleh Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman Kementerian Pertanian Republik Indonesia
sebagai varietas Jeruk Bona asal Kabupaten Gianyar pada
tanggal 26 Mei 2010 berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian dengan Nomor 2041/Kpts/SR.120/5/2010.
Berikut adalah deskripsi jeruk Bona Bali sebagaimana
terlampir dalam surat keputusan tersebut.

20
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

DESKRIPSI JERUK PAMELO VARIETAS BONA BALI

Asal : Desa Celuk, Kecamatan


Sukawati, Kabupaten
Gianyar, Provinsi Bali
Silsilah : seleksi pohon induk
Golongan tanaman : klon
Tinggi tanaman : 10 m
Bentuk tajuk tanaman : seperti payung
Bentuk penampang batang : bulat
Diameter batang : 25 cm
Warna batang : coklat tua
Bentuk daun : jorong
Ukuran daun : panjang 15,0 – 17,0 cm,
lebar 8,5 – 9,0 cm
Warna daun : hijau
Bentuk bunga : bulat
Warna kelopak bunga : hijau
Warna mahkota bunga : krem
Warna kepala putik : krem
Warna benang sari : kuning
Waktu berbunga : sepanjang tahun
Waktu panen : sepanjang tahun
Bentuk buah : bulat
Ukuran buah : tinggi 14,0 – 16,6 cm,
diameter 20,0 – 22,0 cm
Warna kulit buah : hijau kekuningan
Ketebalan kulit buah : 1,0 – 1,4 cm
Warna daging buah : putih krem
Tekstur daging buah : lembut
Rasa daging buah : manis segar
Warna biji : krem

21
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Bentuk biji : gepeng oval


Kadar gula : 8,3 obrix
Kadar asam : 2,26 %
Jumlah juring per buah : 12 – 16 juring
Berat per buah : 0,8 – 1,1 kg
Jumlah buah per tanaman : 100 – 150 buah
Berat buah per tanaman : 110 – 150 kg
Persentase bagian buah : 49,3 – 59,1 %
yang dapat dikonsumsi
Daya simpan buah pada : 3 – 4 bulan setelah panen
suhu 25 – 27 oC
Hasil buah : 110 – 150 kg/pohon/tahun
Identitas pohon induk : tanaman milik Nengah
tunggal Maria, Desa Celuk,
Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar,
Provinsi Bali
Nomor registrasi pohon : JR./BL/0.01/07/2009
induk tunggal
Perkiraan umur pohon : 20 tahun
induk tunggal
Keterangan : beradaptasi dengan baik
di dataran rendah sampai
medium dengan altitude
100 – 500 m dpl

Pengembangan jeruk Bona Gianyar merupakan


salah satu program utama Pemerintah Kabupaten
Gianyar. Sehubungan dengan hal tersebut Pemerintah
Kabupaten Gianyar pada masa kepemimpinan Bupati
Gianyar, Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati,telah

22
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

menyerahkan bantuan 1200 pohon dari varietas Jeruk


Bona Bali kepada petani jeruk di Desa Bona pada Tahun
2012. Penyerahan bibit yang dihasilkan oleh Balai Benih
UPT Perbenihan Gianyar tersebut, dilakukan oleh
Kepala Dinas Pertanian, I G A Dewi Hariyani bersamaan
dengan penyerahan sertiękat varietas lokal di Kantor
Perbekel Desa Bona. Dengan penambahan bibit
tersebut, jumlah total pohon jeruk Bona di Kabupaten
Gianyar menjadi 2300. Melalui penambahan bibit pohon
jeruk Bona, Pemerintah Kabupaten Gianyar berupaya
untuk mewujudkan Desa Bona sebagai kawasan sentra
pengembangan Jeruk Bona Bali sesuai dengan dengan
zona pengembangan wilayah Kabupaten Gianyar.
Program tersebut merupakan salah satu strategi
pemerataan pembangunan (onevillageoneproduct) untuk
meningkatkan pendapatan petani jeruk. Komoditas
jeruk Bona dipandang memiliki prospek pengembangan
yang sangat besar dengan peluang pasar yang baik.

Jeruk Peras

Jeruk peras yang dibudidayakan di Kabupaten


Gianyar adalah jeruk peras biasa dan jeruk peras
‘pungsed’. Kedua jeruk peras tersebut dibudidayakan
dalam jumlah (populasi) kecil terutama di Banjar
Penyabangan. Jeruk peras biasa memiliki ukuran buah,
kadar air dan rasa yang relatif sama dengan jeruk peras
‘pungsed’. Perbedaannya terletak pada morfologi buah
jeruk ‘pungsed’ yang memiliki bentuk lingkaran tidak
beraturan pada ujung buah dan tidak adanya biji di
dalam buah (Gambar 12).Pohon jeruk peras cukup tinggi

23
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

dan kokoh dengan bunga berwarna putih (Gambar


13). Jenis jeruk peras itu sebenarnya potensial untuk
menggantikan jeruk peras yang selama ini didatangkan
dari daerah Jawa. Namun sayang, jenis itu kurang
dikenal oleh masyarakat maka tidak banyak konsumen
dan pembeli yang tertarik untuk membeli jenis jeruk
itu.

A B

Gambar 12. Morfologi Buah Jeruk PerasBiasa (A) dan Pungsed (B)

Gambar 13. Morfologi Bunga, Buah dan Pohon Jeruk Peras

Jeruk Siam Madu Karo (Citrusnobilis LOUR var


microcarpa)

Jeruk siam madu adalah varietas jeruk unggulan


nasional yang dilepas pada tahun 1999. Varietas
jeruk tersebut berasal dari Kabupaten Karo, Propinsi
Sumatera Utara. Jenis jeruk ini dihasilkan di sentra
produksi jeruk di Kabupaten Karo, Simalungun Propinsi

24
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Sumatera Utara. Tanaman jeruk siam madu sesuai


dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Buah jeruk
siam madu memiliki citarasa manis dan segar dengan
tingkat kemanisan sebesar 13,5o brix. Morfologi buah
jeruk siam madu adalah berbentuk bundar agak pipih,
berukuran sedang dan warna kulit buah pada saat
matang adalah kuning-oranye dan mengkilat (Gambar
14). Buah jeruk Siam Madu mudah dikupas karena
kulitnya renyah. Produktivitas jenis jeruk tersebut
berkisar antara 40-60 kg per pohon per tahun. Jenis
jeruk itumulai dikembangkan oleh beberapa petani di
Banjar Marga Tengah dan Seming di DesaKerta.Jeruk
Siam Madu merupakan jeruk favorit konsumen saat ini
sehingga paling banyak dicari dan dibeli dengan harga
yang lebih tinggi dibandingkan jeruk siam lainnya.

Gambar 14. Morfologi Pohon dan Buah Jeruk Siam Madu Karo

25
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Jeruk Siam Kintamani (Citrus reticulata Blanco)

Jeruk Siam Kintamani adalah jenis jeruk yang paling


banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Gianyar.
Varietas jeruk ini berasal dari Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli dan dilepas pada tahun 2006. Citarasa
jeruk Siam Kintamani adalah manis dan segar dengan
tingkat kemanisan sebesar 9-11o brix. Morfologi buah
jeruk Siam Kintamani adalah berbentuk bundar agak
pipih, berukuran sedang, warna kulit dan daging buah
pada saat matang adalah kuning-oranye (Gambar 15).
Produktivitasnya dapat mencapai 40-70 kg per pohon
per tahun. Varietas jeruk itu sesuai dibudidayakan di
daerah dataran tinggi (900-1.200 m dpl).

Gambar 15. Morfologi pohon dan Buah Jeruk Siam Kintamani

26
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Valencia LateOrange (Citrus Sinensis L. Osbeck)

Jeruk Valencia tergolong jeruk manis yang


dihasilkan dari persilangan antara jeruk besar atau jeruk
bali (Citrusmaxima) dengan mandarin (Citrus reticulata).
Ukuran buah jeruk Valencia lebih besar dibandingkan
siam Kintamani. Citarasa buah jeruk ini adalah manis
segar. Kulit buah jeruk Valencia berwarna kuning-oranye
dengan daging buah berwarna oranye. Jeruk Valencia
mengandung banyak air dan mudah dikupas. Morfologi
buah jeruk Valencia agak mirip dengan jeruk Brastagi
Medan karena memiliki bentuk pangkal buah yang sama
(Gambar 16). Jenis jeruk ini tergolong lateorange yang
berarti masa berbuah dan panennya adalah setelah jenis
jeruk lainnya habis dipanen sehingga budidaya jeruk ini
mempermudah produksi jeruk di luar musim. Tanaman
jeruk valencia dibudidayakan di beberapa tempat di
wilayah Kecamatan Tegallalang dan Payangan dalam
jumlah terbatas.

Gambar 16. Morfologi Buah Jeruk Valencia

27
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Jeruk Brastagi

Jeruk manis Brastagi merupakan jenis jeruk


washingtonnavelorange. Namun, jenis jeruk ini banyak
ditanam di daerah Brastagi, Sumatera Utara sehingga
kemudian disebut jeruk manis brastagi. Ciri morfologi
buah jeruk Brastagi berbentuk bulat dengan permukaan
agak halus, berukuran besar (250-350 g per buah), ujung
buah bundar dan berpusar, kulit buah berwarna kuning
mengkilat dan sulit dikupas bila matang (Gambar 17).
Tebal kulit buah sekitar 3,9 mm, daging buah bertekstur
lunak, mengandung banyak air, dan berwarna
kekuningan. Rasa daging buahnya sangat manis, baunya
harum dan tidak berbiji.
Karakteristik tanaman jeruk Brastagi adalah berupa
pohon dengan tinggi antara 3-10 m, memiliki tajuk
berbentuk bulat dengan kerimbunan sedang. Batang
pohon jeruk Brastagi mempunyai duri yang kuat dengan
percabangan yang tegak, tetapi tidak setegak jeruk
keprok.Pada permukan kulit batang umumnya terdapat
retak-retak halus dan memiliki duri panjangberwarna
hijau tua dan terletak di sudut ketiak daun. Bentuk
daunnya adalah elips atau bulat telur dengan panjang
antara 5-15 cm dan lebar 2-8 cm. Ujung daun meruncing
atau tumpul dan umumnya sedikit berlekuk ke dalam.

Gambar 17. Morfologi Bunga dan Buah Jeruk Brastagi Medan

28
SISTEM BUDIDAYA
TANAMAN JERUK

Penyiapan Lubang Tanam

T anaman jeruk di Kabupaten Gianyar


dibudidayakan pada lahan kering di dataran
tinggi.Lahanyang dipilih untuk budidaya jeruk adalah
lahan tegalan yang berada didaerah datar atau agak
miring dengan tanah yang gembur. Budidaya jeruk
diawali dengan persiapan lubang tanam (Gambar 18)
dan bibit. Tanah yang direncanakan sebagai tempat
lubang tanam dibersihkan dari kotoran dan serasah
organik segar. Lubang digali menggunakan cangkul
dengan ukuran sesuai dengan ukuran keranjang bibit
atau kedalaman akar tunggang bibit. Ukuran lubang
tanam yang umum digunakan adalah (60 x 60 x 60) cm
dan (80 x 80 x 70). Jarak antar lubang tanam adalah (3x3)
m atau (5x5) m. Tanah galian dari bagian dalam lubang
ditempatkan di luar lubang dan dicampur dengan
pupuk kandang.
Tanah galian lubang tanam dicampur dengan
pupuk kandang sapi dengan jumlah pupuk adalah 5 truk
untuk 250 pohon. Campuran tanah dan pupuk tersebut
difermentasi selama 2 minggu sebelum bibit ditanam.

29
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gambar 18. Lubang Tanam


Sumber : Google (Diunduh 25 Agustus 2015)

Penyiapan dan Penanaman Bibit

Bibit yang ditanam adalah bibit yang sehat, segar,


dan sempurna perakarannya. Bibit jeruk yang ditanam
petani di Kabupaten Gianyar sebagian besar tidak
bersertiękat. Bibit tersebut berasal dari perbanyakan
vegetatif dalam bentuk penyambungan mata tunas
pucuk pada batang bawah jeruk citrun (Gambar 19) yang
memiliki sistem perakaran yang kuat. Bibit diperoleh
dari pembuat bibit lokal atau dibeli dari pedagang bibit.
Penanaman bibit jeruk pada lubang tanam yang sudah
disiapkan dilakukan pada awal musim hujan, yaitu
bulan November-Desember.

30
PROFIL JERUK GIANYAR 2015



  

Gambar 19. Bibit Jeruk dari Penyambungan Mata tunas

Penanaman jeruk dilakukan secara monokultur


atau tumpangsari. Pola tanam monokultur lebih banyak
diterapkan oleh petani di Kabupaten Gianyar. Namun,
beberapa petani yang kreatif menggunakan sistem
tumpangsari terutama pada masa awal penanaman
jeruk. Jenis tanaman yang ditumpangsarikan dengan
jeruk adalah jenis hortikultura sayuran atau herba,
antara lain jahe merah, kubis, cabai dan bayam potong
(Gambar 20). Setelah kanopi tanaman jeruk merapat,
tanaman jeruk mulai dipelihara secara monokultur.

31
PROFIL JERUK GIANYAR 2015







Gambar 20. Tanaman Jeruk dalam Pola Tanam Monokultur (A) serta
Tumpangsari dengan Kacang jongkok (B) Jahe Merah (C) dan Cabai
(D) di Desa Marga Tengah

Pemeliharaan Tanaman

Bibit jeruk yang sudah ditanam dipelihara dengan


baik untuk menjaga kecukupan unsur hara dan air
bagi pertumbuhannya. Tanaman yang baru ditanam
dilindungi dari terik sinar matahari dengan penaungan
dan disertai dengan penyiraman yang cukup.
Pemeliharaan yang dilakukan setelah tanam adalah
penyulaman tanaman yang tidak tumbuh, penyiangan
gulma bersamaan dengan pemupukan, pembubunan
pada tanah yang tererosi, pemangkasan bentuk,
penyiraman bila diperlukan dan penjarangan buah.
Tanaman jeruk harus dipupuk karena pada setiap
periode umur memerlukan banyak unsur hara. Jenis dan
jumlah pupuk yang diperlukan tanaman sangat berbeda

32
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

antar tingkat kesuburan tanah, umur tanaman, dan fase


pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk yang digunakan
untuk tanaman jeruk secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk
organik berperan dalam memperbaiki struktur
dan kesuburan tanah, sedangkan pupuk anorganik
diperlukan untuk meningkatkan jumlah unusr hara
yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Teknologi pemupukan yang digunakan relatif
berbeda antara petani jeruk di Gianyar bagian timur (),
tengah () dan barat (). Petani di wilayah bagian Timur
Kabupaten Gianyar mengutamakan penggunaan pupuk
kandang atau kompos. Pada masa awal tanam pupuk
yang digunakan adalah kotoran sapi, pada periode
berbuah polanya berbeda yaitu 1 kali kotoran sapi
dan kemudian 1 kali kotoran ayam (2 kali pemupukan
per tahun di awal musim hujan).Pupuk NPK mutiara
(15:15:16) digunakan menjelang berbuah. Dosis
pupuk kandangyang digunakan adalah 5kg/pohon/
pemupukan, sedangkan dosis NPK yang ditambahkan
pada awal pembuahan adalah¼ kg/pohon/pemupukan.
Petani jeruk profesional di wilayah tengah
Kabupaten Gianyar Tengah menggunakan 5 truk
pupuk kandang sapi untuk 250 pohon jeruk yang
ditumpangsarikan dengan buncis dan kubis dalam 3 kali
periode tanam dan pada selingan keempat adalah cabe
besar.Dosis pupuk yang diberikan menjelang pembuahan
adalah 12 truk kotoran ayam, 4 truk kotoran sapi, 6 zak
ponska, 6 zak mutiara, 20 zak dolomit (5kg/zak). Khusus
untuk monokultur jeruk dilakukan 2 kali pemupukan
dengan pupuk kandang, 1 kali dengan phonska dan

33
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

mutiara yang dilakukan pada awal musim hujan. Pada


musim penghujan yang biasanya jatuh sekitar bulan
oktober, jumlah pupuk yang digunakan adalah 8 truk
pupuk kandang sapi, 2 truk pupuk kandang ayam, 12
campuran phonska dan mutiara dengan perbandingan
1:1. Pemupukan dengan dosis tersebut dilakukan 2
kali yaitu pada saat buah mulai menguning dan setelah
panen. Dengan sistem tersebut produktivitas jeruk
dapat dipertahankan sampai melebihi umur tanaman 18
tahun.
Petani jeruk di wilayah barat Kabupaten Gianyar,
memilih menggunakan pupuk organik dalam usahatani
jeruknya. Tanaman jeruk biasanya ditumpangsarikan
dengan tanaman sayuran pada masa awal penanaman
bibit jeruk. Pada awal tanam pupuk diberikan untuk
tanaman sayuran. Pupuk yang diberikan adalah pupuk
organik dengan dosis 4 gerinding kotoran sapi per
pohon dan tanpa menggunakan pupuk kimia. Pada fase
pemeliharaan jeruk, pemupukan dilakukan 1 kali/tahun
sejumlah 4 gerinding/pohon.Pupuk yang diberikan
adalah campuran pupuk kandang sapi dan ayam.
Periode pemupukan secara umum disesuaian
dengan fase pertumbuhan tanaman. Pemupukan pada
tanaman yang belum berbuah dilakukan dua kali
dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan
dengan dosis setengah dari dosis yang biasa digunakan
di atas. Tanaman yang sudah berbuah harus dipupuk
tiga kali dalam setahun. Pemupukan pertama dilakukan
menjelang pembungaan dengan dosis sebesar 2/5
bagian dari total dosisnya dalam setahun. Pemupukan
kedua dilakukan pada saat proses pemasakan buah

34
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

dengan dosis 1/5 dari dosis pupuk dalam setahun. Dosis


sebesar 2/5 sisanya diberikan pada setelah panen untuk
memulihkan kondisi tanaman.
Selain pemupukan untuk tujuan pemeliharaan,
dilakukan juga pemupukan untuk memperbaiki
kualitas buah. Buah jeruk yang lebih manis dengan kulit
yang lebih mulus dapat dihasilkan melalui penggantian
urea dengan ZA dan KCl diganti dengan dengan ZK
pada periode pemupukan pertama dan kedua. Pada
pemupukan ketiga kembali menggunakan urea dan
KCl.
Cara pemberian pupuk yang dilakukan adalah
pada larikan yang dibuat disekeliling batang tanaman.
Larikan melingkar dibuat sepanjang jalur bagian
tepi kanopi terluar dengan kedalaman sekitar 20 cm.
Pupuk kandang dan pupuk kimia disebarkan di dalam
larikan dan kemudian segera ditimbun kembali dengan
tanah bekas galian larikan (Gambar 21). Segera setelah
pemupukan dilakukan penyiraman sehingga pupuk
terhidrolisis dengan sempurna dan dapat diserap oleh
perakaran tanaman. Pada saat bersamaan dilakukan
pemangkasan cabang air.

35
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

232?82:B

Gambar 21. Cara Pemupukan dan Pemangkasan Cabang Air

Pada tahap selanjutnya dilakukan pemangkasan


bentuk untuk mengatur sistem percabangan tanaman
sehingga lebih kuat dalam menahan beban buah.
Pangkas bentuk dan penjarangan buah dilakukan
pada saat tanaman menjelang berumur 6 bulan. Cabang
terbawah pada ketinggian <0,5 m dari pangkal batang
dipangkas dengan menyisakan 3 cabang yang tidak
memiliki bentuk Y (Y shape) (Gambar 22).

Gambar 22. Pemangkasan Bentuk

36
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Setelah masing-masing cabang membentuk


percabangan baru, dilakukan kembali pemangkasan
bentuk. Pada tahap pemangkasan kedua tersebut
disisakan masing-masing 3 cabang pada setiap
percabangan pertama sehingga terbentuk 9 cabang.
Bekas setiap pangkasan kemudian dioleskan dengan
larutan fungisida.Pemangkasan bentuk dilakukan untuk
menyiapkan batang pohon yang kuat untuk menahan
beban buah terutama pada saat panen raya. Bentuk
percabangan yang tidak baik seperti terlihat dalam
Gambar 23 menyebabkan cabang tanaman patah atau
terbelah.

Gambar 23. Contoh Pohon yang Percabangannya


Tidak Diatur dengan Baik

37
JENIS HAMA ͳPENYAKIT
DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

J eruk seperti juga tanaman budidaya lainnya


mempunyai kompleksitas hama dan penyakit
penting sebagai faktor pembatas utama pengembangan
dan produksinya di lapangan. Walaupun demikian
tidak semua jenis hama dan penyakit itu menjadi faktor
pembatas utama di setiap wilayah pengembangannya di
Kabupaten Gianyar. Ada sejumlah hama dan penyakit
penting yang perlu mendapat perhatian serius untuk
menjamin keberhasilan produksi tanaman jeruk di setiap
wilayah dan musim di Kabupaten Gianyar. Menurut
penuturan para petani setempat yang di sampaikan
dalam beberapa forum diskusi kelompok terpusat
(focus group discussion) dan focus group interview di tiga
kecamatan (Payangan, Tegallalang dan Tampaksiring)
sejak bulan Juni sampai Juli 2015 menyimpulkan bahwa
lalat buah, blendok, mati ranting, daun kuning dan
buah kuning separuh adalah permasalahan hama dan
penyakit penting untuk ketiga wilayah tersebut. Untuk
itu pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan
petani selama ini adalah dengan menggunakan pestisida
kimia dan perangkap kuning berperekat serta perangkap
dengan atraktan petrogenol untuk lalat buah (Gambar
24).

38
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gambar 24. Jenis Bahan yang digunakan Dalam Pengendalian OPT

Secara umum banyak dilaporkan jenis hama dan


penyakit yang menyerang tanaman jeruk di lapangan.
Untuk itu banyak juga teknik pengendalian yang
dilakukan seperti yang tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk di


Kabupaten Gianyar dan Cara Penanggulangannya
HAMA GEJALA/CIRI-CIRI PENGENDALIAN
Kutu Sisik/kutu Perisai Daun berwarna kuning, Cara Biologis:
(Lepidopsaphes beckii; chlorotis, sering gugur. dengan menggunakan
Unaspis citri) Pada serangan berat agen biologi Aphytis
mengakibatkan ranting/ lepidosaphes,
cabang mongering,retak- Aspidiotiphagus citrinus
retak pada kulit dan buah dan cendawan Fusarium
jatuh. coccophilum
Cara kimiawi:
dengan menggunakan
insektisida selektif.

Ulat Penggerek Buah terdapatlubang gerekan Cara Mekanis:


(Citripestis sagitifella larva, dan adakalanya pembungkusan buah saat
Morre) tampak ada bekas daging masih muda dan membuang
buah yang mengeluarkan buah yang sudah terserang
blendok, dan kadangkala dengan interval 10 hari
tertutup oleh kotoran. kemudian menguburnya.
Bagian buah yang Cara Kimiawi:
diserang adalah bagian penyemprotan insektisida
bawah. methomyl dan methidation
pada buah berumur 2-5 hari

39
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Trips Daun Menebal, kedua Tajuk tanaman jangan terlalu


(Scirtothrips citri sisi melengkung ke rapat sehingga kelembaban
Moulton) atas dan pertumbuhan udara rendah.
abnormal. Daun ujung Pengurangan penggunaan
tunas menghitam, kering mulsa atau jerami
dan gugur. Meninggalkan Penggunaan insektisida yang
bekas coklat keabu-abuan efektif pada saat tanaman
ada buah muda yang sedang bertunas, berbunga
terserang dan pembentukan buah

Lalat Buah Terjadi kerusakan pada Pengendalian dilakukan


(Bactrocera dorsalis buah dan mengundang dengan memasang
Complex) pathogen menginfeksi perangkap kuning
buah berperekat, atau perangkap
botol yang diberi zat penarik
metil eugenol atau buah
dibungkus dengan kertas,
daun, plastik.

PENYAKIT
Busuk Pangkal Timbulnya getah berwarna Penggunaan batang bawah
Batang (Brown Rot gelap/coklat pada kulit tahan terhadap Phytoptora
Gummosis) batang. Jaringan kayu misalnya Troyer dan
Penyebab: berubah warna sampai Cleopatra Mandarin,
Phytophthora spp bagian kambium. Kulit Cegah penggenangan air
batang menjadi cekung disekitar pangkal batang
dan mengeluarkan dengan menjaga drainase
blendok sehingga batang tanah agar tetap baik. Atur
membusuk. Kematian jarak tanam yang agak
tanaman terjadi apabila renggang
bercak pada kulit melingkari Menghindari penempelan
batang. yang terlalu rendah dan
penanaman terlalu dalam
Memoles batang dengan
air kapur setinggi 1 m, jika
belum terserang
membersihkan getah
dengan kapur/fungisida
sesuai anjuran

40
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Diplodia Busuk akar, busuk leher dan Membersihkan peralatan


(Bark rot/Diplodia mati ranting. pertanian yang akan
Gummosis) -Serangan Diplodia Basah: digunakan dengan
Tanaman mengeluarkan karbolinium plantarum 8%,
blendok berwarna kuning Pemeliharaan tanaman
emas dari batang atau dengan baik (drainase,
cabang. Kulit yang pupuk berimbang,
terserang dapat sembuh menghindari pelukaan)
lagi Penggunaan obat penutup
- Serangan Diplodia luka seperti karbolinium
Kering: Kulit batang yang parafÀn,
terserang mongering, Eradikasi atau membongkar
terdapat celah kecil pada tanaman sakit.
permukaan kulit dab Dianjurkan juga
bagian kulit/batang yang penggunaan Bubur
ada dibawahnya berwarna California.
hitam kehijauan

Antraknosa Mati ranting dan bercak - Memperbaiki kondisi


(Anthracnose) pada buah. Gejala mati tanah,
Penyebab: Cendawan ujung ranting dimulai dari - Sanitasi terhadap bagian
Colletotrichum daun-daun di cabang/ atau sisa tanaman yang
ranting berwarna menjadi sumber infeksi,

Embun/Kapang Jelaga Permukaan daun atau - Sanitasi terhadap


(Downy mildew) ranting muda tertutupi tunas atau daun-daun
Penyebab: oleh lapisan berwarna terinfeksi yang tidak
Capnodium citrii atau putih. Jaringan dibawah produktif,
Meliola citricola lapisan berwarna hijau - penghembusan dengan
tua kebasah-basahan. serbuk belerang atau
Perkembangan daun penggunaan fungisida
terserang mengeriting atau efektif bila dijumpai
mengalami penyimpangan serangan.
bentuk, mengering meski
tetap melekat pada ranting
tanaman

41
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Beberapa indikasi serangan hama tersebut pada


tanaman jeruk di Kabupaten Gianyar adalah sebagai
berikut :

 

 

 

 



 


Gambar25. Gejala Serangan Beberapa Jenis Hama Tanaman Jeruk


di Kabupaten Gianyar

42
PENGATURAN BUAH, PANEN
DAN, PASCA PANEN

Pengaturan Buah

P engaturan jumlah buah dan


pembentukan buah dilakukan melalui
manipulasi pembungaan untuk memperpanjang musim
waktu

panen atau menghasilkan buah jeruk di luar musim.


Induksi pembungaan dilakukan melalui 2 cara, yaitu:

a. Pengeringan dan pengairan


Sesaat setelah panen raya berakhir, dilakukan
pemangkasan pemeliharaan dan pembuangan
tunas-tunas muda. Setelah tunas vegetatif yang
muncul sesudah pemangkasan berhenti tumbuh,
tanaman/kebun dikeringkan (tidak disiram) dan
dijaga agar tidak terkena air selama 2 – 3 bulan atau
tanaman tampak mulai layu. Pada saat tanaman
mulai layu, secepatnya dilakukan penyiraman
disertai dengan penambahan pupuk urea (1/4
dosis anjuran). Agar pembentukan bunga segera
terjadi, setelah tanaman mengalami perlakuan
tersebut segera disemprot dengan KNO3 (Kalium
nitrat) dengan konsentrasi 30 gr/l dan bunga akan
muncul 1 - 2 bulan kemudian.

43
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

b. Pemberian ZPT.
Penggunaan ZPT dilakukan pada tanaman jeruk
yang berada pada kondisi tanah tidak kekurangan
air. ZPT yang digunakan adalah paclobutrazol
(merek dagangnya Cultar atau Goldstar).ZPT
sesuai dosis anjuran (4 – 7 cc/liter air) diberikan 2 –
3 bulan sebelum saat musim bunga dan disiramkan
di sekitar akar di sekitar pangkal batang.Semakin
besar ukuran tanaman, larutan yang diberikan
semakin banyak. Dua bulan setelah itu disemprot
KNO3 (Kalium nitrat) dengan konsentrasi 30 gr/l
dan bunga akan muncul ± 1 bulan kemudian.
Penjarangan buah sebagai salah satu tindakan
untuk menjaga kualitas buah jarang dilakukan.
Hanya beberapa petani profesional yang
menerapkannya untuk mencapai grade buah yang
dikehendaki pelanggan tetapnya.

Teknologi Panen

Teknologi panen jeruk meliputi beberapa tindakan


panen mulai dari penentuan waktu panen, cara panen
(petik) dan pengangkutan hasil panen dari kebun ke
gudang/bangunan pengumpul. Fase panen yang tepat
merupakan hal yang penting untuk mendapatkan buah
jeruk berkualitas tinggi. Buah jeruk harus dipanen ketika
perkembangan ęsik buah telah mencapai maksimum
serta komponen kimiawi penyusunannnya telah
terbentuk dengan jumlah yang sudah stabil. Tingkat
ketuaan yang tepat dapat ditentukan berdasarkan :

44
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

- umur buah,
- penampilanbuah (ukuran, bentuk, warna kulit,
duri dan sisik),
- warna biji,
- daging buah,
- tekstur, aroma dan rasanya
- kandungan kimiawi.

Gambar 26. Demo Cara Panen Buah Jeruk


oleh Peneliti Universitas Udayana

Buah jeruk dipetik menggunakan tangan dengan


cara tangkai buah dipilin dan diputar (Gambar 26).
Buah yang dipetik ditempatkan dalam keranjang dan
diangkut menuju tempat penyortiran atau penyimpanan
sementara. Penyortiran dilakukan secara manual
dengan tangan. Buah dikelaskan dalam grade super, B,
C, dan D. Pengkelasan dilakukan berdasarkan ukuran
diameter buah, yaitu :

45
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

1. Kelas super: diameter 7,1 cm (4-6 buah/kg).


2. Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm (8-10 buah/kg)
3. Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm (12-20 buah/kg)
4. Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm (>20 buah/kg)

Pasca Panen

Penanganan pasca panen yang dilakukan oleh


petani lokal di Kabupaten Gianyar sangat sederhana,
yaitu pengemasan buah jeruk ke dalam wadah sesuai
dengan target pasarnya. Kemasan jeruk untuk pasar
tradisional dan pengepul lokal adalah keranjang dari
bilah bambu yang dialasi dengan dedaunan segar.
Buah jeruk yang akan dikirimkan antar pulau biasanya
dikemas dalam peti kayu (Gambar 14). Bobot bersih
maksimum buah jeruk dalam peti kemas dari kayu
adalah 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang
bertuliskan antara lain:nama barang, golongan ukuran,
jenis mutu, nama pengirim, dan berat bersih.

Gambar 14. Contoh Peti Kemas dan Kemasan Jeruk dalam Peti
Kayu yang Digunakan Pengepul Buah Jeruk di Kabupaten Gianyar

46
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Berdasarkan hasil penelitian Januwiata, etal.


(2014), konsumen akhir dari produk pertanian jeruk di
Kabupaten umumnya ada empat yaitu konsumen lokal
(konsumen perorangan) dan tiga konsumen di Pulau
Jawa (pasar Jakarta, pasar Solo dan pasar Surabaya).
saluran pemasaran jeruk yang digunakan adalah :
Petani • Pedagang Pengecer • Konsumen
Petani • Pedagang • Pengepul Pedagang Pengecer • Konsumen
Petani • Pedagang Pengepul • Pasar Jawa (Jakarta)
Petani • Pedagang Pengepul • Pasar (Solo)
Petani • Pedagang Pengepul • Pasar (Surabaya)

47
UPAYA PENGEMBANGAN
YANG DIPERLUKAN

K omoditas unggulan jeruk Gianyar sangat


potensial dikembangkan. Dalam upaya
revitalisasi dan optimalisi usahatai dan bisnis jeruk
tersebut diperlukan beberapa langkah-langkah
perbaikan. Pertama adalah sosialisasi dan penerapan
GoodAgriculturePractices (GAP), Panduan Budidaya
Buah yang Benar (PB3) dan SPO (Standar Prosedur
Operasional). Kegiatan penyuluhan intensif bertahap
dapat dilakukan untuk mengefektiĤan target pertama
tersebut.
Kegiatan kedua yang diperlukan adalah
pengembangan kebun jeruk percontohan di masing-
masing sentra produksi jeruk. Kebun percontohan ini
merupakan laboratorium lapang dalam penerapan GAP
dan SPO, uji coba teknologi baru, wahana penyuluhan,
diskusi, pelatihan dan magang. Keberhasilan kebun
jeruk percontohan akan menginspirasi dan menyadarkan
petani akan pentingnya pengelolaan kebun yang baik,
mengasah profesionalisme, dan memotivasi semangat
mengembangkan agribisnis buah bermutu. Untuk dapat
mencapai target kedua ini diperlukan campur tangan dan

48
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

pembinaan oleh pemerintah melalui lembaga-lembaga


terkait, terutama Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH),
Balai Pengawasan dan Sertiękasi Benih (BPSB), Balai
Penelitian Tanaman Buah (Balitbu), Loka Penelitian
Tanaman Jeruk (Lolit Jeruk – Tlekung), dan Bappeda
Provinsi/Kabupaten.
Ketiga adalah pengembangan dan sosialisasi Sistem
Mutu Buah-buahan dengan penerapan GAP/SPO untuk
mendapatkan legalitas/jaminan mutu. Target ini bisa
dicapai dengan penyusunan dan pengembangan sistem
mutu buah-buahan, penguatan lembaga sertiękasi,
sosialisasi sistem mutu, harmonisasi sistem mutu dan
pengoptimalan peran Lembaga Seriękasi Sistem Mutu
(LSSM) hortikultura. Upaya pengembangan tersebut
bermula dari adanya permasalahan utama dalam bentuk
rendahnya kualitas dan kuantitas jeruk yang dihasilkan
oleh petani masih rendah. Permasalahan tersebut
disarikan dalam tabel berikut :

49
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Tabel 3. Permasalahan Produksi dan Mutu Buah Jeruk


Pencegahan/
No Permasalahan Penyebab
Pengendalian
Bekas benturan pada a. Setelah dipetik buah a. Hindari menuang
permukaan kulit buah dilempar langsung buah dari tempat
ke keranjang yang yang terlalu tinggi
dilakukan untuk b. Sebaiknya dasar
menghemat waktu keranjang diberi alas
dan tenaga. dan setiap tumpukan
b. Penuangan buah jeruk diberi alas
jeruk dari keranjang
pemetik ke lantai/
box sortasi dari jarak
yang terlalu tinggi.
Sementara itu lantai
1
tidak dialasi terlebih
dahulu.
c. Pada saat
pengangkutan
buah mengalami
goncangan dan
berbenturan satu
sama lain serta
berbenturan
dengan keranjang/
pengemasnya.

Cara penurunan keranjang dari truk/kendaraan pengangkut yang tidak hati-hati.

50
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Pencegahan/
No Permasalahan Penyebab
Pengendalian

2 Memar buah a. Benturan tingkat a. Hindari menuang


lanjut yang lebih buah dari tempat
keras, misal buah yang terlalu tinggi
dilempar/jatuh dari dari lantai sortasi.
jarak yang cukup b. Sebaiknya dasar
terlalu tinggi. keranjang atau
b. Kemasan tanpa kemasan dan setiap
penyekat yang cukup tumpukan diberi alas
untuk menahan satu c. Tidak menduduki
sama lain saat terjadi atau menginjak
goncangan dalam keranjang jeruk.
transportasi. d. Pengunaan
c. Keranjang terlalu keranjang atau
penuh, sehingga kemasan berukuran
tumpukan antara yang lebih kecil,
keranjang menekan misal @ 20 kg
buah. dilengkapi dengan
d. Keranjang penuh penyekat/styrofoam
buah diduduki/diinjak
sehingga buah
didalamnya tertekan.
e. Keranjang dijatuhkan
karena terlalu berat.

51
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

3 Keriput permukaan a. Buah terlalu lama a. Hindarkan buah


kulit buah berada di bawah dari sinar matahari
sinar matahari langsung
langsung selama b. Kondisikan ruang
di kebun buah atau penyimpanan
dalam truk. dengan suhu dan
b. Suhu udara di RH yang tepat
tempat/gudang (seharusnya suhu
penyimpanan terlalu 14 oC dan RH 85%).
panas menyebabkan c. Pemupukan dengan
penguapan air unsur K harus tepat
berlebihan.
c. Suhu terlalu tinggi
dan RH terlalu
rendah pada saat
pengangkutan dari
sentra/ produsen ke
pasar Induk (seperti
Kramatjati, Jakarta)
yang memakan
waktu cukup lama.

52
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Pencegahan/
No Permasalahan Penyebab
Pengendalian

4 Ketidakseragaman a. Belum dilakukan a. Pemetikan buah


ukuran penjarangan buah menggunakan
di pohon sehingga panen pilih
terjadi persaingan pada tingkat
unsur hara dalam kematangan yang
jumlah yang cukup. seragam dengan
b. Grading tidak memperhatikan
konsisten karena umur buah secara
pedoman grading tertib.
hanya berdasarkan b. Grading yang
perkiraan yang dilihat konsisten dengan
secara visual saja memperhatikan SPO
(cara bisa berbeda). yang diterapkan oleh
c. Belum diterapkannya semua pedagang.
grading yang sesuai
standar prosedur
operasional (SPO)
atau yang telah
ditetapkan oleh
Departemen
Pertanian.

5 Ketidakseragaman a. Buah terlalu a. Pemilihan benih


bentuk banyak dalam satu sumber yang
tangkai sehingga seragam dan
berdempetan dan varietas yang jelas.
tidak semua buah b. Penjarangan/
dapat berkembang pengurangan buah
dan mencapai dalam satu tangkai.
bentuk yang optimal. c. Pemupukan lebih
b. Ketidakseragaman tepat.
varietas jeruk yang
ditanam petani
dalam satu kebun.
c. Ketidakjelasan
sumber benih yang
digunakan.
d. Sengatan tungau dan
serangan hama lain.

53
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

6 Kulit buah berwarna Secara agroklimat untuk


hijau memperoleh warna a. Pemilihan lokasi
;
jingga diperlukan thermo yang tepat.
period minimal 6 oC b. Penggunaan Ethrel
yang tidak terdapat se- atau suhu dingin
cara luas di Indonesia

7 Ketidakseragaman a. Pemanenan a. Pemetikan buah


warna yang tidak pada tingkat
memperhitungkan kematangan yang
tingkat kematangan seragam.
buah dan umur buah b. Pemupukan yang
sejak terbentuknya lebih tepat.
bunga sehingga c. Pemilihan bibit
tidak seluruh dengan varietas
buah mencapai yang jelas.
warna kuning yang d. Pemangkasan
optimum. yang baik sehingga
b. Pemupukan yang seluruh buah
kurang baik terutama terkena sinar
kebutuhan unsur matahari.
mikro.
c. Ketidakseragaman
varietas jeruk yang
ditanam petani
dalam satu kebun.
d. Pemangkasan pohon
yang kurang baik.

54
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

8 Rasa segar buah a. Buah yang tidak a. Buah disimpan


kurang (saat dikon- disimpan dalam dalam ruangan
sumsi) ruangan dengan dengan suhu
suhu dan RH yang dan RH yang
sesuai sehingga sesuai sehingga
memudahkan tingkat kesegaran
berkurangnya kadar buah dapat
air buah dan tingkat dipertahankan.
kesegaran. b. Pemanenan buah
b. Buah disimpan di pada tingkat
gudang dalam suhu kematangan yang
rendah dalam waktu seragam.
yang terlalu lama.
c. Buah dipanen
pada tingkat
kematangan yang
tidak tepat sehingga
perimbangan PTT
(Padatan Terlarut
Total) dan AT (Asam
Tertitrasi) belum
memberikan rasa
manis segar.

9 Kemanisan atau a. Waktu pemanenan a. Buah dipanen pada


keasaman yang yang terlalu awal tingkat kematangan
beragam. sehingga belum yang tepat.
optimum tingkat b. Perlu pengubahan
kematangannya yang sistem pemanenan
berimplikasi pada dengan
akualitas rasa. menggunakan
b. Petani menjual alat “hand
dengan sistem refraktometer”
tebasan sehingga untuk mengukur o
tidak dilakukan petik Brix yang tepat.
pilih pada jeruk yang c. Pemupukan
dipanen. yang teratur
c. Pemupukan yang memperhatikan
kurang baik terutama kebutuhan nutrisi
kebutuhan unsur tanaman.
mikro (Magnesium)
yang mempengaruhi
rasa daging buah
harus mendapat
perhatian.

55
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

10. Terbakar Matahari/ a. Setelah panen buah a. Panen dilakukan


Sunburn berada di bawah pagi hari, setelah
Permukaan buah kondisi panas dan dipanen buah
tidak mulus banyak matahari langsung. sebaiknya langsung
bercak kecoklatan b. Transportasi dibawah ke tempat
bekas terbakar menempuh jarak teduh.
cukup jauh yang b. Transportasi perlu
memungkinkan buah memperhatikan
berada di bawah waktu sampai
kondisi matahari terik lokasi penjualan
dalam waktu lama. (berhubungan
dengan

keseimbangan pemberian air dan transpirasi tanaman)

11. Pecah buah/Skin a. Stress air atau tingkat Ketersediaan air harus
Splitting kelembaban tanah terjaga.
Buah terbelah pada yang berÁuktuasi. Penyemprotan CaCl2
bagian kulitnya se- b. Penyiraman atau pada buah.
cara longitudinal se- turun hujan secara
hingga daging buah tiba-tiba pada saat
terlihat dari luar siang hari/matahari
terik.

12. Embun Jelaga Permukaan kulit buah Pengendalian:


(Capnodium citrii) tampak kotor karena 1. Mengontrol kutu
lapisan berwarna hitam daun dan kutu putih
dan mengotori tangan pada pertanaman
apabila dipegang. Pada 2. Membersihkan buah
jeruk siam, embun jelaga pada kegiatan
ini lebih banyak dibanding pasca panen
pada jeruk keprok. supaya penampilan
buah lebih baik.

Pencegahan:
1. sanitasi terhadap
daun dan tunas
terinfeksi yang
tidak produktif
2. Penghembusan
tepung belerang
20-30 kg/ha;
penyemprotan
dengan kapur

56
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Pencegahan/
No Permasalahan Penyebab
Pengendalian

13. Antraknosa Buah berpenampilan tidak a. Hindari pemanenan


(Colletotrichum gloe- menarik karena permu- buah saat belum
osporioides) kaan keras dan kering matang
dan tahap berikutnya b. Penanganan secara
buah menjadi lunak atau hati-hati saat pra
busuk, bercak-bercak panen dan pasca
coklat yang lunak sehing- panen
ga buah tidak menarik. c. Pada saat perten-
gahan menjelang
panen hindari pemu-
pukan nitrogen yang
berlebihan serta
pertahankan kelem-
baban tanah.

14. Busuk Pangkal Pelunakan/bercak a. Hindari pemanenan


Buah/Centre Rot coklat kehitaman pada buah saat belum
Disease bagian pangkal jeruk matang.
(Alternaria alternata) (bekas tangkai buah) b. Penanganan secara
dan menurunkan daya hati-hati saat pra
simpan. panen dan pasca
panen

15. Bercak Hitam/Black Pada buah terdapat spot Pengendalian:


Spot Disease bundar warna hitam Aplikasi pestisida hanya
(Guignardia citri- dengan diameter 3 mm efektif pada periode 20
carp) sehingga memberi kesan minggu sejak jatuhnya
tidak higienis mahkota bunga.
Pencegahan:
Penggunaan fungisida
minimal 16-20 minggu
setelah gugurnya mah-
kota bunga diikuti den-
gan fungisida eradikasi
pada aplikasi kedua.

57
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Pencegahan/
No Permasalahan Penyebab Pengendalian

Kudis/Scab Disease Buah tampak tidak sehat Pengendalian:


(Elsinoe fawcetii) karena pada permukaan Aplikasi pestisida se-
terdapat cacat seperti cara tepat
16
kudis walaupun tidak Pencegahan:
sampai merusak bagian
dalam buah.

Penggunaan fungisida secara spesiÀk tidak ada, untuk pencegahan dapat diaplikasi-
kan fungisida yang sama dengan penyakit Black Spot dan melanose

17 Trips Kulit tidak mulus karena Pengendalian:


(Scirtothrips al- terdapat goresan kering 1. Memonitor
bomaculatus) disekitar pangkal buah/ba- perkembangan
gian lainnya yang terasa populasi trips,
kasar apabila dipegang. terutama pada
daun/tunas yang
baru muncul
karena trips
menyukai bagian
tersebut.
2. Pada bunga jeruk
yang baru muncul,
trips menyukai
bagian mahkota
dan calyx.
3. Apabila 5%
buah terserang
maka dilakukan
penyemprotan
dengan akarisida.

Selain itu, beberapa permasalahan lain yang perlu


diperhatikan dalam pengembangan komoditas jeruk
yaitu:
1. Penyediaan benih bermutu masih sangat terbatas.
2. Teknologi budidaya yang benar belum diterapkan
oleh petani secara optimal.

58
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

3. Kelembagaan petani jeruk seperti asosiasi petani


belum berfungsi dan lembaga permodalan yang
dapat membantu petani belum berperan secara
maksimal.

Sementara itu, sejumlah hambatan yang umumnya


disebabkan oleh faktor diluar teknologi budidaya dan
kemampuan SDM seperti :
1. Penyediaan sarana dan prasarana masih terbatas
terutama dalam hal fasilitas irigasi (terutama pada
musim kemarau), dan permodalan,
2. Harga jual jeruk sering berĚuktuasi terutama
pada saat panen raya dan masih dikuasi oleh
tengkulak.
3. Skala usaha masih relatif kecil sebagai akibat dari
sempitnya lahan garapan yang dimiliki petani dan
keterbatasan modal mengakibatkan usaha tani
yang dikelola kurang eęsien.
4. Mahalnya biaya transportasi dari sentra produksi
ke sentra pemasaran

59
DAFTAR PUSTAKA

Balitbangtan (Badan Penelitian dan Pengembangan


Pertanian). 2005. Prospoek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Litbang
Pertanian. Kemeterian Pertanian.
BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Gianyar. 2014.
Gianyar Dalam Angka.
BPS Provinsi Bali.2012. Statistik Hortikultura Provinsi
Bali 2012.Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Desa Kerta. 2014. Proęl Desa Kerta 2014. Desa Kerta
Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten
Garut. 2009. Proęl Jeruk Garut. Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura kabupaten Garut. Jawa
Barat.
Fasulo, T.R. & Weems, H.H. 2014. Citrus WhiteĚy,
Dialeurodes citri (Ashmead)(Insecta: Hemiptera:
Aleyrodidae). IFAS Extension University of
California.EENY-084.hĴp://edis.ifas.uĚ.edu
Hoěmann, H. 2007. Common pests of citrus in home
gardens. Garden Notes. Department of Agriculture
and Food.Government of Western Australia.
Notee: 345; June 2007.

60
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Januwiata, I K., I K. Dunia, dan L. Indrayani.2014. Analisis


Saluran Pemasaran Usahatani Jeruk di Desa Kerta
Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun
2013. E-journal Undiksa Vol. 4 (1).
Kelompok Tani Gunung Mekar. 2015. Proęl Kelompok
Tani Gunung Mekar, Banjar Banjar Let, Desa Taro
Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
Kelompok Tani Sekar Sari.2015. Proęl Kelompok
Tani Sekar Sari, Banjar Pisang Kelod Desa Taro
Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
Kementrian Pertanian. 2012. Jeruk Unggulan Nasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Setiawan, A.I dan Sunarjono,H.. 2003. Jeruk Besar :
Pembudidayaan di Pot & di Kebun (Edisi revisi).
Penebar Swadaya. Pp 111.
Supartha I W., Adnyana, M. Suarna, I W. Dibia, I N.
Trigunasih M.dan.Kesumadewi,A.A.I.2013.
Pemetaan Potensi Wilayah dan Pengembangan
Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar.
Udayana University Press.Pp. 184.
Supartha I W., Kesumadewi, A.A.I., Suarna, I W.
Susila,IW. Suardi, IDPO Dibia, I N. Gunasih,NMT.
danGunadi.IGA. 2014. Pengembangan Sentra
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan,
Perkebunan, Hortikultura, Kehutanan dan
Peternakan secara Terpadu di Kabupaten Gianyar.
Swasta Nulus Press. Pp. 180.

61
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

TENTANG PENULIS

Prof. Dr. Ir. I


Wayan Supartha, MS.,
adalah Guru Besar
Fakultas Pertanian
Universitas Udayana,
lahir di Gianyar,
tanggal 30 Maret 1957.
Pendidikan Sarjana
Pertanian diselesaikan pada tahun 1984 di Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Sementara Pendidikan
Magister Sains diselesaikan pada tahun 1991 dan
Pendidikan Doktor pada tahun 1998 di Institute
Pertanian Bogor.
Guru Besar ini aktif memberikan kuliah di
Program S1, S2 dan S3 dalam mata kuliah Metodologi
Penelitian, Pengendalian Hama Terpadu, Sistem
Peramalan Hama, Pengendalian Hayati, Teknologi Agens
Hayati, Kebijakan Perlindungan Tanaman, Tehnologi
Senyawa Hayati dan Pertanian Organik. Selain itu juga
menyempatkan diri mengikuti beberapa pelatihan,
antara lain: Pengendalian Hama Terpadu di Denpasar,
Ekologi Populasi, Training of Scientist in Identięcation of

62
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Leafminers and their Parasitoids (ACIAR, Australia, 2001),


Training of Scientist in Ecological Investigations and Trial
Design (ACIAR, Australia, 2002) dan Training Course
in Research Management in Agriculture (ACIAR and
University of New England, Australia, 2004).
Dosen senior ini pernah menjabat sebagai Ketua
Program Studi Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas
Udayana (2009-2013), Ketua Dewan Editor Jurnal Agritop
yang diterbitkan oleh FP-Unud dan anggota dewan
editor beberapa jurnal ilmiah lainnya. Pernah menjadi
tenaga ahli Bidang Ekonomi dan Lingkungan (Komisi B)
DPRD Provinsi Bali dari tahun 2005-2006, Koordinator
tim ahli Pansus otonomi khusus Provinsi Bali dari tahun
2007-2010. Sejak tahun 2009 sampai tahun 2014 menjadi
Konsultan Internasional Kementerian Pertanian dan
Perikanan Negara Republik Demokrasi Timor Leste.
Sejak 2013 sampai saat ini menjadi tim ahli bidang
pembangunan di Kabupaten Gianyar.
Sebagai seorang peneliti, dosen ini aktif
melakukan penelitian di bidang ekologi serangga dan
perlindungan tanaman, antara lain PHT Kentang (1984),
penggerek batang padi kuning (1992-1994), Liriomyza
dan Parasitoidnya (1996-1998), yang dananya bersumber
dari Proyek Nasional PHT (1999), ARMP Deptan (2000),
ACIAR Australia (2001-2004). Banyak merintis model
pengembangan sistem usaha tani dan pendampingan
teknologi budidaya dan pengendalian hama terpadu
sejak tahun 1999 pada komoditas Kopi Rakyat di Pupuan-
Tabanan dan Kintamani-Bangli, Jeruk Besar di Seraya,
Salak Bali di Dusun Dukuh, Sibetan Karangasem, Kakao
di Tabanan, Badung, Jembrana, Buleleng dan Kentang di

63
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Baturiti-Pancasari, serta di Hatubuilico, Ainaro, Timor


Leste. Beberapa hasil penelitiannya dipublikasikan di
media massa, jurnal nasional dan internasional, buku
dan dipresentasikan secara oral diberbagai pertemuan
ilmiah baik nasional maupun internasional.

Ir. Anak Agung Istri


Kesumadewi, M.Si merupakan
dosen di Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Udayana.
Terlahir di Denpasar pada tanggal
23 Desember 1968, dosen ini
telah menyelesaikan pendidikan
S2 di Institut Pertanian Bogor
dengan keahlian di bidang Biologi dan Kesuburan
Tanah pada tahun 1999 dan saat ini tercatat sebagai
mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu-Ilmu Pertanian
di Universitas Udayana. Kesumadewi aktif mengikuti
beragam program pengembangan ilmu di dalam
maupun luar negeri, antara lain adalah pelatihan bahasa
Inggris Intensif di UNUD (1993), Short Course on Integrated
Pest Management di UNUD (1993), Pelatihan Aplikasi
Teknologi Hidroponik untuk Pertanian Perkotaan di
IPB (2001), dan Education on Scientific Writing for Higher
Education Denpasar (2005) yang dilakukan di dalam
negeri, sedangkan beberapa pelatihan berikut yang
meliputi: Introduction to German Culture and an Intensive
German Language Course di Saarbrücken, Scientific
Introduction to Industrial Biotechnology di Braunschweigh,

64
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Immobilisation of Biocontrol di Braunschweigh, Technology


Transfer di Köln, dan International Management Workshop
di Köln, diikuti pada tahun 2002 selama hampir 1 tahun
di Jerman. Pengalaman penelitian di luar negeri terakhir
yang diikutinya adalah melalui program Sandwich-like
di Austria yang dibiayai oleh DIKTI pada tahun 2011.
Kesumadewi juga pernah bertugas sebagai Redaksi
majalah Agritrop dan saat ini merupakan Alternate
Reviewer pada Jurnal Applied Soil Ecology. Selain aktif
melakukan penelitian dibidang biologi dan kesuburan
tanah, dosen ini juga aktif menyampaikan hasil
penelitiannya dalam pertemuan ilmiah terutama yang
diselenggarakan oleh PAIR BATAN dan Perhimpunan
Mikrobiologi Indonesia.

Prof. Ir I Wayan Susila,


MS. Adalah Guru Besar pada
bidang Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, lahir
di Gianyar (Bali) pada tangal
29 Januari 1954. Pendidikan
dasarnya diselesaikan di SD
No. 2 Tegallalang (1969) dan
SMP No. 1 Tegallalang (1972). Pada tahun 1976
menyelesaikan pendidikan menengah atas di SLUA I
Saraswati Denpasar, dan kemudian mendapatkan gelar
Sarjana Muda (B.Sc.) di Fakultas Pertanian Universitas
Udayana , Denpasar pada tahun 1981. Dan lulus Sarjana
Pertanian (Ir) pada Fakultas Pertanian pada tahun 1983.

65
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Gelar Magister Sains di bidanng Entomologi Pertanian


diperolehnya pada tahun 1993 di Program Studi
Entomologi/Fitopatologi Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat.
Pelatihan yang pernah diikuti adalah metode
mengajar (applied approach method) yang diselenggarakan
oleh proyek EAUP-Australia dengan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana tahun 1994, Short Course on Bioagent
and Organic farming system yang diselenggarakan oleh
Academic Frontier Research Project, Tokyo University of
Agriculture, Tokyo pada tahun 2001.
Karirnya sebagai tenaga edukatif dimulai sejak
tahun 1987 di Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.
Selain itu, juga sebagai staf pengajar di Program S2
dan S3 Progran Pascasarjana Universitas Udayana.
Mata kuliah yang diampu adalah Pengendalian Hayati,
Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Bioteknologi perlindungan Tanaman, dan Serangga
Entomofaga dan Pengendalian Hayati.
Selain mengajar juga aktif dalam bidang penelitian
dan Pengabdian pada masyarakat. Bidang yang
ditekuni adalah Ilmu Hama Tumbuhan khususnya
dan Perlindungan Tanaman Umumnya. Dari kegiatan
penelitiannya telah dihasilkan puluhan makalah yang
sudah diseminarkan dan dipublikasikan dalam Jurnal
Ilmiah tingkat Nasional dan Internasional. Dalam
bidang pengabdian pada masyarakat adalah aktif
membina petani kakao di Bali (2006-2008) khususnya
dalam mengendalikan hama dan penyakit kakao.
Di bidang organisasi adalah sebagai anggota
perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI), dan anggota

66
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

The International Society for Southeast Asian Agricultural


Sciences (ISSAAS). Keterlibatan di organisasi ISSAAS,
memberikan banyak kesempatan untuk meneliti dan
mempresentasikan hasilnya dalam berbagai Pertemuan
Ilmiah Internasional di beberapa Negara.
Pada tahun 2000-2003 pernah menjabat sebagai
sekretaris Program Ektensi pada Fakultas Pertanian
Universitas Udayana, dan sebagai ketua Program Studi
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan tahun 2004-
2008. Pada saat ini masih menjabat sebagai sekretaris
Laboratorium PHT.

I Gusti Alit Gunadi,


lahir di Surabaya 30 Maret
1959. Diangkat menjadi staf
pengajar di Fakultas Pertanian
Universitas Udayana tahun
1986 dan menyelesaikan studi
S2 Sub Program Studi Ekologi
Tanamandi IPB Bogor pada
tahun 1991. Aktif memberikan
kuliah S-1 di PS. Agroekoteknologi pada mata kuliah
Ekologi Tanaman. Juga aktif membantu memberi
beberapa materi kuliah di PS. Agribisnis dan PS.
Arsitektur Pertamanan di lingkungan Fakultas Pertanian
Unud. Bidang keilmuan yang ditekuni sebagian besar
berhubungan dengan lingkungan. Berbagai kursus
dan pelatihan yang berkaitan dengan lingkungan telah
diikuti seperti Amdal, Pengolahan Limbah Industri,
Konservasi Tanah dan Air, Menuju Indonesia Hijau,

67
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Irigasi Tetes. Sejak tahun 1992 berpartisipasi aktif dalam


penyusunan Dokumen Lingkungan: AMDAL, UKL/
UPL, SLHD, NKLD, Daya dukung lahan, membantu
penyusunan MIH kabupaten se Bali. Berbagai penelitian
yang terkait dengan lingkungan hidup berkaitan
dengan keanekaragaman hayati telah dilakukan dengan
kerjasama pendanaan dari unit pelaksanan teknis di
Kabupaten/Kota Propinsi Bali : Daya Dukung Lahan
dan Air (Bappeda Prop. Bali), Pemetaan Geograęs
Sumber Daya Genetik (Prop. Bali), Inventarisasi subak
di kawasan warisan budaya dunia (Dinas Kebudayaan
Prop. Bali), Dampak pertumbuhan penduduk terhadap
lingkungan dan budaya subak di Kabupaten Tabanan
(BKKBN). Beberapa kegiatan pengabdian masyarakat
sebagai pelaksanaan tridarma perguruan tinggi meliputi
Pendidikan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik
Fermentasi Dari Sampah, Tour Guide Ekotorisme di
Kawasan Cagar Budaya Batukaru – Tamblingan Bali,
Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Desa Peken Kec.
Marga – Tabanan. Kontributor artikel Daya Dukung
Lahan dalam “Buku Perubahan Penggunaan Lahan
dan Daya Dukung Lingkungan” , Kajian Akademik
“Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kab. Badung”. Alamat yang dapat diakses: gunadiya@
gmail.com

68
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

Ir. I Dewa Putu Oka


Suardi, M.Si adalah salah satu
dosen senior di Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Udayana yang
mengawali karier sebagai dosen
sejak tahun 1986. Dengan
memfokuskan studi pada bidang
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan, dosen ini menyelesaikan
pendidikan S2 di IPB pada tahun 2002 dan saat ini sedang
merampungkan studi S3 di Program Studi Doktor Ilmu
Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Aktivitas penelitian ilmiah yang dilakukan
masih konsisten pada pengembangan pertanian di
Bali yang dimulai dari tahap perencanaan produksi di
sektor hulu. Berikut adalah penelitian dalam 5 tahun
terakhir yang dilakukannya melalui pembiayaan
institusi maupun kerjasama dengan instansi pemerintah
daerah dan pusat : Pengkajian Lembaga Research and
Development Sektor Pertanian Provinsi Bali tahun 2010.
(Kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan Lembaga
Penelitian Universitas Udayana), Evaluasi Program LM3
di Wilayah Propinsi Bali tahun 2011 (Kerjasama LPPM
Unud dengan Ditjen P2HP Kementerian Pertanian
Republik Indonesia), Evaluasi Program LM3 di Wilayah
Propinsi Bali tahun 2012 (Kerjasama LPPM Unud
dengan Ditjen P2HP Kementerian Pertanian Republik
Indonesia), Penyusunan Road Map Peningkatan
Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Bali tahun

69
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

2012 (Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian


Tanaman Pangan Provinsi Bali), Survei Lokasi,
Komoditas, dan Pembentukan Kawasan Pengembangan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (KP3HP) di
Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem Provinsi
Bali tahun 2013 (Kerjasama LPPM Unud dengan Ditjen
P2HP Kementerian Pertanian Republik Indonesia),
Penyusunan Naskah Akademik Raperda Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Bali tahun
2013 (Kerjasama LPPM Unud dengan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Bali), Peran Sumberdaya
Komunikasi Penyuluhan terhadap Keberhasilan
Program Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali
tahun 2013 (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.
Dibiayai dari dana BOPTN Universitas Udayana Tahun
2013), Model Manajemen Sumberdaya Komunikasi
Penyuluhan dalam Pelaksanaan Program Pembangunan
Pertanian: Kasus Program Sistem Pertanian Terintegrasi
di Provinsi Bali tahun 2014 (Penelitian Unggulan
Perguruan Tinggi. Dibiayai dari dana PNBP Universitas
Udayana Tahun 2014), dan Studi Evaluasi Pelaksanaan
Akselerasi Peningkatan Ekspor Komoditas Perkebunan
(Kopi Arabika dan Jambu Mete) di Provinsi Bali tahun
2014 (Kerjasama Dinas Perkebunan Provinsi Bali dengan
LPPM Universitas Udayana). Sosialisasi hasil penelitian
dilakukan oleh Oka Suardi dengan menerbitkannya pada
jurnal SOCA dan dwijenAGRO serta dipresentasikan
dalam beberapa forum ilmiah tingkat nasional.
Pengembangan kompetensi diri dilakukan
oleh Oka Suardi melalui beberapa training terutama
Training of Trainers yang kemudian sangat menunjang

70
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

peranannya sebagai pemangku jabatan structural di


Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Berikut adalah
beberapa jabatan yang pernah dipegang oleh Oka Suardi
: Sekretaris Laboratorium Penyuluhan dan Komunikasi,
Jurusan Sosek, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
(1995 – 2000); Sekretaris Program Studi Penyuluhan
dan Komunikasi Pertanian, Universitas Udayana (2004
– 2008); Sekretaris Program Studi Magister Agribisnis,
Program Pascasarjana, Universitas Udayana (2010
– 2014); Anggota Senat Fakultas Pertanian Universitas
Udayana periode (2012-2015); Ketua Unit Penjaminan
Mutu Fakultas Pertanian Universitas Udayana
(2013 – sampai sekarang); dan Ketua Konsentrasi
Pengembangan Masyarakat, Program Studi Agribisnis,
Frakultas Pertanian, Universitas Udayana (2014 – sampai
sekarang). Dengan berbekal pengalaman keilmuan dan
soft skill penunjang yang relevan, Oka suardi telah
sukses menjalankan fungsi konsultasi di level Nasional
maupun internasional sejak tahun 2009.

71
PROFIL JERUK GIANYAR 2015

72

Anda mungkin juga menyukai