Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KERJA LAPANGAN

KEGIATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN DI AGRO CEPOKO


SEMARANG, JAWA TENGAH

OLEH :
KARTIKA SARI
17/409646/PN/15034

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN KERJA LAPANGAN

KEGIATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN DI AGRO CEPOKO


SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:
KARTIKA SARI
17/409646/PN/15034

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan untuk dilaksanakan sebagai kelengkapan Mata
Kuliah Kerja Lapangan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Menyetujui, Yogyakarta,
Dosen Pembibing Kerja Lapangan Pelaksana Kerja Lapangan

Agus Dwi Nugroho, S.P., M.Sc. Kartika Sari

Mengetahui,

Ketua Departemen Komisi Kerja Lapangan


Sosial Ekonomi Pertanian PS. Ekonomi Pertanian dan Agribisnis

Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M. Ec. Ir. Any Suryantini, M.M., Ph.D.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kerja Lapangan (KL) untuk
memenuhi syarat kelulusan program S1 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Laporan ini merupakan hasil Kerja Lapangan mengenai Kegiatan Produksi
dan Pemasaran di Agro Cepoko, Semarang, Jawa Tengah yang telah dilaksanakan
selama 27 hari di Agro Cepoko. Atas bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,
penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :
a. Bapak Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec., selaku ketua Departemen Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
b. Ibu Any Suryantini, M.M., Ph.D., selaku komisi kerja lapangan Program Studi
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
c. Bapak Agus Dwi Nugroho, S.P., M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan moral,
d. Bapak Juli Kurniawan, S.Pt. selaku Kepala UPTD. Kebun Dinas, Dinas
Pertanian Kota Semarang,
e. Ibu Sri Hariyani, AMd. selaku koordinator lapangan kebun buah Agro Cepoko,
f. Bapak Purwanto selaku pemelihara kebun buah Agro Cepoko,
g. Segenap pegawai Agro Cepoko yang telah menerima dengan hangat dan
bersahabat.
h. Mbak Claudia dan Mbak Rere yang telah membantu dalam urusan administrasi
untuk Kerja Lapangan,
i. Segenap petani dan pedagang di Agro Cepoko yang telah berkenan untuk
berbagi informasi dan pengalaman.
j. Teman-teman PKL dari Universitas Diponegoro yang telah menemani berbagi
cerita selama kegiatan Kerja Lapangan.
k. Orang tua dan sahabat serta semua pihak yang mendukung penyelesaian laporan.
Penulis berusaha semaksimal mungkin menyusun laporan Kerja Lapangan ini.
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

iii
Yogyakarta, 5 Maret 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER………………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vii
DAFTAR GAMBAR……….…………………………………………………...viii

I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Tujuan……………………………………………………………………..3
C. Manfaat……………………………………………………………………3
D. Metode Pelaksanaan……………………………………………………….4
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………………..4
F. Kegiatan Kerja Lapangan…………………………………………………4

II. GAMBARAN UMUM LOKASI……………………………………………...7


A. Profil Agro Cepoko………………………………………………………..7
B. Visi dan Misi………………………………………………………………7
C. Sejarah Singkat…………………………………………………………….8
D. Deskripsi Area……………………………………………………………..8
E. Struktur Organisasi………………………………………………………...9

III. KEGIATAN………………………………………………………………….13

IV. PEMBAHASAN……………………………………………………………..17
A. Fasilitas Produksi………………………………………………………...17
B. Kegiatan Produksi………………………………………………………..18
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Agro Cepoko………………………19
D. Kegiatan Pemasaran di Agro Cepoko……………………………………22
E. Standar Operasional Prosedur pada Produksi dan Pemasaran di Agro
Cepoko…………………………………………………………………...24

v
F. Permasalahan Khusus………………………………………………….....25

V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………28


A. Kesimpulan………………………………………………………………28
B. Saran……………………………………………………………………...28

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………30
LAMPIRAN……………………………………………………………………...31

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rincian Kegiatan Pelaksanaan Kerja Lapangan………………………..5
Tabel 4.1 Daftar Harga Buah di Agro Cepoko…………………………………..20
Tabel 4.2 Daftar Harga Bibit di Agro Cepoko…………………………………...20
Tabel 4.3 Standar Operasional Prosedur Produksi……………………………….24
Tabel 4.5 Standar Operasional Prosedur Pemasaran……………………………..25

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Lokasi Pembibitan…………………………………………………..17
Gambar 4.2 Lokasi Media Tanam………………………………………………..17
Gambar 4.3 Sortasu Buah Jambu Kristal………………………………………...19

viii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan pariwisata di suatu daerah tidak terjadi secara tiba-tiba,
melainkan melalui suatu proses. Proses tersebut dapat terjadi secara cepat
maupun lambat, dan dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal (kondisi politik,
iklim, dsb) maupun internal (pemerintah setempat yang bersangkutan, warga
sekitar, pengelola tempat wisata, dsb). Salah satu jenis pariwisata yang saat ini
mulai banyak dikembangkan di pinggiran perkotaan adalah agrowisata.
Kondisi yang mempengaruhi peluang terbukanya bisnis agrowisata ialah
adanya trend back to nature yang tengah berkembang di masyarakat dimana
trend tersebut dapat membuat masyarakat perkotaan lebih mengenal alam.
Kegiatan agrowisata bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian yang meliputi
tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternatakan, perhutanan, dan
sumber daya pertanian (Usman et al., 2012).
Pengembangan aktivitas agrowisata secara langsung dan tidak langsung
akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat akan arti
pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian (Budiarti, et al., 2013).
Keberadaan agrowisata dapat mendorong masyarakat sekitar untuk
berpartisipasi. Sehingga dalam suatu kegiatan agrowisata dapat
memberdayakan masyarakat yang ada disekitar dan masyarakat juga
memperoleh keuntungan dengan adanya suatu agrowisata pada suatu daerah.
Hasil produksi dari suatu agrowisata juga tergantung dari persiapan
lahan secara menyeluruh dan pasokan air untuk tanaman. Manusia pun juga
mempengaruhi hasil produksi. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan
berbagai tugas menjadi faktor yang lebih penting dalam menentukan hasil
panen (Anonim, 1973). Pada agrowisata khususnya petik buah, waktu dan
jumlah produksi pastinya sangat mempengaruhi dikarenakan wisatawan yang
terus datang sewaktu-waktu untuk menikmati hasil panen. Untuk itu
diperlukan pengelolaan faktor produksi yang terbatas agar dapat menghasilkan
produksi sebanyak-banyaknya dan memuaskan konsumen.

1
Manajemen produksi pada kegiatan produksi bentujuan untuk
memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas,
harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen
(Masyhuri, 1999). Oleh karena itu kegiatan produksi saling berkaitan dengan
kegiatan pemasaran. Apabila barang yang diproduksi banyak dengan kualitas
yang baik, maka harganya juga akan menyesuaikan sehingga dapat
berlangsung proses pemasaran agar barang dapat diterima oleh konsumen.
Pemasaran pariwisata merupakan suatu proses manajemen yang
dilakukan oleh organisasi atau kelompok industri pariwisata untuk melakukan
identifikasi terhadap minat wisatawan. Pemasaran pariwisata mempunyai
potensi untuk mempengaruhi keinginan, kebutuhan, dan memotivasi
pengunjung terhadap apa yang disukai dan tidak disukainya. Tingkatannya
pada daerah-daerah lokal, regional, nasional maupun internasional dengan
menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan
optimal (Witasari, 2012). Untuk itu Dinas Pertanian Kota Semarang
mengelola Agro Cepoko yang berlokasi di Kecamatan Gunung Pati, Kota
Semarang untuk memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada di wilayah tersebut.
Agro Cepoko ini memiliki konsep wisata petik buah yang masih sangat
jarang sekali ditemui di wilayah Kota Semarang. Selama ini sebagian besar
agrowisata berada di Kabupaten Semarang. Keberadaan Agro Cepoko juga
mendekatkan jarak konsumen yang ingin melakukan wisata petik buah
sehingga tidak perlu jauh-jauh keluar dari Kota Semarang. Selain menawarkan
wisata petik buah, Agro Cepoko ini juga menyediakan bibit pohon buah-
buahan yang dijual ke para pengunjung.
Pasar wisata juga ada kaitannya dengan wisata petik buah. Umumnya
pada tempat wisata terdapat kios buah atau pengecer baik di dalam ataupun di
luar lingkungan pengelola. Wisata petik buah dirasa memiliki kepuasan
tersendiri karena dapat menikmati suasana kebun buah serta memanen
buahnya (Parimin, 2005). Pada Agro Cepoko juga terdapat pasar tani yang
dilaksanakan pada saat tertentu.

2
Kegiatan pemasaran yang dilakukan di Agro Cepoko ini tidak hanya
untuk menyampaikan produk atau jasa, namun juga bagaimana produk atau
jasa tersebut dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan juga
memberikan laba kepada pihak pengelola. Seluruh kegiatan yang dilakukan
untuk memasarkan suatu produk disebut dengan kegiatan pemasaran.
Pemasaran merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kinerja. Sedangkan kegiatan produksi di Agro Cepoko ini adalah berupaya
menyediakan produk-produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen saat berkunjung ke agrowisata ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
1. Melatih mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman praktik dalam kegiatan produksi dan pemasaran di
agrowisata.
2. Melatih mahasiswa agar mampu menerapkan ilmu yang didapatkan
saat perkuliahan dalam kegiatan di lapangan.
3. Memberikan bekal serta pengalaman praktik kepada mahasiswa untuk
dapat bekerja dalam suatu instansi atau badan usaha dan lingkungan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami kegiatan produksi dan pemasaran
agrowisata di Agro Cepoko Semarang.
2. Meningkatkan dan melatih keterampilan dengan terlibat langsung
dalam kegiatan produksi dan pemasaran agrowisata di Agro Cepoko
Semarang.
C. MANFAAT
1. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana strata satu
(S1) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
2. Bagi mahasiswa, dapat menjadi sarana latihan kerja secara langsung di
lapangan, pengembangan pengetahuan dan wawasan, serta menambah
pengalaman.

3
D. METODE PELAKSANAAN
Terdapat beberapa metode yang akan dilakukan dalam melakukan kegiatan
kerja lapangan, yaitu:
l. Metode Partisipasi Secara Langsung
Melibatkan diri secara langsung dalam proses kegiatan produksi dan
pemasaran di Agro Cepoko Semarang.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati dan mencatat
segala proses yang berkaitan dengan kegiatan produksi dan pemasaran
di Agro Cepoko.
b. Wawancara
Mengajukan pertanyaan atau wawancara secara langsung kepada
pihak Dinas Pertanian Kota Semarang, pengelola, pengurus kelompok
tani, dan petani/pedagang yang berhubungan dengan kegiatan
produksi dan pemasaran di Agro Cepoko.
c. Studi Pustaka
Membaca pustaka-pustaka atau literatur berupa buku-buku maupun catatan
lainnya yang terbukti valid.
E. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Lokasi : Agro Cepoko Semarang
Alamat : Jl. Cepoko Raya, Cepoko, Kec. Gunung Pati, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50223.
Waktu Pelaksanaan : 2 Januari 2020 – 1 Februari 2020 atau
menyesuaikan dengan kesepakatan antara Agro
Cepoko dan penulis.
F. KEGIATAN KERJA LAPANGAN
Kegiatan kerja lapangan tentang pemasaran di Agro Cepoko Semarang
mulai tanggal 2 Januari – 1 Februari 2020 (25 hari kerja).

4
Tabel 1.1. Rincian Kegiatan Pelaksanaan Kerja Lapangan
Waktu Kegiatan
No
Minggu Hari dan tanggal
1 Pengenalan kebun, tanaman buah,
pegawai, petani oleh koordinator
Kamis, 2 Januari 2020 kebun Sri Hariyani, AMd. Serta
pemaparan jumlah tanaman dan harga
jual buah serta bibit tanaman.
2 Penjelasan mengenai budidaya
tanaman buah di Agro Cepoko serta
Jumat, 3 Januari 2020
perbanyakan tanamannya serta
kegiatan kebersihan kebun.
3 Pemasaran produk pertanian berupa
Sabtu, 4 Januari 2020 buah di pasar tani sekalian berkenalan
I denga para pedagang.
4 Mengamati dan mengikuti kegiatan
pemasaran bibit tanaman buah dan
Minggu, 5 Januari
pemasaran buah di pasar tani.
2020
Kemudian melayani pembelian bibit
buah.
5 Kebersihan pagi, pemasangan ajir
Senin, 6 Januari 2020 tanaman, dan pengkerodongan
kelengkeng.
6 Selasa, 7 Januari 2020 Libur
7 Pembuatan perangkap lalat buah dan
Rabu, 8 januari 2020
pemasangan perangkap lalat buah.
8 Pembersihan jalan setapak dan
Kamis, 9 Januari 2020
pengecekan perangkap lalat buah.
9 Melanjutkan pemasangan ajir pada
tanaman dan pengecekan perangkap
Jumat, 10 Januari 2020
lalat buah yang kemarin belum sempat
dicek.
10 Kebersihan pagi dan pemetikan
Sabtu, 11 Januari 2020
pesanan buah jambu kristal.
11 Pemasaran buah, bibit, dan tanaman
II Minggu, 12 Januari
hias, serta monitoring pengunjung
2020
kebun.
12 Kebersihan kebun, melanjutkan
Senin, 13 Januari 2020
pemasangan ajir.
13 Selasa, 14 Januari 2020 Libur
14 Pendorong pembungaan kelengkeng
pada pagi hari, kemudian penjelasan
Rabu, 15 Januari 2020
mengenai teknik sambung pucuk dan
okulasi.
15 Praktik sambung pucuk tanaman
III Kamis, 16 Januari 2020 alpukat dan dan okulasi tanaman
jambu.
5
16 Persiapan media tanam dan
Jumat, 17 Januari 2020 pencangkokan tanaman jambu kristal
dan plum.
17 Pemasaran bibit tanaman buah dan
Sabtu, 18 Januari 2020
pemasaran buah di pasar tani.
18 Persiapan kedatangan tamu ketua
Minggu, 19 Januari
DPRD Kota Semarang dan pemasaran
2020
bibit.
19 Senin, 20 Januari 2020 Membongkar para-para.
20 Selasa, 21 Januari 2020 Libur
21 Pembelian persediaan bibit
(pemindahan bibit dari pick up ke
Rabu, 22 Januari 2020
lokasi pemasaran bibit) dan menjamu
tamu dari DPRD Kota Pacitan.
22 Penggantian air perangkap lalat buah
Kamis, 23 Januari 2020 dan penyuntikan kembali petrogenol ke
kapas pada perangkap lalat buah.
23 Melanjutkan penggantian air
perangkap lalat buah dan penyuntikan
Jumat, 24 Januari 2020
kembali petrogenol ke kapas pada
perangkap lalat buah.
24 Pengumpulan data dengan wawancara
Sabtu, 25 Januari 2020 dengan ketua kelompok tani, dan
pedagang.
25 Pemasaran bibit dan buah di pasar tani,
IV Minggu, 26 Januari mengarahkan pengunjung agar mengisi
2020 buku tamu yang tersedia,
pembungkusan buah jambu kristal.
26 Ikut mendampingi dan membantu
dalam latihan dan praktik okulasi
Senin, 27 Januari 2020
UPTD Kebun Dinas di Agro
Purwosari.
27 Mengikuti sosialisasi penanganan
tanaman stres di Kebun Wates berupa
Selasa, 28 Januari 2020
sosialisasi pembuatan PGPR dan
Mikro Tempe.
28 Rabu, 29 Januari 2020 Libur
29 Pelengkapan data lebih lanjut dengan
Kamis, 30 Januari 2020
bertanya kepada koordinator kebun.
30 Persiapan kunjungan wisata anak
V Jumat, 31 Januari 2020 sekolah. Kemudian penyerahan
kenang-kenangan.
31 Pengamatan kegiatan wisata edukasi
Senin, 3 Februari 2020
untuk anak sekolah.

6
II. GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Profil Agro Cepoko
Agro Cepoko merupakan kebun buah milik Dinas Pertanian Kota
Semarang. Dinas Pertanian yang menangani atau mengelola kebun dinas
adalah UPTD Kebun Dinas. Kebun milik Dinas Pertanian Kota Semarang ini
juga dapat dijadikan sarana wisata edukasi. Pada kebun Agro Cepoko ini
pengunjung yang datang dapat memilih dan memetik buah sendiri dengan
pendampingan dari petugas kebun ataupun petani.
Bibit tanaman juga tersedia bagi pengunjung yang ingin membeli bibit.
Bibit yang dijual antara lain bibit durian musang king, kelengkeng, jeruk,
jambu kristal, alpukat kendil, sawo, dan lain sebagainya. Untuk tanaman
hiasnya pun juga ada anggrek tanah, dan aglaonema (sri rejeki).
Jumlah pohon di Agro Cepoko untuk kelengkeng ada 333 pohon,
jambu kristal sebanyak 417 pohon, jambu merah sebanyak 68 pohon, sirsat
madu sebanyak 119 pohon, durian monthong sebanyak 36 pohon, srikaya
sebanyak 16 pohon, jambu air sebanyak 42 pohon, mangga sebanyak 28
pohon, alpukat sebanyak 19 pohon, rambutan sebanyak 6 pohon.
B. Visi dan Misi
Visi dan Misi Kota Semarang
1. Visi
Semarang kota perdagangan dan jasa yang hebat menuju masyarakat
semakin sejahtera.
2. Misi
1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berkualitas.
2. Mewujudkan Pemerintahan yang semakin jandal untuk meningkatkan
pelayanan publik.
3. Mewujudkan Kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan
lingkungan.
4. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan
membangun iklim usaha yang kondusif.

7
Dinas Pertanian Kota Semarang mendukung pencapaian target
pembangunan dari misi ke-4 yaitu : Memperkuat ekonomi kerakyatan
berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang kondusif.
C. Sejarah Singkat
Sebelum menjadi kebun buah ini, Agro Cepoko semula merupakan
kebun tanaman kelapa yang sudah tidak produktif kemudian diubah menjadi
kebun buah hortikultura sebagai tanaman pokok. Lahan merupakan milik
Dinas Pertanian Kota Semarang. Dinas kemudian mengajak masyarakat
sekitar untuk bekerja sama membentuk kebun buah ini. Kemudian diajaklah
14 petani yang rata-rata merupakan warga RT 3, Rw 1. Setelah ada petaninya,
barulah kemudian dibentuk kelompok tani untuk menyatukan para petani.
Kelompok tani yang ada di Agro Cepoko bernama Kelompok Tani Gunung
Subur. Pada awal tahun 2012 merupakan tahun awal mulai penanaman di
Agro Cepoko. Bibit tanaman buah yang di tanam di Agro Cepoko berasal dari
dinas. Agro Cepoko ini mulai dikenal masyarakat pada tahun 2016. Peresmian
kebun buah Agro Cepoko ini dilaksanakan pada tahun 2017 diikuti dengan
panen buah perdana dan diresmikan oleh Walikota Semarang.
D. Deskripsi Area
Agro Cepoko terletak di Kelurahan Cepoko, Kecamatan Gunungpati,
Kota Semarang. Lokasi Agro Cepoko ini pada ketinggian +300M dari
permukaan laut dengan jenis tanah latosol kemerahan. Luas Agro Cepoko ini
adalah 2,7 hektar. Jalur atau rute menuju Agro Cepoko ini merupakan rute
wisata, dimana bila dari Kota Semarang untuk mencapai Agro Cepoko
melewati Goa Kreo, Waduk Jatibarang, dan Desa Wisata Kandri. Letak Agro
Cepoko inipun juga tidak jauh dari pemancingan Ngrembel. Sehingga bila
ingin berwisata ke Cepoko dapat mampir mengunjungi lokasi wisata lain.
Bagi pengunjung yang hendak ke Jalan Cepoko Raya cukup mudah dicari,
jika dari arah Gua Kreo lurus ke arah selatan sampai perempatan SMP
Negeri 22 Semarang tinggal belok kanan sekitar 200 meter kanan jalan akan
tertulis “Dinas Pertanian Kebun Buah Agro Cepoko”. Sementara jika dari
arah Kaligetas sekitar 1 km, ambil pertigaan arah Gunungpati. Jika dari
arah Ungaran, setelah pemancingan Ngrembel ada perempatan belok kiri.

8
E. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kota Semarang

b. Struktur Organisasi UPTD Kebun Dinas


Kepala UPTD
Juli Kurniawan, S.Pt.

Kasubag TU
Nuryanto, S.H.

Pramu Kebun
Ahmad Badroni

Koor Kebun Koor Kebun Koor Kebun Koor Kebun Koor Kebun
Cepoko & Plalangan Purwosari Wates Kramas
Gunungpati (Andy Fitryadi) (Agus Prasetyo) (Mudzakir) (Saryanto)
(Sri Hariyani)

9
Susunan organisasi Dinas Pertanian Kota Semarang sebagaimana
disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang, terdiri
atas:
1. Kepala Dinas mempunyai tugas merencanakan, memimpin,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pertanian.
2. Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan
mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas kesekretariatan, bidang prasarana dan
sarana, bidang tanaman pangan, bidang hortikultura dan perkebunan,
bidang peternakan dan kesehatan hewan, bidang penyuluhan, dan UPTD.
Sekretariat terdiri dari:
1) Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2) Subbagian Keuangan dan Aset; dan
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Prasarana dan Sarana mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas seksi lahan dan
irigasi, seksi prasarana dan sarana tanaman pangan hortikultura dan
perkebunan, dan seksi prasarana peternakan dan kesehatan hewan. Bidang
Prasarana dan Sarana terdiri dari:
1) Seksi Lahan dan Irigasi
2) Seksis Prasarana dan Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura, dan
Perkebunan
3) Seksi Prasarana dan Sarana Peternakan dan Kesehatan Hewan
4. Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas seksi produksi
tanaman pangan, seksi perbenihan dan perlindungan tanaman pangan, dan
seksi pascapanen dan pemasaran tanaman pangan. Bidang Tanaman
Pangan terdiri dari:

10
1) Seksi Produksi Tanaman Pangan;
2) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan; dan
3) Seksi Pascapanen dan Pemasaran Tanaman Pangan.
5. Bidang Hortikultura dan Perkebunan mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas seksi produksi
hortikultura dan perkebunan, seksi perbenihan dan perlindungan
hortikultura dan perkebunan, dan seksi pascapanen dan pemasaran
hortikultura dan perkebunan. Bidang Hortikultura dan Perkebunan terdiri
dari:
1) Seksi Produksi Hortikultura dan Perkebunan;
2) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura dan Perkebunan; dan
3) Seksi Pascapanen dan Pemasaran Hortikultura dan Perkebunan.
6. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan, membina,
mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas
seksi produksi dan pengembangan peternakan, seksi kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner, dan seksi pascapanen dan pemasaran
peternakan. Bidang peternakan dan Kesehatan hewan terdiri dari:
1) Seksi Produksi Produksi dan Pengembangan Peternakan;
2) Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; dan
3) Seksi Pascapanen dan Pemasaran Peternakan.
7. Bidang Penyuluhan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan
dan mensinkronisasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas seksi kelembagaan, seksi ketenagaan, dan
seksi metode dan informasi. Bidang Penyuluhan terdiri dari:
1) Seksi Kelembagaan;
2) Seksi Ketenagaan; dan
3) Seksi Metode dan Informasi.
8. UPTD Kebun Dinas merupakan unsur pelaksana teknis operasional dinas
yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas.

11
9. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Pertanian sesuai dengan keahlian dan kebutuhan sesuai
peraturan perundang-undangan.

12
III. KEGIATAN
Kegiatan kerja lapangan pada minggu pertama hingga minggu keempat
dilaksanakan di Agro Cepoko yang beralamat di Jalan Cepoko Raya, Cepoko,
Kec. Gunung Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50223. Kegiatan dilaksanakan
mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Karyawan datang lebih awal sekitar pukul 07.15
WIB, setiap pagi ada apel dan absen menggunakan barcode. Apel pagi ini
biasanya berupa dokumentasi foto bersama sebagai bukti kehadiran. Hari
operasional Agro Cepoko ini adalah 7 hari kerja, yang mana hari Selasa tutup
untuk pengunjung. Fungsi Agro Cepoko hari Selasa tutup untuk pengunjung
adalah agar karyawan dan para petani dapat melakukan pemeliharaan kebun.
Sistem libur untuk karyawan di Agro Cepoko adalah tukar libur. Hal ini
dikarenakan pada Sabtu dan Minggu Agro Cepoko tetap buka dan pada saat
weekend itulah Agro Cepoko ramai pengunjung. Mahasiswa yang sedang
melaksanakan kerja lapangan ataupun magang di Agro Cepoko juga diarahkan
untuk mengambil libur di hari Selasa, karena pada saat tersebut minim kegiatan
yang dapat dilakukan.
Kegiatan pada minggu pertama adalah pengenalan kondisi kebun buah
Agro Cepoko dan karyawan yang ada di dalamnya. Selain karyawan, di Agro
Cepoko ini juga ada petani yang mengelola tiap lahannya masing-masing yang
luasnya ± 2000 m2. Agro Cepoko bekerjasama dengan petani tujuannya untuk
membantu dalam pengelolaan tanaman dan perekonomian petani. Petani yang ada
di Agro Cepoko bernama Kelompok Tani Gunung Subur yang beranggotakan 14
petani. Agro Cepoko memiliki sistem bagi hasil antara dinas dengan para petani,
dengan perbandingan 30 : 70, yang mana 30 persen untuk dinas dan 70 persen
untuk petani. Selain itu pada minggu pertama juga ada penjelasan singkat
mengenai budidaya tanaman buah. Perbanyakan tanaman pada Agro Cepoko
menggunakan okulasi, yang mana batang bawah nya tanaman buah yang berjenis
lokal dan enteres-nya merupakan indukan yang memiliki kualitas unggul.
Perawatan tanaman yang biasa dilakukan adalah menyiangi rumput, pembosteran
kelengkeng, pemupukan, pengendalian hama, dan pemangkasan. Kegiatan lain
yang dilakukan meliputi pengkerodongan buah kelengkeng, selain itu juga ada
kegiatan pembuatan perangkap lalat buah yang mana pembuatan perangkap lalat

13
buah ini memanfaatkan botol plastik bekas sebagai tempatnya. Pemanenan buah-
buah yang ada di Agro Cepoko dengan sistem dipetik petani kemudian dijual di
depan, yang mana para pedagang di depan merupakan istri ataupun keluarga
petani yang memiliki lahan di Agro Cepoko. Sistem pemanenan yang kedua
adalah para pengunjung yang ingin buah yang dibelinya fresh dari pohon dapat
melakukan pemetikan buah dibantu dan didampingi oleh petani ataupun petugas.
Pemetikan secara langsung ini biasanya berlangsung pada akhir pekan.
Kegiatan pemasaran lebih banyak dilakukan pada Sabtu dan Minggu. Pada
weekend pertama, yang dilakukan adalah berkenalan dengan para pedagang yang
ada di depan. Selain itu juga mengamati serta membantu kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh para pedagang buah di depan. Selanjutnya juga mengamati proses
penjualan bibit yang dilakukan oleh petugas kebun Agro Cepoko serta turut serta
membantu dalam proses penjualan bibit. Pada saat konsumen sedang memilih
bibit yang akan dibeli, petugas kebun akan memberi penjelasan singkat mengenai
cara pemindahan tanaman ke media dan cara perawatannya. Konsumen juga dapat
berkonsultasi mengenai kendala yang dihadapinya saat merawat tanaman buahnya
yang ada di rumah dan petugas Agro Cepoko akan memberi saran-saran untuk
perawatan tanamannya.
Pada minggu kedua dilakukan kegiatan pengecekan perangkap lalat buah
secara berkala. Perangkap lalat buah yang sudah mulai dipenuhi lalat buah yang
mati airya dibuang dan diganti dengan yang baru. Pemasangan perangkap lalat
buah ini bertujuan agar buah-buah jambu tidak ada larvanya di dalamnya.
Serangan lalat buah ini jika dibiarkan dapat mempengaruhi jumlah produksi buah
jambu kristal untuk itu dipasanglah perangkap lalat buah ini. Kegiatan lainnya
adalah kebersihan kebun dan pemasangan ajir pada tanaman hias di samping jalan
setapak. Pemasangan ajir ini bertujuan agar tanaman menjadi rapi. Pada minggu
kedua ini, pada hari Sabtu ada konsumen yang datang dan memesan untuk
dipetikkan buah jambu kristal sebanyak 17 kg. Para mahasiswa membantu
pemetikan buah jambu kristal pesanan konsumen. Jambu kristal di petik dari
beberapa lahan petani. Setelah dipetik, jambu kristal dikeluarkan dari plastik
pembungkusnya serta di cek apakah baik atau tidak kemudian buah jambu tadi
dicuci dan ditimbang. Pada weekend minggu kedua ini pembelian bibit buah lebih

14
banyak dibandingkan dengan minggu pertama. Jumlah pengunjung juga lebih
banyak. Pada saat-saat ramai pengunjung, kami para mahasiswa diarahkan untuk
melakukan kegiatan monitoring pengunjung di kebun, apakah ada yang memetik
buah sembarangan tanpa seijin petani maupun petugas serta memberi himbauan
agar tidak memetik buah sembarangan. Kegiatan lain pada minggu kedua ini
adalah pembosteran tanaman kelengkeng dan penjelasan mengenai pembosteran
kelengkeng. Pembosteran kelengkeng ini menggunakan (KClO3) yang dilarutkan
ke dalam air.
Kegiatan pada minggu ketiga kerja lapangan adalah perbanyakan tanaman
buah. Kegiatan ini berkaitan dengan produksi beberapa bibit yang ada di Agro
Cepoko. Perbanyakan tanaman yang dilakukan di Agro Cepoko adalah teknik
sambung pucuk, okulasi, dan cangkok. Selain itu ada pula pembelajaran mengenai
teknik top working pada tanaman mangga dan jambu kristal. Pada hari Sabtu, saat
sedang ramai pengunjung ada mahasiwa yang betugas untuk mengarahkan
pengunjung agar mengisi buku tamu. Kemudian dilanjutkan dengan membantu
kegiatan penjualan bibit. Pada hari Minggu membantu menyiapkan aula atas
karena akan kedatangan tamu ketua DPRD Kota Semarang Bapak Kadarlusman,
S.E. beserta keluarganya. Disiapkanlah meja dan kursi serta buah berupa buah
kelengkeng dan jambu kristal. Kemudian saya juga ikut melihat kegiatan
pendampingan pemetikan buah kelengkeng. Pada minggu ketiga kerja lapangan
ini juga ada kegiatan pemindahan bibit dari mobil pick up ke lokasi penjualan
bibit. Tidak semua bibit yang dijual di Agro Cepoko di produksi di Agro Cepoko
juga. Jadi untuk bibit-bibit buah lain didatangkan dari tempat lain. Minggu ketiga
ini juga ada tamu dari DPRD Pacitan. Kepala UPTD Kebun Dinas juga datang
untuk memaparkan mengenai kebun dinas pertanian kepada DPRD Pacitan.
Kegiatan pada minggu keempat kerja lapangan adalah fokus
mengumpulan data yang sekiranya dibutuhkan dalam penyusunan laporan kerja
lapangan. Mahasiswa melakukan wawancara dengan koordinator kebun,
pemelihara kebun, pedagang, ketua kelompok tani. Selain itu mahasiswa yang
melakukan kegiatan kerja lapangan di Agro Cepoko diajak untuk ikut
mendampingi pada latihan dan praktik okulasi UPTD Kebun Dinas di Agro
Purwosari, dengan adanya kegiatan latihan dan praktik okulasi diharapkan

15
nantinya tiap kebun dapat memproduksi bibit masing-masing. Hari selanjutnya ke
Kebun Wates untu mengikuti kegiatan sosialisasi mengenai pembuatan PGPR dan
mikro tempe yang diikuti oleh semua koordiator kebun dinas. Pada hari terakhir
kerja lapangan ada kegiatan pembuatan jus jambu merah untuk mempersiapkan
besok yang akan ada outbond dari anak-anak TK di Agro Cepoko. Pada sore hari
dilakukan penyerahan kenang-kenangan dari mahasiswa kepada pihak Agro
Cepoko.

16
IV. PEMBAHASAN
Agrowisata pada dasarnya merupakan upaya untuk mengembangkan
sumber daya alam suatu daerah dengan potensi di bidang pertanian untuk
dijadikan menjadi lokasi wisata. Salah satunya adalah lokasi perkebunan
penghasil buah yang berpotensi menjadi lokasi pengembangan objek agrowisata.
Di Kota Semarang salah satu perkebunan yang menjadi objek wisata yang ramai
dikunjungi orang adalah Agro Cepoko. Selain menjadi tempat wisata, Agro
Cepoko juga merupakan tempat pembibitan bagi beberapa bibit tanaman buah.
Bibit buah yang dijual di Agro Cepoko inipun juga beraneka ragam. Oleh karena
itu banyak pelanggan yang membeli bibit buah di Agro Cepoko ini.
A. Fasilitas Produksi
Fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan produksi antara
lain adalah adanya lokasi untuk produksi bibit. Adanya lokasi dengan lahan
yang dapat digunakan untuk produksi, maka langkah selanjutnya yang
diperlukan adalah mempersiapkan media tanam. Untuk bibit pastinya
diperlukan polibag, sekam, pupuk, dan tanah. Lokasi-lokasi di dalam kebun
yang digunakan sebagai tempat pembibitan adalah di dekat kantor dan di
tengah-tengah lahan petani. Pada lokasi pembibitan pastinya memerlukan
adanya ketersediaan air yang mencukupi dan mudah dijangkau agar kegiatan
penyuraman dapat dilakukan secara teratur. Teknik yang digunakan untuk
pembibitan ataupun perbanyakan tanaman yang biasa dilakukan di Agro
Cepoko yaitu okulasi, cangkok, sambung pucuk.
Fasilitas produksi untuk menunjang produksi buah ada berupa lahan,
jalan setapak, penampungan air beserta keran, timbangan untuk menimbang
buah dan bahan-bahan lain yang nantinya ditambahkan ke tanaman, sprayer,
tangga, gerobak, dan mesin pemotong rumput (brush cutter).

Gambar 4.1. Lokasi Pembibitan Gambar 4.2. Lokasi media tanam


Sumber : Dokumentasi Pribadi
17
B. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi bibit untuk beberapa jenis tanaman dilakukan
langsung di Agro Cepoko. Kegiatan ini diawali dengan penyiapan media tanam
berupa tanah, sekam, dan pupuk yang dicampur kemudian dibiarkan terlebih
dahulu agar proses dekomposisinya selesai sehingga nantinya saat digunakan
sudah tidak panas lagi. Setelah media tanam jadi, lalu dipindahkan ke dalam
polibag. Benih tanaman diperoleh dari biji-biji buah lokal. Pemilihan biji
dengan varietas lokal ini karena nantinya bibit yang tumbuh akan diokulasi dan
sambung pucuk dengan tanaman induk yang ada di Agro Cepoko. Adapula
penggunaan perbanyakan secara cangkok. Untuk bibit hasi dari cangkokan ini
biasanya digunakan untuk tabulampot. Cangkok ini memerlukan tanaman
induk yang ada di kebun. Tanaman yang biasanya diperbanyak dengan
cangkok adalah jambu kristal. Bibit-bibit yang diproduksi di Agro Cepoko
dengan teknik sambung pucuk dan okulasi antara lain jambu kristal, alpukat.
Apabila bibit tanaman yang mengalami kerusakan polibag, maka polibag
tersebut diganti dengan yang lebih besar dan diberi tambahan media tanam
lagi. Selain itu apabila proses sambung pucuk ataupun okulasi gagal ataupun
kurang sepurna, maka dilakukan teknik kaki ganda dengan tujuan
memanfaatkan tanaman dan menambah nilai jual tanaman tadi
Produksi buah di Agro Cepoko ini tergantung dengan musim buah dan
input yang diberikan pada tanaman. Pada kelengkeng sebagai contohnya,
diperlukan kegiatan pembosteran (pemberian zat perangsang pembungaan).
Apabila kelengkeng tidak di boster maka tidak akan timbul bunga. Setelah
muncul buah muda, maka diperlukan juga pengkerodongan buah agar terhindar
dari dari serangan OPT. Pada tanaman jambu kristal, diperlukan kegiatan
pembungkusan buah pada saat buah masih muda dengan tujuan sebagai
antisipasi serangan hama yang dapat merusak buah dan menyebabkan produksi
menurun. Hama yang sedang menyerang pada saat itu adalah lalat buah yang
menyebabkan buah menjadi kosong dan di dalamnya terdapat larva.
Pemetikan buah di Agro Cepoko ini dilakukan oleh petani ataupun
petugas kebun. Buah yang dipetik kemudian ditimbang. Untuk buah jambu
kristal, setelah dipetik kemudian dibuka dari plastik pembungkusnya lalu

18
dicuci. Buah yang sudah dicuci ini kemudian disortasi. Buah yang buruk
adalah buah yang sudah terlalu lunak dan terdapat lubang-lubang kecil pada
buahnya akibat serangan hama. Cara mengetahuinya dengan menekan buah,
apabila buah jambu kristal mudah pecah, maka termasuk buah yang buruk
karena isi buah telah kosong terseraang hama. Setelah diketahui mana-mana
buah yang baik, hal dilakukan selanjutnya adalah penimbangaan buah. Di Agro
Cepoko ini tidak ada grading, yang dilakukan hanya sortasi.

Gambar 4.3. Sortasi buah jambu kristal


Sumber : Dokumentasi Pribadi
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Agro Cepoko
Penerapan marketing mix pada Agro Cepoko ini harus dilakukan secara
efektif dan efisien agar meningkatkan jumlah pengunjung dan mendapatkan
pengunjung dan konsumen buah yang loyal. Berdasarkan kerja lapangan yang
telah dilakukan, terdapat tujuh elemen bauran pemasaran yang ada pada Agro
Cepoko yaitu sebagai berikut:
1. Produk (Product)
Produk yang ditawarkan oleh Agro Cepoko, yaitu:
a. Buah segar dari kebun Agro Cepoko yang dapat dipetik secara
langsung ataupun dibeli pada pedagang.
b. Bibit buah
c. Paket edukasi ini merupakan keguatan wisata edukasi yang memiliki
tujuan utama untuk memperkenalkan tanamana buah yang ada di
kebun dengan tour kebun, penanaman sayur, dan berbagai macam
kegiatan lain.

19
d. Persewaan aula ini merupakan penyadiaan lokasi untuk masyarakat
yang ingin menggunakanny untuk acara-acara seperti arisan, reuni, dll.
Acara tersebut dapat dengan lesehan dan duduk di kursi.
2. Harga (Price)
Pada Agro Cepoko ini untuk harga tiket masuk sementara ini
belum ada (gratis). Untuk persewaan aula pengunjung hanya dikenakan
biaya sukarela untuk kebersihan kurang lebih sekitar Rp200.000,00.
Untuk produk-produk buah dan bibit yang dijual oleh Agro Cepoko
antara lain:
a. Buah
Tabel 4.1. Daftar Harga Buah di Agro Cepoko
Buah Harga/kg
Jambu Kristal Rp15.000,00
Kelengkeng Rp30.000,00 - Rp35.000,00
Jambu Merah Rp10.000,00
Sirsat Madu Rp10.000,00 - Rp15.000,00
Durian Rp50.000,00
Srikaya Rp25.000,00
Jambu Air Rp10.000,00
Alpukat Rp20.000,00
Rambutan Rp10.000,00 - Rp15.000,00
b. Bibit
Tabel 4.2. Daftar Harga Bibit di Agro Cepoko
Bibit Harga
Alpukat Rp40.000,00 - Rp150.000,00
Durian Monthong Rp40.000,00 - Rp300.000,00
Durian Musangking Rp40.000,00 - Rp300.000,00
Durian Bawur Rp40.000,00 - Rp300.000,00
Durian Lokal Rp40.000,00 - Rp300.000,00
Jambu Kristal Rp30.000,00
Lemon Rp30.000,00
Jeruk Purut Rp30.000,00
Jeruk Pecel Rp30.000,00
Jeruk Bali Rp30.000,00
Delima Spanyol Rp50.000,00 - Rp500.000,00
Sawo Meksiko Rp4.500.000,00 - Rp5.000.000,00
Rambutan Binjai Rp50.000,00 - Rp500.000,00
*harga bibit menyesuaikan ketinggian bibit tersebut
20
3. Tempat (Place)
Di Agro Cepoko ini sistem distribusinya mencakup lokasi dan
penyimpanan. Tempat sangat mempengaruhi perkembangan usaha yang
ditawarkan, apalagi agrowisata yang mengunggulkan produk berupa
wisata kebun, produk buah, dan persewaan aula sehingga tempat menjadi
poin penting yang mendatangkan pengunjung. Agro Cepoko ini terletak
di daerah Gunung Pati yang dengan lokasi Agro Cepoko ini juga
berdekatan dengan lokasi wisata lain sehingga sering menjadi pilihan
liburan masyarakat saat hari-hari libur.
4. Promosi (Promotion)
Untuk saat ini, promosi pada Agro Cepoko yang melakukannya
adalah Dinas Pertanian melalui sosial medianya. Kemudian selain itu
juga ada pula promosi dari orang ke orang. Setiap ada expo, dinas juga
mengenalkan kebun-kebun mereka kepada masyarakat. Kegiatan promosi
berupa event yang pernah diikuti sebagai upaya pengenalan Agro Cepoko
kepada masyarakat yaitu:
1) Pembukaan pasar tani tahun 2017.
2) Pameran di Soropadan.
3) Stand bazar di Balai Kota Semarang.
4) Penyebaran leaflet pada saat SAE 2020.
5. Orang (People)
Orang yang dapat diartikan sebagai tenaga kerja merupakan aset
utama dalam perusahaan. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
pastinya juga dipengaruhi oleh pekerja yang memiliki attitude yang baik.
Agro Cepoko selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk para
tamu ataupun pengunjung. Buktinya banyak tamu-tamu baik dari dinas
ataupun non dinas yang memilih Agro Cepoko sebagai lokasi yang dituju
untuk melaksanakan kegiatan.
6. Proses (Process)
Prosedur, mekanisme, dan aliran aktivitas yang disampaikan
merupakan suatu proses pelayanan. Karyawan merupakan penggerak dari
suatu layanan. Oleh karena itu, kegiatan operasional harus dijalankan

21
sesuai dengan prosedur oleh karyawan yang berkompeten, berkomitmen,
dan loyal terhadap Agro Cepoko. Untuk pemasaran bibit prosedur yang
dilakukan para petugas kebun adalah mendampingi pengunjung yang
akan membeli bibit dan memberikan informasi mengenai bibit-bibit yang
sekiranya akan dibeli pengunjung. Untuk pemasaran buah, pengunjung
bila ingin buah segar yang baru saja dipetik dari pohon dapat menemui
petugas ataupun petani sehingga dapat diberi pendampingan ataupun
dipetikkan sesuai pesanan. Pengunjung tidak diperbolehkan memetic
buah secara mandiri, hal ini bertujuan untuk menjaga kebun buah agar
tidak rusak karena pemetikan yang sembarangan.
7. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik yang dimiliki oleh Agro Cepoko yaitu berupa
bangunan yang tertata yang dijadikan menjadi kantor, adapula bangunan
aula yang ada 2 buah, musholla dan toilet yang tertata rapi, serta
hamparan kebun buah.
D. Kegiatan Pemasaran di Agro Cepoko
Kegiatan pemasaran merupakan kesatuan yang perlu dilakukan agar
pemasaran dalam berjalan optimal sehingga lebih banyak pengunjung yang
datang ke Agro Cepoko. Pemasaran dapat dilakukan melalui proses promosi
maupun pengenalan objek wisata kepada publik. Adapun kegiatan pemasaran
agrowisata antara lain meliputi:
1. Penanganan berdasarkan kategori pengunjung
Pengunjung yang datang ke Agro Cepoko ini datang untuk
menukmati fasilitas yang ada di Agro Cepoko. Pengunjung pun
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Pengunjung komersial, yaitu pengunjung yang tidak memiliki
keperluan dinas dengan Agro Cepoko dan sengaja datang untuk
berwisata. Seluruh biaya menjadi beban yang bersangkutan. Hal ini
dalam artian bia ingin buah pengunjung dapat membelinya
b. Tamu dinas ataupun instansi tertentu, yaitu pengunjung atau tamu
yang kunjungannya berdasarkan izin yang sebelumnya telah
disampaikan ke dinas yang kemudian pihak dinas menyampaikan ke

22
koordinator kebun bahwa akan ada tamu. Pihak kebun pun kemudian
menyiapkan tempat dan suguhan untuk tamu tersebut. Biayanya
biasanya dikoordinasikan di kemudian hari dengan sistem pentotalan
apa saja yang dikeluarkan untuk menjamu tamu tersebut.
c. Tamu biasa, yaitu pengunjung yang telah memesan atau telah
mengajukan izin untuk menggunakan aula yang ada di Agro Cepoko.
Pihak Agro Cepoko biasanya hanya menyediakan tempat, tikar/kursi,
meja, dan mikrofon bila dibutuhkan.
2. Pemesanan / Reservasi serta Pembatalan
Pelanggan dapat melakukan pemesanan seperti ingin
menggunakan aula untuk suatu acara ataupun ingin wisata edukasi
melalui surat perizinan yang ditujukan dan diserahkan ke Dinas Pertanian
Kota Semarang. Hal ini dikarenakan Agro Cepoko ini merupakan kebun
milik Dinas Pertanian maka dari itu prosedurnya seperti itu. Setelah itu
pelanggan akan mendapatkan disposisi. Setelah surat masuk maka
koordinator kebun akan mendapatkan kabar dari dinas bahwa akan ada
menggunakan aula ataupun akan ada yang melakukan wisata edukasi dari
suatu sekolah. Kemudian koordinator kebun dan pelanggan akan
berkoordinasi agar acara yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.
Pembatalan pemesanan dapat dilakukan pelanggan dengan menghubungi
koordinator kebun.
3. Pemasaran bibit buah di Agro Cepoko
Selain wisata kebun, di Agro Cepoko ini juga menjual bibit buah.
Pengunjung yang telah berkeliling kebun dan kemudian ingin menanam
tanaman seperti yang ada di kebun dapat membeli bibit buah. Bibit-bibit
buah yang dijual di Agro Cepoko ada yang hasil produksi sendiri dan ada
pula yang didatangkan dari luar (kulakan). Agro Cepoko ini tidak hanya
menjual bibit buah. Petugas Agro Cepoko juga akan memberikan
informasi mengenai cara-cara perawatan tanaman yang rekomendasi
tanaman-tanaman yang cocok ditanaman pengunjung, seperti tanaman
apa yang harus sering diberi pupuk, jenis pupuknya, serta cara
pemindahan tanamannya. Sehingga konsumen membeli bibit tidak hanya

23
memperoleh bibit akan tetapi juga memperoleh ilmu tentang perawatan
tanaman.
E. Standar Operasional Prosedur pada Produksi dan Pemasaran
Tabel 4.3. Standar Operasional Prosedur Produksi
No. Indikator SOP Implementasi
1 Teknis Bibit diproduksi pada Lokasi yang disediakan sudah tidak
lokasi yang disediakan. mencukupi, sehingga produksi bibit
tersebar di beberapa bagian kebun.
Perawatan bibit Bibit selalu disiram pada pagi hari
dilakukan secara utuk memenuhi kebutuhan air
berkelanjutan. tanaman. Bila ada polibag rusak
diganti, dilakukan pula
pengendalian OPT
Bibit yang diambil dari Bibit yang diambil dari lokasi lain
lokasi lain juga selalu bagus karena merupakan
terjamin kualitasnya kenalan (pihak terpercaya).
2 Administratif Pembukuan jumlah Belum ada data rinci mengenai total
bibit yang diproduksi bibit yang produksi. Yang di data
hanya bibit yang terjual saja.
3 Sistem Kerja Pembibitan dilakukan Pembibitan dilakukan tenagaahli
oleh tenaga ahli dengan bantuan karyawan dan
petugas lain. Sehingga masih
kekurangan tenaga ahli untuk
pembibitan.
4 Keselamatan Pembibitan harus Selalu berhati-hati saat pengunaan
Kerja dikerjakan secara teliti pisau okulasi untuk menghindari
dan berhati-hati. kecelakaan kerja akibat tersayat
pisau.
5 Kemitraan Petani mendapatkan Petani yang melanggar/tidak tertib
dengan dan menjalankan hak sanksi terberatnya adalah
Petani serta kewajibannya, dikeluarkan dari kelompok tani dan
begitu pula pihak Agro dicabut hak pengelolaan lahannya
Cepoko oleh dinas.

24
Tabel 4.4 Standar Operasional Prosedur Pemasaran
No. Indikator SOP Implementasi
1 Teknis Bibit yang dipasarkan Bibit yang diletakkan di lokasi
merupakan bibit dengan penjualan bibit selalu dirawat
kondisi baik. dengan baik sehingga tidak ada
yang jelek.
Buah yang dipasarkan Buah dari dalam kebun yang
merupakan buah dengan dijual ke konsumen selalu disortir
kondisi yang baik. yang memiliki kondisi baik.
Pelayanan dilakukan Setiap pengunjung dilayani
secara ramah terhadap dengan ramah, dan apabila ada
pengunjung Agro wisata. pengunjung yang memetik buah
tanpa izin juga akan ditegur
secara halus.
Pelayanan pelanggan pelayanan pembelian bibit
bibit disertai pemberian dilaksanakan secara baik dan
penjelasan mengenai sopan serta informatif bagi
perawatan bibit. pengunjung.
2 Administratif Pembukuan PAD Pembukuan penyetoran PAD
dilakukan secara berkala oleh petani dilakukan koordinator
untuk buah yang sudah kebun secara berkala setiap
terjual. minggu pada buku kecil yang
kemudian direkap pada buku
besar untuk setiap bulannya
Pembukuan PAD untuk Pembukuan penyetoran PAD
bibit dilakukan secara bibit dilakukan koordinator
berkala untuk bibit yang kebun secara berkala setiap ada
sudah terjual penjualan bibit.
3 Sistem Kerja Karyawan/petugas kebun Karyawan/petugas memperoleh
berhak menerima gaji gaji sesuai dengan yang
sesuai aturan. ditetapkan aturan.
Karyawan/petugas Pada kenyataannya masih ada
bekerja sesuai dengan yang merangkap pekerjaan
pekerjaan yang tertera dikarenakan masih kurangnya
pada SK Walikota tenaga ahli.
masing-masing.

F. Permasalahan Khusus
a. Kelompok tani sulit menjalin kerjasama dengan pihak lain
Adanya keterikatan kerjasama antara kelompok tani dengan dinas
maka petani tidak dapat atau sulit apabila ingin bekerjasama dengan pihak
lain yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan kelompok tani. Hal ini

25
dikarenakan pihak yang akan diajak bekerjasama ataupun bermitra
beranggapan dengan adanya kerjasama kelompok tani dan dinas
seharusnya semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik. Sehingga
dalam hal-hal yang penting petani sangat bergantung dengan dinas untuk
memperoleh kebutuhan pupuk dan lain sebagainya. Salah satu
penyelesaian masalah tersebut mungkin dari pihak dinaslah yang
mengajukan kerjasama ke pihak lain untuk sama-sama bersinergi
menyediakan kebutuhan petani.
b. Pengadaan dari dinas terkadang datang terlambat
Kebun Agro Cepoko ini merupakan milik Dinas Pertanian, oleh
karena itu untuk kebutuhan yang diperlukan petani beberapa disediakan
oleh petani. Petani sebelumnya telah mengusulkan hal-hal yang diperlukan
kepada ketua kelompok tani yang kemudian disalurkan ke koordinator
kebun lalu disampaikan ke dinas. Akan tetapi terkadang turunnya hasil
pengadaan kebutuhan untuk kebun tidak datang tepat waktu.
c. Sistem pengairan saat musim kemarau
Pada saat musim kemarau ketersediaan air cukup terbatas untuk
penyiraman tanaman. Penyelesaian mengenai masalah air ini tadi yang
dilakukan adalah membuat jadwal penyiraman. Total petani di kelompok
tani Gunung Subur ada 14 petani. Kemudian dibuatlah jadwal sehari yang
menyiram 2 petani agar persebaran air merata.
d. Terbatasnya lahan parkir
Agro Cepoko ini merupakan salah satu tempat wisata yang cukup
ramai dikunjungi masyarakat terutama saat weekend dan saat hari libur.
Kantong parkir yang ada di Agro Cepoko pada saat hari tersebut tidak
mencukupi untuk menampung kendaraan pengunjung. Sehingga mobil-
mobil parkir berjejer di pinggir jalan. Untungnya di dekat Agro Cepoko
ada sepetak lahan yang cukup untuk dibuat parkir beberapa mobil.
Kendala lain adalah karena lahan parkir yang tidak mencukupi terkadang
para pengunjung sudah terlanjur masuk dengan harapan dapat parkir di
dalam kemudian harus memundurkan kendaraannya lagi karena penuh.
Pada saat seperti inilah yang terkadang membuat adanya penumpukan

26
kendaraan di depan pintu masuk. Hal ini mungkin dapat disiasati dengan
memberikan papan pemberitahuan bahwa parkir penuh sehingga
pengunjung dapat langsung mencari lokasi untuk memarkirkan
kendaraannya di lokasi lain sekitaran depan Agro Cepoko.
e. Promosi dan informasi resmi masih kurang
Selama ini bentuk promosi yang dilakukan masih mengandalkan
media sosial dan website dari Dinas Pertanian. Selain itu penjelasan lain
mengenai pemesanan lokasi saat ingin disewa untuk suatu kegiatan juga
kurang cukup jelas karena tidak tertulis secara langsung di kebun ataupun
media sosial dinas. Hal ini menyebabkan pengunjung terkadang mengira
dapat langsung menyewa di kebunnya. Padahal prosedurnya harus
mengajukan surat terlebih dahulu ke Dinas Pertanian. Alur-alur dan
informasi-informasi tertulis seperti inilah yang tidak ada atau tidak
ditampilkan di media sosial dinas.
f. Petani ada yang berjualan di dalam kebun
Lokasi petani untuk menjual hasil kebunnya sebenarnya adalah di
bagian depan kebun pada tempat yang telah disediakan. Untuk pemetikan
langsung berbeda prosedurnya. Akan tetapi ada yang menjual buahnya di
dalam kebun, sehingga hal ini terkadang menimbulkan konflik antara para
petani.
g. Keterbatasan lahan pembibitan tanaman buah
Terbatasnya lahan untuk pembibitan membuat bibit-bibit akhirnya
diproduksi pada lokasi-lokasi yang kosong di dalam kebun dan jauh dari
tempat untuk memasarkannya. Hal ini membuat memerlukan tenaga lebih
untuk pemindahan bibit dari suatu lokasi ke bagian depan tempat
pemasaran. Selain itu itu juga membuat lokasi pembibitan kurang
tersentral. Lokasi-lokasi peletakan bibit yang belum siap jual pun juga
hanya memanfaatkan sedikit lahan diantara tanaman tanaman buah. Untuk
itu perlu adanya lokasi khusus pembibitan yang dapat membuat kegiatan
produksi bibit tanaman menjadi lebih efektif dan efisien.

27
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan kerja lapangan dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-
hal berikut:
a. Kegiatan produksi bibit di Agro Cepoko masih perlu ditingkatkan lagi
karena hanya beberapa bibit yang diproduksi di Agro Cepoko dan masih
kurang untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka Agro Cepoko masih
mendatangkan bibit dari luar.
b. Agro Cepoko (Dinas Pertanian Kota Semarang) menjalin kerjasama
dengan petani sekitar untuk mengelola kebun buah dengan sistem bagi
hasil 70:30.
c. Kegiatan pemasaran yang dilakukan di Agro Cepoko masih kurang
optimal kerena masih hanya dengan cara penjualan buah secara langsung
dari kebun tanpa adanya sistem distribusi. Adanya wisata edukasi cukup
membantu mengenalkan Agro Cepoko ke masyarakat. Pemasaran bibit
dilakukan dengan penjualan bibit secara langsung di lokasi ataupun
pemesanan bibit yang biasanya untuk keperluan dinas.
d. Informasi resmi dan promosi tentang Agro Cepoko ini masih kurang
lengkap. Baik tentang tata cara pemesanan wisata edukasi dan lain-lain.
Sehingga banyak pengunjung yang mengira dapat melakukan pemesanan
langsung di Agro Cepoko, padahal prosedurnya harus melalui Dinas
Pertanian terlebih dahulu.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman terlibat dalam kegiatan produksi dan pemasaran di
Agro Cepoko, saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Perlu adanya tempat pembibitan yang lebih tersentral dapat di luar Agro
Cepoko (pembuatan lokasi khusus yang lebih luas untuk pembibitan) agar
kegiatan pembibitan dapat dilaksanakan dengan baik tidak terkendala
dengan tempat.
b. Perlu adanya promosi yang lebih giat terhadap Agro Cepoko, baik dari
dinas terkait ataupun pihak-pihak lainnya.

28
c. Perlu adanya informasi elektronik mengenai Agro Cepoko terkait cara
pemesaran, dan lain sebagainya.
d. Pemerintah perlu menjalin kerjasama dengan event organizer untuk
pengkoordiniran mengenai kegiatan edukasi sehingga kegiatan menjadi
lebih paten.

29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1973. Mechanisation and Employment in Agriculture: Case studies from
four continents. International Labour Office, Geneva. Pg 3.

Budiarti, T., Suwarto, dan I. Muflikhati. 2013. Pengembangan agrowisata berbasis


masyarakat pada usahatani terpadu guna meningkatkan kesejahteraan petani
dan keberlanjutan sistem pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 18(3):
200-207.

Masyhuri. 1999. Manajemen Produksi dalam Agribisnis. Hand-Out. Jurusan


Sosial Ekonomi Pertanian UGM, Yogyakarta.

Parimin. 2005. Jambu Biji: Budi Daya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Usman, L. Hakim, dan I. Malik. 2012. Strategi pemerintah daerah dalam


pengembangan agrowisata di Kabupaten Bantaeng. Otoritas 2(2): 191—200.

Witasari, dan I, Aprilia. 2012. Strategi pemasaran paket wisata dalam upaya
meningkatkan omset penjualan pada CV. Asiyah Jaya Wisata Tour-Travel-
Transport. Tugas Akhir Jurusan Pariwisata FISIP Unversitas Jember.

30
LAMPIRAN

31
32
33
Gambar 1. Lokasi penjualan bibit

Gambar 2. Jalan Setapak Kebun Gambar 3. Pengunjung mengisi buku tam

Gambar 4. Produksi bibit dengan teknik sambung pucuk untuk alpukat

34
Gambar 5. Kondisi pasar tani Gambar 6. Tempat parkir Agro
Cepoko

Gambar 7. Kendaraan wisata yang Gambar 8. Pembungkusan jambu


mampir ke Agro Cepoko kristal

Gambar 9. Pengkerodongan kelengkeng

35
Gambar 10. Pemetikan Jambu Kristal Gambar 11. Penyortiran jambu kristal,
pencucian buah, dan penimbangan

Gambar 12. Penimbangan KClO3 untuk Gambar 13. Pembosteran


Kelengkeng pembosteran kelengkeng

Gambar 13. Petrogenol Gambar 14. Pembuatan perangkap lalat buah

36
Gambar 15. Pemasangan perangkap Gambar 16. Penggantian air
perangkap lalat buah lalat buah

Gambar 17. Leaflet Agro Cepoko Gambar 18. Pamit dan penyerahaan
kenang- kenangan
Dokumentasi kegiatan pemasaran bibit dan buah di pasar tani

37
38
Kegiatan bersama UPTD Kebun Dinas
Latihan dan praktik Okulasi di Agro Purwosari

Kegiatan Sosialisasi Penanganan Tanaman Stress di Kebun Wates

39
Tamu selama Kegiatan Kerja Lapangan di Agro Cepoko

Ketua DPRD Kota Semarang Tamu dari DPRD Kota Pacitan

Ibu-ibu Dharma Wanita

Pebuatan jus buah

40

Anda mungkin juga menyukai