Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1978-838X

KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KELAPA SAWIT


(Suatu Studi Kasus)

FINANCIAL FEASIBILITY OF OIL PALM FARMING


(A Case Study)

Ida Bagus Made Agung Dwijatenaya 1), Agung Enggal Nugroho2), Hakimin3)
1,2,3)
Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong
Email: dwijatenaya@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to analyze the financial feasibility of Oil Palm farming. The sampling technique with
saturated sampling method with a sample size of 23 farmers. To answer the purpose of research used an
analysis of the net present value ( NPV ), the net benefit cost ratio ( net B/C ), internal rate of return ( IRR
) and payback period ( PP ). The results of the study showed that the oil palm farming was feasible. The
value of the four criteria used to assess the feasibility of oil palm farming that the NPV value is positive,
the Net B / C value is greater than one, the IRR value is greater than the applicable bank interest rate,
and the 10-years Payback Period. So that this business can develop and sustained attention was
recommended to the government to increase especially the role of extension agents in order to improve
the cultivation technology and farmers’ skills.

Keywords: farming, oil palm, financial feasibility

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani kelapa sawit. Teknik
pengambilan sampel dengan metode pengambilan sampel jenuh dengan jumlah sampel 23 petani. Untuk
menjawab tujuan penelitian digunakan analisis Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
usahatani kelapa sawit layak untuk diusahakan. Nilai dari empat kriteria yang digunakan untuk menilai
kelayakan usahatani kelapa sawit menunjukkan bahwa nilai NPV bernilai positif, nilai Net B/C lebih besar
dari satu, nilai IRR lebih besar dari suku bunga bank berlaku, dan Payback Period 10 tahun. Agar
usaha ini dapat berkembang dan berkelanjutan disarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan
perhatiannya terutama peran penyuluh dalam rangka meningkatkan teknologi budidaya dan keterampilan
petani.

Kata Kunci: usahatani, kelapa sawit, kelayakan finansial,

PENDAHULUAN Komoditas yang sangat pesat


Pertanian mempunyai peran penting pengembangannya di Kabupaten Kutai
sebagai sumber utama kehidupan dan Kartanegara adalah kelapa sawit. Hampir di
pendapatan masyarakat, penghasil bahan seluruh kecamatan komoditas ini
mentah dan bahan baku industri pengolahan, dikembangkan termasuk di Kecamatan
penyedia lapangan kerja dan lapangan Muara Kaman Desa Menamang Kiri. Selain
usaha, sumber penghasil devisa negara, perusahaan perkebunan swasta besar
serta merupakan salah satu unsur pelestarian mengembangkan komoditas sawit, juga
lingkungan hidup. Untuk itu, berbagai upaya petani yang bergabung ke dalam kelompok
telah dilakukan dalam rangka meningkatkan tani mengembangkan komoditas ini.
produktivitas pada sektor ini.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 45
ISSN 1978-838X
Suatu usaha akan dapat bertahan periode selanjutnya, tabungan, dan
secara berkelanjutan jika usaha tersebut pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan
memberikan benefit atau dalam kata lain keluarga. Secara umum petani
usaha tersebut layak untuk dikembangkan. mengharapkan keuntungan jika penerimaan
Demikian pula usahatani rakyat kelapa sawit akan lebih besar dari biaya tunai yang telah
ini perlu dikaji apakah usahatani tersebut mereka keluarkan.
layak secara finansial untuk dikembangkan. Penelitian usahatani kelapa sawit
Usahatani sebagaimana dikemukakan telah banyak dilakukan oleh para peneliti
Soekartawi (2002), usahatani pada seperti penelitian; Ilham dan Saliem (2011),
hakekatnya adalah perusahaan, maka Alfayanti dan Zul Efendi (2013), Aprizal,
seorang petani atau produsen sebelum dkk.(2013), Hartono (2013), Hermayanti,
mengelola usahataninya akan dkk.(2013), Kurniawan (2014), Muttakin, dkk.
mempertimbangkan antara biaya dan (2014), Siradjuddin (2015), Sari, dkk (2015),
pendapatan, dengan cara mengalokasikan Siradjuddin (2016), Nawiruddin (2017),
sumberdaya yang ada secara efektif dan Iskandar, dkk.(2018).
efisien, guna memperoleh keuntangan yang Layak tidaknya suatu usaha termasuk
tinggi pada waktu tertentu. Selanjutnya usahatani kelapa sawit diukur dengan
Gustiyana (2004), menjelaskan bahwa berbagai kreteria antara lain; (1) Net Present
usahatani itu identik dengan pertanian rakyat. Value (NPV) merupakan metode yang
Adapun tujuan dari dilakukannya kegiatan dilakukan dengan membandingkan nilai
usahatani adalah memaksimumkan sekarang aliran kas masuk bersih dengan
keuntungan atau meminimumkan biaya. nilai sekarang investasi. Menurut Rangkuti
Konsep memaksimumkan keuntungan adalah (2012), NPV merupakan salah satu alat ukur
bagaimana cara mengalokasikan untuk mengetahui profitabilitas investasi yang
sumberdaya yang tersedia dengan jumlah ditanamkan, (2) Net Benefit Cost Ratio (Net
tertentu agar dapat seefisien mungkin untuk B/C) adalah perbandingan antara jumlah NPV
mendapatkan keuntungan maksimum. positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C
Sedangkan untuk konsep meminimumkan digunakan untuk mengetahui berapakalikah
biaya adalah bagaimana agar dapat menekan besarnya benefit terhadap besarnya biaya
biaya yang sekecil-kecilnya untuk mencapai dan investasi untuk memperoleh suatu
tingkat produksi tertentu (Soekartawi, 2002). manfaat. Menurut Giatman (2006), Net B/C
Biaya merupakan input factor yang menunjukkan gambaran berapa kali lipat
menjadi pertimbangan utama di dalam manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya
menganalisis apakah suatu usahatani layak (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1,
untuk diusahakan. Di sisi lain jika harga yang maka proyek atau gagasan usaha yang akan
merupakan komponen pembentuk didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian
penerimaan tidak menentu, juga menjadi pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka
pertimbangan. Biaya (cost) didefinisikan proyek atau gagasan usaha yang akan
Nafirin (2004) adalah nilai sesuatu yang didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. Net
dikorbankan yang di ukur dalam satuan uang B/C ratio merupakan manfaat bersih
untuk memperoleh aktiva atau penambahan tambahan yg diterima proyek dari setiap satu
utang atau modal. Selanjutnya penerimaan satuan biaya yg dikeluarkan, (3) Internal Rate
adalah penerimaan produsen dari sejumlah of Return (IRR) merupakan metode untuk
produksi tertentu yang diterima atas menghitung tingkat bunga yang dapat
penyerahan sejumlah barang pada pihak lain menyamakan antara present value dari
(Boediono, 2000), Menurut Hernanto (2002) semua aliran kas masuk dengan aliran kas
penerimaan atau benefit usahatani akan keluar dari suatu investasi proyek. Suliyanto
mendorong petani untuk mengalokasikannya (2010) menjelaskan bahwa pada dasarnya
dalam berbagai kegunaan seperti untuk biaya IRR harus dicari dengan cara trial and error.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 46
ISSN 1978-838X
Kriteria kelayakan penerimaan investasi METODE PENELITIAN
menggunakan metode IRR adalah suatu Penelitian ini menggunakan
investasi dinyatakan layak apabila IRR lebih rancangan penelitian kuantitatif deskriptif.
besar dari tingkat keuntungan yang Penelitian ini berupa studi kasus yang
dikehendaki, (4) Payback Period (PP), dilaksanakan di Desa Menamang Kiri
merupakan metode untuk menghitung Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai
lamanya waktu atau periode yang diperlukan Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
dalam pengembalian uang telah Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-
diinvestasikan dari aliran kas masuk September 2018. Populasi penelitian ini
(proceed) tahunan yang dihasilkan oleh adalah petani kelapa sawit di Desa
proyek investasi tersebut. Apabila aliran kas Menamang Kiri Kecamatan Muara Kaman
(cash flow) tidak sama setiap tahun, maka PP yang berjumlah 23 orang. Karena jumlah
dapat dihitung dengan mengurangkan kas populasi tergolong berjumlah sedikit, maka
masuk terhadap investasi. Menurut Jumingan untuk tujuan analisis digunakan metode
(2009) suatu investasi dinyatakan layak penentuan sampel, yakni metode sampling
apabila PP lebih pendek daripada periode jenuh jadi seluruh populasi penelitian
payback maksimum dan jika terdapat digunakan sebagai sampel. Sebagaimana
beberapa alternatif investasi, maka alternatif dikemukakan Arikunto (2006) sampel adalah
terbaik dilakukan pemilihan investasi dengan sebagian atau wakil populasi yang diteliti, jika
PP paling pendek. subjek kurang dari 100 lebih baik diambil
Dalam rangka mengembangkan semuanya.
usahatani sawit rakyat yang berkelanjutan, Penelitian ini menggunakan jenis data
maka diperlukan kajian terhadap usahatani kuantitatif. Data kuantitatif diuraikan dalam
tersebut. Penelitian tentang kelayakan bentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil
usahatani sawit telah dilakukan seperti penelitian dalam satu periode produksi
penelitian Ahmad, dkk. (2015) temuannya ushatani kelapa sawit. Sumber data yang
adalah usaha perkebunan kelapa sawit rakyat digunakan dalam penelitian ini adalah data
di Desa Bambaira Kecamatan Bambaira primer dan data sekunder. Data primer
menguntungkan dan layak diusahakan. adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh
Kariyasa (2015) temuannya adalah secara langsung dari sumbernya, dalam hal
perkebunan sawit rakyat yang menggunakan ini dari responden. Selanjutnya data sekunder
bibit bersertifikat mampu berproduksi 66,34% yang dikumpulkan berusumber dari Badan
lebih tinggi dari bibit tidak bersertifikat, serta Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara.
memberikan NPV, IRR, dan ROI lebih tinggi. Data yang dikumpulkan di dalam penelitian
Petani yang menggunakan bibit bersertifikat ilmiah dimaksudkan agar diperoleh data yang
juga mampu mengembalikan modal yang relevan, akurat, dan reliabel. Untuk itu,
diinvestasikan lebih cepat dibanding petani diperlukan metode pengumpulan data yang
yang menggunakan bibit tidak bersertifikat. baik dan cocok. Dalam penelitian ini teknik
Penelitian Rogayah (2016) menyimpulkan pengumpulan data adalah dengan
Usahatani kelapa sawit layak untuk menggunakan daftar pertanyaan, wawancara
diteruskan karena menguntungkan bagi terstruktur, dan observasi (Sugiyono, 2012).
petani. Adanya potensi luas lahan yang Teknik analisis yang digunakan untuk
dimiliki oleh Kabupaten Kutai Kartanegara menjawab tujuan penelitian dijelaskan berikut
termasuk Desa Menamang Kiri Kecamatan ini.
Muara Kaman, maka tujuan penelitian ini a. Net Present value (NPV)
adalah untuk menganalisis kelayakan Menurut Rangkuti (2012). Net Present
finansial usahatani kelapa sawit. value merupakan selisih antara penerimaan
dengan biaya yang telah di-present value-
kan. Kriteria ini dikatakan bahwa suatu

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 47
ISSN 1978-838X
proyek akan dipilih apabila NPV lebih besar Keterangan:
dari nol. NPV1 = Net Present Value positif (Rp)
n NPV2 = Net Present Value negative (Rp)
 − i = tingkat bunga yang memberikan nilai
NPV=∑ (1+ )
NPV positif / NPV1 (%)
t=0
i = tingkat bunga yang memberikan nilai
Keterangan :
NPV negative / NPV2 (%)
Bt = penerimaan usahatani pada tahun
ke t
d. Payback Period
Ct = cost(biaya usahatani pada tahun ke
Menurut Wijayanto (2012) payback
t)
period adalah jangka waktu periode yang
n = umur ekonomis proyek
diperlukan untuk menutup kembali
i = tingkat suku bunga yang berlaku
pengeluaran investasi (initial cash
investment). Rumus yang digunakan untuk
b. Net Benefit Cost Ratio (NetB/C)
menghitung payback period adalah sebagai
Ibrahim (2003) menjelaskan bahwa Net
berikut:
B/C adalah merupakan perbandingan antara I
net benefit yang telah di discount positif (+) Payback Period =
Ab
dengan net benefit yang telah di discount Keterangan :
negative (-) dengan rumus : I = adalah besarnya biaya investasi
∑# ="%&
''''''
" (+) yang di perlukan.
Net B/C = ∑$# ''''''
$ ="%&" (−) -. = adalah benefits bersih yang dapat di
Dengan kreteria pengambilan keputusan peroleh pada setiap tahunnya.
adalah:
Jika Net B/C > 1, maka usaha/proyek HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut layak untuk dikerjakan Gambaran Umum Daerah Penelitian
Jika Net B/C = 1, maka usaha/proeyek Desa Menamang Kiri adalah salah
pulang pokok satu dari 20 Desa di Kecamatan Muara
Jika Net B/C < 1, maka usaha/proyek tidak Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara
layak untuk diteruskan Provinsi Kalimantan Timur. Luas wilayah
Keterangan : Desa Menamang Kiri sekitar 68.364,09
''''' (+) = Benefit bersih
* Hektar. Desa Menamang Kiri mempunyai
(pembilang/bersifat+) iklim sebagaimana desa-desa lain di
''''' (-) = Benefit bersih Indonesia yaitu iklim kemarau dan penghujan,
*
hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
(pembilang/bersifat - )
pola tanam yang ada di Desa Menamang Kiri
Kecamatan Muara Kaman. Desa Menamang
c. Internal Rate Of Return (IRR) Kiri memiliki tofografi dataran rendah dan
Menurut Alwi (2001) prinsip dari konsep rawa-rawa dan mempunyai batas-batas
IRR adalah bagaimana menentukan discount wilayah sebelah utara berbatasan dengan
rate yang dapat mempersamakan Present Desa Benua Baru, sebelah selatan
Value of Proceed dengan Outlay. Rumus IRR berbatasan dengan Desa Sedulang, sebelah
adalah : timur berbatasan dengan Desa Menamang
IRR =
*+,1
( − 1) Kanan, dan sebelah barat berbatasan dengan
1 + (*+, −*+, ) 2
1 2 Desa Sedulang Kecamatan Muara Kaman
Kreteria pengambilan keputusan adalah:
Kabupaten Kutai Kartanegara.
IRR > i, proyek/usaha feasible (layak) untuk
di laksanakan Deskripsi tentang Karakteristik
IRR = i, proyek pulang pokok Responden
IRR < i, proyek tidak feasible
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 48
ISSN 1978-838X
Karakteristik responden merupakan maka diperoleh nilai Net B/C yang
latar belakang responden yang telah diteliti dihasilkan sebesar 1,21. Nilai Net B/C
sebagai tanggapan dan langkah selanjutnya menunjukkan lebih besar dari satu (Net
dalam penelitian ini. Setelah data diperoleh di B/C >1), artinya setiap biaya satu satuan
lapangan melalui profil Desa Menamang kiri yang dikeluarkan akan menghasilkan 1,21
kemudian melakukan wawancara lansung satuan manfaat. Berdasarkan kriteria ini
kepada petani kelapa sawit yang berada di dapat dikatakan bahwa usahatani kelapa
Desa Menamang Kiri melalui kuisioner yang sawit di Desa Menamang Kiri dikatakan
meliputi tingkat umur, tingkatan pendidikan, layak. Hal ini menunjukan pengembalian
jumlah tanggungan keluarga responden, dan keuntungan sebesar 1,21 kali lipat dari
yang berhubungan dengan usahatani kelapa jumlah investasi yang ditanamkan.
sawit. Berdasarkan hasil wawancara Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil
diperoleh umur responden berkisar antara 20- penelitian Ahmad, dkk. (2015) dan
65 tahun. Mayoritas umur responden berada Rogayah (2016).
pada usia produktif. Pendidikan responden 3. Analisis IRR (Internal Rate of Return)
mayoritas adalah tamatan Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil penelitian dengan
Jumlah tanggungan keluarga sebagian besar menggunakan suku bunga per tahun,
yakni 52,17 berkisar antara 3-4 orang. dengan mengacu pada suku bunga Bank
BRI sebesar 9,98% maka diperoleh nilai
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani IRR sebesar 13%, nilai tersebut lebih
Kelapa Sawit besar dari nilai suku bunga (DF) yang
Analisis kelayakan usahatani kelapa digunakan. Tingkat pengembalian internal
sawit di Desa Menamang Kiri Kecamatan atau IRR sebesar 13% menunjukkan
Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara bahwa usaha ini mampu bertahan hingga
dengan menggunakan beberapa alat analisis, tingkat bunga 13%. Atau dengan kata lain
yaitu: NPV, Net/BC, IRR, dan PP. Dalam usaha ini mengalami titik impas pada
menganalisis data tersebut masing-masing tingkat bunga sebesar 13%. Bila mengacu
responden variasi baik dari produksi maupun pada kriteria pengambilan keputusan
dari biaya yang di keluarkan dimana hasil penelitian menunjukkan IRR
1. Analisis NPV (Net Present Value) lebih besar dari tingkat suku bunga (13% >
Pada usahatani kelapa sawit di Desa 9,98%), maka dapat dikatakan bahwa
Menamang kiri Kecamatan Muara Kaman usahatani kelapa sawit di Desa
Kabupaten Kutai kartanegara dengan Menamang Kiri Kecamatan Muara Kaman
masa periode amalisi selama 11 tahun Kabupaten Kutai Kartanegara layak untuk
dengan tingkat bunga (DF) 9,98% di diusahakan. Temuan penelitian ini juga
peroleh hasil perhitungan NPV sebesar Rp sejalan dengan hasil penelitian Ahmad,
90.739.986,00 dari investasi yang dkk. (2015) dan Rogayah (2016).
ditanamkan. Nilai NPV lebih besar dari nol 4. Analisis PP (Payback Periode)
(NPV > 0) hal ini mengandung makna Untuk menilai jangka waktu pengembalian
bahwa usahatani kelapa sawit di Desa investasi suatu proyek (dalam hal ini
Menamang Kiri dikatakan layak untuk usahatani kelapa sawit) digunakan analisis
diusahakan. Temuan penelitian ini sejalan Payback Periode (PP). Semakin cepat
dengan hasil penelitian Ahmad, dkk. pengembalian investasi usahatani kelapa
(2015) dan Rogayah (2016) yang sawit, maka usahatani tersebut semakin
menyatakan usahatani kelapa sawit layak layak untuk diusahakan. Berdasarkan
untuk diusahakan. hasil penelitian diperoleh hasil perhitungan
2. Analisis Net B/C (Net Benefit Cost Ratio) Payback Period sebesar 10 yang artinya
Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat pengembalian investasi dapat berlangsung
suku bunga (DF) sebesar 9,98% pertahun, cukup lama yaitu dalam waktu 10 tahun

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 49
ISSN 1978-838X
sehingga usaha ini dinilai baik untuk 1. Usahatani kelapa sawit di Desa
diusahakan. bahwa payback period terjadi Menamang Kiri Kecamatan Muara Kaman
setelah 10 tahun, dengan investasi awal Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
sebesar Rp 127.860.000,00 jumlah benefit Kalimantan Timur layak untuk diusahakan.
sebelum tahun terjadi payback period yaitu Hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV lebih
tahun ke 10 (2016) sebesar Rp besar dari nol (NPV > 0).
226.725.835,00. 2. Nilai Net B/C yang diperoleh usahatani
Walaupun berdasarkan hasil analisis sebesar 1,21 (Net B/C > 1), berarti usaha
dan perhitungan menunjukkan bahwa pekebunan kelapa sawit di Desa
usahatani kelapa sawit di Desa Menamang Menamang Kiri layak untuk diusahakan.
Kiri Kecamatan Muara Kaman Kabupaten 3. Nilai IRR berdasarkan hasil analisis lebih
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur besar dari pada suku bunga bank berlaku
layak untuk diusahakan, akan tetapi tidak saat ini (13% > 9,98%), disimpulkan
sedikt kendala yang dijumpai dalam usahatani kelapa sawit layak untuk
mengelola usahatani kelapa sawit. diusahakan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan 4. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
wawancara dengan petani responden nilai Payback period 10 tahun, yang
diketahui bahwa untuk memperoleh pupuk di artinya pengembalian investasi selama 10
Desa Menamang Kiri cukup susah. Kondisi tahun, sehingga dapat dinyatakan
ini disebabkan oleh tidak adanya toko penjual usahatani kelapa sawit di Desa
pupuk di desa tersebut. Untuk mendapatkan Menamang Kiri Kecamatan Muara Kaman
pupuk, petani responden membeli pupuk dari Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
luar desa. Hal ini membuat pemupukan Kalimantan Timur dinilai baik untuk
kelapa sawit di Desa Menamang kiri jarang diusahakan.
dilakukan, sehingga membuat produksi Usahatani Kelapa Sawit di Desa
kelapa sawit kurang maksimal. Untuk Menamang Kiri Kecamatan Muara Kaman
mengatasi kondisi ini, maka petani memiliki Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
peluang mendirikan atau membentuk Kalimantan Timur layak untuk diusahakan.
Koperasi Unit Desa (KUD). Adanya koperasi, Untuk itu, agar usaha ini dapat berkembang
maka petani dapat memenuhi kebutuhan dan berkelanjutan disarankan pemerintah
akan pupuk yang tepat waktu serta untuk meningkatkan perhatiannya terutama
tersedianya saprodi lainnya seperti pestisida. dalam rangka meningkatkan teknologi budi
Selain kondisi kurang baiknya daya dan keterampilan petani melalui
penyediaan sarana dan prasarana produksi, kegiatan penyuluhan yang intensif. Bagi
juga akses penyuluhan dirasakan kurang. petani agar memperhatikan dengan lebih baik
Penyuluh dan pendampingan menjadi salah terhadap budidaya usahatani kelapa sawit,
satu faktor penting dalam keberhasilan diantaranya adalah perawatan kebun
usahatani. Petani sawit di Desa Menamang termasuk juga pengelolaan drainase, dan
Kiri masih sangat kurang pengetahuan sebagainya.
tentang kelapa sawit. Oleh sebab itu,
diperlukan peran penyuluh dalam rangka DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan pengetahuan tentang cara Ahmad, Irmayanti, Alimudin Laapo, dan
budidaya kelapa sawit yang baik dan benar. Rukavina Baksh. 2015. Analisis
Kelayakan Investasi Pada Usaha
SIMPULAN DAN REKOMENDASI Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di
Berdasarkan hasil dan analisis Desa Bambaira Kecamatan Bambaira
temuan penelitian ini dijelaskan sebagai Kabupaten Mamuju Utara. e-J.
berikut ini. Agrotekbis, 3(3): 381-389.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 50
ISSN 1978-838X
Alfayanti dan Zul Efendi. 2013. Analisis Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Surakarta: Bumi Aksara.
Produksi Kelapa Sawit Rakyat Di Kariyasa, I Ketut. 2015. Analisis Kelayakan
Kabupaten Mukomuko. AGRISEP, Finansial Penggunaan Bibit Bersertifikat
13(1): 1–10. Kelapa Sawit Di Provinsi Kalimantan
Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen Sumber Barat. Jurnal Agro Ekonomi, 33(2):
Daya Manusia, Strategi Keunggulan 141-159.
Kompetitif. Yogyakarta: BPFE UGM. Kurniawan, Rahmat. 2014. ANALISIS
Aprizal, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto. FAKTOR Faktor Yang
2013. Analisis Daya Saing Usahatani Mempengaruhipendapatan Usahatani
Kelapa Sawit Dikabupaten Mukomuko Sawit Anggota Kud Mukti Jayadi
(Studi Kasus Desa Bumi Mulya). Kecamatan Sungai Lilin Musi
AGRISEP, 12(2): 133-146. Banyuasin. SOCIETA, III(2): 75–82.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Muttakin, Dedi, Ismail, dan Sri Ayu Kurniati.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka 2014. Faktor-Faktor Social Ekonomi
Cipta. Yang Mempengaruhi Pendapatan
Boediono. 2000. Sinopsis Pengantar Ilmu Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya
Ekonomi. Yogyakarta. BPPEE. Di Desa Kepau Jaya Kabupaten
Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: Kampar. Jurnal RAT, 3(1): 369-378.
PT. Raja Grafindo Persada. Nafarin, M. 2004. Penganggaran
Hartono, Nugra. 2013. Pengaruhbiaya Perusahaan. Jilid 1. Edisi Revisi.
Produksi Terhadap Pendapatan Usaha Jakarta: Salemba Empat.
Pekebunan Kelapa Sawit (Elaeis Nawiruddin, Muhammad. 2017. Dampak
Guineensis,Jacq) Di Desa Bukit Raya Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit
Kecamatan Sepaku Kabupaten Dalam Peningkatan Pendapatan
Penajam Paser Utara. EPP, 10(1): 20– Masyarakat Di Kecamatan Long Kali
27. Kabupaten Paser. eJournal Ilmu
Hermayanti, Ni Wayan, Zainal Abidin, dan Pemerintahan, 5(1): 227-240.
Hurip Santoso. 2013. Analisis Daya Rangkuti, Freddy. 2012. Studi Kelayakan
Saing Usahatani Kelapa Sawit Di Bisnis & Investasi. Jakarta: Gramedia
Kecamatan Waway Karya Kabupaten Pustaka Utama.
Lampung Timur. JIIA, 1(1): 44-52. Rogayah. 2016. Kajian Kelayakan
Hernanto, Fadholi. 2002. Ilmu Usahatani. Usahatani Kelapa Sawit Di Kecamatan
Jakarta: Penebar Swadaya. Tungkal Jaya Kabupaten Musi
Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Banyuasin (Studi Kasus Anggota
Jakarta: Rineka Cipta. Kelompok Tani di Koperasi Unit Desa
Ilham, Nyak dan Handewi P. Saliem. 2011. Bersama Makmur). Jurnal Media
Kelayakan Finansial Sistem Integrasi Agribisnis (MeA), 1(1):53-56.
Sawit-Sapi Melalui Program Kredit Sari, Dian Novita, Jum’atri Yusri, dan Roza
Usaha Pembibitan Sapi. Analisis Yulida. 2015. Analisis Pendapatan
Kebijakan Pertanian. 9(4): 349-369. Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit
Iskandar, Ridho, Saidin Nainggolan, dan Emy Pola Swadaya Di Desa Senama Nenek
Kernalis. 2018. Analisis Faktor-Faktor Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten
Yang Mempengaruhi Keuntungan Kampar. Jom FAPERTA, 2(2).
Usahatani Kelapa Sawit (Swadaya
Murni) Di Kecamatan Jambi Luar Kota Siradjuddin, Irsyadi. (2016). Analisis Serapan
Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Tenaga Kerja Dan Pendapatan Petani
Sosio-Ekonomika Bisnis, 21(1): 2621- Kelapa Sawit Di Kabupaten Pelalawan.
1246. Jurnal Agroteknologi, 6(2): 1-8.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 51
ISSN 1978-838X
Siradjuddin, Irsyadi. 2015. Dampak Sugiyono. 2012. Metode penelitian
Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap kombinasi (mixed methods). Bandung:
Perekonomian Wilayah Di Kabupaten ALFABETA, CV.
Rokan Hulu. Jurnal Agroteknologi, 5(2): Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis:
7-14. Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Offset.
Jakarta: Universitas Indonesia. Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 13 No. 1 Tahun 2019| 52

Anda mungkin juga menyukai