Anda di halaman 1dari 10

Nilai Total

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOGRAFI PERTANIAN
( GEL 0311)
ACARA IV
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI DENGAN
NPV, BCR, DAN IRR

Disusun oleh

Nama : Yofi Sabilia Rosyida


NIM : 17/412042/GE/08560
Jadwal Praktikum : Selasa, Jam 15.00 - 17.00
Asisten Praktikum : 1. Inung Sulistyo Dewi
2. Rizki Rahmi Aliyya

LABORATORIUM KEPENDUDUKAN DAN SUMBERDAYA EKONOMI

DEPARTEMEN GEOGRAFI LINGKUNGAN

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2019
Acara IV
Analisis Kelayakan Finansial Usahatani dengan NPV, BCR, dan IRR

I. Latar Belakang
Indonesia memiliki sektor unggulan dibidang pertanian. Masyarakatnya mayoritas
bekerja disektor tersebut. Pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia pada
suatu lahan tertentu, dalam hubungan tertentu antara manusia dengan lahannya yang
disertai berbagai pertimbangan tertentu pula (Suratiyah, 2006). Usahatani adalah suatu
kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
produksi, pengelolaan hasil dan pemasaran yang ada hubungannnya dengan pertanian
dalam arti luas (Arsyad, 1997).
Agroforestesi merupakan teknik penggunaan lahan yang sudah banyak dilakukan oleh
petani di Indonesia. Selain memberikan hasil yang berkelanjutan juga dapat menjaga
kelestarian lingkungan (Kusumedi dan Jariyah, 2010). Agroforestri merupakan teknik
penggunaan lahan yang cocok dilakukan di lahan sempit dan tegalan (lahan kering).
Agroforestry yang dilakukan petani ada yang dilakukan secara tradisisonal, ada juga yang
sudah dilakukan secara modern. Dalam sistem tradisional pengembangan bercocok tanam
biasanya hanya didasarkan pada usaha coba-coba (trial and error), tanpa penelitian formal
maupun bimbingan dari penyuluh/ petugas lapangan. (Kusumedi dan Jariyah, 2010).
Tujuan didirikannya suatu usaha yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat.
Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung dari produksi yang dihasilkan.
Sehingga dalam perencanaan melakukan usaha harus selalu memperhitungkan apakah
usaha tersebut mendatangkan keuntungan atau tidak, untuk mengetahui kelayakan usaha
tersebut maka digunakan analisis finansial. (Sumantri dkk, 2004). Dalam analisis kelayakan
finansial diperlukan beberapa variabel yang meliputi penerimaan atau pendapatan, biaya
atau modal, bunga bank, dan tahun usahatani. Analisis kelayakan diketahui dari nilai NPV,
BCR, dan IRR.
NPV merupakan jumlah profit (total penerimaan dikurangi dengan total pengeluaran)
yang terdiskon dengan faktor diskonto dalam kurun waktu tertentu, pada tingkat suku bunga
tertentu. BCR merupakan perbandingan dari total penerimaan terdiskon selama kurun
waktu proyek dibagi dengan total pengeluaran terdiskon selama kurun waktu proyek. Nilai
BCR memberikan gambaran estimasi pengembakian dalam rupiah dari investasi yang
ditanamkan. IRR menunjukkan nilai actual pengembalian investasi suatu proyek.
(Indrajaya dan Sudomo, 2013).
Analisis finansial tersebut digunakan untuk mengetahui kelayakan dari sistem
usahatani hutan rakyat yang diusahakan petani (Kusumedi dan Jariyah, 2010).
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur maju tidaknya suatu negara. Pertanian
di Indonesia yang menjadi salah satu pemasok devisa negara perlu mendapat diperhatikan
lagi mengingat negara ini adalah negara agraris. Analisis usahatani dapat digunakan untuk
menentukan usahatani apa yang cocok diterapkan di Indonesia sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang besar dengan resiko kerugian seminimalisir mungkin.

2
II. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai kelayakan suatu usahatani.
2. Untuk menganalisa nilai kelayakan suatu usahatani.

3
III. Hasil Praktikum
hasil dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tabel dan contoh perhitungan NPV, BCR, dan IRR serta analisis kelayakan
(terlampir).

IV. Pembahasan
Pertanian di era modern ini semakin lama semakin terpuruk, dikarenakan
berkurangnya lahan pertanian sehingga produktivitas lahan berkurang. Kebutuhan akan
bahan pangan terutama dari pertanian semakin lama semakin meningkat karena
bertambahnya jumlah penduduk. Hal itu menyebabkan sebuah lahan pertanian diharuskan
menghasilkan produk yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya agar dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Permintaan yang meningkat itulah yang menyebabkan
petani melakukan usahatani.
Produksi adalah salah satu proses dimana beberapa barang dan jasa diubah menjadi
barang dan jasa yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih tinggi (Sundari, 2011).
Usahatani memerlukan biaya yang diperhitungkan untuk menentukan pembiayaan usaha.
Biaya usahatani dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan vareitas komoditi
yang diusahakan, teknik budidaya, serta tingkat teknologi yang digunakan (Sundari,2011).
Biaya usahatani nantinya akan dibandingkan dengan keuntungan yang didapat untuk
mengetahui layak tidaknya usahatani tersebut. Apabila layak maka usahatani dapat
dipertahankan, sedangkan apabila tidak layak usahatani tersebut dapat diganti dengan
usaha yang lain atau mengevaluasi keluaran biaya sehingga tidak didapat kerugian yang
sangat besar.
Analisis kelayakan finansial pada usahatani dapat diketahui melalui perhitungan NPV,
BCR, dan IRR. Suatu ushatani dikatakan llayak apabila memiliki nilai NPV > 0, IRR > discount
rate yang ditetapkan, dan BCR > 1. Berdasarkan hasil yang didapat (Tabel 1), NPV pada
tahun pertama hingga terakhir (10) nilainya lebih besar daripada 0 atau positif artinya
investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi pemilik usaha sehingga usaha dapat
terus dijalankan. NPV maksimal terjadi pada tahun kedua dengan nilai Rp 270.108 artinya
pada tahun ini usahatani memberikan manfaat yang maksimal. Selain itu dilihat dari
angkanya dapat diketahui bahwa nilai NPV memiliki nilai yang fluktuatif atau naik-turun
naik-turun dengan rata-ratanya Rp 156.441. sedangkan nilai minimum terjadi ditahun
terakhir atau ke 10 yaitu menjadi Rp 63.672 sangat berbeda jauh dengan tahun kedua.
Penurunan nilai NPV dapat disebabkan oleh berbagai macam hal seperti semakin
berkurangnya kualitas lahan, alat yang digunakan, produktivitas tanah, serta pemasaran.
Semakin lama teknologi semakin berkembang, maka metode-metode yang masih
tradisional akan tersingkir oleh teknologi tersebut sehingga dibutuhkan biaya lebih untuk
mendapatkannya. Selain itu dapat pula disebabkan oleh berkurangnya ketertarikan
masyarakat terhadap produk usahatani yang hanya itu-itu saja dan tidak berkembang.
Benefit Cost Ratio (BCR) memiliki nilai tren yang naik. Tahun pertama nilai BCR-nya
1,12; pada tahun ke 2 sampai 4 yaitu 1,67; pada tahun ke 5 nilainya 2,15; dan pada tahun
ke 6 hingga 10 nilainya 3,73. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai BCR-nya
lebih dari 1 yang artinya usaha tersebut layak dijalankan karena penerimaan yang
diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikelurakan. Ditahun-tahun akhir BCRnya
memiliki nilai yang semakin besar dan konstan, dikarenakan pendapatan dan biaya
pengeluaran yang sama.

4
Perhitungan IRR yang ada pada tabel memiliki nilia yang bervariasi, selain dari
pendapatan, dan biaya, variabel ini juga ditentukan oleh besarnya bunga bank. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada tahun pertama, keempat, dan kelima
nilai IRR kurang dari discount rate yang ditetapkan artinya pada tahun-tahun tersebut
usahatani kurang layak dijalankan karena keuntungan dari bunga yang didapat lebih sedikit
daripada biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pada tahun-tahun yang lain nilai IRR lebih dari
discount rate yang ditetapkan sehingga usahattani layak untuk dijalankan.

5
6
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani dapat dilakukan analisis secara
kualitatif dengan menghitung NPV, BCR, dan IRR. Nilai NPV pada perhitungan yang
dilakukan memiliki nilai > 0 pada semua tahun, nilai BCR memiliki tren semakin naik
dengan angka 1,21; 1,67; 2,15; dan 3,73, sedangkan nilai IRR pada tahun 1, 4, dan
5 nilainya kurang dari discount rate yang ditetapkan.

2. Berdasarkan perhitungan kelayakan usahatani selama 10 tahun secara


keseluruhan dapat dikatakan layak meskipun pada beberapa tahun terdapat hasil
yang kurang layak.

VI. Daftar Pustaka


Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE YKPN
Indrajaya, Yonky dan Sudomo, Aris. Analisis Finansial Agroforestry Sengon Dan Kapulaga
Di Desa Payungagung, Kecamatan Panumbangan, Ciamis. Jurnal Penelitian
Agroforestry, Vol. 1, No. 2, Hal. 123-132.
Kusumedi, Priyo dan Jariyah, Nur Ainun. 2010. Analisis Finansial Pengelolaan Agroforestri
Dengan Pola Sengon Kapulaga di Desa Tirip, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten
Wonosobo. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, Vol. 7, No. 2, hal. 93-
100.
Sumantri, Bambang; Priyono, Sigit Basuki; Isronita, Mery. 2004. Analisis Kelayakan
Finansial Usahatani Lada (Piper ningrum, L) di Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi
Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 6,
No. 1, Hal 32-42.
Sundari, Mei Tri. 2011. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usaha Tani Wortel Di Kabupaten
Karanganyar. SEPA. Vol. 7, No. 2, hal: 119-126
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya

7
LAMPIRAN

Tabel 1 Perhitungan NPV, BCR, dan IRR

Pendapatan Biaya
Total Total
TAHUN Invest % NPV (Rp) BCR IRR
KH TS TH P Pendapatan Invest Pengelolaan Biaya
lain
1 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 565.000 210.000 75.000 850.000 0,18 84.746 1,12 0,18
2 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 282.500 210.000 75.000 567.500 0,19 270.108 1,67 0,25
3 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 282.500 210.000 75.000 567.500 0,2 221.354 1,67 0,25
4 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 282.500 210.000 75.000 567.500 0,21 178.439 1,67 0,02
5 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 282.500 85.000 75.000 442.500 0,22 187.775 2,15 0,07
6 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 95.000 85.000 75.000 255.000 0,23 200.703 3,73 0,27
7 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 95.000 85.000 75.000 255.000 0,24 154.182 3,73 0,28
8 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 95.000 85.000 75.000 255.000 0,25 116.602 3,73 0,29
9 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 95.000 85.000 75.000 255.000 0,26 86.826 3,73 0,30
10 200.000 150.000 350.000 250.000 950.000 95.000 85.000 75.000 255.000 0,27 63.672 3,73 0,00
Contoh perhitungan

Diketahui :

Tahun ke 2

Total pendapatan (Bt) = Rp 950.000

Total biaya (Ct) = Rp 567.000

Bunga bank (i) = 19% = 0,19

Tahun (t) = 2

Ditanyakan : a) NPV= …?

b) BCR = ..?

c) IRR = ..?

Jawab :
𝐵𝑡−𝐶𝑡
a) NPV2 =
(1+𝑖)ͭ
950.000−567.000
=
(1+0,19)²
383.000
=
(1,19)²
= Rp 270.108
𝐵𝑡−𝐶𝑡
NPV3 =
(1+𝑖)ͭ

9
950.000−567.000
=
(1+0,2)²
383.000
=
(1,2)²
= Rp 221.354
𝐵𝑡₂
b) BCR2 =
𝐶𝑡₂

950.000
=
567.000

= 1,67

𝑁𝑃𝑉₂
c) IRR2 = 𝑖₂ + (𝑖₃ − 𝑖₂)
𝑁𝑃𝑉₂−𝑁𝑃𝑉₃

270.108
= 0,2 + (0,21 − 0,2)
270.108−221.354

= 0,2 + 221.354 (0,01)

= 0,25

10

Anda mungkin juga menyukai