Anda di halaman 1dari 10

KODE MK: LUHT 4312

PRAKTIKUM UNIT 2

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS BERDASARKAN ANALISIS


FINANSIAL PADA CV SAYURAN SEGAR MEGAMENDUNG

ROBERTO (024018097)
UPBJJ UT BOGOR

DOSEN PENGAMPU:
IR. ILA FADILA, M.KES.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


AGRIBISNIS BIDANG MINAT PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
PERTANIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2019
I PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertaniannya. Salah satu hasil
pertanian yang terlihat semakin berkembang sehubungan dengan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat adalah sektor hortikultura. Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu
pertanian yang mempelajari budidaya buahbuahan, sayuran dan tanaman hias. Menurut
Martawijaya dan Nurjayadi (2010), komoditas hortikultura cukup potensial dikembangkan
secara agribisnis, karena memiliki nilai ekonomis dan nilai tambah cukup tinggi dibandingkan
dengan komoditas lainnya. Salah satu yang termasuk dalam jenis hortikultura tersebut adalah
sayuran. Sayuran merupakan komoditas yang berprospek cerah, karena dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan permintaannya cenderung terus meningkat. Permintaan sayuran
yang terus meningkat, sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk.
Pemanfaatan sayuran tidak hanya sebatas pada industri rumah tangga, tetapi juga lebih
mengarah pada industri bisnis seperti rumah makan, restoran siap saji, dan hal-hal yang
berkaitan dengan industri makanan. Peningkatan jumlah industri makanan yang ada di
Indonesia dan mendorong meningkatnya kebutuhan pasokan bahan baku makanan. Salah satu
kebutuhan bahan baku makanan adalah kebutuhan sayuran, dimana sayuran merupakan bahan
pelengkap makanan. Untuk memenuhi kebutuhan sayuran tersebut, industri makanan seperti
restoran umumnya bekerja sama dengan mitra produsen sayuran. Salah satu perusahaan
pemasok sayuran untuk restoran adalah CV Sayuran Segar Megamendung. pendirian CV
Sayuran Segar Megamendung berkaitan erat dengan perkembangan toko toko makanan siap
saji, seperti Mc Donald dan Burger King. Hotel dan restoran juga mulai tertarik untuk
menggunakan sayuran fresh cut dalam memenuhi kebutuhan sayuran pada menu makanan.
untuk mempercepat proses produksi makanan, perusahaan-perusahaan food industry
(termasuk di dalamnya restoran, hotel, dan catering) membutuhkan barang setengah jadi.
Kondisi itulah yang menjadi peluang CV Sayuran Segar Megamendung untuk menyediakan
produk sayuran fresh cut untuk mempermudah industri restoran dalam memasak dan
mempercepat penyajian makanan kepada konsumen. Salah satu analisis yang dilakukan
adalah analisis aspek finansial, dimana analisis aspek finansial dapat sendiri merupakan
analisis yang dilakukan terhadap kegiatan usaha agribisnis yang meliputi likuiditas dan
pencapaian laba. Dimana di dalam aspek finansial akan diperhitungkan berapa jumlah dana
modal tetap yang akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan
tanah, gedung, mesin, peralatan dan lain-lain, serta berapa jumlah dana modal kerja yang
dibutuhkan (Suryana, 2016).
Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum yang berjudul: “Studi Kelayakan Agribisnis
Berdasarkan Aspek Finansial Usaha Agribisnis CV Sayuran Segar Megamendung” ini adalah:
(1) Untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi agribisnis yang layak untuk
diusahakan;
(2) Untuk menganalisis kelayakan usaha berdasarkan perhitungan jumlah dana modal tetap
dan modal kerja yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan
kegiatan agribisnis tersebut.

Manfaat Praktikum
Manfaat dilakukannya praktikum yang berjudul: “Studi Kelayakan Agribisnis
Berdasarkan Aspek Non Finansial Usaha Agribisnis CV Sayuran Segar Megamendung” ini
adalah:
(1) Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi peluang-peluang investasi agribisnis yang layak
untuk diusahakan;
(2) Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan materi khususnya dalam menganalisis
kelayakan usaha berdasarkan perhitungan jumlah dana modal tetap dan modal kerja
yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan agribisnis
tersebut.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum tentang analisis kelayakan usaha non finansial sayuran siap saji ini dilakukan
di CV Sayuran Segar Megamendung di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang,
Kecamatan Megamendung Bogor, Jawa Barat. Pemilihan tempat ini dilakukan dengan
sengaja (purposive). Pengumpulan dan pengambilan data dilakukan selama bulan Mei 2019.

II TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Fresh Cut
Menurut Syamsir (2010), teknologi fresh cut dapat disebut juga dengan teknologi olah
minimal, yang dibuat dengan menggunakan aplikasi proses yang minimal (pengupasan,
pemotongan pengirisan dan lain-lain) dengan proses pemanasan minimal atau tanpa
pemanasan sama sekali. Perlakuan minimal ini menyebabkan kesegaran buah dan sayur masih
tetap bertahan, tetapi proses yang diberikan tidak mengaktifkan mikroba yang ada di dalam
produk. Contoh dari produk yang diolah minimal adalah salad buah dan sayur, produk buah
sayur potong/irisan (fresh cut product) dalam bentuk tunggal atau campuran yang siap untuk
dikonsumsi (ready to eat) dan siap masak (ready to cook). Keunggulan dari produk yang
diolah minimal terletak pada aspek kemudahan dalam pemanfaatannya, selain nilai nutrisi dan
kesegarannya yang relatif tidak berbeda dari buah dan sayur segar. Proses pengupasan,
pemotongan, pengirisan yang diberikan menyebabkan buah dan sayur yang diolah minimal
bersifat sangat mudah rusak dengan umur simpan yang pendek. Kerusakan produk yang
diolah minimal karena perubahan reaksi fisiologis dan biokimia serta kerusakan
mikrobiologis menyebabkan degradasi warna, tekstur dan flavor produk diolah minimal
menjadi lebih cepat dari bahan segarnya. Suhu yang tepat untuk penyimpanan produk ini
adalah ≤5°C. Penyimpanan diatas suhu ini sebaiknya dihindari karena akan mempercepat
kerusakan dan merangsang pertumbuhan mikroba pathogen. Fluktuasi suhu penyimpanan
juga sedapat mungkin dicegah karena dapat menyebabkan terjadinya kondensasi uap air
didalam kemasan yang akan mempercepat kerusakan. Jika produk disiapkan hari ini untuk
dikonsumsi besok seperti yang umum dilakukan oleh industri jasa boga, maka proses yang
dilakukan relatif murah dan sederhana.

Studi Kelayakan Bisnis


Studi kalayakan bisnis telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat
yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan
bisnis telah menutut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan
dasar untuk menilai apakah kegiatan investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan.
Bagi penanam modal, studi kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis
dan seberapa besar kemungkinan tingkat manfaat dapat diterima dari suatu bisnis, sehingga
hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi (Nurmalina et al. 2009).

Analisis Kelayakan Finansial


Aspek finansial merupakan aspek yang sangat menentukan bagi perusahaan untuk
menentukan pengambilan keputusan menjalankan bisnis tersebut atau tidak sesuai dengan
kondisi keuangan perusahaan. Tujuan menganalisis aspek finansial adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal,
kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar 2007). Dalam
perhitungan finansial dibutuhkan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang
berlangsung dalam bisnis tersebut, yaitu penerimaan dan pengeluaran yang dikenal dengan
aliran (cash flow). Selain itu, untuk menentukan kelayakan bisnis digunakan kriteria investasi,
diantaranya nilai bersih kini (NPV), Net Benefit Cost Rasio, tingkat pengembalian internal
(IRR), dan jangka waktu pengembalian modal investasi (PP).
1. Aliran Kas (Cash Flow)
Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus biaya
terhadap arus manfaat. Suatu cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya
disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari :
inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran), manfaat bersih (Net Benefit), dan
manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.
2. Kriteria Investasi
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam melakukan suatu evaluasi terhadap investasi
proyek adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost (Net B/C), Internal Rate of
Return (IRR), dan Payback Period (PP).
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun
aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Suatu bisnis dinyatakan layak jika
NPV lebih dari 0 (NPV > 0) yang artinya bisnis menguntungkan atau memberikan
manfaat. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata
uang Rupiah (Rp). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

b. Net Benefit / Cost Ratio


Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dinyatakan layak bila Net B/C
lebih besar dari satu dan dinyatakan tidak layak bila Net B/C lebih kecil dari satu.
Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat pengembalian modal investasi
yang digunakan. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Besaran yang dihasilkan dari
perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Pada dasarnya IRR
menggambarkan persentase laba nyata yang dihasilkan proyek. Sebuah bisnis
dinyatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya
(DR). Berikut ini rumus IRR :

d. Payback Period (PP)


Metode ini juga digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
Bisnis yang payback period-nya singkat atau cepat pengembaliannya termasuk
kemungkinan besar akan dipilih. Metode payback period ini merupakan metode
pelengkap penilaian investasi.

III PELAKSANAAN

Sarana/Instrumen/Sumberdaya
Sarana/Alat/Instrumen yang digunakan dalam penyusunan praktikum ini, antara lain:
 Sarana : Lokasi Budidaya Sayur dan Alat transportasi yaitu Sepeda
Motor.
 Alat : Laptop, Kamera, dan ATK.
 Instrumen : Pelaku Usaha CV Sayur Segar Megamedung, Data Primer,
Data Sekunder, Buku Materi Pokok (BMP) dan Panduan Praktikum Studi
Kelayakan Agribisnis

Langkah-langkah Praktikum
 Menentukan satu jenis usaha agribisnis yang akan dinilai kelayakan aspek non
finansialnya, yakni usaha agribisnis Sayuran di CV Sayuran Segar Megamendung.
 Wawancara dan tanya jawab kepada narasumber.
 Mendokumentasikan semua aktivitas pelaksanaan praktikum
 Melakukan pengamatan yang ada di lapangan dengan membandingkan antara
hasil pengamatan dan literatur yang ada.
 Melakukan analisis terhadap jenis usaha agribisnis yang telah dipilih.
 Melakukan kajian terhadap aspek-aspek finansial terhadap suatu jenis usaha
agribisnis yang telah dipilih.
 Mengkaji hasil analisis non finansial yang telah diperoleh.
 Membuat laporan praktikum.

IV PEMBAHASAN
Aspek finansial merupakan suatu aspek yang dapat melihat layak atau tidak layaknya
suatu usaha untuk dijalankan dengan perhitungan yang menggunakan formula penilaian
investasi. Aspek ini dapat menilai biaya-biaya apa saja dan seberapa besar biaya-biaya
tersebut dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat berupa penerimaan dalam menjalankan
suatu usaha. Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi pendapatan bagi suatu usaha. Arus
biaya (outflow) pada pengembangan bisnis ini terdiri dari dua komponen, yaitu biaya investasi
dan biaya operasional.

Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali pada awal tahun proyek untuk
memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak
menguntungkan lagi. Biaya investasi pada pengembangan bisnis ini terdiri dari bangunan
pabrik, kantor, mess, mesin Kronen, mobil truck chiller, pembuatan sumur bor dan saluran air
yang dikeluarkan berdasarkan umur proyek usaha. Total biaya investasi yang dikeluarkan
pada tahun pertama adalah sebesar Rp 1.559.870.000, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
mengenai rincian biaya investasi pada Tabel 1.
Tabel 1. Biaya Investasi
No . Biaya investasi Unit Harga Total Umur Nilai sisa Penyusutan
barang beli (unit) biaya (tahun)
1 Bangunan pabrik 500 m2 1.000 500.000 25 50.000 18.000
2 Bangunan kantor 150 m2 1.000 150.000 25 15.000 5.400
3 Bangunan mess 45 m2 1.000 45.000 15 4.500 2.700
karyawan
4 Mesin kronen 1 53.000 53.000 10 5.300 4.770
GS 10
5 Mobil truck 3 250.000 750.000 5 75.000 135.000
chiller
6 Biaya 5.000 5.00
pembangunan
sumur
7 Mesin pres 3 500 1.500 5 150 270
8 AC besar 2 10.000 20.000 5 2.000 3.600
9 AC kecil 1 2.500 2.500 5 250 45
10 Cool storage 1 20.000 20.000 10 2.000 1.800
11 Pisau 10 7 70 5 7 13
12 Trail 60 30 1.800 5 180 Trail
13 Pakaian produksi 20 50 1.000 1 1.000 Pakaian
produksi
14 Perizinan 5.000
15 Pemasangan 1 5.000 5.000
Meteran Air
Jumlah 1.559.870 154.387 173.326,6
*dalam 000
Sumber: Data diolah, 2019
Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kebutuhan yang mendukung jalannya aktivitas perusahaan. Biaya
operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan
pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam
satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama, yakni
biaya tetap dan biaya variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan jumlah
produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu). Biaya tetap yang
dikeluarkan setiap beberapa tahunnya mengalami kenaikan yang disebabkan oleh
pengaruh inflasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya tetap


No Jenis biaya tetap Jumlah Satuan Harga Total 1 tahun
harga
1 Biaya perawatan 12 kali 1.000 1.000 12.000
mesin
2 Biaya perawatan 3 kali 1.500 1.500 6.000
mobil
3 Pajak mobil 3 kali 3.500 10.500 10.500
4 Gaji pegawai 5 orang 4.500 22.500 315.000
manajemen
5 Biaya telepon 12 bulan 1.000 1.000 12.000
6 Biaya promosi 1 kali 6.000 6.000 24.000
7 Biaya listrik 12 bulan 5.000 5.000 60.000
Jumlah biaya tetap 47.500 439.500
*dalam 000
Sumber: Data diolah, 2019

Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan
produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu). Biaya variabel yang dikeluarkan
untuk pengembangan bisnis ini terdiri dari input produksi, pembayaran upah tenaga kerja
borongan, biaya pengemasan, dan lain-lain. Lebih jelasnya biaya-biaya ini dapat dilihat pada
Tabel 3

No Jenis biaya Jumlah Satuan Harga Tc 1 x produksi 1 tahun (12 x)


variabel 1x
produksi
1 Bahan baku kilogram 5.277.764
2 Plastik 5 pack 650 3.250 39.000
kemasan
bening
3 Cup salad 700 buah 3 2.100 25.200
4 Label dan 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
barcode
5 Biaya 30 hari 900 27.000 324.000
transportasi
6 Biaya tenaga 20 orang 1.500 30.000 390.000
kerja produksi
7 Biaya listrik 12 bulan 9.000 9.000 108.000
produksi
Jumlah biaya variabel 72.550 6.178.364
*dalam 000
Sumber: Data diolah, 2019
Analisis Kriteria Kelayakan Usaha
Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu bisnis
untuk dijalankan yang dilihat dari sisi finansial dengan memperhitungkan nilai waktu dari
uang (time value of money). Perhitungan kriteria investasi menggunakan metode Discounted
Cash Flow, dimana seluruh penerimaan selama sepuluh tahun ke depan didiskontokan pada
masa kini. Analisis kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PP). Analisis ini dilakukan
dengan menggunakan tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) pada tahun ke 1 sampai ke 3
sebesar 5,75 persen. Sedangkan pada tahun ke 4 sampai ke 10 adalah sebesar 7,5%. Berikut
kriteria investasi dengan metode kelayakan cash flow yang diperoleh, seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Rincian kriteria investasi dengan Metode Cash Flow


Kriteria investasi Hasil
NPV > 0 Rp 2.161.854.000
Net B/C > 1 2,23
IRR > 5,75% 24%
PP 6,22
Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa :


a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah nilai masa kini manfaat bersih (net benefit) selama 10 tahun
periode usaha. Nilai NPV pada usaha sayuran fresh cut ini adalah Rp 2.161.854.000.
Nilai ini menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama 10 tahun periode usaha
dengan tingkat suku bunga 5,75 persen pertahun untuk tahun ke 1 sampai ke 3 dan 7,5
persen untuk tahun ke 4 sampai ke 10. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
usaha sayuran fresh cut layak untuk dijalankan karena NPV yang dihasilkan lebih
besar dari nol (NPV>0).
b. Net Benefit / Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit/Cost Ratio merupakan rasio antara present value net benefit yang bernilai
positif dan present value net benefit yang bernilai negatif. Suatu usaha dikatakan layak
jika rasio Net B/C lebih dari satu. Pada usaha sayuran fresh cut ini rasio Net B/C
sebesar 2,23. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan
mendapatkan pengembalian manfaat bersih sebesar Rp 2,23. Karena rasio Net B/C
lebih dari satu, maka usaha ini layak untuk dijalankan.
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat pengembalian usaha terhadap modal yang
ditanamkan pada suatu usaha. Suatu usaha layak dijalankan jika nilai IRR yang
diperoleh lebih besar dibandingkan tingkat suku bunga yang ditetapkan. Nilai IRR
pada usaha sayuran fresh cut ini adalah 24 persen. Nilai ini lebih besar dari tingkat
suku bunga yang ditetapkan sebesar 5,75 persen dan 7,5 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan pengembalian modal yang digunakan lebih besar dari tingkat
discount rate yang digunakan.
d. Payback Period (PP)
Payback Period dihitung untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanamkan
bisa kembali. Perhitungan PP tidak memperhitungkan nilai waktu uang (time value of
money). Secara umum suatu usaha layak untuk dijalankan jika PP nya lebih kecil dari
periode usahanya. PP dari usaha sayuran fresh cut ini adalah 6 tahun 2 bulan 2 hari.
Nilainya lebih kecil dari periode usaha 10 tahun sehingga layak untuk dijalankan.
.
V PENUTUP
Kesimpulan
Analisis Kelayakan Usaha :
a. NPV = Rp 2.161.854.000 (Layak)
b. Net B/C = 2,23 (Layak)
c. IRR = 24% (Layak)
d. PP = 6 tahun 2 bulan 2 hari
Aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif Rp 2.161.854.000, nilai IRR 24 persen
dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga Bank Indonesia (BI) 5,75% dan 7,5%, Net
B/C 2,23 dan PP 6 tahun 2 bulan 2 hari yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya
investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhitungan pada analisis
finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Rita N., Tintin S. 2016. Studi Kelayakan Agribisnis. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Martawijaya EI, Nurjayadi MY. 2010. Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri. Bogor (ID):
IPB Press.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Syamsir E. 2010. Teknologi Olah Minimal (Minimally Processed) Buah dan Sayur [Internet].
Jakarta (ID): Ilmu Pangan. [diunduh 2019 April 28].
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis
Secara Komprehensif. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Lampiran 1. Surat Pernyataan Pelaksanaan Praktikum

SURAT PERNYATAAN
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Roberto
NIM 024018097
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Juli 1994
No. Handphone 082124624042
Program Studi : S-1 Agribisnis Bid. Minat Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian
UPBJJ : UPBJJ-UT Bogor

Menyatakan bahwa dengan ini saya sebagai mahasiswa Universitas Terbuka benar telah
melaksanakan praktikum dan membuat laporan praktikum sebagai tugas dari mata kuliah
Studi Kelayakan Agribisnis (LUHT4312) Unit 2 ini dengan kemampuan saya sendiri.

Demikian surat pernyataan pelaksanaan praktikum ini saya buat dengan sesungguhnya,
Saya ucapkan terima kasih.

Bogor, Juni 2019

Roberto

Anda mungkin juga menyukai