Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MANDIRI

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN


PADA LAHAN PERTANIAN DESA MACCOPE
KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

DIBUAT

NAMA : SULTAN
NIM : 030524696
UPBJJ : 86/AMBON

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI AGRIBISNIS


BIDANG MINAT PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERIKANAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022

1
PRAKATA
Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktik Mandiri dari hasil kegiatan kunjungan ke lahan pertanian desa
Maccope berjudul “Programa Penyuluhan Pertanian Pada Lahan Pertanian Desa Maccope
Kabupaten Bone”.
Laporan Praktik Mandiri ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai
mata kuliah LUTH 4429 (Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian) pada Fakultas
FMIPA Program Studi Agribisnis Jenjang Sarjana Universitas Terbuka.
Dalam proses penulisan Laporan Praktik Mandiri ini penulis memang
mengalami berbagai hambatan antara lain terbatasnya waktu dan sumber-sumber yang
tersedia sebagai bahan penulisan Laporan ini, namun penulis tetap berusaha untuk
menyelesaikan Laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan bagi para pembaca khususnya Fakultas FMIPA Program Studi Agribisnis Jenjang
Sarjana Universitas Terbuka.

Bone, Oktober 2022

Sultan

2
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
keberhasilan program perkembangan pertanian. kegiatan penyuluhan pertanian
bertujuan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan
produksi pertanian. Pembangunan Pertanian bertujuan meningkatkan Pendapatan ,
petani, meningkatkan kwalitas konsumsi gizi mendorong terciptanya lapangan kerja
dan kesempatan berusaha serta mendorong peningkatan pertambahan industri
pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas pembangunan pertanian diarahkan pada
peningkatan kwalitas sumberdaya manusia termasuk didalamnya penyuluhan
pertanian. Dengan semakin meningkatnya pendidikan pertanian, banyaknya informasi
dari berbagai media massa, adanya alsintan baru serta perbaikan usaha tani. Perbaikan
usaha tani tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan usahatani dari semula
bersifat subsistem menjadi usahatani yang bersifat komersil..
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik mandiri ini adalah mempelajari
penyusunan programa penyuluhan pertanian. Pemilihan lokasi praktik mandiri ini
dilakukan secara inisiatif mahasiswa (purposive). Jenis data yang dibutuhkan dalam
praktik mandiri ini adalah data primer (secara langsung) dan sekunder (dari berbagai
referensi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan praktikum mandiri ini terdiri atas dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman sesuai
dengan bidang keahlian agribisnis khsususnya mata kuliah LUTH 4429
(Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian)
2. Mahasiswa mampu memahami dan memperoleh gambaran nyata tentang
tahapan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian.

3
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mempelajari dan memahami kegiatan penyusunan programa
penyuluhan pertanian.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktik mandiri
sebagai berikut ini:
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengembangkan dan membangun sikap etos kerja yang profesional
dilingkungan masyarakat,
2. Dapat menambah wawasan akan ilmu pengetahuan agribisnis yang tidak
didapatkan selama proses perkuliahan.
1.3.2 Bagi Petani
1. Kegiatan Praktik Mandiri ini dapat dijadikan salah satu sarana dan masukan
(rekomendasi) bagi petani.
2. Pihak petani juga mendapatkan pembelajaran terkait cara peyusunan programa
penyuluhan pertanian.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Aspek Umum
Aspek umum yang akan dipelajari di kebun, adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Lahan Pertanian.
2. Kondisi Lingkungan Lahan Pertanian (Biofisik dan SDM).
1.4.2 Aspek Khusus
Dalam kegiatan Praktik Mandiri ini, penulis menerapkan ruang lingkup secara
khusus agar lebih fokus terhadap sebuah topik atau permasalahan. Pembahasan aspek
khusus dalam penulisan adalah penyusunan programa penyuluhan pertanian. Materi
khusus yang dibahas adalah:
1. Perumusan Keadaan,
2. Penetapan Tujuan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian
2 TATA LAKSANA PRAKTIK MANDIRI
4
2.1 Kerangka Praktik
Pelaksanaan kegiatan kunjungan Praktik Mandiri pasti memerlukan sebuah
kerangka kerja yang terencana dengan baik dikarenakan kerangka praktik bertujuan
untuk memudahkan dalam pelaksanaan aktivitas praktik mandiri. Berikut ini
Flowchart kerangka praktik seperti pada Gambar berikut ini

Perkenalan Maksud Kunjungan Ke


Lahan Pertanian di Desa Maccope

Mempelajari Gambaran Umum


Lahan Pertanian di Desa Maccope

Mempelajari, memahami, serta mengamati aspek:

Aspek Umum Aspek Khusus


1. Gambaran Umum 1. Perumusan Keadaan,
2. Lingkungan Lahan 2. Penetapan Tujuan Penyusunan
Pertanian Programa Penyuluhan
Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.

Pembuatan Laporan Terkait Mendiskusikan dan wawancara bersama


Pelaksanaan Praktik Mandiri anggota kelompok tani ataupun salah satu
petani

Pelaporan secara tertulis ke UPBJJ


UT Ambon

5
2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu:
1. Metode observasi
Melakukan pengamatan secara langsung pada lahan pertanian desa Maccope.
2. Wawancara
Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau menggunakan
pertanyaan secara langsung kepada pihak yang bertanggung jawab yang berada
di lahan pertanian desa Maccope.
3. Studi literatur
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari beberapa referensi
dari buku-buku yang relevan dan dokumen perusahaan terkait topik yang
dibahas oleh penulis.
2.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Praktik Mandiri dilaksanakan pada lahan pertanian yang berlokasi di desa
Maccope Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Pelaksanaan
Praktik Mandiri dilaksanakan selama 1 minggu lamanya

6
3 PEMBAHASAN
3.1 Analisis Data Potensi Wilayah
Desa Maccope merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Awangpone, Kabupaten Bone. Desa Awangpone memiliki ketinggian tanah sebesar
700 m dari permukaan laut, termasuk daerah bertopografi atau berdataran tinggi,
dengan suhu rata-rata yaitu berkisar antara 25-30 OC.
A. Data Biofisik
Sebagian besar wilayah Desa Maccope merupakan persawahan. Areal yang
berfungsi untuk persawahan sebesar 55.8 % dari seluruh luas wilayah Desa Maccope.
B. Iklim dan Cuaca
Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Desa Maccope
sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti
yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan
iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal
tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi
sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim
dan cuaca berdasarkan gejala‐gejala yang umum dan nampak masih belum memadai.
C. Rencana Usaha Kelompok (RUK)
RUK merupakan pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis mengenai
kegiatan bersama dibidang ekonomi, berdasarkan hasil kesepakatan seluruh anggota
kelompok yang dilandasi keinginan dan kemauan bersama untuk dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara bersama. Dengan adanya penyusunan rencana usaha
tani kelompok sebagai proses mengolah aspirasi dan kebutuhan petani.
1. Identifikasi Kelompok
Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor Kecamatan Awangpone
berjumlah empat kelompok, yaitu Kelompok Tani Mandiri, Sentosa, Sejahtera,
dan Subur Jaya, dengan jenis usaha kelompok berdasarkan komoditi pertanian.
Beberapa hal yang masih menjadi bahan perbaikan dan peningkatan kinerja
kelompok tani terutama masalah pengelolaan lembaga kelompok tani,
diantaranya:
a. Kelengkapan administrasi kelompok tani: AD/ART, Profil kelompok tani,
buku administrasi, dan sebagainya.
7
b. Intensitas dan frekuensi pertemuan kelompok tani dalam kegiatan
pelaksanaan penyuluhan pertanian
c. Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani dan
sebagainya.
d. Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompok tani.
e. Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka
menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.
f. Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan
subsidi.
2. Sasaran
a. Pola Usaha
Pola usaha tani yang dilakukan disesuaikan musim yang ada. Apabila
musim hujan dilakukan penanaman padi (lahan sawah) dan kemarau
memilih tanaman jagung dan semangka.
b. Sasaran Produktivitas Usaha
Meningkatkan produktivitas secara optimal dengan menanam bibit
unggul, pemberantasan hama dan penyakit, dan menghadapi resiko
kegagalan.
3. Rencana Kebutuhan Sarana
Pembelian pupuk ataupun membuat sendiri, pembelian bibit unggul tanaman
padi, pengadaan alat-alat pertanian, penanggulangan resiko kegagalan panen
padi yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan serangan OPT. Berikut ini
Tabel mengenai contoh Rencana Usaha Kelompok (RUK) Tani
No Uraian Volume Harga
1 Kebutuhan benih unggul 500 Kg Rp. 4.250.000
2 Belanja pestisida bensoit 50 gr (400 bungkus) Rp.1.040.000
3 Pestisida Furadan 48 Kg Rp.624.000
4 Pupuk urea 2000 Kg Rp.3.600.000
5 Pupuk NPK 3.392 Kg Rp.7.800.000
6 Pupuk organik padat 10.000 Kg Rp.5.000.000
7 Pupuk organik cair 7.400 Kg Rp.3.700.000
8 Alat pemotong rumput 1 Unit Rp.1.850.000
9 Cangkul 10 Unit Rp 400.000
10 Alat Transplanter 1 Unit Rp.5.750.000
Total Biaya Rp. 34.014.000

8
3.2 Penentuan Tujuan
Aspek pertama yang harus diperhatikan PPL sebelum melaksanakan
penyuluhan adalah identifikasi tujuan kegiatan penyuluhan. Penentuan tujuan menjadi aspek
utama,karena akan menentukan indikator keberhasilan kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan. Penyuluhan dikatakan berhasil atau gagal tergantung dari ketercapaian tujuan
ini. Dalam teori pembelajaran terdapat tiga ranah (wilayah) perubahan perilaku yang menjadi
tujuan pembelajaran. Pertama ranah kognitif (pengetahuan) yakni perubahan perilaku dalam
wilayah pengetahuan. Indikator yang bisa digunakan dalam hal ini misalnya; dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi mengerti, atau dari tidak paham menjadi paham. Materi
yang termasuk dalam ranah ini biasanya materi penyuluhan yang bersifat informatif, berisi
penerangan, dan penjelasan, serta uraian tentang suatu hal.
3.3 Penetapan Masalah
Ketetapan identifikasi masalah dilanjutkan dengan uji prioritas masalah akan
mempermudah penanganan dan pemecahan masalah usaha tani atau kegiatan
sekaligus memberikan prioritas. Terkait dengan identifikasi masalah, potensi, dan tindakan
yang dibutuhkan.
Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan/Kegiatan yang
N
Dibutuhkan
o
1 2 3 4

1 Banyaknya a. Penggunaan varietas 1. Petani maju 1.Penyuluh bersama

Serangan benih padi yang 2. Program degan PHP


berulang-ulang Penyuluhan
Hama & mengadakan
b.Penggunaan pestisida Pertanian (PPL).
Penyakit penyuluhan tentang
yang berlebihan 3. Bantuan Benih
c. Pola tanam yang tidak berlabel OPT.

serempak 4. Petugas 2.Penyuluhan tentang


Pengendali pergiliran tanaman.

9
Hama Penyakit. 3. Melalui kegiatan
5. Adanya Program SLPHT padi sawah
SLPHT diharapkan petani tau
bagaiman
mengendalikan Hama
&
Penyakit

2 Produksi Padi a. Pengolahan lahan 1. Petani maju 1.Melalui program

Sawah belum persawahan tidak optimal 2. Informasi SLPTT petani tau dan
Teknologi
optimal b.Pupuk subsidi tidak mau menerapkan
3. Program
tersedia atau informasi pertanian
Penyuluhan
keterlambatan dalam yang ada pada lahan
Pertanian (PPL)
penyediaan sehingga pertaniannya.
4. Program SLPTT
pemupukan tidak optimal 2.Koordinasi dengan
5. Bantuan Benih
c. Mahalnya pupuk pihak UD dalam
berlabel
anorganik sehingga penyediaan
petani hanya berpatok pupuk subsidi tepat
pada pupuk subsidi yang waktu.
tersedia. 3.Pemanfaatan jerami /
d.Pemanfaatan teknologi daun-daunan sebagai
pertanian yang masih pupuk organik
kurang sebagai alternatif
pupuk
anorganik

3 Kepengurusan a. Pembentukan pengurus 1.Petani yang aktif 1.Koordinasi dengan

Kelompok yang diambil tampa dalam pembinaan Instansi setempat dan


2.Petani maju yang
Tani yang kesepakatan bersama pengurus lama untuk
respon terhadap
kurang Aktif sehingga banyak anggota membentuk
pertanian.
yang tidak mengenal kepengurusan yang
3.Program
siapa pengurus mereka. baru bersama-sama

10
b.Pengurus memiliki lahan Penyuluhan dengan anggota.
di kelompok lain. Pertanian (PPL) 2.Pendataan ulang
c. Ketua yang tidak
anggota kelompok dan
berprofesi sebagai petani
luas lahan
3.Membuat pertemuan
kelompok dari
gabungan kelompok
yang ada sebagai
wadah menjalin
hubungan yang lebih
baik dan informasi

4 Fungsi a. Anggota kelompok 1. Petani maju 1.Melakukan pembinaan

Kelompok enggan untuk benkumpul 2. Petani yang mau rutin dan memotivasi
belajar masih ada
Tani tidak b.Pola hidup yang kelompok tani
3. SDM petani
dapat konsumtif terhadap waktu khususnya pengurus.
semakin tinggi
berkembang c. Masih berpegang pada 4.Program 2.Pendekatan personal

dan berjalan pertanian tradisional Penyuluhan 3.Memberikan materi


dengan baik sehingga kurang respon Pertanian (PPL) penyuluhan yang
terhadap kegiatan menarik bagi petani
penyuluhan 4.Kegiatan berupa
d.Perangkulan pengurus pertemuan kelompok
kepada anggota kurang sebagai ajang
silaturahmi

5 Petani tidak a. Tidak tersedianya alat 1.Program 1.Penyuluhan tentang

mengetahui PUTS dan soil tester. Penyuluhan penggunaan alat


b.Petani tidak mengenal
kandungan Pertanian (PPL) PUTS & soil tester.
alat
unsur hara 2. Swadana 2.Penyuluhan tentang
dan pH tanah PUTS dan soil tester. kelompok pengapuran tanah
c. Kurangnya informasi yang disesuaikan
mengenai manfaat dengan kandungan pH
pengukuran pH tanah tanah.
3.Pengukuran pH rutin
sebelum pengolahan
tanah.
4.Menyarankan kepada
petani supaya lahan
sawah tidak terus
digenangi air
3.4 Uji Prioritas Masalah
Setelah dilakukannya identifikasi masalah berkaitan dengan usaha tani maka
dilakukan penetuan prioritas melalui uji prioritas masalah yakni penentuan masalah
berdasarkan aspek gawat, mendesak, dan penyebaran. Berikut Mengenai uji prioritas
masalah sebagai berikut:

Skor Jumlah
Jenis Masalah Gawat Mendesak Penyebaran
No Skor
1 2 3 4 5
1 Banyaknya Serangan Hama & 3 3 3 9
Penyakit
2 Produksi Padi Sawah belum 3 3 3 9
optimal
3 Kepengurusan Kelompok Tani 1 1 1 3
yang Tidak Aktif
4 Fungsi Kelompok Tani tidak dapat 1 1 1 3
berkembang dengan baik
5 Petani tidak mengetahui kandungan 3 3 3 9
unsur hara dan pH tanah
11 11 11 33
6.6

Keterangan:
Skala Prioritas Skor
Gawat *) 3**)
Agak Gawat 2
Tidak Gawat 1
Mendesak 3
Agak Mendesak 2
Tidak Mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran Cukup 2
Penyebaran Rendah 1
*) Skor ditentukan berdasarkan Indicator tingkat permasalahan :
kesepakatan dengan petani 7 – 10 = Tinggi
**) Jumlah skor tertinggi menjadi 4 – 6 = Sedang
prioritas 1 – 3 = Rendah

14
3.5 Matriks Programa Penyuluhan
a. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi
sumberdaya pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan dengan
tingkat produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
b. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian
secara umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan,
wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di
suatu wilayah.
c. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang menyebabkan
belum tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan, baik yang
bersifat perilaku maupun non perilaku, yang dihadapi oleh pelaku utama dan
pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan
produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
d. Sasaran
Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk mendapat
manfaat dari penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan pertanian di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa, yaitu:
1. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa
penyuluhan di semua tingkatan).
2. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas
setingkat di bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya
(untuk programa penyuluhan ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan
nasional).
e. Materi
Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi
sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas
tertentu dan lain-lain.

15
f. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan dari programa penyuluhan
pertaniaan.
g. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang akan
dilakukan agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang
disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya
perubahan perilaku pada sasaran.
h. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan programa penyuluhan yang akan
dilaksanakan seperti: desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan sebagainya.
i. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan pertanian.
j. Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta dari mana sumber
biaya yang tersebut diperoleh.
k. Penanggungjawab
Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
programa penyuluhan pertanian, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak
dinginkan dapat dengan jelas diminta pertanggung jawaban.
l. Pelaksana
Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani
dan/atau pelaku usaha.
m. Keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan tentang pihak-
pihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan programa pertanian.

16
Matriks Programa Penyuluhan Pertanian

Sasaran Kegiatan Penyuluhan


Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Kegiatan/ Sumber Penanggung
Pelaku Utama Petugas Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
Usaha metode biaya jawab
TD WT TT L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pengendalaian hama Meningkatkan Aplikasi pemupukan, herbisida dan √ √ √ √ √ √ √ Pengendalian Temu 3 Desa Oktober Swadaya Kepala Balai Penyuluh
tanaman perkebunan keterampilan masyarakat insektisida yang tidak sesuai hama Terpadu lapang Maccope 2022 penyuluhan kecamatan
ala kadarnya dalam aplikasi pupuk, anjuran kecamatan dan Poktan
(Banyaknya Serangan herbisida dan insektisida
Hama & Penyakit) Meningkatkan Belum mampu membedakan jenis √ √ √ √ √ √ √ Klasifikasi Temu 3 Desa Oktober Swadaya Kepala Balai Penyuluh
pengetahuan dalam serangga yang tergolong hama, hama dan lapang Maccope 2022 penyuluhan kecamatan
membedakan jenis predator, dan parasit Pengendalian kecamatan dan Poktan
serangga penyerang hama Terpadu
tanaman pangan dan
hortikultura
Pola tanam masih Meningkatkan Belum memiliki pengetahuan √ √ √ √ √ √ √ Pola tanam dan Diskusi 3 Desa Oktober Swadaya Kepala Balai Penyuluh
sistem konvensional pengetahuan sistem jalur tentang sistem jalur dan baris serta pengaturan kelompok, Maccope 2022 penyuluhan kecamatan
(Produksi Padi Sawah dan baris tanam serta teknik pengolahan tanah yang tanaman Demplot kecamatan dan Poktan
konservatif
belum optimal) teknik pengolahan tanah
yang konservatif
Pengolahan lahan
Pupuk subsidi tidak tersedia atau √ √ √ √ √ √ √ Cara membuat Temu 3 Desa Oktober Swadaya, Kepala Balai Penyuluh
persawahan optimal keterlambatan dalam penyediaan Pupuk, lapang Maccope 2022 Bansos penyuluhan kecamatan
sehingga pemupukan tidak optimal, teknologi kecamatan dan Poktan
petani hanya berpatok pada pupuk
subsidi yang tersedia, Pemanfaatan pertanian dapat Diskusi
teknologi pertanian yang masih membantu kelompok,
kurang petani Demplot

Kepengurusan Kepengurusan kelompok Pembentukan pengurus yang √ √ √ √ √ √ √ Pemilihan Pertemuan 1 Desa Oktober Kelompok tani Kelompok
Kelompok Tani yang tani yang aktif dengan diambil tampa kesepakatan bersama Pengurus Maccope 2022 tani
sehingga banyak anggota yang
kurang Aktif anggotanya kelompok tani
tidak mengenal siapa pengurus
mereka, Pengurus memiliki lahan di berdasarkan
kelompok lain, Ketua yang tidak musyawarah
berprofesi

Fungsi Kelompok Tani Meningkatkan fungsi Anggota kelompok enggan untuk √ √ √ √ √ √ √ Pentingnya Diskusi, 1 Desa Oktober Kepala Balai Kelompok
tidak dapat Kelompok Tani sehingga benkumpul, Masih berpegang pada kegiatan pertemuan Maccope 2022 penyuluhan tani
pertanian tradisional sehingga
berkembang dan dapat berkembang dan pertemuan kecamatan
kurang respon terhadap kegiatan
berjalan dengan baik berjalan dengan baik penyuluhan, Perangkulan pengurus kelompok tani
kepada anggota kurang

Petani tidak Petani belajar Tidak tersedianya alat PUTS √ √ √ √ √ √ √ Melukan Pertemuan, 3 Desa Oktober Swadaya Kepala Balai Kelompok
mengetahui kandungan unsur hara dan soil tester, Petani tidak pengarahan temu Maccope 2022 penyuluhan tani
mengenal alat PUTS dan soil kecamatan
kandungan unsur dan pH tanah tester, Kurangnya informasi lapang
hara dan pH tanah mengenai manfaat pengukuran
pH tanah

17
4. P E N U T U P
4.1 Kesimpulan
Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam
mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para
pelakunya ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada
setiap aspek kegiatan dalam sistem agribisnis.
Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan
pertanian yang memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan
potensi wilayah dan program pembangunan pertanian, yang menggambarkan
keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah dan alternatif
pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif,
sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-
undang no 16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa
penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi,
dan programa penyuluhan nasional.

4.2 Tindak Lanjut


Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti
akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan.
Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar,
mengadakan inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil
yang optimal

18
Lampiran Dokumentasi

Lahan Sawah Desa Maccope Kab. Bone

Lahan Sawah Desa Mulai Digarap


Traktor Pembajak Sawah

Penanaman Bibit Jagung Oleh Petani


Bibit Jagung Yang Telah Tumbuh

Foto Bersama Petani Desa Maccope


DAFTAR PUSTAKA

Hadisapoetra, Soedarsono. 1973. Pembangunan Pertanian. Departemen


Ekonoi Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
[STPP] Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor, 2009. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Dasar Umum Bagi Penyuluh Pertanian Ahli. Sekolah Tinggi
Penyuluh Pertanian. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai