Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PROGRAMA DAN EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN


(LUHT 4429)

Programa Penyuluhan Pertanian


Pada Lahan Pertanian Kelurahan Kasemen
Serang-Banten

HANDRI SULISTYO
030684207

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
SERANG
2020

1
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktik Mandiri dari hasil kegiatan kunjungan ke lahan pertanian
Kelurahan Kasemen berjudul “Programa Penyuluhan Pertanian Pada Lahan
Pertanian Kelurahan Kasemen Serang-Banten”.
Laporan Praktik Mandiri ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh nilai mata kuliah LUTH 4429 (Programa dan Evaluasi Penyuluhan
Pertanian) pada Fakultas FMIPA Program Studi Agribisnis Jenjang Sarjana
Universitas Terbuka. Dalam proses penulisan laporan Praktik Mandiri ini penulis
memang mengalami berbagai hambatan antara lain terbatasnya waktu dan
sumber-sumber yang tersedia sebagai bahan penulisan laporan ini, namun penulis
tetap berusaha untuk menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan bagi para pembaca khususnya Fakultas FMIPA Program
Studi Agribisnis Jenjang Sarjana Universitas Terbuka.

Banten, Oktober 2020

Handri Sulistyo
030684207

2
DAFTAR ISI

PRAKATA
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................. 5
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................. 5
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa................................................................................ 6
1.3.2 Bagi Petani........................................................................................ 6
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................. 6
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Aspek Umum.................................................................................... 7
1.4.2 Aspek Khusus................................................................................... 7

TATA LAKSANA PRAKTIK MANDIRI


2.1 Kerangka Praktik........................................................................................ 8
2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ........................................................ 9
2.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan .................................................. 9

PEMBAHASAN
3.1 Analisis Data Potensi Wilayah .................................................................. 10
3.2 Penentuan Tujuan ...................................................................................... 16
3.3 Penetapan Masalah .................................................................................... 17
3.4 Uji Prioritas Masalah ................................................................................. 23
3.5 Matriks Programa Penyuluhan .................................................................. 24

PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 31
4.2 Tindak Lanjut ............................................................................................ 31

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan Undang undang nomor 16 Tahun 2006 Programa
Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa merupakan salah satu wujud perencanaan
partisipasi masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi programa penyuluhan
pertanian Tingkat Desa yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan. Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait.
Isi dari programa ini adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan
pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja penyuluhan pertanian selama
satu tahun. Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang menunjang
keberhasilan program perkembangan pertanian. kegiatan penyuluhan pertanian
bertujuan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan
produksi pertanian. Pembangunan Pertanian bertujuan meningkatkan pendapatan,
petani, meningkatkan kwalitas konsumsi gizi mendorong terciptanya lapangan
kerja dan kesempatan berusaha serta mendorong peningkatan pertambahan
industri pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas pembangunan pertanian
diarahkan pada peningkatan kwalitas sumberdaya manusia termasuk didalamnya
penyuluhan pertanian. Dengan semakin meningkatnya pendidikan pertanian,
banyaknya informasi dari berbagai media massa, adanya alsintan baru serta
perbaikan usaha tani. Perbaikan usaha tani tersebut telah mengakibatkan
terjadinya perubahan usahatani dari semula bersifat subsistem menjadi usahatani
yang bersifat komersil. Dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian sekarang
menghadapi berbagai tantangan baik berupa lingkungan ekonomi rasional maupun
era globalisasi yang terus bergerak dinamis.
Dalam rangka memantapkan pembangunan pertanian, khususnya
kegiatan Penyuluhan Pertanian Kelurahan Kasemen maka perlu adanya Programa

4
penyuluhan pertanian sesuai dengan keadaan dan potensi wilayah Kasemen dan
memuat tentang penjabaran aspirasi kebutuhan petani di Kasemen, Serang,
Banten. Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik mandiri ini adalah mempelajari
penyusunan programa penyuluhan pertanian. Pemilihan lokasi praktik mandiri ini
dilakukan secara inisiatif mahasiswa (purposive). Jenis data yang dibutuhkan
dalam praktik mandiri ini adalah data primer (secara langsung) dan sekunder (dari
berbagai referensi).

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan praktikum mandiri ini terdiri atas dua
bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
sesuai dengan bidang keahlian agribisnis khsususnya mata kuliah LUTH
4429 (Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian)
2. Mahasiswa mampu memahami dan memperoleh gambaran nyata tentang
tahapan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian.
3. Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat agar kurikulum
pendidikan tinggi sejalan dengan tuntutan pembangunan diberbagai
bidang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mempelajari dan memahami kegiatan penyusunan programa
penyuluhan pertanian.

1.3 Manfaat
Kegiatan praktik mandiri yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membawa
manfaat khususnya bagi pribadi Mahasiswa, Masyarakat (Petani), dan Program
Sarjana Agribisnis Universitas Terbuka (UT) yang nantinya akan dapat
memberikan perbaikan penulisan ilmiah yang lebih baik dikemudian hari. Adapun
manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktik mandiri sebagai
berikut ini:

5
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengembangkan dan membangun sikap etos kerja yang
profesional dilingkungan masyarakat, Mahasiswa dapat mengenal
kegiatan penyusunan programa penyuluhan pertanian sebagai salah satu
bagian dari agribisnis,
2. Dapat menambah wawasan akan ilmu pengetahuan agribisnis yang tidak
didapatkan selama proses perkuliahan.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama
proses perkuliahan (Buku LUTH 4429 dan Aktivitas Tuton) pada
lapangan kerja yang sesungguhnya.
4. Meningkatkan kompetensi Mahasiswa dalam kegiatan penyusunan
programa penyuluhan pertanian.
1.3.2 Bagi Petani
1. Kegiatan Praktik Mandiri ini dapat dijadikan salah satu sarana dan
masukan (rekomendasi) bagi petani.
2. Pihak petani juga mendapatkan pembelajaran terkait cara peyusunan
programa penyuluhan pertanian.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
1. Dapat membekali Mahasiswa dengan keterampilan dari dunia pertanian
(Agribisnis) yang sebenarnya.
2. Dapat dijadikan feed back bagi perguruan tinggi untuk usulan perbaikan
kurikulum yang lebih baik lagi mengenai LUTH 4429 (Programa dan
Evaluasi Penyuluhan Pertanian)
3. Dapat menjalin kerja sama yang luas baik antara perguruan tinggi dengan
pihak petani yang membantu kegiatan praktik mandiri mahasiswa.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup berfungsi untuk memberikan batasan dalam kegiatan praktik
mandiri sehingga lebih terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ruang
lingkup dari kegiatan praktik mandiri yang dilakukan di lahan pertanian

6
Kelurahan Kasemen Serang-Banten Varat meliputi dua aspek yaitu aspek umum
dan aspek khusus.
1.4.1 Aspek Umum
Aspek umum yang akan dipelajari di kebun, adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Lahan Pertanian.
2. Kondisi Lingkungan Lahan Pertanian (Biofisik dan SDM).
1.4.2 Aspek Khusus
Dalam kegiatan Praktik Mandiri ini, penulis menerapkan ruang lingkup
secara khusus agar lebih fokus terhadap sebuah topik atau permasalahan.
Pembahasan aspek khusus dalam penulisan adalah penyusunan programa
penyuluhan pertanian. Materi khusus yang dibahas adalah:
1. Perumusan Keadaan,
2. Penetapan Tujuan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

7
TATA LAKSANA PRAKTIK MANDIRI

2.1 Kerangka Praktik


Pelaksanaan kegiatan kunjungan Praktik Mandiri pasti memerlukan sebuah
kerangka kerja yang terencana dengan baik dikarenakan kerangka praktik
bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan aktivitas praktik mandiri.
Berikut ini Flowchart kerangka praktik seperti pada Gambar 1 berikut ini:

Perkenalan Maksud Kunjungan Ke Lahan Pertanian di


Kelurahan Kasemen

Mempelajari Gambaran Umum Lahan Pertanian di


Kelurahan Kasemen

Mempelajari, memahami, serta mengamati aspek:

Aspek Umum
1. Gambaran Umum
2. Lingkungan Lahan Pertanian

Aspek Khusus
1. Perumusan Keadaan,
2. Penetapan Tujuan Penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

Mendiskusikan dan wawancara bersama anggota kelompok tani


ataupun salah satu petani

Pembuatan Laporan Terkait Pelaksanaan Praktik Mandiri

Pelaporan secara tertulis ke UPBJJ UT Serang

Gambar 1. Flowchart Kerangka Praktik

2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

8
Dalam metode penulisan laporan praktik mandiri, penulis menggunakan
berbagai cara dan metode untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan serta
dapat membantu dalam penyusunan laporan praktik mandiri penulis.
Data yang digunakan terbagi menjadi dua bagian yakni data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang akan didapat dari hasil melakukan
wawancara secara langsung kepada pihak yang terkait di Lahan Pertanian
Kelurahan Kasemen dan selain itu juga data primer dapat diperoleh dari hasil
pengamatan (observasi) di Lahan Pertanian di Kelurahan Kasemen Data
sekunder adalah data-data yang tidak didapatkan dari perkebunan melainkan
berupa data yang diambil dari beberapa referensi dari buku-buku relevan
ataupun media internet yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Metode pengumpulan data yaitu:
1. Metode observasi Melakukan pengamatan secara langsung pada lahan
pertanian Kelurahan Kasemen.
2. Wawancara Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau
menggunakan pertanyaan secara langsung kepada pihak yang bertanggung
jawab yang berada di lahan pertanian Kelurahan Kasemen.
3. Studi literatur Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari
beberapa referensi dari buku-buku yang relevan dan dokumen perusahaan
terkait topik yang dibahas oleh penulis.

2.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Mandiri dilaksanakan pada lahan pertanian yang berlokasi di
Kelurahan Kasemen Kecamatan Serang - Kabupaten Banten. Pelaksanaan
Praktik Mandiri dilaksanakan selama 2 minggu lamanya.

PEMBAHASAN

9
3.1 Analisis Data Potensi Wilayah
3.1.1. Gambaran Umum
Kelurahan Kasemen adalah salah satu dari 10 Kelurahan di kecamatan
Kasemen kota Serang Propinsi Banten dengan jarak ± 150 m ke  Kecamatan
Kasemen, 09 km ke Ibukota Serang,  16 Km Ke ibukota Provinsi dan ± 73
km ke kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. Secara geografis Kelurahan
Kasemen berbatasan langsung dengan Kelurahan Kasunyatan di sebelah
Utara, Kelurahan Unyur di sebelah Selatan, Kelurahan Warung Jaud di
sebelah Timur dan Desa Margasana disebelah Barat.
Luas wilayah Kelurahan KASEMEN Kecamatan Kasemen adalah 6,7
km² /668,303 Ha atau 11,89% terhadap luas kecamatan yang terdiri dari 15
Lingkungan 13 RW dan 44 RT Ibu Kota Kelurahan terletak di Lingkungan
Sukabela Kelurahan KASEMEN Kecamatan Kasemen merupakan wilayah
pertanian dengan luas 202 Ha.

Gambar 2. Peta Kelurahan Kasemen

Kota Serang memiliki wilayah pesisir yang terpusat di Kecamatan


Kasemen. Kecamatan Kasemen memiliki luas wilayah 56,36 Km². Ibu Kota

10
Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ±9 Km dari ibu kota Serang.
Bentuk topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian besar merupakan
daratan, dengan demikian ketinggian rata-rata 500-700 m dari permukaan
laut, dengan rata-rata curah hujan ±7,52 mm/tahun. Secara Administratif
wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 161 kampung atau
lingkungan, 70 Rukun Warga (RW), 247 Rukun Tetangga (RT). Dengan
jumlah penduduk 94.062 jiwa, yang terdiri dari 48.884 jiwa laki-laki, dan
45.218 jiwa perempuan.
Kecamatan Kasemen merupakan wilayah bagian utara dari Kota
Serang. Menurut perencanaan tata ruang dan tata wilayah, pada bagian utara
Kota Serang ini diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar alam,
pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.
Namun pada kenyataannya wilayah ini sebenarnya memiliki perekonomian
yang terkait dengan sektor pertanian. Di wilayah Kecamatan Kasemen
melintas sebuah sungai yang cukup besar dan terkenal yaitu sungai Cibanten
yang bermuara di Karangantu yang ada diwilayah Kecamatan Kasemen.
Terdapat satu pelabuhan pendaratan ikan (PPI) yaitu PPI Karangantu.
Kecamatan Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan
Cagar Alam Pulau Dua. Cagar Budaya Banten Lama ini merupakan tempat
ziarah yang banyak dikunjungi oleh peziarah baik dari daerah Banten
sendiri hingga dari luar Banten. Jadi Pada dasarnya terdapat tiga sektor
perekonomian yang secara menonjol menopang perekonomian masyarakat
di Kecamatan Kasemen, yaitu sektor pertanian, sektor perikanan dan
kelautan serta sektor pariwisata budaya dan cagar alam
Letak geografis Kecamatan Kasemen umumnya berada pada dataran
rendah dan ada beberapa wilayah kelurahan berada pada wilayah geografis
pantai. Kelurahan yang memiliki wilayah dengan letak geografis pantai
yaitu wilayah Kelurahan Sawah Luhur, Kelurahan Margaluyu dan
Kelurahan Banten, sedangkan tujuh kelurahan yang lain terletak pada
geografis dataran. Hal ini memiliki makna bahwa lahan pertanian yang
terdapat di wilayah ini berupa lahan pertanian dataran rendah berupa lahan

11
basah, baik lahan sawah maupun rawa. Pada kenyataannya lahan pertanian
sawah memang lebih banyak ditemui di wilayah ini daripada lahan
pertanian bukan sawah. Dari aspek penggunaan lahan pertanian,
penggunaan lahan sawah lebih banyak dari pada lahan bukan sawah.
Penggunaan lahan sawah sebanyak 54.39 persen, sedangkan lahan bukan
sawah 45.61 persen. Hal ini menunjukkan pemanfaatan lahan sawah dengan
komoditas utama padi merupakan subsektor yang dipentingkan dalam sektor
pertanian Kecamatan Kasemen.

3.1.2. Iklim dan Cuaca


Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Kelurahan
Kasemen sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat
diatasi. Sama seperti yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang
ditimbulkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak normal ini
menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal tanam menjadi terganggu.
Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi sejauh ini kemampuan
petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim dan cuaca
berdasarkan gejala‐gejala yang umum dan nampak masih belum memadai.
Ditinjau dari perkembangan produksi padi di Kecamatan Kasemen,
ada kecenderungan produksi padi yang semakin menurun. Hal ini
disebabkan beberapa faktor, yaitu faktor gagal panen dan juga pemanfaatan
lahan sawah untuk bertanam sayur-sayuran dan komoditas hortikultura yang
lain. Dengan perkembangan perekonomian Kota Serang yang semakin pesat
dan semakin tingginya permintaan pasar terhadap produk-produk
hortikultura menyebabkan petani beralih mengusahakan pertanian
hortikultura pada lahan pertanian sawah dan bukan sawah.
Jika dilihat dari mayoritas mata pencaharian penduduk wilayah
Kecamatan Kasemen. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian
pada sektor pertanian. Dari sepuluh kelurahan yang ada, hanya satu
kelurahan yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di luar di
sektor pertanian (perdagangan), yaitu Kelurahan Kasemen. Sembilan

12
kelurahan yang ada di Kecamatan Kasemen, mayoritas penduduknya
bermata pencaharian di sektor pertanian.
Dari pembahasan di atas, sektor pertanian di wilayah Kecamatan
Kasemen memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sektor
yang dapat menunjang perekonomian wilayah. Potensi pertanian yang
dimiliki relatif potensial untuk dapat mengembangkan sektor-sektor
unggulan pertanian. Potensi tersebut antara lain :
1. Lahan pertanian, dengan potensi lahan pertanian yang cukup luas untuk
kategori wilayah perkotaan.
2. Kondisi geografis yang sesuai untuk pengembangan sektor pertanian.
3. Tenaga kerja pertanian masih relatif tinggi, dimanakecenderungan
mayoritas tenaga kerja di wilayah ini bergelut di sektor pertanian.
4. Potensi pasar yang juga sangat besar dengan adanya perkembangan
wilayah perkotaan dan pertambahan penduduk.
5. Perkembangan sektor pertanian bisa dilakukan secara sinergis dengan
sektor perekonomian lain yang juga penting di wilayah ini seperti
sektor perikanan dan sektor pariwisata.
Melihat potensi pertanian yang masih cukup besar dilihat dari kapital
fisik (pshycal capital) dan kapital sumber daya (natural capital), maka
sektor pertanian masih sangat prospektif di Kecamatan Kasemen, Kota
Serang. Tentu saja prospek ini harus didukung oleh kebijakan pembangunan
pertanian yang tepat Pengembangan sektor pertanian ke depan harus
merupakan upaya yang terencana dalam mengelola segenap sumber daya
dimana tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan sektor pertanian dapat disinergiskan dengan
pengembangan sektor perikanan dan pariwisata. Adanya peluang
ketersediaan sumberdaya lainnya untuk sektor berbeda sebenarnya
membuka peluang membangun integrasi ekonomi antara sektor yang saling
terkait dan bergantung. Hal ini dapat didorong untuk membangun
keunggulan komparatif dalam konteks perekonomian wilayah.

13
Beberapa strategi pengembangan perekonomian yang dapat disusun
antara lain :
1. strategi pengembangan sektor agrowisata, yang pada dasarnya
mensinergiskan antara sektor pertanian dan sektor pariwisata,
2. Memanfaatkan peluang kunjungan pariwisata untuk memasarkan
produk pertanian lokal,
3. Memanfaatkan peningkatan ekonomi masyarakat di bidang perikanan
untuk menciptakan pasar untuk komoditas pertanian.

Dari data penduduk Kelurahan Kasemen menurut mata pencaharian


dapat disimpulkan ketergantungan terhadap sektor pertanian cukup besar,
sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan
kegiatan utama dalam menggerakan kegiatan ekonomi di Kelurahan
Kasemen. dengan kata lain jika kondisi pertaniannya produktif maka
pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun sebaliknya jika kondisi
pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan berimbas
kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu
pembangunan masyarakat dengan bertumpu pada keberpihakan terhadap
pertanian dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain
itu kondisi pertanian di Kelurahan Kasemen dapat dijadikan potensi utama,
jika dilihat dari kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di
sektor ini.

3.1.3 Rencana Usaha Kelompok (RUK)


RUK merupakan pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis
mengenai kegiatan bersama dibidang ekonomi, berdasarkan hasil
kesepakatan seluruh anggota kelompok yang dilandasi keinginan dan
kemauan bersama untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara
bersama. Dengan adanya penyusunan rencana usaha tani kelompok sebagai
proses mengolah aspirasi dan kebutuhan petani.

14
1. Identifikasi Kelompok
Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor kecamatan
Kasemen berjumlah empat kelompok, yaitu Kelompok Tani Hurip,
Mekar, Setia, dan Subur Jaya. Dengan jenis usaha kelompok berdasarkan
komoditi pertanian. Beberapa hal yang masih menjadi bahan perbaikan
dan peningkatan kinerja kelompok tani terutama masalah pengelolaan
lembaga kelompok tani, diantaranya:
a. Kelengkapan administrasi kelompok tani: AD/ART, Profil kelompok
tani, buku administrasi, dan sebagainya.
b. Intensitas dan frekuensi pertemuan kelompok tani dalam kegiatan
pelaksanaan penyuluhan pertanian
c. Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani dan
sebagainya.
d. Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompok tani.
e. Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka
menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.
f. Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan
subsidi.
2. Sasaran
a. Pola Usaha
Pola usaha tani yang dilakukan disesuaikan musim yang ada.
Apabila musim hujan dilakukan penanaman padi (lahan sawah) dan
kemarau memilih tanaman palawija.
b. Sasaran Produktivitas
Usaha Meningkatkan produktivitas secara optimal dengan
menanam bibit unggul, pemberantasan hama dan penyakit, dan
menghadapi resiko kegagalan.
3. Rencana Kebutuhan Sarana
Pembelian pupuk ataupun membuat sendiri, pembelian bibit unggul
tanaman padi, pengadaan alat-alat pertanian, penanggulangan resiko

15
kegagalan panen padi yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan
serangan OPT.

3.2 Penentuan Tujuan


Aspek pertama yang harus diperhatikan PPL sebelum melaksanakan
penyuluhan adalah identifikasi tujuan kegiatan penyuluhan. Penentuan tujuan
menjadi aspek utama,karena akan menentukan indikator keberhasilan kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan. Penyuluhan dikatakan berhasil atau gagal
tergantung dari ketercapaian tujuan ini. Dalam teori pembelajaran terdapat tiga
ranah (wilayah) perubahan perilaku yang menjadi tujuan pembelajaran.
Pertama ranah kognitif (pengetahuan) yakni perubahan perilaku dalam
wilayah pengetahuan. Indikator yang bisa digunakan dalam hal ini misalnya; dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi mengerti, atau dari tidak paham
menjadi paham. Materi yang termasuk dalam ranah ini biasanya materi
penyuluhan yang bersifat informatif, berisi penerangan, dan penjelasan, serta
uraian tentang suatu hal.
Ranah kedua adalah ranah affektif, yaitu perubahan perilaku pada sikap
audiens (petani) terhadap materi (subject matter) yang sedang disuluhkan.
Indikator yang dapat digunakan misalnya sejauhamana respon, sikap, minat,
animo, daya tarik dan motivasi petani terhadap materi yang sedang disuluhkan.
Materi penyuluhan yang termasuk dalam ranah affektif, biasanya materi
penyuluhan yang berisi tentang introduction teknologi baru. Karena diharapkan
petani mau untuk menerima dan mau untuk melakukan adopsi teknologi baru
tersebut.
Ranah yang ketiga adalah ranah psikomotor (keterampilan), yaitu perubahan
perilaku pada aspek praktikal atau keterampilan (skill) tertentu. Indikator yang
dapat digunakan misalnya sejauhmana petani mampu mempraktekan suatu
tindakan dengan benar sesuai anjuran. Materi yang termasuk dalam ranah ini,
biasanya yang berisikan tentang anjuran suatu metode, teknik dan cara melakukan
sesuatu.

16
Tujuan utama dari programa penyuluhan pertanian di Kelurahan Kasemen
adalah Penyusunan programa ini didasari oleh prioritas masalah potensi
sumberdaya alam serta kebutuhan petani di wilayah kerjanya.

3.3 Penetapan Masalah


Ketetapan identifikasi masalah dilanjutkan dengan uji prioritas masalah akan
mempermudah penanganan dan pemecahan masalah usaha tani atau kegiatan
sekaligus memberikan prioritas.
Produksi Padi Sawah belum optimal
a. Pengolahan lahan persawahan tidak optimal
b. Pupuk subsidi tidak tersedia atau keterlambatan dalam penyediaan sehingga
pemupukan tidak optimal
c. Mahalnya pupuk anorganik sehingga petani hanya berpatok pada pupuk
subsidi yang tersedia.
d. Pemanfaatan teknologi pertanian yang masih kurang
1). Petani maju
2). Informasi Teknologi
3). Program Penyuluhan Pertanian (PPL)
4). Program SLPTT
5). Bantuan Benih berlabel

a. Melalui program SLPTT petani tau dan mau menerapkan informasi


pertanian yang ada pada lahan pertaniannya.
b. Koordinasi dengan pihak UD dalam penyediaan pupuk subsidi tepat
waktu.
c. Pemanfaatan jerami / daun-daunan sebagai pupuk organik sebagai
alternatif pupuk anorganik

Kepengurusan Kelompok Tani yang kurang Aktif


a. Pembentukan pengurus yang diambil tampa kesepakatan bersama sehingga
banyak anggota yang tidak mengenal siapa pengurus mereka.

17
1). Petani yang aktif dalam pembinaan
2). Petani maju yang respon terhadap pertanian.
3). Program

1). Koordinasi dengan Instansi setempat dan pengurus lama untuk


membentuk kepengurusan yang baru bersama-sama
a) Pengurus memiliki lahan di kelompok lain.
b) Ketua yang tidak berprofesi sebagai petani Penyuluhan Pertanian
(PPL) dengan anggota.
2). Pendataan ulang anggota kelompok dan luas lahan
3). Membuat pertemuan kelompok dari gabungan kelompok yang ada
sebagai wadah menjalin hubungan yang lebih baik dan informasi
4). Fungsi Kelompok Tani tidak dapat berkembang dan berjalan dengan baik
a.Anggota kelompok enggan untuk benkumpul
b.Pola hidup yang konsumtif terhadap waktu
c.Masih berpegang pada pertanian tradisional sehingga kurang respon
terhadap kegiatan penyuluhan
d.Perangkulan pengurus kepada anggota kurang
1. Petani maju
2. Petani yang mau belajar masih ada
3. SDM petani semakin tinggi
4.Program Penyuluhan Pertanian (PPL)
1.Melakukan pembinaan rutin dan memotivasi kelompok tani khususnya
pengurus.
2.Pendekatan personal
3.Memberikan materi penyuluhan yang menarik bagi petani
4.Kegiatan berupa pertemuan kelompok sebagai ajang silaturahmi
5 Petani tidak mengetahui kandungan unsur hara dan pH tanah
a.Tidak tersedianya alat PUTS dan soil tester.
b.Petani tidak mengenal alat
a. PUTS dan soil tester.

18
c. Kurangnya informasi mengenai manfaat pengukuran pH tanah
1.Program Penyuluhan
1. Pertanian (PPL)
2. Swadana kelompok
1.Penyuluhan tentang penggunaan alat PUTS & soil tester.
2.Penyuluhan tentang pengapuran tanah yang disesuaikan dengan
kandungan pH tanah.
3.Pengukuran pH rutin sebelum pengolahan tanah.
4.Menyarankan kepada petani supaya lahan sawah tidak terus
digenangi air

19
Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
N
Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan yang Dibutuhkan
O
1. Petani maju
2. Program Penyuluhan Pertanian 1.Penyuluh bersama degan PHP mengadakan
Banyaknya a. Penggunaan varietas benih padi yang
(PPL). penyuluhan tentang OPT.
Serangan berulang-ulang
1 3. Bantuan Benih berlabel 2.Penyuluhan tentang pergiliran tanaman.
Hama & b.Penggunaan pestisida yang berlebihan
4. Petugas Pengendali Hama 3. Melalui kegiatan SLPHT padi sawah diharapkan petani
Penyakit c. Pola tanam yang tidak serempak
Penyakit. tau bagaiman mengendalikan Hama & Penyakit
5. Adanya Program SLPHT
a.Pengolahan lahan persawahan tidak
optimal
1.Melalui program SLPTT petani tau dan mau
b.Pupuk subsidi tidak tersedia atau 1. Petani maju
menerapkan informasi pertanian yang ada pada lahan
keterlambatan dalam penyediaan 2. Informasi Teknologi
Produksi Padi pertaniannya.
sehingga pemupukan tidak optimal 3. Program Penyuluhan Pertanian
2 Sawah belum 2.Koordinasi dengan pihak UD dalam penyediaan pupuk
c.Mahalnya pupuk anorganik sehingga (PPL)
optimal subsidi tepat waktu.
petani hanya berpatok pada pupuk subsidi 4. Program SLPTT
3.Pemanfaatan jerami / daun-daunan sebagai pupuk
yang tersedia. 5. Bantuan Benih berlabel
organik sebagai alternatif pupuk anorganik
d.Pemanfaatan teknologi pertanian yang
masih kurang

20
Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
N
Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan yang Dibutuhkan
O

a.Pembentukan pengurus yang diambil


1.Koordinasi dengan Instansi setempat dan pengurus
tampa kesepakatan bersama sehingga
1.Petani yang aktif dalam pembinaan lama untuk membentuk kepengurusan yang baru
Kepengurusa banyak anggota yang tidak mengenal siapa
2.Petani maju yang respon terhadap bersama-sama dengan anggota.
n Kelompok pengurus mereka.
3 pertanian. 2.Pendataan ulang anggota kelompok dan luas lahan
Tani yang b.Pengurus memiliki lahan
3.Program Penyuluhan 3.Membuat pertemuan kelompok dari gabungan
kurang Aktif di kelompok lain.
Pertanian (PPL) kelompok yang ada sebagai wadah menjalin hubungan
c.Ketua yang tidak berprofesi sebagai
yang lebih baik dan informasi
petani

a.Anggota kelompok enggan untuk


Fungsi benkumpul 1.Melakukan pembinaan rutin dan memotivasi
Kelompok b.Pola hidup yang konsumtif terhadap 1. Petani maju kelompok tani khususnya pengurus.
Tani tidak waktu 2. Petani yang mau belajar masih ada 2.Pendekatan personal
4 dapat c.Masih berpegang pada pertanian 3. SDM petani semakin tinggi 3.Memberikan materi penyuluhan yang menarik bagi
berkembang tradisional sehingga kurang respon 4.Program Penyuluhan Pertanian petani
dan berjalan terhadap kegiatan penyuluhan (PPL) 4.Kegiatan berupa pertemuan kelompok sebagai ajang
dengan baik d.Perangkulan pengurus kepada anggota silaturahmi
kurang

21
Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
N
Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan yang Dibutuhkan
O
1.Penyuluhan tentang penggunaan alat PUTS & soil
a.Tidak tersedianya alat PUTS dan soil
Petani tidak tester.
tester.
mengetahui 1.Program Penyuluhan Pertanian 2.Penyuluhan tentang pengapuran tanah yang
b.Petani tidak mengenal alat a. PUTS dan
5 kandungan (PPL) disesuaikan dengan kandungan pH tanah.
soil tester.
unsur hara 2. Swadana kelompok 3.Pengukuran pH rutin sebelum pengolahan tanah.
c. Kurangnya informasi mengenai manfaat
dan pH tanah 4.Menyarankan kepada petani supaya lahan sawah tidak
pengukuran pH tanah
terus digenangi air

22
3.4 Uji Prioritas Masalah
Setelah dilakukannya identifikasi masalah berkaitan dengan usaha tani maka
dilakukan penetuan prioritas melalui uji prioritas masalah yakni penentuan
masalah berdasarkan aspek gawat, mendesak, dan penyebaran. Berikut ini Tabel
Mengenai uji prioritas masalah sebagai berikut:
Tabel 2. Uji Prioritas Masalah
SKOR JUMLAH
NO JENIS MASALAH
GAWAT MENDESAK PENYEBARAN SKOR
1 Banyaknya Serangan Hama dan penyakit 3 3 3 9
2 Produksi Padi Sawah Belum Maksimal 3 3 3 9
3 Kepengurusan Kelompok Tani yang Tidak Aktif 1 1 1 3
4 Fungsi Kelompok Tani tidak dapat berkembang baik 1 1 1 3
5 Petani tidak mengetahui kandungan unsur hara dan pH tanah 3 3 3 9
11 11 11 33
6.6

Keterangan:
NO Skala Prioritas Skor
Gawat *) 3**)
1 Agak Gawat 2
Tidak Gawat 1
Mendesak 3
2 Agak Mendesak 2
Tidak Mendesak 1
Penyebaran Tinggi 3
3 Penyebaran Cukup 2
Penyebaran Rendah 1

Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan petani


**) Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas
Indikator tingkat permasalahan :
7 – 10 = Tinggi
4 – 6 = Sedang
1 – 3 = Rendah
Dari kelima jenis masalah besaran tingkat skor permasalahan di Kelurahan
Kasemen, Banten dalam tingkat sedang yang penanganan permasalahan adalah
pantauan rutin dan pembinaan secara berkala untuk lebih mengoptimalkan
permasalahan lahan pertanian di Kelurahan Kasemen Serang-Banten.

23
3.5 Matriks Programa Penyuluhan
a. Keadaan Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan
potensi sumberdaya pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan
dengan tingkat produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
b. Tujuan Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh
untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan
pertanian secara umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan
pengetahuan, wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha
serta seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha
pertanian di suatu wilayah.
c. Masalah Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang
menyebabkan belum tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang
diharapkan, baik yang bersifat perilaku maupun non perilaku, yang dihadapi
oleh pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan
dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.
d. Sasaran Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk
mendapat manfaat dari penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan
pertanian di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa,
yaitu:
i. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa
penyuluhan di semua tingkatan).
ii. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas
setingkat di bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya
(untuk programa penyuluhan ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan
nasional).
e. Materi Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi
pesan bagi sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis
suatu komoditas tertentu dan lain-lain.
f. Kegiatan/Metode Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan
yang dapat memecahkan masalah untuk mencapai tujuan dari programa
penyuluhan pertanian.

24
g. Volume Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang
akan dilakukan agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang
disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya
perubahan perilaku pada sasaran.
h. Lokasi Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan programa penyuluhan
yang akan dilaksanakan seperti: desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan
sebagainya.
i. Waktu Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian.
j. Sumber Biaya Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta
dari mana sumber biaya yang tersebut diperoleh.
k. Penanggungjawab Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab
pelaksanaan kegiatan programa penyuluhan pertanian, sehingga apabila
terjadi hal-hal yang tidak dinginkan dapat dengan jelas diminta pertanggung
jawaban.
l. Pelaksana Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-
kegiatan penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh,
petani/kontaktani dan/atau pelaku usaha.
m. Keterangan Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan
tentang pihakpihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
programa penyuluhan pertanian.

25
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN
Sasaran     Kegiatan Penyuluhan
N Pelaku Petuga Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
O Usaha s metode biaya jawab
TD WT TT L P L P  

Meningkatkan Aplikasi
keterampilan pemupukan, Pengend
Kepala Balai Penyuluh
masyarakat herbisida dan alian Temu
√ √ √ √ √ √ √ 3 Kasemen Okt-20 Swadaya penyuluhan kecamatan
Pengendala dalam aplikasi insektisida hama lapang
kecamatan dan Poktan
ian hama pupuk, herbisida yang tidak Terpadu
tanaman dan insektisida sesuai anjuran
perkebunan
ala Belum
1
kadarnya Meningkatkan mampu
(Banyaknya Klasifika
pengetahuan membedakan
Serangan si hama
dalam jenis
Hama & dan Kepala Balai Penyuluh
membedakan serangga Temu
Penyakit) √ √ √ √ √ √ √ Pengend 3 Kasemen Okt-20 Swadaya penyuluhan kecamatan
jenis serangga yang lapang
alian kecamatan dan Poktan
penyerang tergolong
hama
tanaman pangan hama,
Terpadu
dan hortikultura predator, dan
parasit

26
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN
Sasaran     Kegiatan Penyuluhan
N Pelaku Petuga Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
O Usaha s metode biaya jawab
TD WT TT L P L P  
2 Pola tanam Belum Pola
masih Meningkatkan memiliki tanam
sistem pengetahuan pengetahuan dan
konvension sistem jalur dan tentang pengatur
Kepala Balai Penyuluh
al (Produksi baris tanam serta sistem jalur an Temu
√ √ √ √ √ √ √ 3 Kasemen Okt-20 Swadaya penyuluhan kecamatan
Padi Sawah teknik dan baris tanaman lapang
kecamatan dan Poktan
belum pengolahan serta teknik Diskusi
optimal) tanah yang pengolahan kelompo
konservatif tanah yang k,
konservatif Demplot
Pengolahan Pupuk √ √ √ √ √ √ √ Cara Temu 3 Kasemen Okt-20 Swadaya Kepala Balai Penyuluh
lahan subsidi tidak membuat lapang penyuluhan kecamatan
persawahan tersedia atau Pupuk, kecamatan dan Poktan
optimal keterlambata teknolog
n dalam i
penyediaan pertanian
sehingga dapat
pemupukan membant
tidak u petani
optimal,
petani hanya
berpatok
pada pupuk
subsidi yang
tersedia,
Pemanfaatan
teknologi

27
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN
Sasaran     Kegiatan Penyuluhan
N Pelaku Petuga Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
O Usaha s metode biaya jawab
TD WT TT L P L P  
pertanian
yang masih
kurang
3 Kepengur Kepengurusa Pembentuk √ √ √ √ √ √ √ Pemilih Pertemua 1 Kasemen Okt-20 Swadaya Kelompok Kelompok
usan n kelompok an an n (sesuai Tani Tani
Kelompo tani yang pengurus Pengur protokol
k Tani aktif dengan yang us kesehata
yang anggotanya diambil kelomp n)
kurang tampa ok tani
Aktif kesepakata berdasa
n bersama rkan
sehingga musya
banyak warah
anggota
yang tidak
mengenal
siapa
pengurus
mereka,
Pengurus
memiliki
lahan di
kelompok

28
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN
Sasaran     Kegiatan Penyuluhan
N Pelaku Petuga Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
O Usaha s metode biaya jawab
TD WT TT L P L P  
lain, Ketua
yang tidak
berprofesi
4 Fungsi Meningkatka Anggota √ √ √ √ √ √ √ Penting Pertemua 2 Kasemen Nov-20 Kepala Kelompok Kelompok
Kelompo n fungsi kelompok nya n (sesuai Balai Tani Tani
k Tani Kelompok enggan kegiata protokol penyulu
tidak Tani sehingga untuk n kesehata han
dapat dapat benkumpul diskusi n) kecama
berkemba berkembang , Masih kelomp tan
ng dan dan berjalan berpegang ok tani
berjalan dengan baik pada
dengan pertanian
baik tradisional
sehingga
kurang
respon
terhadap
kegiatan
penyuluha
n,
Perangkula
n pengurus
kepada

29
MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN
Sasaran     Kegiatan Penyuluhan
N Pelaku Petuga Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
O Usaha s metode biaya jawab
TD WT TT L P L P  
anggota
kurang
Tidak
tersedianya
alat PUTS
dan soil
tester,
Petani
Petani
tidak
tidak
mengetah Petani belajar Melaku Penyuluh
mengenal Kepala Balai
ui kandungan kan Temu kecamata
5 alat PUTS √ √ √ √ √ √ √ 3 Kasemen Okt-20 Swadaya penyuluhan
kandunga unsur hara pertem lapang n dan
dan soil kecamatan
n unsur dan pH tanah uan Poktan
tester,
hara dan
Kurangnya
pH tanah
informasi
mengenai
manfaat
pengukura
n pH tanah

30
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani
dalam mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika
para pelakunya ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya
pada setiap aspek kegiatan dalam sistem agribisnis. Programa Penyuluhan
Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan pertanian.
Rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan
aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan program
pembangunan pertanian, yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan
yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai
tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undangundang
no 16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa
penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan
propinsi, dan programa penyuluhan nasional.

4.2 Tindak Lanjut


Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran,
pasti akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di
lapangan. Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk
selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan
serta evaluasi penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan akhirnya
didapatkan hasil yang optimal.

31
LAMPIRAN

Lahan Sawah Kelurahan Kasemen

32
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian. 2009. Modul Pembekaan Bagi


THL TB Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Jawa Barat.
Hadisapoetra, Soedarsono. 1973. Pembangunan Pertanian. Departemen Ekonoi
Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Mardikanto, Totok. 2010. Sistem Penyuluhan Pertanian. Program Studi
Pemberdayaan Masyarakat-Program Studi Pascasarjana, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. [STPP] Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian
Banten, 2009.
Modul Pendidikan dan Pelatihan Dasar Umum Bagi Penyuluh Pertanian Ahli.
Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian. Banten.

33

Anda mungkin juga menyukai