Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIK

(UNIT 1)

LUHT 4312

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

“STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS BERDASARKAN


ANALISIS NON FINANSIAL TEMPE”

Dibimbing oleh : Syahron Mahbub Balada Billah, S.Pd., M.P

NAMA : FARIDATUL ASRI

NIM : 030940488

UPBJJ-UT : JEMBER

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

BIDANG MINAT PENYULUHAN

PERTANIAN/PERTERNAKAN/PERIKANAN

UNIVERSITAS TERBUKA

( 2021.1 )
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 RUANG LINGKUP

Studi Kelayakan Agribisnis merupakan mata kuliah yang mempelajari


tentang ruang lingkup dan siklus serta aspek-aspek dalam studi kelayakan
agribisnis. Kemudian membahas juga tentang nilai uang berdasarkan faktor waktu
dan pembayaran kredit usaha agribisnis, studi kelayakan tanpa dan dengan usaha
agribisnis serta identifikasi manfaat dan biaya agribisnis. Terakhir adalah
mempelajari tentang cash flow dan proyeksi laba/rugi serta kriteria dan analisis
sensitivitas kelayakan usaha agribisnis. Pada kegiatan praktik kali ini tidak semua
topik yang dibahas akan dipraktikkan. Berdasarkan pertimbangan berbagai hal,
praktik akan membahas mengenai aspek-aspek dalam studi kelayakan agribisnis.
Dalam mempelajari aspek-aspek dalam studi kelayakan agribisnis terdiri dari
analisis aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial meliputi
analisis aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial,
ekonomi dan budaya serta aspek lingkungan. Sedangkan aspek finansial meliputi
jumlah dana pembiayaan agribisnis dan sumber pembiayaan agribisnis.

Untuk memperdalam pengertian dan melatih mahasiswa dalam


mengaplikasikan materi khususnya tentang analisis kelayakan aspekaspek non
finansial serta aspek finansial diperlukan praktik/latihan di lapangan. Dengan
adanya kegiatan praktik ini diharapkan mahasiswa mampu menyusun dan
menganalisis kelayakan non finansial maupun finansial dalam suatu studi
kelayakan agribisnis. Pada praktikum unit 2 ini akan meneliti kelayakan suatu
usaha agribisnis berdasarkan analisis aspek non finansial.

1.2 TUJUAN
 Untuk mengetahui kelayakan suatu usaha agribisnis berdasarkan analisis
aspek non finansial
1.3 MANFAAT
Saya dapat menilai dan mengetahui seperti apa usaha agribsnis yang layak
dalam segi aspek non finansial.
1.4 POKOK BAHASAN
Studi Agribisnis berdasarkan analisis aspek non finansial
1.5 LOKASI
Desa Alassumur , Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo
1.6 WAKTU
Sabtu, 01 Mei 2021
Jam 07:00-80:30 WIB
1.7 SARANA/INSTRUMEN/ALAT
1. Kamera
2. Alat Tulis Kantor
3. Komputer
1.8 SUMBER DAYA MANUSIA
1. Petani
2. Pelaku usaha Agribisnis
BAB 2

HASIL PENGAMATAN

2.1 CEKLIST PENGAMATAN

TABEL 2.1

Aspek-aspek
N0 Hasil analisis/wawancara Keterangan
analisis

1 Aspek Pasar Pada usaha agribisnis tempe


yang saya analisis, tempe
tersebut dipasok kepada
pedagang sayur keliling
yang berada di sekitar
tempat usaha dan pedang-
pedang pasar terdekat. Ada
sekitar 10 pedagang yang
sudah menjadi pemasok
tetap, yang membeli 10
papan tempe setiap harinya.
Usaha pembuatan tempe ini
sebenarnya banyak pesaing,
dengan memenuhi
permintaan konsumen, hal
ini dapat membantu
mempertahankan pemasok
(strategi pasar).
2 Aspek Teknis Lokasi usaha tempe ini
berada di rumah (home
industri). Kondisi lokasinya
sederhana namun bersih.
Setiap harinya, usaha ini
memproduksi 30 Kg
kedelai. Kedelai tersebut
diproduksi menjadi tempe
dengan alat-alat tradisional.
Hal ini dikarenakan skala
produksi yang masih
tergolong sedikit, sedangkan
untuk menggunakan alat-
alat modern membutuhkan
biaya yang cukup besar.
Selain itu, dengan
menggunakan alat-alat
tradisional, tidak ada limbah
produksi yang merugikan
lingkungan sekitar. Namun
produksi menggunakan alat
tradisional ini masih
terbilang efisien dengan
jumlah skala produksi setiap
harinya.
3 Aspek Karena skala produksi usaha
Manajemen ini masih kecil, jadi tidak
ada struktur organisasi, dan
tidak membutuhkan tenaga
kerja tambahan. Usaha ini
hanya diproduksi oleh
pemilik usaha.
4 Aspek Usaha tempe ini masih
Hukum tergolong usaha rumahan
dengan skala produksi yang
masih kecil dan belum
memilki label/merk dagang.
Aspek pasarnya juga masih
dalam lingkup kecil, jadi
usaha ini belum memiliki
ijin usaha. Selain faktor
tersebut, untuk mengurus
ijin usaha juga memerlukan
waktu yang lama, prosedur
yang cukup rumit, serta
biaya yang cukup besar.
5 Aspek Sosial, Usaha ini belum
Ekonomi, berpengaruh terhadap
dan Budaya pendapatan daerah karena
masih tergolong usaha kecil.
Namun usaha ini dapat
membantu para pedagang
sayur keliling dalam hal
memasok tempe. Pedagang
sayur keliling yang ada di
sekitar tempat usaha ini jadi
tidak perlu jauh-jauh untuk
mencari pemasok tempe,
sehingga dapat menghemat
biaya.
6 Aspek Untuk limbah dari produksi
Lingkungan tempe ini sangat bermanfaat
bagi penduduk sekitar,
terutama untuk penduduk
yang memiliki hewan ternak
sapi. Karena limbah air
bekas rendaman kedelai
dapat digunakan sebagai
minuman sapi agar sapi
tersebut lebih sehat. Dan
kulit dari kedelai juga dapat
dijadikan campuran
makanan untuk sapi.
Sehingga tidak ada limbah
produksi yang terbuang sia-
sia yang dapat merugikan
lingkungan sekitar produksi.

2.2 PEMBAHASAN

Untuk mengetahui kelayakan suatu usaha agribisnis, kita perlu


memperhatikan berbagai aspek yang mungkin terlibat dan satu sama lain saling
berkaitan. Aspek-aspek tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok, yaitu aspek non finansial dan aspek finansial. Pada praktikum ini,
saya menguji kelayakan suatu usah agribisnis tempe berdasarkan analisis non
finansial. Analisis tersebut memiliki beberapa aspek, di antaranya : aspek pasar;
aspek tekinis; aspek manajemen dan hukum; aspek sosial, ekonomi dan budaya;
dan aspek lingkungan.

Sebelum melaksanakan usaha agribisnis, pelaku agribisnis hendaknya


melakukan analisis terhadap aspek pasar potensial yang akan dimasuki oleh
produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat diketahui keberadaan
pasar potensial yang dimaksud (Suryana dan Sarianti, 2020). Pada usaha
agribisnis tempe yang saya teliti, sasaran pemasarannya adalah kepada tukang
sayur keliling dan pedagang pasar terdekat. Dengan jumlah permintaan 30 Kg
setiap harinya. Mengingat banyaknya pesaing pedagang tempe, pemilik usaha
tempe ini harus besedia memenuhi permintan pedagang sayur dan pedagang pasar
setiap harinya untuk mempertahankan pemasok tetap.

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses


pembangunan usaha agribisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah usaha
agribisnis tersebut selesai dibangun (Suryana dan Sarianti, 2020). Usaha
agribisnis tempe ini merupakan usaha Home Industri, di mana lokasi usahanya
hanya berada di rumah saja. Usaha ini memproduksi 30 Kg kedelai setiap harinya
untuk dipasarkan keesokan harinya. Karena skala produksi tersebut masih
tergolong sedikit, jadi tidak memungkinkan memproduksi kedelai dengan mesin
modern, karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga kedelai ini
diproduksi menggunakan alat tradisioanl. Namun demikian, memproduksi
menggunakan alat-alat tradisional ini masih tergolong efektif dan efisien,
mengingat skala produksi yang masih tergolong rendah/kecil.

Aspek manajemen mepelajari tentang manajemen dalam masa


pembangunan usaha agribisnis dan manajemen dalam masa operasi. Manajemen
dalam masa operasi, hal yang dipelajari adalah bagaimana bentuk
organisasi/badan usaha yang dipilih, bagaimana struktur organisasi, bagaiman
deskripi masing-masing jabatan, berapa banyak jumlah tenaga kerja yang
digunakan, dan menentukan siapa-siapa anggota direksi dan tenaga-tenaga inti
(Suryana dan Sarianti, 2020). Pada usaha agribisnis tempe yang saya teliti, usaha
ini merupakan home industri yang memiliki skala produksi rendah/kecil, sehingga
tidak memungkinkan adanya struktur organisasi. Usaha ini hanya diproduksi oleh
pemilik usaha dan tidak membutuhka tambahan tenaga kerja.
Aspek Hukum mempelajri tentang bentuk badan usaha yang akn
digunakan (dikaitka dengan kekuata hukum dan konsekuensinya) dan
mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan
sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan ijin (Suryana
dan Sarianti, 2020). Usaha agribisnis yang saya teliti tidak memiliki ijin usaha,
karena masih tergolong usaha kecil dengan skala produksi yang masih rendah.
Sehingga tidak memungkinkan untuk mengurus ijin usaha, karena untuk
mengurus ijin usaha memerlukan prosedur yang cukup rumit, waktu yang cukup
lalma, dan biaya yang cukup besar. Selain itu, produk dari usaha ini juga masih
belum memiliki label/merk dagang.

Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya menilai seberap besar usaha


agribisnis mempunyai dampak sosial dan budaya terhadap masyarakat
keseluruhan. Pada aspek sosial yang dipelajari adalah penambahan kesempatan
kerja atau pengurangan pengangguran. Sementara dari aspek ekonomi suatu usaha
agribisnis dapat memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat,
pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan dari pajak, dan dapat menambah
aktivitas ekonomi. Karena usaha yang saya teliti masih tergolong usah kecil, jadi
usaha ini belum berpengaruh terhadap pendapatan daerah. Namun usaha ini dapat
membantu para pedagang sayur keliling dalam hal memasok tempe. Pedagang
sayur keliling yang ada di sekitar tempat usaha ini jadi tidak perlu jauh-jauh untuk
mencari pemasok tempe, sehingga dapat menghemat biaya.

Aspek Lingkungan ini mempelajari bagaimana pengaruh usaha agribisnis


tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya usaha agribisnis
menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Dalam proses
pembuatan tempe, ada beberapa limbah yang dihasilkan, seperti kulit kedelai dan
air bekas rendaman kedelai. Limbah ini akan sangat mengganggu jika dibuang
begitu saja, karena baunya yang tidak sedap. Namun pada usaha agribisnis yang
saya teliti, limbah tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk dijadikan
pakan ternak sapi. Selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat
limbah, pemanfaatan itu juga bermanfaat untuk membuat sapi lebih sehat.
2.3 KESIMPULAN

Pada kegiatan praktikum yang saya lakukan pada sebuah Usaha Agribisnis
Tempe yang berada di Desa Alassumur, Kecamatan Kraksaan ini, usaha agribisnis
tersebut tergolong usaha rumahan (Home Industry) yang berskala produksi masih
rendah/kecil. Usaha agribisnis itu memproduksi kedelai sebanyak 3 Kg per hari
yang dipasok kepada sekitar 10 pedagang pasar dan tukang sayur keliling usaha
ini diproduksi menggunakan alat-alat sederhana. Karena masih tergolong usaha
agribisnis berskala kecil dan hanya dikerjakan oleh pemilik usaha saja, usaha ini
belum memiliki struktur organisasi. Usaha ini juga belum memiliki label/merk
dagang, sehingga usaha ini belum memiliki ijin usaha. Usaha ini belum
berpengaruh terhadap pendapatan daerah karena masih tergolong usaha kecil.
Namun usaha ini dapat membantu para pedagang sayur keliling dalam hal
memasok tempe. Dengan demikian usaha agribisnis ini telah dinyatakan layak
karena segala aspek telah terpenuhi.
BAB 3

3.1 DAFTAR PUTAKA

Suryana, Rita Nurmalita & Tintin Sarianti. (2020). Studi Kelayakan Agribisnis.
Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai