Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK UNIT 2

KODE MATA KULIAH: LUHT4429


PROGRAMA DAN EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN

TAHAPAN DALAM EVALUASI PENYULUHAN


PERTANIAN PADA LAHAN PERTANIAN KELOMPOK
TANI KOPI PADUKUHAN GARUT-JAWA BARAT

Nama Mahasiswa: Riesky Sutandy


NIM: 041321113
UPBJJ-UT: Denpasar
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Undang undang nomor 16 Tahun 2006 Programa Penyuluhan


Pertanian Tingkat Desa merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat.
Tercermin dari definisi programa penyuluhan pertanian Tingkat Desa yaitu rencana tertulis
yang disusun sistematis untuk memberikan arah dan pedoman alat pengendali pencapaian
tujuan penyuluhan. Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang
disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan masalah atau
kebutuhan petani serta dukungan pihak terkait. Isi dari programa ini adalah kegiatan-kegiatan
utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja penyuluhan
pertanian selama satu tahun. Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang
menunjang keberhasilan program perkembangan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian
bertujuan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi
pertanian.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka program penyuluhan kelak akan


diarahkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia termasuk didalamnya penyuluhan
pertanian. Dengan semakin meningkatnya kualitas edukasi tentang pertanian, banyaknya
informasi dari berbagai media, diharapkan kelak menjadi salah satu cara dalam perbaikan
usaha tani.

Keberhasilan dalam kegiatan penyuluhan tentu tidak dapat terlepas dari evaluasi. Oleh
karena itu setiap kegiatan penyuluhan wajib diadakannya evaluasi. Evaluasi merupakan suatu
kegiatan yang penting, namun sering dilewatkan dan cenderung memiliki konotasi negatif,
karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan
penyuluhan pertanian. Sebenarnya evaluasi dapat dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya
memperbaiki dan penyempurnaan program atau kegiatan penyuluhan pertanian sehingga
lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan penyuluhan, kinerja
penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan antara
kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka memantapkan pembangunan pertanian, khususnya kegiatan


Penyuluhan Pertanian Kelompok Tani Kopi Padukuhan maka perlu adanya evaluasi
programa penyuluhan pertanian sesuai dengan keadaan wilayah. Tujuan yang ingin dicapai
dalam praktik mandiri ini adalah mempelajari tahapan dalam evaluasi penyuluhan pertanian
pada lahan pertanian Kelompok Tani Kopi Padukuhan Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
praktik mandiri ini dilakukan secara inisiatif mahasiswa (purposive). Jenis data yang
dibutuhkan dalam praktik mandiri ini adalah data primer (secara langsung) dan sekunder (dari
berbagai referensi).

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan praktikum mandiri ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman sesuai dengan


teori yang dipelajari pada mata kuliah LUTH 4429 (Programa dan Evaluasi
Penyuluhan Pertanian).
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengalami secara langsung tentang tahapan
dalam penyusunan evaluasi penyuluhan pertanian.

1.3 Manfaat

Kegiatan praktik mandiri yang telah dilaksanakan diharapkan dapat bermanfaat


khususnya bagi pribadi Mahasiswa, Masyarakat (Petani), dan Program Sarjana Agribisnis
Universitas Terbuka (UT) yang kelak dapat menjadi perbaikan dikemudian hari dalam bidang
penulisan, penelitian, dan penyuluhan.

Adapun manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktik mandiri


adalah sebagai berikut:

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat membangun etos kerja yang profesional dilingkungan masyarakat dan juga
dapat mengenal kegiatan penyusunan evaluasi penyuluhan pertanian sebagai salah
satu bagian dari agribisnis.
2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman ilmu pengetahuan agribisnis yang tidak
didapatkan selama proses perkuliahan.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama proses
perkuliahan Buku LUHT 4429 dan Aktivitas Tuton) pada lapangan kerja nyata.
1.3.2 Bagi Petani

1. Kegiatan Praktik Mandiri ini dapat dijadikan salah satu sarana saling belajar bagi
petani.
2. Pihak petani juga mendapatkan masukan pembelajaran terkait tahapan dalam evaluai
penyuluhan pertanian.

1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan

1. Dapat membekali Mahasiswa dengan keterampilan dari dunia pertanian (Agribisnis)


yang sebenarnya.
2. Dapat dijadikan feed back bagi perguruan tinggi untuk usulan perbaikan kurikulum
yang lebih baik lagi mengenai LUHT 4429 (Programa dan Evaluasi Penyuluhan
Pertanian).
3. Dapat menjalin kerja sama yang luas baik antara perguruan tinggi dengan pihak petani
yang membantu kegiatan praktik mandiri mahasiswa.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup berperan dalam memberikan batasan kegiatan praktik mandiri


sehingga lebih terarah dan efektif. Ruang lingkup dari kegiatan praktik mandiri yang
dilakukan di lahan pertanian desa Karyamukti, Garut, Jawa Barat meliputi dua aspek, yaitu
aspek umum dan aspek khusus.

1.4.1 Aspek Umum

Aspek umum yang akan dipelajari di kebun, adalah sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lahan Pertanian Kopi Kelompok Tani Padukuhan.


2. Kondisi Lingkungan Lahan Pertanian (Biofisik dan SDM).

1.4.2 Aspek Khusus

Dalam kegiatan Praktik Mandiri ini, penulis menerapkan ruang lingkup secara khusus agar
lebih fokus terhadap sebuah topik atau permasalahan. Pembahasan aspek khusus dalam
penulisan yang dibahas adalah:

1. Perumusan Tujuan Evaluasi


2. Perumusan Indikator dan Parameter Evaluasi (Aspek Perubahan Perilaku)
3. Alat Ukur Terhadap Indikator dan Parameter yang Telah Ditetapkan
4. Menarik Sampel dan Mengumpulkan Data Tentang Indikator dan Parameter
5. Analisis Data dan Interpretasi Data yang Diperoleh

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Praktik mandiri dilaksanakan pada lahan pertanian kopi yang dikelola oleh Kelompok
Tani Kopi Padukuhan berlokasi di desa Karyamukti Kecamatan Cibatu - Kabupaten Garut.
Pelaksanaan praktik mandiri dilaksanakan selama kurang lebih 10 hari lamanya.

2. PEMBAHASAN

2.1 Analisis Data Potensi Wilayah

Desa Karyamukti adalah desa yang terletak di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut,
Jawa Barat. Desa Karyamukti ini memiliki ketinggian 600-1300 meter diatas permukaan laut
yang membuat desa ini termasuk daerah bertopografi atau dataran tinggi, dengan suhu rata-
rata bekisar antara 16-25˚C.

A. Data Biofisik

Melalui data biofisik dapat memberikan informasi terkait potensi wilayah sebagai
bentuk identifikasi peluang yang ada pada satuan wilayah tersebut. Berikut adalah deskripsi
umum wilayah pada Desa Karyamukti.

Kode Desa 32.05.12.2008


Desa/Kelurahan Karyamukti
Kecamatan Cibatu
Kabupaten/Kota Garut
Provinsi Jawa Barat
Tahun Pembentukan 1985
Luas Desa/Kelurahan (Ha) 659,430
Kategori Batas Wilayah (Desa/Kelurahan)
Utara Sukalilah
Selatan Padasuka
Timur Girimukti
Barat Cibunar
Sebagian besar wilayah Desa Karyamukti adalah lahan pertanian dan persawahan.
Areal yang berfungsi untuk sawah sekitar 15%, pertanian 25%, hutan pinus yang
dimanfaatkan menjadi lahan ladang 25%, dan areal pemukiman 35% termasuk fasilitas publik
dan lain-lainnya.

B. Iklim dan Cuaca

Iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah desa akhir-akhir ini tidak dapat diprediksi
yang mengakibatkan aktivitas luar ruangan, terutama pertanian dan pengolahan hasil
pertanian sulit dilakukan sesuai jadwal yang ideal. Hingga sampai saat kegiatan praktikum ini
dilakukan, masyarakat sekitar masih belum dapat betul-betul memahami ritme cuaca atau
iklim yang sesuai dengan pola aktivitas pertanian di desa.

C. Data Sumber Daya Manusia

Kegiatan praktik ini dilakukan kepada salah satu kelompok tani yang ada di desa
Karyamukti yang bernama Kelompok Tani Kopi Padukuhan.

Dalam kelompok ini terdapat:

20 orang anggota kelompok tani, 14 orang laki-laki, 6 orang wanita.

4 orang tamat SMA/sederajat

10 orang tamat SMP/sederajat.

6 orang tamat SD/sederajat.

Dari total anggota tersebut, 2 diantaranya adalah pasangan suami istri yang berperan
sebagai ketua kelompok dan juga orang yang memasarkan produk hasil olahan dari panen
kopi di kelompok ini.

Sisa anggota lainnya adalah warga Desa Karyamukti yang memang sudah lama dan
berpengalaman di bidang pertanian. Rata-rata anggota ini masih memiliki relasi keluarga.
Apabila panen raya tiba, biasanya kelompok ini akan mencari tenaga bantuan untuk petik
buah kopi dan proses pasca-panen.
2.2 Perumusan Tujuan Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada saat ini ditujukan untuk meng-evaluasi program
penyuluhan yang telah disusun. Maka dari itu untuk dapat melaksanakan evaluasi dengan
baik harus dipahami terlebih dahulu tujuan-tujuan penyuluhan yang merupakan tujuan
program yang akan dievaluasi. Tujuan-tujuan penyuluhan ini merupakan perubahan perilaku
nyata yang dikehendaki terjadi pada sasaran didik yaitu petani dan anggota keluarganya.
Evaluasi penyuluhan mencoba untuk mengukur sejauh apa perubahan perilaku tersebut
terjadi. Tanpa memahami perumusan dari tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi,
maka evaluasi tidak dapat dilakukan dengan baik.

Tujuan penyuluhan ini mengandung empat unsur, antara lain:

1. Sasaran Didik

Sasaran didik disini adalah para petani di Kelompok Tani Kopi Padukuhan dan
anggota keluarganya yang diharapkan memiliki perubahan perilaku bertani lebih baik dan
berusahatani lebih menguntungkan setelah kegiatan penyuluhan dilakukan. Setelah mereka
memiliki perilaku bertani lebih baik dan berusahatani lebih menguntungkan, besar
harapannya kelak mereka dapat hidup lebih sejahtera dan bermasyarakat lebih baik.

2. Perubahan perilaku yang dikehendaki

Bertani dan usaha tani lebih baik dan menguntungkan tersebut perlu didukung oleh
kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor. Kemampuan kognitif
adalah kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan mengembangkan
intelegensia. Sebagai contoh petani Pak Encep dikatakan lebih pintar daripada petani lainnya
karena Pak Encep dapat menyusun rencana usaha taninya dan membuat strategi sesuai
dengan permintaan pasar.

Kemampuan afektif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan unsur kejiwaan


misalnya toleransi, lapang dada, berjiwa besar, tekun, ulet, dan disiplin. Kemampuan
psikomotor adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.

Tugas penyuluh dalam hal ini adalah merencanakan aspek perilaku mana yang akan
dikembangkan kepada Kelompok Tani Kopi Padukuhan dan anggota keluarganya sebagai
sasaran didik dalam kegiatan penyuluhan tersebut.

3. Materi
Materi adalah spesifikasi dari inovasi dan program yang akan disampaikan kepada petani
dan anggota keluarganya sebagai bagian dari program penyuluhan pembangunan pertanian,
seperti:

a) Budidaya bibit tanaman kopi berbagai kultivar.


b) Perawatan tanaman kopi secara berkala.
c) Proses pengolahan hasil panen.
d) Pembinaan kelompok melalui pemberian materi edukasi pertanian berkelanjutan.
e) Pembinaan kelompok mengenai pemanfaatan limbah organik untuk pupuk dan sistem
pertanian organik berkelanjutan.

2.3. Menetapkan Indikator Untuk Mengukur Kemajuan yang Dicapai

Setelah memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi, maka langkah


berikutnya adalah menetapkan indikator yang dapat mengukur sejauh mana kemajuan
berikutnya dapat dicapai. Indikator yang dipilih adalah yang relevan dengan progress
perubahan yang dicapai yang nantinya akan diukur. Indikator yang relevan dapat dijabarkan
dari tujuan-tujuan program penyuluhan pertanian pada Kelompok Tani Kopi Padukuhan.
Oleh karena itu tujuan program merupakan dasar pemikiran dalam menjabarkan indikator
yang akan dipergunakan untuk mengukur kemajuan-kemajuan yang kelak dicapai.

1. Indikator perubahan kognitif

Apabila tujuan program adalah untuk merubah kemampuan kognitif seseorang, maka
indikator yang akan dibuatpun haruslah berupa indikator perubahan kemampuan kognitif,
yaitu:

 Penguasaan pengetahuan
 Kemampuan pengaplikasian
 Kemampuan analisis
 Kemampuan sintesis
 Kemampuan evaluasi

2. Indikator perubahan kemampuan afektif


Jika tujuan program untuk mengubah kemampuan afektif seseorang, maka indikator yang
akan dibuatpun harus berupa indikator perubahan kemampuan afektif, yaitu:

 Menyadari atau mau memilih


 Yakin atau mau mengikuti
 Menerima atau mau merubah
 Menghayati atau selalu menerapkan

3. Indikator perubahan psikomotor

Indikator perubahan kemampuan psikomotor yang dibuat adalah:

 Kecepatan
 Kekuatan
 Kecermatan
 Ketepatan
 Ketelitian

Dengan penjelasan tiga indikator tersebut, maka dapat dicontohkan program yang dibuat
sebagai berikut, tujuan program; Anggota petani di Kelompok Tani Kopi Padukuhan dapat
melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon kopi sesuai dengan rekomendasi,
menyusun pembukuan sederhana, dan pemanfaatan limbah organik. Maka indikator untuk
mengukur kemajuan yang dicapai adalah:

1. Kecepatan

2. Ketepatan

Dalam melakukan evaluasi diarahkan kepada indikator tersebut. Bukan indikator


lainnya misalnya kemampuan mengingat nama jenis kultivar dan varietas kopi yang
merupakan kemampuan pengetahuan (knowledge) untuk dievaluasi. Evaluasi menjadi tidak
benar dan relevan apabila dilakukan evaluasi yang tidak sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan untuk mengukur kemajuan-kemajuan yang dicapai.

2.4. Membuat alat ukur untuk Mengumpulkan Data

Setelah indikator-indikator tersebut ditetapkan untuk mengukur kemajuan yang


dicapai. Selanjutnya adalah membuat alat pengukur untuk mengukur nilai (value) dari
indikator-indikator yang ditetapkan. Kemudian harus menggunakan standar dan kriteria
tertentu sesuai dengan kualitas atau mutu pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Kemudian selanjutnya membuat standar dan kriteria. Standar dan kriteria tersebut sangat
berguna untuk menentukan nilai dari indikator yang merupakan tingkat kemajuan yang
dicapai dari tujuan program. Untuk mendapatkan data tentang indikator-indikator tersebut
diperlukan adanya alat pengukur. Dalam hal ini terdapat alat pengukur yang dapat dipakai
untuk mengumpulkan data dalam proses evaluasi penyuluhan pertanian, yaitu:

1. Kesahihan (validity)

Sahih, bila alat ukur yang digunakan sesuai dengan obyek yang hendak diukur:

a) Alat ukur perubahan perilaku sikap, pengetahuan dan ketrampilan


b) Alat ukur harus sahih untuk mengukur ’subyek materi” atau informasi yang
disuluhkan.

2. Keterandalan (reliability)

Kemampuan alat ukur, dapat digunakan orang lain dan memperoleh hasil yang sama
dalam situasi dan kondisi apapun.

3. Obyektivitas

Alat ukur harus obyektif kongkrit, jelas, hanya memiliki satu interpretasi untuk
menganalisis.

4. Praktis (practicability)

Mudah digunakan efektif untuk bahan pengukuran dan bersifat efektif untuk
menganalisis.

5. Sederhana (simple)

Tidak terlalu kompleks sehingga mudah dimengerti. Alat pengukur evaluasi


penyuluhan pertanian dapat berupa. Pertanyaan untuk mengukur pengetahuan seperti
pertanyaan untuk mengukur tahu atau tidak tahu dan mengetahui atau tidak mengetahui
dengan seperangkat pertanyaan yang cukup pendek.

6. Pertanyaan untuk mengukur pengertian

Pengertian lebih luas atau mendalam dari pengetahuan, pengertian mengacu pada
kemampuan intelektualitas seseorang.
7. Pertanyaan untuk mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah

Pertanyaan untuk mengukur kemampuan lebih mendalam dibanding pengertian atau


pengetahuan penerapan prinsip-prinsip yang telah dikuasai, dapat menggunakan pengertian-
pengertian sendiri.

8. Skala nilai (rating scale)

Skala nilai digunakan untuk mengukur ketrampilan, adapun dimensi ketrampilan yaitu
:

a) Kekuatan
b) Kecepatan
c) Ketepatan
d) Keseimbangan
e) Keharmonisan

Jadi untuk mengukur skala nilai atau rating scale untuk mengukur ketrampilan harus
melakukan kegiatan sebagai berikut :

 Menentukan dimensi dari ketrampilan yang akan diukur, terdiri dari 1 dimensi atau
lebih.
 Menetapkan standar dari tiap dimensi yang telah ditentukan
 Membuat kriteriadari tiap dimensi yang telah ditentukan berdasarkan standar yang
telah ditetapkan.

9. Skala sikap (attitude)

Skala sikap adalah kecenderungan untuk berbuat, jika sudah berbuat menjadi perilaku
(Behavior), merupakan manifestasi dari perilaku. Evaluasi terhadap sikap petani apakah
menerima inovasi atau menolaknya ini berhubungan dengan strategi penyuluhan pertanian.
Alat ukur untuk mengukur sikap antara lain:

a. Skala likert

Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang, tentang
inovasi pertanian yangdirekomendasikan. Inovasi pertanian yang akan dievaluasi dijabarkan
menjadi unsur-unsur. Komponen-komponen yang dapat diukur, dan dijadikan titik tolak
untuk menyusun instrumen. Instrumen berupa butir-butir pertanyaanyang akan dijawab oleh
responden
b. Skala gutman

Skala gutman kelebihannya didapatkan jawaban responden secara tegas yaitudapat


berupa yaa tau tidak benar atau salah positif atau negatif.

c. Semantik diffferential

Skala tersusun dalam garis kontimum,dengan jawaban positif di sebalah kiri dan
negatif di sebelah kanan. Skala semantik defferential untuk mengukur sikap atau karakter
tertentu yang dimiliki seseorang terhadap obyek tertentu. Responden dapat memberikan
jawaban pada rentang positif atau negatif tergantung persepsi mereka terhadap hal yang
dinilai.

d. Rating scale

Data di peroleh kuatitatif, responden langsung menjawab atau memilih satu angka
dari alternatif yang ada.

10. Skala Minat

Skala Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk menyukai sesuatu hal,


dibandingkan dengan hal yang lain. Skala minat dapat berupa:

a. Check list, yaitu dengan cara meminta mereka memilih hal kegiatan yang mereka sukai

b. Rangking atau peringkat, yaitu meminta mereka menyusun rangking tentang kegiatan yang
akan dievaluasi dari yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai.

c. Free Response Tecnique (FRT), yaitu alat ukur untuk mendapatkan pendapat petani
(jawaban uraian).

11. Tingkat adopsi

Tingkat Adopsi merupakan tingkat kemampuan ahli, dan ini yang kita tuntut target
kita dalam penyuluhan pertanian, dan ini yang membedakan dengan yang bukan penyuluhan.
Penyuluhan sasarannya sampai pada mengadopsi ,yaitu menerapkan inovasi yang disuluhkan,
artinya petani secara tetap melaksanakan/ mempratekkan inovasi yang disuluhkan tersebut.

Berikut ini Alat Pengukur untuk Mengukur Kemampuan Psikomotorik kepada petani
Kelompok Tani Kopi Padukuhan, sebagai berikut:
1. Tujuan: Petani dapat melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon kopi.
Untuk mengukur tujuan tersebut digunakan pertanyaan sebagai

berikut:

a. Apakah bapak sudah melakukan pemangkasan dahan dan ranting?

b. Apakah bapak sudah melakukan pemangkasan sesuai perhitungan yang diajarkan?

c. Mengapa bapak lebih memilih melakukan pemangkasan sesuai anjuran?

2. Tujuan: Petani mampu menyusun pembukuan usaha tani. Untuk mengukur tujuan
tersebut digunakan pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah bapak menyusun pembukuan usahatani?

b. Mengapa bapak membuat pembukuan usahatani?

c. Manfaat apa yang bapak peroleh dari pembukuan usahatani?

3. Tujuan: Petani berpartisipasi dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah organik.


Untuk mengukur tujuan tersebut digunakan pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah bapak sudah berpartisipasi dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah organik?

b. Apa bentuk partisipasi bapak dalam kelompok?

c. Sejak kapan bapak berpartisipasi dalam kelompok?

2.5 Melakukan Pengumpulan dan Analis Data

Dalam evaluasi penyuluhan pertanian teknik menarik sampel (sampling technique)


adalah langkah yang paling penting. Ada beberapa macam cara menarik sampel, tergantung
tujuan dan keadaan populasinya, tetapi yang perlu diperhatikan sampel hendaknya benar-
benar menggambarkan atau mewakili populasi yang dievaluasi. Pada prinsipnya sampel
tersebut mewakili populasi (reprensentatif) Kelompok Tani Kopi Padukuhan yang menerima
penyuluhan.

Melakukan analisis dan interpretasi data sebagai langkah akhir dalam kegiatan
evaluasi penyuluhan pertanian bukan merupakan langkah yang dapat diabaikan begitu saja.
Banyak cara untuk melakukan interpretasi data, mulai dari yang paling sederhana sampai
yang paling canggih atau rumit. Jika membutuhkan adanya perhitungan statistik deskriptif
yaitu dengan cara menghitung nilai tengah dan besarnya kecenderungan penyebaran dari nilai
tengah.

Pertama menentukan besaranya ukuran sampel, sesudah itu kemudian menentukan


anggota sampel, lalu menetukan ukuran sampel kemudian menentukan kegiatan yang
harusnya dilakukan. Kemudian memilih metode yang paling tepat untuk mengumpulkan data.
Metode pengumpulan data adalah jembatan penghubung antara evaluasi dengan sumber data.
Baik sumber data yang berupa responden, informan atau yang lainnya

1. Umur Petani

Jumlah parameter populasi Kelompok Tani Kopi Padukuhan sebesar 20, melalui
metode stratified random sampling anggota populasi petani tersebut digolongkan menurut
ciri berdasarkan umur menjadi 5 interval, yakni: < 20 tahun (9%), 21-30 tahun (13%), 31-40
tahun (31%), 41-50 tahun (31%), dan > 50 tahun (16%). Jumlah sampel petani sebesar 20
orang berhubung karena jumlahnya sangat minimum dan masih dapat terjangkau untuk
dilakukan.

Usia Petani Jumlah Populasi Persentase Populasi


≤ 20 Tahun - 0%
21-30 Tahun 5 25%
31-40 Tahun 9 45%
41-50 Tahun 4 20%
>50 Tahun 2 10%
Jumlah 20 100%

2. Tingkat Pendidikan Profesi Petani

Pendidikan petani dibagi menjadi tiga yakni sekolah SD, SMP, SMA. Tingkat
pendidikan petani umumnya berada pada tingkatan SMP sebanyak 10 orang (50%). Berikut
sebaran distribusi petani menurut tingkat pendidikan:

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


SD 6 30%
SMP 10 50%
SMA 4 20%
20 100%

3. Tingkat Pengalaman

Pengalaman petani dibagi menjadi 3 interval yakni: pengalaman <5 tahun, 5-10 tahun,
dan >10 tahun. Berikut ini sebaran distribusi untuk pengalaman petani, sebagai berikut:

Tingkat Pengalaman Jumlah Persentase


< 5 Tahun 4 20%
5-10 Tahun 9 45%
> 10 Tahun 7 35%
20 100%

4. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan petani terkait pembukuan, pemangkasan, partisipasi dalam pengolahan


dan pemanfaatan limbah dibagi menjadi 3 interval yakni: rendah, cukup, dan tinggi.

Berikut ini sebaran distribusi untuk pengetahuan petani, sebagai berikut:

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase


Rendah 3 15%
Cukup 8 40%
Tinggi 9 45%
20 100%

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah kberhasilan dalam
meraih tujuan yang direncanakan. Pembahasan akan langkah-langkah dalam evaluasi
penyuluhan pertanian yang telah dilakukan adalah; menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi,
memilih metode evaluasi, mempersiapkan instrumen evaluasi, menetapkan sampel sesuai
tujuan evaluasi, melakukan pengumpulan data, merekap dan mentabulasikan jenis data hasil
evaluasi, menganalisis data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan evaluasi, menetapkan
hasil evaluasi serta membuat laporan hasil evaluasi.

3.2. Tindak Lanjut

Dalam setiap prosesnya, seluruh kegiatan penyuluhan ini selalu menemui kendala dan
masalah baik dalam penyusunan hingga praktik di lapangan, ntuk itu para penyuluh pertanian
harus selalu mengembangkan diri untuk selalu belajar danberlatih, dengan cara belajar atau
membaca dan mempratikkan setiap kegiatan penyuluhan dalam bentuk laporan-laporan dan
kemudian mengevaluasi hasilnya, sehingga diharapkan akan terbiasa dan tentunya semakin
berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Cetak BMP Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka

Hadisapoetra, Soedarsono. 1973. Pembangunan Pertanian. Departemen Ekonoi Pertanian


Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Mardikanto, Totok. 2010. Sistem Penyuluhan Pertanian. Program Studi Pemberdayaan


Masyarakat-Program Studi Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

LAMPIRAN
Lokasi Desa Karyamukti, Cibatu, Garut, Jawa Barat.

Kelompok tani Padukuhan.


Lahan pekebunan kopi Padukuhan.

Pembibitan dan penyambungan pucuk tanaman kopi.

Anda mungkin juga menyukai