Anda di halaman 1dari 26

LUHT 4429

LAPORAN PRAKTIKUM MANDIRI


PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
PADA LAHAN PERTANIAN DESA CIKARAWANG
DRAMAGA-BOGOR BARAT

DIBUAT

NAMA : ROBERTO
NIM : 024018097
UPBJJ : UT BOGOR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS FMIPA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS TERBUKA
2016

1
PRAKATA

Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktik Mandiri dari hasil kegiatan kunjungan ke lahan
pertanian desa Cikarawang berjudul “Programa Penyuluhan Pertanian Pada Lahan
Pertanian Desa Cikarawang Dramaga-Bogor Barat”.
Laporan Praktik Mandiri ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
nilai mata kuliah LUTH 4429 (Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian) pada
Fakultas FMIPA Program Studi Agribisnis Jenjang Sarjana Universitas Terbuka.
Dalam proses penulisan Laporan Praktik Mandiri ini penulis memang
mengalami berbagai hambatan antara lain terbatasnya waktu dan sumber-sumber
yang tersedia sebagai bahan penulisan Laporan ini, namun penulis tetap berusaha
untuk menyelesaikan Laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan bagi para pembaca khususnya Fakultas FMIPA Program Studi
Agribisnis Jenjang Sarjana Universitas Terbuka.

Bogor, Mei 2016

Roberto
024018097

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
1 PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum ................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................................... 2
1.3.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................ 2
1.3.2 Bagi Petani ........................................................................................ 3
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan .................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 3
1.4.1 Aspek Umum .................................................................................... 3
1.4.2 Aspek Khusus .................................................................................... 3
2 TATA LAKSANA PRAKTIK MANDIRI .......................................................... 4
2.1 Kerangka Praktik ........................................................................................ 4
2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ........................................................ 5
2.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan .................................................. 5
3 PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
3.1 Analisis Data Potensi Wilayah ................................................................... 6
3.2 Penentuan Tujuan ..................................................................................... 11
3.3 Penetapan Masalah ................................................................................... 12
3.4 Uji Prioritas Masalah ............................................................................... 14
3.5 Matriks Programa Penyuluhan ................................................................. 15
4. P E N U T U P ................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 18
4.2 Tindak Lanjut ........................................................................................... 18
LAMPIRAN ................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23

ii
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Undang undang nomor 16 Tahun 2006 Programa Penyuluhan


Pertanian Tingkat Desa merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi
masyarakat. Hal ini tercermin dari definisi programa penyuluhan pertanian Tingkat
Desa yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah
dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Inti programa
adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun melalui sebuah lokakarya
partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan masalah/kebutuhan petani serta
dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa ini adalah kegiatan-kegiatan utama
dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di wilayah kerja penyuluhan
pertanian selama satu tahun. Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan
yang menunjang keberhasilan program perkembangan pertanian. kegiatan
penyuluhan pertanian bertujuan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya
melalui peningkatan produksi pertanian. Pembangunan Pertanian bertujuan
meningkatkan Pendapatan , petani, meningkatkan kwalitas konsumsi gizi mendorong
terciptanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta mendorong peningkatan
pertambahan industri pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas pembangunan pertanian diarahkan pada
peningkatan kwalitas sumberdaya manusia termasuk didalamnya penyuluhan
pertanian. Dengan semakin meningkatnya pendidikan pertanian, banyaknya informasi
dari berbagai media massa, adanya alsintan baru serta perbaikan usaha tani. Perbaikan
usaha tani tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan usahatani dari semula
bersifat subsistem menjadi usahatani yang bersifat komersil. Dalam penyelenggaraan
penyuluhan pertanian sekarang menghadapi berbagai tantangan baik berupa
lingkungan ekonomi rasional maupun era globalisasi yang terus bergerak dinamis.
Dalam rangka memantapkan pembangunan pertanian, khususnya kegiatan
Penyuluhan Pertanian Desa Cikarawang maka perlu adanya Programa penyuluhan
pertanian sesuai dengan keadaan dan potensi wilayah Desa Cisanungka dan memuat
tentang penjabaran aspirasi kebutuhan petani di Desa Cisanungka.
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktik mandiri ini adalah mempelajari
penyusunan programa penyuluhan pertanian. Pemilihan lokasi praktik mandiri ini
dilakukan secara inisiatif mahasiswa (purposive). Jenis data yang dibutuhkan dalam
praktik mandiri ini adalah data primer (secara langsung) dan sekunder (dari berbagai
referensi).

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan praktikum mandiri ini terdiri atas dua bagian,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum

1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman sesuai


dengan bidang keahlian agribisnis khsususnya mata kuliah LUTH 4429
(Programa dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian)
2. Mahasiswa mampu memahami dan memperoleh gambaran nyata tentang
tahapan dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian.
3. Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat agar kurikulum pendidikan
tinggi sejalan dengan tuntutan pembangunan diberbagai bidang.
1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mempelajari dan memahami kegiatan penyusunan programa


penyuluhan pertanian.

1.3 Manfaat

Kegiatan praktik mandiri yang telah dilaksanakan diharapkan dapat membawa


manfaat khususnya bagi pribadi Mahasiswa, Masyarakat (Petani), dan Program
Sarjana Agribisnis Universitas Terbuka (UT) yang nantinya akan dapat memberikan
perbaikan penulisan ilmiah yang lebih baik dikemudian hari.
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktik mandiri
sebagai berikut ini:
1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengembangkan dan membangun sikap etos kerja yang profesional


dilingkungan masyarakat,
Mahasiswa dapat mengenal kegiatan penyusunan programa penyuluhan
pertanian sebagai salah satu bagian dari agribisnis,
2. Dapat menambah wawasan akan ilmu pengetahuan agribisnis yang tidak
didapatkan selama proses perkuliahan.
3. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama proses
perkuliahan (Buku LUTH 4429 dan Aktivitas Tuton) pada lapangan kerja yang
sesungguhnya.
4. Meningkatkan kompetensi Mahasiswa dalam kegiatan penyusunan programa
penyuluhan pertanian.

2
1.3.2 Bagi Petani

1. Kegiatan Praktik Mandiri ini dapat dijadikan salah satu sarana dan masukan
(rekomendasi) bagi petani.
2. Pihak petani juga mendapatkan pembelajaran terkait cara peyusunan programa
penyuluhan pertanian.

1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan

1. Dapat membekali Mahasiswa dengan keterampilan dari dunia pertanian


(Agribisnis) yang sebenarnya.
2. Dapat dijadikan feed back bagi perguruan tinggi untuk usulan perbaikan
kurikulum yang lebih baik lagi mengenai LUTH 4429 (Programa dan Evaluasi
Penyuluhan Pertanian)
3. Dapat menjalin kerja sama yang luas baik antara perguruan tinggi dengan pihak
petani yang membantu kegiatan praktik mandiri mahasiswa.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup berfungsi untuk memberikan batasan dalam kegiatan praktik


mandiri sehingga lebih terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ruang lingkup
dari kegiatan praktik mandiri yang dilakukan di lahan pertanian desa Cikarawang
Dramaga-Bogor Varat meliputi dua aspek yaitu aspek umum dan aspek khusus.
1.4.1 Aspek Umum

Aspek umum yang akan dipelajari di kebun, adalah sebagai berikut:


1. Gambaran Umum Lahan Pertanian.
2. Kondisi Lingkungan Lahan Pertanian (Biofisik dan SDM).
1.4.2 Aspek Khusus

Dalam kegiatan Praktik Mandiri ini, penulis menerapkan ruang lingkup secara
khusus agar lebih fokus terhadap sebuah topik atau permasalahan. Pembahasan aspek
khusus dalam penulisan adalah penyusunan programa penyuluhan pertanian. Materi
khusus yang dibahas adalah:
1. Perumusan Keadaan,
2. Penetapan Tujuan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.

3
2 TATA LAKSANA PRAKTIK MANDIRI

2.1 Kerangka Praktik

Pelaksanaan kegiatan kunjungan Praktik Mandiri pasti memerlukan sebuah


kerangka kerja yang terencana dengan baik dikarenakan kerangka praktik bertujuan
untuk memudahkan dalam pelaksanaan aktivitas praktik mandiri. Berikut ini
Flowchart kerangka praktik seperti pada Gambar 1 berikut ini:

Perkenalan Maksud Kunjungan Ke


Lahan Pertanian di Desa Cikarawang

Mempelajari Gambaran Umum


Lahan Pertanian di Desa Cikarawang

Mempelajari, memahami, serta mengamati aspek:

Aspek Umum Aspek Khusus


1. Gambaran Umum 1. Perumusan Keadaan,
2. Lingkungan Lahan 2. Penetapan Tujuan Penyusunan
Pertanian Programa Penyuluhan
Pertanian,
3. Penetapan Masalah,
4. Penetapan Rencana Kegiatan,
5. Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian.

Pembuatan Laporan Terkait Mendiskusikan dan wawancara bersama


Pelaksanaan Praktik Mandiri anggota kelompok tani ataupun salah satu
petani

\ Pelaporan secara tertulis ke UPBJJ


UT Bogor

Gambar 1. Kerangka Praktik

4
2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Dalam metode penulisan laporan praktik mandiri, penulis menggunakan


berbagai cara dan metode untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan serta
dapat membantu dalam penyusunan laporan praktik mandiri penulis. Data yang
digunakan terbagi menjadi dua bagian yakni data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang akan didapat dari hasil melakukan wawancara
secara langsung kepada pihak yang terkait di Lahan Pertanian desa Cikarawang dan
selain itu juga data primer dapat diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) di Lahan
Pertanian di Desa Cikarawang
Data sekunder adalah data-data yang tidak didapatkan dari perkebunan
melainkan berupa data yang diambil dari beberapa referensi dari buku-buku relevan
ataupun media internet yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Metode pengumpulan data yaitu:
1. Metode observasi
Melakukan pengamatan secara langsung pada lahan pertanian desa Cikarawang.
2. Wawancara
Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau menggunakan
pertanyaan secara langsung kepada pihak yang bertanggung jawab yang berada
di lahan pertanian desa Cikarawang.
3. Studi literatur
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari beberapa referensi
dari buku-buku yang relevan dan dokumen perusahaan terkait topik yang
dibahas oleh penulis.

2.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Praktik Mandiri dilaksanakan pada lahan pertanian yang berlokasi di desa


Cikarawang Kecamatan Dramaga - Kabupaten Bogor Barat. Pelaksanaan Praktik
Mandiri dilaksanakan selama 2 minggu lamanya.

5
3 PEMBAHASAN

3.1 Analisis Data Potensi Wilayah

Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan


Dramaga, Kabupaten Bogor. Secara geografis Desa Cikarawang berbatasan langsung
dengan Sungai Cisadane di sebelah Utara, Sungai Ciapus di sebelah Selatan,
Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor di sebelah Timur dan Sungai
Cisadane/Ciapus disebelah Barat. Desa Cikarawang memiliki ketinggian tanah
sebesar 700 m dari permukaan laut, termasuk daerah bertopografi atau berdataran
tinggi, dengan suhu rata-rata yaitu berkisar antara 25-30 OC.
A. Data Biofisik
Melalui data biofisik dapat memberikan informasi terkait potensi wilayah
sebagai bentuk identifikasi peluang yang ada pada satuan wilayah tersebut. Berikut
ini deskripsi umum wilaya pada Desa Cikarawang yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Umum Wilayah


Kode Desa (PUM) 3201302007
Desa/Kelurahan CIKARAWANG
Kecamatan DRAMAGA
Kabupaten/Kota KABUPATEN BOGOR
Provinsi JAWA BARAT
Tahun Pembentukan 1960
Luas Desa/Kelurahan (Ha) 226,000,000
Penetapan Batas Ada
Peta Wilayah Ada
Koordinat 106.741092 BT / -6.552335 LS
Tipologi PERLADANGAN
Klasifikasi SWADAYA
Kategori MADYA
Batas Wilayah :
a. Desa/Kelurahan Sebelah Utara RANCABUNGUR
b. Desa/Kelurahan Sebelah Selatan BABAKAN
c. Desa/Kelurahan Sebelah Timur KEL.SITU GEDE
d. Desa/Kelurahan Sebelah Barat SUNGAI CISADANE / CIAPUR
Sumber: Kecamatan Dramaga, 2016

6
Sebagian besar wilayah Desa Cikarawang merupakan persawahan. Areal yang
berfungsi untuk persawahan sebesar 53.93 % dari seluruh luas wilayah Desa
Cikarawang. Berikut ini Tabel 2. Tataguna lahan sebagai berikut:
Tabel 2. Tataguna Lahan
Tataguna Lahan Luas Lahan (Ha)
-- Sawah (Ha) 1,221,000
-- Tegal/Ladang (Ha) 352,000
-- Pemukiman (Ha) 629,000
-- Situ/Waduk/Danau (Ha) 25,000
-- Fasilitas Umum (Ha) 36,950
-- Jumlah Luas Wilayah (Ha) 2,263,950
Sumber: Kecamatan Dramaga, 2016
B. Iklim dan Cuaca
Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Desa Cikarawang
sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti
yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan
iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal
tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi
sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim
dan cuaca berdasarkan gejala‐gejala yang umum dan nampak masih belum memadai.

C. Data Sumber Daya Manusia


Berikut ini data sumber daya manusia berdasarkan jenis kelamin dan usia yang
ditunjukkan pada Tabel 3. Sebagai berikut:
Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin & Usia
Jumlah Penduduk
Jumlah Laki-Laki (orang) 4.211
Jumlah Perempuan (orang) 3.772
Komposisi Usia Penduduk
Laki-Laki Perempuan
Usia 0 - 6 Tahun 336 Usia 0 - 6 Tahun 296
Usia 7 - 12 Tahun 530 Usia 7 - 12 Tahun 509
Usia 13 - 18 Tahun 514 Usia 13 - 18 Tahun 422
Usia 19 - 25 Tahun 498 Usia 19 - 25 Tahun 377
Usia 26 - 40 Tahun 1.093 Usia 26 - 40 Tahun 1.132
Usia 41 - 55 Tahun 757 Usia 41 - 55 Tahun 707
Usia 56 - 65 Tahun 301 Usia 56 - 65 Tahun 202
Usia 65 - 75 Tahun 123 Usia 65 - 75 Tahun 83
Usia > 75 Tahun 59 Usia > 75 Tahun 44
Jumlah Laki-Laki (Orang) 4.152 Jumlah Perempuan (Orang) 3.728
Sumber: Kecamatan Dramaga, 2016

7
Proporsi tingkat pendidikan penduduk terbesar pada desa Cikarawang adalah
Tamat SD (51.57%) disusul tamat SMA dan Tamat SMP. Berikut ini Tabel 4. Yang
menjelaskan tingkatan pendidikan masyarakat sebagai berikut:

Tabel 4. Tingkatan Pendidikan Masyarakat


Laki-Laki Perempuan Jumlah
Tingkatan Pendidikan
(orang) (orang) (Orang)
Tamat SD/sederajat 1.366 1.629 2.995
Tamat SMP/sederajat 741 553 1.294
Tamat SMA/sederajat 910 502 1.412
Tamat D-2/sederajat 12 10 22
Tamat S-1/sederajat 43 35 78
Tamat S-2/sederajat 4 3 7
Jumlah Total (Orang) 3.076 2.732 5.808
Sumber: Kecamatan Dramaga, 2016

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap latar belakang pendidikan khususnya


untuk masyarakat Kecamatan Desa Cikarawang. Aspek kualitas SDM menjadi salah
satu factor yang mempunyai peranan besar dalam upaya membantu pencapaian
keberhasilan pembangunan pertanian. Dalam hal ini kaitan yang sangat penting
adalah upaya perubahan pola dan perilaku dalam tata cara atau metode serta aplikasi
anjuran teknologi kerap kali menghadapi kendala kurang terapresiasi karena factor
pemahaman petani terhadap tujuan, manfaat, dan dampak dari penerapan anjuran
teknologi yang direkomendasikan.
Adapun jenis pekerjaan penduduk Desa Cikarawang pada umumnya adalah
sebagai buruh petani, karyawan swasta, wiraswasta, pedagang. Berikut ini Tabel 5.
yang menjelaskan data penduduk pada desa Cikarawang berdasarkan jenis
pekerjaannya:
Tabel 5. Data Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
Jumlah
Jenis Pekerjaan Laki-Laki (orang) Perempuan (orang)
(Orang)
Petani 13 0 13
Buruh Tani 301 4 305
Pegawai Negeri Sipil 84 22 106
Pengrajin 4 8 12
Pedagang barang kelontong 11 20 31
Peternak 0 1 1
Montir 6 0 6
Perawat swasta 1 1 2
TNI 4 0 4

8
Tabel 5. Data Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan (Lanjutan)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang)
POLRI 1 0 1
Pengusaha kecil, menengah dan besar 28 2 30
Guru swasta 8 18 26
Dosen swasta 1 0 1
Pedagang Keliling 80 3 83
Tukang Kayu 1 0 1
Pembantu rumah tangga 0 300 300
Karyawan Perusahaan Swasta 803 142 945
Karyawan Perusahaan Pemerintah 2 0 2
Wiraswasta 451 18 469
Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 14 11 25
Belum Bekerja 1.083 884 1.967
Pelajar 789 671 1.46
Ibu Rumah Tangga 0 1.996 1.996
Purnawirawan/Pensiunan 37 2 39
Perangkat Desa 2 0 2
Buruh Harian Lepas 428 1 429
Sopir 100 0 100
Karyawan Honorer 3 0 3
Tukang Listrik 1 0 1
Pemuka Agama 2 0 2
Jumlah Total (Orang) 4.26 4.102 8.362
Sumber: Kecamatan Dramaga, 2016

Dari data penduduk desa Cikarawang menurut mata pencaharian dapat


disimpulkan ketergantungan terhadap sektor pertanian cukup besar, sehingga peranan
sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan kegiatan utama dalam
menggerakan kegiatan ekonomi di Desa Cikarawang. Dengan kata lain jika kondisi
pertaniannya produktif maka pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun
sebaliknya jika kondisi pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan
berimbas kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu
pembangunan masyarakat dengan bertumpu pada keberpihakan terhadap pertanian
dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain itu kondisi
pertanian di Desa Cikarawang dapat dijadikan potensi utama, jika dilihat dari
kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di sektor ini.

9
D. Rencana Usaha Kelompok (RUK)
RUK merupakan pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis mengenai
kegiatan bersama dibidang ekonomi, berdasarkan hasil kesepakatan seluruh anggota
kelompok yang dilandasi keinginan dan kemauan bersama untuk dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara bersama. Dengan adanya penyusunan rencana usaha
tani kelompok sebagai proses mengolah aspirasi dan kebutuhan petani.
1. Identifikasi Kelompok
Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor kecamatan Dramaga berjumlah
empat kelompok, yaitu Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia, dan Subur Jaya.
Dengan jenis usaha kelompok berdasarkan komoditi pertanian. Beberapa hal
yang masih menjadi bahan perbaikan dan peningkatan kinerja kelompok tani
terutama masalah pengelolaan lembaga kelompok tani, diantaranya:
a. Kelengkapan administrasi kelompok tani: AD/ART, Profil kelompok tani,
buku administrasi, dan sebagainya.
b. Intensitas dan frekuensi pertemuan kelompok tani dalam kegiatan
pelaksanaan penyuluhan pertanian
c. Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani dan
sebagainya.
d. Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompok tani.
e. Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka
menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.
f. Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan
subsidi.
2. Sasaran
a. Pola Usaha
Pola usaha tani yang dilakukan disesuaikan musim yang ada. Apabila
musim hujan dilakukan penanaman padi (lahan sawah) dan kemarau
memilih tanaman palawija.
b. Sasaran Produktivitas Usaha
Meningkatkan produktivitas secara optimal dengan menanam bibit
unggul, pemberantasan hama dan penyakit, dan menghadapi resiko
kegagalan.

3. Rencana Kebutuhan Sarana


Pembelian pupuk ataupun membuat sendiri, pembelian bibit unggul tanaman
padi, pengadaan alat-alat pertanian, penanggulangan resiko kegagalan panen
padi yang diakibatkan oleh banjir, kekeringan dan serangan OPT.

10
Berikut ini Tabel 6. mengenai contoh Rencana Usaha Kelompok (RUK) Tani
sebagai berikut:
Tabel 6. RUK
No Uraian Volume Harga
1 Kebutuhan benih unggul 500 Kg Rp. 4.250.000
2 Belanja pestisida bensoit 50 gr (400 bungkus) Rp.1.040.000
3 Pestisida Furadan 48 Kg Rp.624.000
4 Pupuk urea 2000 Kg Rp.3.600.000
5 Pupuk NPK 3.392 Kg Rp.7.800.000
6 Pupuk organik padat 10.000 Kg Rp.5.000.000
7 Pupuk organik cair 7.400 Kg Rp.3.700.000
8 Alat pemotong rumput 1 Unit Rp.1.850.000
9 Cangkul 10 Unit Rp 400.000
10 Alat Transplanter 1 Unit Rp.5.750.000
Total Biaya Rp. 34.014.000

3.2 Penentuan Tujuan

Aspek pertama yang harus diperhatikan PPL sebelum melaksanakan


penyuluhan adalah identifikasi tujuan kegiatan penyuluhan. Penentuan tujuan menjadi
aspek utama,karena akan menentukan indikator keberhasilan kegiatan penyuluhan
yang dilaksanakan. Penyuluhan dikatakan berhasil atau gagal tergantung dari
ketercapaian tujuan ini. Dalam teori pembelajaran terdapat tiga ranah (wilayah)
perubahan perilaku yang menjadi tujuan pembelajaran. Pertama ranah kognitif
(pengetahuan) yakni perubahan perilaku dalam wilayah pengetahuan. Indikator yang
bisa digunakan dalam hal ini misalnya; dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti jadi mengerti, atau dari tidak paham menjadi paham. Materi yang termasuk
dalam ranah ini biasanya materi penyuluhan yang bersifat informatif, berisi
penerangan, dan penjelasan, serta uraian tentang suatu hal.
Ranah kedua adalah ranah affektif, yaitu perubahan perilaku pada sikap audiens
(petani) terhadap materi (subject matter) yang sedang disuluhkan. Indikator yang
dapat digunakan misalnya sejauhamana respon, sikap, minat, animo, daya tarik dan
motivasi petani terhadap materi yang sedang disuluhkan. Materi penyuluhan yang
termasuk dalam ranah affektif, biasanya materi penyuluhan yang berisi tentang
introduction teknologi baru. Karena diharapkan petani mau untuk menerima dan mau
untuk melakukan adopsi teknologi baru tersebut. Ranah yang ketiga adalah ranah
psikomotor (keterampilan), yaitu perubahan perilaku pada aspek praktikal atau
keterampilan (skill) tertentu. Indikator yang dapat digunakan misalnya sejauhmana
petani mampu mempraktekan suatu tindakan dengan benar sesuai anjuran. Materi
yang termasuk dalam ranah ini, biasanya yang berisikan tentang anjuran suatu
metode,teknik,dan cara melakukan sesuatu. Tujuan utama dari programa penyuluhan
pertanian di desa Cikarawang adalah Penyusunan programa ini didasari oleh prioritas
masalah potensi sumberdaya alam serta kebutuhan petani di wilayah kerjanya.

11
3.3 Penetapan Masalah

Ketetapan identifikasi masalah dilanjutkan dengan uji prioritas masalah akan


mempermudah penanganan dan pemecahan masalah usaha tani atau kegiatan
sekaligus memberikan prioritas. Berikut ini Tabel 7. Terkait dengan identifikasi
masalah, potensi, dan tindakan yang dibutuhkan.

Tabel 7. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya


Masalah Penyebab Masalah Potensi Tindakan/Kegiatan yang
N
Dibutuhkan
o
1 2 3 4
1 Banyaknya a. Penggunaan varietas 1. Petani maju 1. Penyuluh bersama
Serangan benih padi yang 2. Program degan PHP
Hama & berulang-ulang Penyuluhan mengadakan
Penyakit b. Penggunaan pestisida Pertanian (PPL). penyuluhan tentang
yang berlebihan 3. Bantuan Benih OPT.
c. Pola tanam yang tidak berlabel 2. Penyuluhan tentang
serempak 4. 4. Petugas pergiliran tanaman.
Pengendali 3. Melalui kegiatan
Hama Penyakit. SLPHT padi sawah
5. 5. Adanya Program diharapkan petani tau
SLPHT bagaiman
mengendalikan Hama
&
Penyakit
2 Produksi Padi a. Pengolahan lahan 1. Petani maju 1. Melalui program
Sawah belum persawahan tidak optimal 2. Informasi SLPTT petani tau dan
optimal b. Pupuk subsidi tidak Teknologi mau menerapkan
tersedia atau 3. Program informasi pertanian
keterlambatan dalam Penyuluhan yang ada pada lahan
penyediaan sehingga Pertanian (PPL) pertaniannya.
pemupukan tidak optimal 4. Program SLPTT 2. Koordinasi dengan
c. Mahalnya pupuk 5. Bantuan Benih pihak UD dalam
anorganik sehingga berlabel penyediaan
petani hanya berpatok pupuk subsidi tepat
pada pupuk subsidi yang waktu.
tersedia. 3. Pemanfaatan jerami /
d. Pemanfaatan teknologi daun-daunan sebagai
pertanian yang masih pupuk organik
kurang sebagai alternatif
pupuk
anorganik
3 Kepengurusan a. Pembentukan pengurus 1. Petani yang aktif 1. Koordinasi dengan
Kelompok yang diambil tampa dalam pembinaan Instansi setempat dan
Tani yang kesepakatan bersama 2. Petani maju yang pengurus lama untuk
kurang Aktif sehingga banyak anggota respon terhadap membentuk
yang tidak mengenal pertanian. kepengurusan yang
siapa pengurus mereka. 3. Program baru bersama-sama

12
b. Pengurus memiliki lahan Penyuluhan dengan anggota.
di kelompok lain. Pertanian (PPL) 2. Pendataan ulang
c. Ketua yang tidak anggota kelompok dan
berprofesi sebagai petani luas lahan
3. Membuat pertemuan
kelompok dari
gabungan kelompok
yang ada sebagai
wadah menjalin
hubungan yang lebih
baik dan informasi
4 Fungsi a. Anggota kelompok 1. Petani maju 1. Melakukan pembinaan
Kelompok enggan untuk benkumpul 2. Petani yang mau rutin dan memotivasi
Tani tidak b. Pola hidup yang belajar masih ada kelompok tani
dapat konsumtif terhadap waktu 3. SDM petani khususnya pengurus.
berkembang c. Masih berpegang pada semakin tinggi 2. Pendekatan personal
dan berjalan pertanian tradisional 4. Program 3. Memberikan materi
dengan baik sehingga kurang respon Penyuluhan penyuluhan yang
terhadap kegiatan Pertanian (PPL) menarik bagi petani
penyuluhan 4. Kegiatan berupa
d. Perangkulan pengurus pertemuan kelompok
kepada anggota kurang sebagai ajang
silaturahmi
5 Petani tidak a. Tidak tersedianya alat 1. Program 1. Penyuluhan tentang
mengetahui PUTS dan soil tester. Penyuluhan penggunaan alat
kandungan b. Petani tidak mengenal 1. Pertanian (PPL) PUTS & soil tester.
unsur hara alat 2. Swadana 2. Penyuluhan tentang
dan pH tanah a. PUTS dan soil tester. kelompok pengapuran tanah
c. Kurangnya informasi yang disesuaikan
mengenai manfaat dengan kandungan pH
pengukuran pH tanah tanah.
3. Pengukuran pH rutin
sebelum pengolahan
tanah.
4. Menyarankan kepada
petani supaya lahan
sawah tidak terus
digenangi air

13
3.4 Uji Prioritas Masalah

Setelah dilakukannya identifikasi masalah berkaitan dengan usaha tani maka


dilakukan penetuan prioritas melalui uji prioritas masalah yakni penentuan masalah
berdasarkan aspek gawat, mendesak, dan penyebaran. Berikut ini Tabel 8. Mengenai
uji prioritas masalah sebagai berikut:
Tabel 8. Uji Prioritas Masalah
Skor Jumlah
Jenis Masalah
No Gawat Mendesak Penyebaran Skor
1 2 3 4 5
1 Banyaknya Serangan Hama & 3 3 3 9
Penyakit
2 Produksi Padi Sawah belum 3 3 3 9
optimal
3 Kepengurusan Kelompok Tani 1 1 1 3
yang Tidak Aktif
4 Fungsi Kelompok Tani tidak dapat 1 1 1 3
berkembang dengan baik
5 Petani tidak mengetahui kandungan 3 3 3 9
unsur hara dan pH tanah
11 11 11 33
6.6

Keterangan:
Skala Prioritas Skor
Gawat *) 3**)
Agak Gawat 2
Tidak Gawat 1
Mendesak 3
Agak Mendesak 2
Tidak Mendesak 1
Penyebaran tinggi 3
Penyebaran Cukup 2
Penyebaran Rendah 1
*) Skor ditentukan berdasarkan Indicator tingkat permasalahan :
kesepakatan dengan petani 7 – 10 = Tinggi
**) Jumlah skor tertinggi menjadi 4 – 6 = Sedang
prioritas 1 – 3 = Rendah

Dari kelima jenis masalah besaran tingkat skor permasalahan di desa


Cikarawang, Bogor Barat 6.6 dalam tingkat sedang yang penanganan permasalahan
adalah pantauan rutin dan pembinaan secara berkala untuk lebih mengoptimalkan
permasalahan lahan pertanian di desa Cikarawang Dramaga-Bogor Barat.

14
3.5 Matriks Programa Penyuluhan

a. Keadaan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai status pemanfaatan potensi
sumberdaya pembangunan pertanian secara umum yang berkaitan dengan
tingkat produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.

b. Tujuan
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai upaya yang akan ditempuh untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya pembangunan pertanian
secara umum, khususnya yang berkaitan dengan perubahan pengetahuan,
wawasan, sikap dan perilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta seluruh
pemangku kepentingan dalam peningkatan produktivitas usaha pertanian di
suatu wilayah.

c. Masalah
Kolom ini berisi uraian singkat mengenai factor-fakror yang menyebabkan
belum tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang diharapkan, baik yang
bersifat perilaku maupun non perilaku, yang dihadapi oleh pelaku utama dan
pelaku usaha serta seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan
produktivitas usaha pertanian di suatu wilayah.

d. Sasaran
Kolom ini menjelaskan mengenai siapa yang direncanakan untuk mendapat
manfaat dari penyelenggaraan suatu kegiatan/metode penyuluhan pertanian di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, atau desa, yaitu:
1. Pelaku usaha, pelaku utama dan kelembagaan petani (untuk programa
penyuluhan di semua tingkatan).
2. Penyuluh dan petugas dinas/instansi lingkup pertanian yang bertugas
setingkat di bawah wilayahnya, serta pemangku kepentingan lainnya
(untuk programa penyuluhan ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan
nasional).

e. Materi
Kolom ini berisi mengenai jenis informasi teknologi yang menjadi pesan bagi
sasaran baik dalam bentuk pedoman-pedoman, petunjuk teknis suatu komoditas
tertentu dan lain-lain.

f. Kegiatan/Metode
Kolom ini berisi kegiatan-kegiatan atau metode penyuluhan yang dapat
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan dari programa penyuluhan
pertanian.

15
g. Volume
Kolom volume berisi mengenai jumlah dan frekwensi kegiatan yang akan
dilakukan agar sasaran dapat memahami dan melaksanakan pesan yang
disampaikan melalui kegiatan/metode penyuluhan, atau agar terjadinya
perubahan perilaku pada sasaran.

h. Lokasi
Kolom ini memuat mengenai lokasi kegiatan programa penyuluhan yang akan
dilaksanakan seperti: desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan sebagainya.

i. Waktu
Kolom ini berisikan mengenai waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
tercantum dalam programa penyuluhan pertanian.

j. Sumber Biaya
Kolom sumber biaya diisi mengenai beberapa biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan yang ditetapkan, serta dari mana sumber
biaya yang tersebut diperoleh.

k. Penanggungjawab
Kolom ini berisi mengenai siapa penanggung jawab pelaksanaan kegiatan
programa penyuluhan pertanian, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak
dinginkan dapat dengan jelas diminta pertanggung jawaban.

l. Pelaksana
Kolom ini berisi mengenai siapa yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
penyuluhan tersebut, apakah dilakukan oleh penyuluh, petani/kontaktani
dan/atau pelaku usaha.

m. Keterangan
Kolom ini berisi uraian mengenai hsl-hsl ysng perlu dijelaskan tentang pihak-
pihak yang diharapkan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan programa
penyuluhan pertanian.

16
Tabel 9. Matriks Programa Penyuluhan Pertanian

Sasaran Kegiatan Penyuluhan


Pelaku Kegiatan/ Sumber Penanggung
Keadaan Tujuan Masalah Pelaku Utama Petugas Materi Vol Lokasi Waktu Pelaksana
Usaha metode biaya jawab
TD WT TT L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pengendalaian hama Meningkatkan Aplikasi pemupukan, herbisida dan √ √ √ √ √ √ √ Pengendalian Temu 3 Ds Maret- Swadaya Kepala Balai Penyuluh
tanaman perkebunan keterampilan masyarakat insektisida yang tidak sesuai hama Terpadu lapang Cikarawang April penyuluhan kecamatan
ala kadarnya dalam aplikasi pupuk, anjuran 2016 kecamatan dan Poktan
(Banyaknya Serangan herbisida dan insektisida
Hama & Penyakit) Meningkatkan Belum mampu membedakan jenis √ √ √ √ √ √ √ Klasifikasi Temu 3 Ds Maret- Swadaya Kepala Balai Penyuluh
pengetahuan dalam serangga yang tergolong hama, hama dan lapang Cikarawang April penyuluhan kecamatan
membedakan jenis predator, dan parasit Pengendalian 2016 kecamatan dan Poktan
serangga penyerang hama Terpadu
tanaman pangan dan
hortikultura
Pola tanam masih Meningkatkan Belum memiliki pengetahuan √ √ √ √ √ √ √ Pola tanam dan Diskusi 3 Ds Maret- Swadaya Kepala Balai Penyuluh
sistem konvensional pengetahuan sistem jalur tentang sistem jalur dan baris serta pengaturan kelompok, Cikarawang Mei 2016 penyuluhan kecamatan
(Produksi Padi Sawah dan baris tanam serta teknik pengolahan tanah yang tanaman Demplot kecamatan dan Poktan
belum optimal) teknik pengolahan tanah konservatif
yang konservatif
Pengolahan lahan Pupuk subsidi tidak tersedia atau √ √ √ √ √ √ √ Cara membuat Temu 3 Ds Maret- Swadaya, Kepala Balai Penyuluh
persawahan optimal keterlambatan dalam penyediaan Pupuk, lapang Cikarawang Mei 2016 Bansos penyuluhan kecamatan
sehingga pemupukan tidak optimal, teknologi kecamatan dan Poktan
petani hanya berpatok pada pupuk pertanian dapat Diskusi
subsidi yang tersedia, Pemanfaatan membantu kelompok,
teknologi pertanian yang masih petani Demplot
kurang
Kepengurusan Kepengurusan kelompok Pembentukan pengurus yang √ √ √ √ √ √ √ Pemilihan Pertemuan 1 Ds Mei 2016 Kelompok tani Kelompok
Kelompok Tani yang tani yang aktif dengan diambil tampa kesepakatan bersama Pengurus Cikarawang tani
kurang Aktif anggotanya sehingga banyak anggota yang kelompok tani
tidak mengenal siapa pengurus berdasarkan
mereka, Pengurus memiliki lahan di musyawarah
kelompok lain, Ketua yang tidak
berprofesi
Fungsi Kelompok Tani Meningkatkan fungsi Anggota kelompok enggan untuk √ √ √ √ √ √ √ Pentingnya Diskusi, 1 Ds Mei 2016 Kepala Balai Kelompok
tidak dapat Kelompok Tani sehingga benkumpul, Masih berpegang pada kegiatan pertemuan Cikarawang penyuluhan tani
berkembang dan dapat berkembang dan pertanian tradisional sehingga pertemuan kecamatan
berjalan dengan baik berjalan dengan baik kurang respon terhadap kegiatan kelompok tani
penyuluhan, Perangkulan pengurus
kepada anggota kurang
Petani tidak Petani belajar Tidak tersedianya alat PUTS √ √ √ √ √ √ √ Melukan Pertemuan, 3 Ds Maret- Swadaya Kepala Balai Kelompok
mengetahui kandungan unsur hara dan soil tester, Petani tidak pengarahan temu Cikarawang Mei penyuluhan tani
kandungan unsur dan pH tanah mengenal alat PUTS dan soil lapang 2016 kecamatan
hara dan pH tanah tester, Kurangnya informasi
mengenai manfaat pengukuran
pH tanah

17
4. P E N U T U P

4.1 Kesimpulan

Tolok ukur keberhasilan membangun perilaku profesional petani dalam


mengembangkan usaha agribisnis dapat diukur dari tingkat dinamika para
pelakunya ditinjau dari jenis, bentuk, kualitas serta derajat partisipasinya pada
setiap aspek kegiatan dalam sistem agribisnis.
Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali
pencapaian tujuan penyuluhan pertanian. Rencana tentang kegiatan penyuluhan
pertanian yang memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan
potensi wilayah dan program pembangunan pertanian, yang menggambarkan
keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah dan alternatif
pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif,
sistematis dan tertulis setiap tahun.
Penyusunan programa Penyuluhan Pertanian didasarkan pada Undang-
undang no 16 tahun 2006 yaitu bahwa programa penyuluhan terdiri atas programa
penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi,
dan programa penyuluhan nasional.

4.2 Tindak Lanjut

Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti


akan menemui banyak kendala, dan permasalahan-permasalah baru di lapangan.
Untuk itu para penyuluh harus selalu mengembangkan diri, untuk selalu belajar,
mengadakan inovasi sehingga perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan akhirnya didapatkan hasil
yang optimal

18
LAMPIRAN

19
Lampiran 1

Dok 1. Kondisi Geografis Desa Cikarawang

Dok 2. Lahan Sawah Desa Cikarawang

20
Lampiran 2

Dok 3. Lahan Pertanian Desa Cikarawang

Dok 3. Panen Raya Desa Cikarawang

21
Lampiran 3

Dok 4. Panen Raya Desa Cikarawang

Dok 5. Panen Raya Desa Cikarawang

22
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya Pertanian. 2009. Modul Pembekaan


Bagi THL TB Penyuluh Pertanian. Departemen Pertanian. Jawa Barat.
Hadisapoetra, Soedarsono. 1973. Pembangunan Pertanian. Departemen
Ekonoi Pertanian Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Mardikanto, Totok. 2010. Sistem Penyuluhan Pertanian. Program Studi


Pemberdayaan Masyarakat-Program Studi Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.

[STPP] Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor, 2009. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Dasar Umum Bagi Penyuluh Pertanian Ahli. Sekolah Tinggi
Penyuluh Pertanian. Bogor.

23

Anda mungkin juga menyukai