Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penyuluhan
Pertanian..
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Gabriel Vieri Damanik (4441180088)
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Metode
Penyuluhan Pertanian ini dengan tepat waktu. Laporan ini telah penulis buat
secara sistematis dan sebaik mungkin.
Terselesaikannya penulisan laporan praktikum ini juga tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr.Hj. Asih Mulyaningsih, S.P., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metode Penyuluhan Pertanian
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Demikian laporan yang telah penulis kerjakan, penulis menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari pada itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun demi terciptanya laporan yang lebih
baik kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
LAMPIRAN ....................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup Materi
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat penting dan
strategis. Hal ini terutama karena sektor pertanian masih memberikan lapangan
pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan dan menyediakan
bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain dari sektor pertanian adalah
menyediakan bahan mentah bagi industri dan menghasilkan devisa negara melalui
ekspor non migas. Bahkan sektor pertanian mampu menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam menghadapi krisis ekonomi yang melanda
Indonesia dalam satu dasawarsa terakhir ini. Kontribusi penting penyuluhan
pertanian untuk meningkatkan pembangunan pertanian dan peningkatan produksi
pangan telah menyebabkan cepatnya perkembangan minat orang dalam
penyuluhan selama beberapa dekade terakhir (van den Ban dan Hawkins, 1988).
Beberapa negara telah berhasil memajukan pertaniannya yang
memungkinkan kebutuhan pangan penduduknya terpenuhi dan pendapatan petani
meningkat. Perhatian terhadap masalah pertanian, khususnya pangan, telah lama
mendapat perhatian para ahli. Perhatian tersebut tampak sangat menonjol ketika
muncul karya R. T. Malthus pada akhir abad ke 18 (Rusli, 1989). Malthus melihat
pangan sebagai pengekang hakiki dari perkembangan penduduk di samping
pengekang-pengekang lainnya yang berbentuk pengekang segera. Menurutnya,
apabila tidak ada pengekang maka perkembangan penduduk akan berlangsung
jauh lebih cepat daripada perkembangan produksi pangan (subsisten). Hal ini
karena perkembangan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan perkembangan
pangan mengikuti deret hitung. Desakan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi
penduduknya yang terus berkembang telah menyadarkan berbagai negara
berusaha untuk meningkatkan produksi pangannya.
Oleh karena itu, teknologi pertanian yang lebih baik terus dikembangkan
dan diintroduksikan kepada petani agar petani mau menerapkan teknologi tersebut
dan produksi pangan meningkat. Kegiatan menyebarkan informasi/teknologi
pertanian tersebut, dikenal dengan penyuluhan pertanian (agricultural extension).
Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar
1
sekolah (nonformal) untuk para petani dan keluarganya dengan tujuan agar
mereka tahu, mau, mampu, dan berswadaya mengatasi masalahnya secara baik
dan memuaskan dan meningkat kesejahteraannya (Wiriatmadja, 1990).
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang,
yang dimulai sejak awal abad 20. Penyuluhan pertanian bermula dari adanya
kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah
maupun untuk memenuhi kebutuhan pribumi. Kebutuhan peningkatan produksi
pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi
maju yang ditemukan Dwi Sadono/ Konsep/ Jurnal Penyuluhan Maret 2008, Vol.
4 No. 1 66 para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai produsen primer.
Dengan hasil yang cukup menggembirakan, usaha-usaha ini terus dikembangkan
dan kemudian dibentuk suatu sistem penyuluhan pertanian yang melembaga di
Indonesia dengan dibentuknya Dinas Penyuluhan (Landbouw Voorlichting Dients
atau LVD) pada tahun 1908 di bawah Departemen Pertanian (BPLPP, 1978;
Iskandar, 1969).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses
penyuluhan, mengetahui kebutuhan petani, mengetahui kemajuan teknologi yang
digunakan petani di kecamatan kasemen, serta mengetahui permasalahan petani.
1.3 Manfaat
2
7. Mengetahui gambaran nyata tentang metode dan teknik penyuluhan
kunjungan usahatani.
BAB II
3
PELAKSANAAN
4
Sasaran dalam penyuluhan pertanian ini adalah sebanyak 30 orang ketua
kelompok tani yang kelompoknya terpilih untuk mendapatkan bantuan benih dari
Pemerintah Pusat. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
terkait dengan bantuan benih dari Pemerintah Pusat, memberikan pemahaman
terhadap petani terkait dengan proses administrasi terbaru dalam bantuan benih,
yaitu verifikasi yang dilakukan secara online.
Metode yang digunakan adalah presentasi, ceramah, diskusi mengenai
proses verifikasi online bantuan benih tersebut. Semua materi penyuluhan yang
disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi
tersebut harus senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh
masyarakat sasarannya. Kenyataannya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan
untuk memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat sasarannya, hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang
dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman
materi yang harus disampaikan pada saat yang sama (Suwardi, 2009). Sasaran
penyuluhan yang diambil terdiri dari 30 ketua kelompok tani yang sudah disaring
oleh penyuluh untuk mendapatkan bantuan benih dari pemerintah. Namun
terdapat 8 kelompok tani tidak hadir pada penyuluhan tersebut.
Kelembagaan Petani
5
2.3 Jadwal Kunjungan
6
c. Mengunjungi Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kasemen untuk
perizinan kunjungan.
2. Tahap Kunjungan
a. Membuka pembicaraan/perkenalan dengan petani.
b. Menyampaikan maksud dan tujuan.
c. Mengamati lahan usahatani.
d. Berdiskusi dengan petani terkait dengan inovasi yang ditawarkan.
e. Menggali informasi dari petani berdasarkan checklist pengamatan.
3. Tahap Pasca-kunjungan
Merupakan tahapan tindak lanjut dari kunjungan usahatani yang telah
dilakukan antara penulis dengan petani sasaran, baik berupa rencana
pertemuan selanjutnya sesuai kesepakatan dan kemudian melakukan
penulisan laporan praktik.
Kondisi/Komponen Hasil
No. KETERANGAN
yang diamati Pengamatan/Wawancara
1 Saat membuka Petani menerima
pembicaraan kedatangan dengan baik,
sambil istirahat
mendengarkan informasi
yang disampaikan. Proses
perkenalan berjalan dengan
sangat baik dan hangat.
7
2 Pengamatan Lahan umumnya ditanami
terhadap lahan padi dan sayur-sayuran ,ada
usahatani beberapa yang telah
dipanen.
8
beliau menyarankan agar sasaran.
inovasi yang nanti akan
dipraktikan, dapat
memberikan keuntungan
lebih lagi, dan dapat
menghasilkan keuntungan
yang lebih besar dari
varietas bibit yang lain.
Selain itu juga petani
mengharapkan adanya
inovasi yang mengtasi
pengadaan air di lahan
sawahnya maupun di
lingkungan kecamatan
kasemen.
2.7 Pembahasan
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Dinas Pertanian Kota Serang dalam
penyuluhan tersebut, Luas lahan pertanian yang mencapai kurang lebih 3855 ha
dan dengan total 328 kelompok tani yang ada di Kota Serang, maka tidak
semuanya akan mendapatkan bantuan benih dari Pemerintah Pusat. Hanya 2
kecamatan yang akan mendapat bantuan benih tersebut, yaitu Kecamatan
Kasemen dan Kecamatan Walantaka. Untuk itu maka dilakukan seleksi untuk
menentukan kelompok tani yang akan dipilih untuk mendapatkan bantuan benih
tersebut. Untuk Kecamatan Kasemen sendiri dari 89 kelompok tani yang ada,
hanya 30 kelompok tani yang terpilih untuk mendapatkan bantuan benih tersebut.
Adapun saat ini kelompok tani yang diprioritaskan untuk mendapat
bantuan benih yaitu kelompok tani yang terdampak banjir. Karena tidak semua
kelompok tani mendapatkan bantuan, maka diharapkan agar tidak terjadi
kecemburuan diantara kelompok tani. Hal ini karena memang bantuan benih dari
pemerintah yang sangat terbatas. Kemudian karena tidak bisa diharapkan jenis
varietas yang akan diterima nantinya oleh petani, namun harapannya bantuan
benih tersebut dapat meningkatkan produktivitas petani dan mulai ditanam pada
masa tanam di akhir bulan Maret untuk se-Kecamatan Kasemen.
9
Kemudian dalam proses mendapatkan bantuan benih tersebut, diperlukan
verifikasi online untuk para petani yang menjadi anggota di kelompok tani yang
terpilih untuk mendapatkan bantuan benih. Verifikasi secara online ini merupakan
suatu inovasi yang pertama kali dilakukan di tahun ini. Jika pada tahun
sebelumnya hanya mengandalkan data dari ketua kelompok tani yang hanya
berupa jumlah anggota tani, namun di verifikasi online ini anggota tani harus
melakukan verifikasi yang meliputi berkas seperti ktp, kartu keluarga, yang
dilakukan secara online. Verifikasi secara online ini merupakan salah satu syarat
administrasi dalam proses penyaluran bantuan benih dari Pemerintah Pusat. Jika
proses verifikasi online tidak berjalan dengan baik, maka berpotensi akan
menghambat proses penyaluran bantuan (Bantuan telat datang). Jika terjadi maka
hal ini tentu akan berdampak pada telatnya masa tanam para petani. Oleh karena
itu untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan penyuluhan dengan tema
tersebut agar petani dapat mendapatkan informasi terkait dengan proses verifikasi
bantuan benih yang dilakukan secara online untuk pertama kalinya sehingga
petani mempersiapkan berkas – berkas untuk verifikasi online dan mempercepat
proses penyaluran bantuan benih.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyuluhan dilakukan untuk dapat mencegah permasalahan terhambatnya
proses penyaluran bantuan benih dari Pemerintah Pusat yang disebabkan karena
proses verifikasi online pada kelompok tani yang tidak berjalan dengan baik.
Verifikasi online ini sebagai peluang dalam pemanfaatan bantuan benih untuk
meningkatkan produktivitas bagi sasaran yaitu Kelompok tani Desa Kasemen.
Perubahan sikap, perilaku dan pengetahuan adalah bentuk keberhasilan dalam
penyuluhan, dan metode serta teknik dalam penyampaiannya menjadi peran
penting dalam membantu keberhasilan penyuluhan tersebut, maka penyuluhan
harus melihat bagaimana metode dan teknik yang sesuai untuk dapat berhasil
diterapkan bagi sasaran.
Adapun saat ini kelompok tani di kecamatan Kasemen yang diprioritaskan
untuk mendapat bantuan benih yaitu kelompok tani yang terdampak banjir.
Karena tidak semua kelompok tani mendapatkan bantuan, maka diharapkan agar
tidak terjadi kecemburuan diantara kelompok tani. Hal ini karena memang
bantuan benih dari pemerintah yang sangat terbatas. Kemudian karena tidak bisa
diharapkan jenis varietas yang akan diterima nantinya oleh petani, namun
harapannya bantuan benih tersebut dapat meningkatkan produktivitas petani dan
mulai ditanam pada masa tanam di akhir bulan Maret untuk se-Kecamatan
Kasemen.
3.2 Saran
Pemerintah harus lebih tegas dalam mengatasi permasalahan pada
sektor pertanian. Penanganan dalam perdistribusian benih yang lambat harus
segera di selesaikan. Pemerataan dalam pendistribusian benih juga harus
terjamin.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun terhadap laporan praktikum ini. Dalam kegiatan praktikum ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
3. Permasalahan di lahan
menurut petani
13
diberikan informasi
mengenai inovasi yang
ditawarkan
5. Kendala yang dirasakan
petani jika menerapkan
inovasi yang ditawarkan
6. Usulan Petani
14