Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIK UNIT 1

KODE MATA KULIAH: LUHT4344


MATA KULIAH : BUDI DAYA TANAMAN PERKEBUNAN
KEGIATAN PRAKTIK : TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KARET

NAMA : MEGARIA ZEGA


NIM : 042784742
UPBJJ-UT : MEDAN-PRAWIRA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal
dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia.
Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat
seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga
menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman
Castillaelastica(family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi
getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai
penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara
besar-besaran. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan bagian dari sub sektor
perkebunan yang merupakan salah satu budidaya yang strategis mengingat mudahnya
tanaman tersebut tumbuh subur di negara kita dan merupakan salah satu komoditi pertanian
yang penting, baik untuk lingkup internasional maupun nasional. Karet merupakan salah satu
hasil perkebunan terkemuka di Indonesia karena banyak menunjang perokonomian negara
yaitu sebagai bahan yang diekspor dan menjadi sumber devisa negara.
Tanaman karet yang diharapkan tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang
banyak maka perlu diperhatikan syarat-syarat tumbuh dan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Bahan tanaman karet juga perlu diperhatikan. Bahan tanaman tersebut
adalah batang bawah (root stoc), entres atau batang atas (budwood), dan okulasi (grafting).
Persiapan batang bawah adalah suatu kegiatan untuk memperoleh bibit yang perakarannya
kuat dan daya serap hara yang baik. Persiapan batang atas dilakuan dengan memilih klon
karet yang sesuai rekomendasi berdasarkan tipe iklim di berbagai propinsi. Lahan khusus
klon-klon karet yang akan dijadikan sebagai batang atas sebaiknya dimiliki oleh setiap
perkebunan karet untuk mempermudah kegiatan okulasi.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan karet ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana teknik budidaya tanaman karet yang dimulai dari pengajiran,
pembuatan kebun entres, pembuatan batang bawah, okulasi, dan penyadapan tanaman karet.
1.3. Manfaat
Setelah melakukan ptaktik lapangan tentang budidaya tanaman karet maka ada
beberapa manfaat bagi mahasiswa ketika menjadi penyuluh ke depannya, yaitu menjadi
dasar atau penambahan ilmu sehingga menunjang mahasiswa untuk dapat mengarahkan
pekebun melakukan budidaya tanaman karet dengan baik dan benar.

1.4 Waktu dan Tempat


Waktu praktikum dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2022 pada pukul
14.30 – selesai WIB. Bertempat di Lahan Perkebunan Desa Lawira Satua, Kecamatan
Lotu, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara.
BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Sarana


Alat- alat yang digunakan pada praktikum Pengelolaan Perkebunan Karet ini adalah :
1). Sepatu boot, 2) Penggaris, 3) Meteran, 4) Tali Rafia, 5) Ajir anakan, 6) Ajir induk, 7)
Cangkul, 8) Parang, 9) Karung, 10) Pisau okulasi, 11) Ember, 12) kayu, 13) Atap daun, dan
lain-lain.
Sarana-sarana yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1) Biji karet, 2) Air, 3)
Tanah, 4) Bibit okulasi, 5) Bibit dalam polybag berpayungdua, 6) Mata okulasi, dan lain-lain.
2.2. Cara Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum pengelolaan perkebunan karet ini antara lain
sebagai berikut :
2.2.1. Langkah-langkah Pratikum
2.2.1.1.Persiapan
1. Melapor kepada UPBJJ setempat, bahwa saya akan melaksanakan praktikum
2. Memilih komoditas karet.
3. Mencari petani yang mengusahakan karet.
4. menyepakati jadwal praktik dengan petani komoditas karet.
5. menyiapkan jadwal kunjungan dan menggunakan daftar checklist untuk pengamatan
dan checklist untuk wawancara (lampiran 1 ) terkait hal-hal yang akan pelajari.
2.2.1.2. Pelaksanaan
1. Datang ke kelompok tani atau petani sesuai jadwal yang disepakati.
2. Melakukan pengamatan, tanya jawab langsung serta mengisi checklist
- Pengamatan :
 Pengamatan rata-rata tinggi tunas pada 5 klon yang diamati
 Pengamatan kondisi batang bawah terhadap persentase keberhasilan okulasi
- Pertanyaan :
 Apa jenis bibit tanaman karet yang ditanam?
 Bagaimana cara pengajirannya?
 Bagaimana cara penanaman karet?
 Bagaimana pemeliharaan TBM karet?
 Bagaimana pemeliharaan TM karet?
 Bagaimana pembuatan mal dasap?
Lampiran 1
Praktik Unit 1. Penanaman
Jenis komoditas : Karet
No Jenis pertanyaan Hasil Keterangan
. pengamatan/wawancara
1. Jenis klon/bibit yang Vegetative/okulasi
ditanam

2. Jelaskan cara/langkah Ada beberapa tahapan


pembibitan dalam kegiatan pembibitan
karet, yaitu mulai dari
pengadaan biji, persemaian
biji, persemaian bibit
rootstock, okulasi,
pembuatan bibit polibag dan
penanaman. Pembibitan
sangat diperlukan untuk
penyiapan dan penyediaan
bibit tanaman perkebunan
untuk memenuhi kebutuhan
areal pertanaman dalam
skala luas dan hanya satu
kali dalam setiap satu siklus
umur ekonomis tanaman
(20 – 25 tahun).

3. Perlakuan tanah  Persiapan


sebelum ditanami , Lahan/pembersihan
apakah dilakukan  Pengajiran
pengolahan,  Pembuatan Lubang
pemupukan, atau Tanam
pembersihan lahan
bekas pertanaman
sebelumnya. Bila
dipupuk, sebutkan jenis
pupuk, dosis, waktu,
dan caranya.
4. Penanaman bibit. Cara penanaman dilakukan
Jelaskan secara rinci dengan memasukkan bibit
langkah-langkah tepat ditengah lubang
penanaman bibit kemudian ditimbun dengan
komoditas tanah galian bagian bawah
terlebih dahulu kemudian
tanah bagian atas.
Pemadatan perlu dilakukan
secara bertahap sampai
batang tanaman cukup
kokoh dan tidak goyang.

3. Kegiatan budidaya yang sedang dilakukan selanjutnya difoto.


4. Mengucapkan terima kasih pada kelompok tani ataupun petani yang telah bersedia
membantu berjalannya praktik.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1.Pemeliharaan Kebun Entres
Tabel 4.1. Pengamatan Mata Entres di Kebun Percobaan
No. Nama Pengamat Jumlah Mata Okulasi
1. Megaria Zega 15

3.1.2. Teknik Okulasi

Gambar 4.1. Proses okulasi pada tanaman karet


Proses okulasi dilakukan dengan menggunakan pisau okulasi yang steril pada batang
bawah dan juga pada saat pengambilan mata tunas karet.
3.1.2. Pengajiran Karet

Gambar 4.2 Pola Pengajiran Pada Tanaman Karet


Jarak tanam pada tanaman karet adalaha x b(4 x 5 meter) atau (6 x 3 meter).
3.1.3. Penanaman Karet
Sub soil Top soil

40 cm

40 cm
Gambar 4.3. Penanaman Tanaman Karet dilapangan.
Tanaman karet ditanam dengan kedalaman 40 x 40 x 40 cm dilahan. Antara tanah top
soil dan sub soil dipisahkan.

1.1.5. Pemeliharaan TBM Karet


Pada praktikum ini pemeliharaan pada tanaman karet belum menghasilkan dilakukan
dengan cara pembersihan gulma di daerah sekitar tanaman karet. Jarak pembersihan tersebut
adalah 1 m x 1 m dari batang karet. Selain itu, juga dilakukan penyanggulan untuk membuat
cabang tanaman karet. Setelah pembersihan pada tanaman karet, dilakukan juga pengukuran
lilit batang untuk melihat apakah tanaman karet tersebut telah siap untuk disadap atau belum
dan juga mengamati jenis-jenis gulma yang ada di sekitar pohon karet tersebut.
Tabel 4.2. Pengamatan TBM karet

No. Nama Pengamat Lilit Batang (cm) Gulma


1. Febrina Monalisa 23 1. Alang-alang
2. Akasia
3. Teki-tekian
4. gandotan

Tanaman Karet

i Pembersihan dilakukan 1 meter dari batang

Gambar 4.4. Pembersihan pada sekitar batang pohon karet


1.1.6. Pemeliharaan TM Karet
Pada praktikum pemeliharaan TM karet sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan
praktikum pemeliharaan TBM karet, perbedaan nya hanya saja dalam praktikum ini lilit
batang tanaman karet tidak perlu di ukur.
1.1.7. Pembuatan Mal Sadap

Gambar 4.5.Pembuatan mal sadap

3.2 Pembahasan
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 – 25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.Di beberapa kebun karet ada
kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini
mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Kebun entres ini memerlukan beberapa syarat untuk pertumbuhannya yaitu dengan
jarak tanam 1m x1m.jarak tanam ini mendukung baik pertumbuhan kebun entres. Kebun
entres dapat dipanen jika sudah berumur 8-12 bulan, dan setelah umur 4 tahun, maka kebun
entres perlu diremajakan. Peremajaan ini bertujuan untuk mendapatkan mata tunas entres
yang baik dan bermutu kembali.
Panen karet dilakukan dengan cara menyadap kulit karet dan tidak boleh mengenai kambium
batang. Jika menyadap karet mengenai kambium batang maka tana man karet akan mudah
terkena penyakit. Untuk mendapatkan hasil sadap yang banyak para petani menggunakan
stimulan pada karet.Penggunaan stimulan ini harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Karena jika tidak sesuai maka tanaman karet akan mengalami KAS (kering alur sadap).
Pemberian stimulan dapat diberikan pada kulit batang yang belum disadap, pada alur sadap,
dan pada kulit yang sudah disadap.
Stimulan yang diberikan berlebihan akan menyebabkan karet mudah terkena penyakit,
kering alur sadap, dan ini menyebabkan menurunnya hasil panen sadap tanaman karet.
Tanaman karet dipertahankan lama hidupnya untuk menghasilkan lateks sampai 25
tahun.Untuk itu perlu pemeliharaan yang baik untuk tanaman menghasilkan. Pemeliharaan
tanaman menhasilkan ini dilakukan dengan cara menjaga agar gulma tidak banyak dan perlu
pengendalian yang tepat. Kemudian perlu melakukan penyadapan yang sesuai dengan
anjuran, jangan terlalu sering karena dapat menghabiskan kulit batang dan pada saat
penyadapan tidak mengenai cambium karena dapat menyebabkan kering alur sadap.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum pengelolaan perkebunan karet ini
adalah sebagai berikut :
1) Karet merupakan tanaman tahunan yang tersebar luas di Indonesia termasuk
Sumatera Selatan dan merupakan sebagian besar mata pencarian para petani.
2) Karet menghasilkan lateks yang dapat diolah dengan berbagai produk.
3) Sebelum penanaman karet dilapangan perlu dilakukan pembuatan lubang tanam.
4) Pemeliharaan kebun entres perlu dilakukan untuk menghasilkan mata tunas yang
banyak.
5) Kesuksesan penanaman karet juga dipengaruhi oleh pemilihan benih.
6) Untuk membibitkan bibit karet perlu dilakukan kegiatan pendederan.
7) Pemberian pupuk yang sesuai, stimulan atau pun perstisida perlu diberikan ke
tanaman karet untuk meningkatkan kualitas produksivitas tanaman karet tersebut.

5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan dapat serius dalam
mendengarkan setiap informasi yang diberikan agar pada saat dilapangan praktikan dapat
menerapkannya dengan benar dan baik serta dapat disiplin dalam melaksanakan praktikum
sehingga proses praktikum perkebunan karet ini berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C. 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Medan(ID).Pusat penelitian


Karet.
Damanik S, M. Syakir, Made Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Karet.
Bogor (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Darmandono.1995. Budidaya dan Pasca Panen Karet. Bogor (ID) : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan.
Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur, Pengenalan Dan Petunjuk
Perbanyakan Secara Vegetatif. Yogyakarta (ID):Kanisius.
Mahfudin. 2000. Pengaruh Lama Penyimpanan Entres terhadap Pertumbuhan BenihHasil
Okulasi. Fakultas Pertanian Universitas Juanda, Bogor. hlm. 21.
Nazarrudin dan Paimin 2006.Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Makalah
disampaikan pada Pelatihan Tekno Ekonomi Agribisnis Karet, 18 Mei
2006. Jakarta.
Radjam.2009 panen. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Medan(ID).Pusat penelitian
Karet.
Setiawan dan Andoko.2005. Panduan Dalam Budidaya Karet. Kebun Getas. Salatiga.
LAMPIRAN LAINNYA

Anda mungkin juga menyukai