1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan karet ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana teknik budidaya tanaman karet yang dimulai dari pengajiran,
pembuatan kebun entres, pembuatan batang bawah, okulasi, dan penyadapan tanaman karet.
1.3. Manfaat
Setelah melakukan ptaktik lapangan tentang budidaya tanaman karet maka ada
beberapa manfaat bagi mahasiswa ketika menjadi penyuluh ke depannya, yaitu menjadi
dasar atau penambahan ilmu sehingga menunjang mahasiswa untuk dapat mengarahkan
pekebun melakukan budidaya tanaman karet dengan baik dan benar.
40 cm
40 cm
Gambar 4.3. Penanaman Tanaman Karet dilapangan.
Tanaman karet ditanam dengan kedalaman 40 x 40 x 40 cm dilahan. Antara tanah top
soil dan sub soil dipisahkan.
Tanaman Karet
3.2 Pembahasan
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 – 25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.Di beberapa kebun karet ada
kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini
mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.
Kebun entres ini memerlukan beberapa syarat untuk pertumbuhannya yaitu dengan
jarak tanam 1m x1m.jarak tanam ini mendukung baik pertumbuhan kebun entres. Kebun
entres dapat dipanen jika sudah berumur 8-12 bulan, dan setelah umur 4 tahun, maka kebun
entres perlu diremajakan. Peremajaan ini bertujuan untuk mendapatkan mata tunas entres
yang baik dan bermutu kembali.
Panen karet dilakukan dengan cara menyadap kulit karet dan tidak boleh mengenai kambium
batang. Jika menyadap karet mengenai kambium batang maka tana man karet akan mudah
terkena penyakit. Untuk mendapatkan hasil sadap yang banyak para petani menggunakan
stimulan pada karet.Penggunaan stimulan ini harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Karena jika tidak sesuai maka tanaman karet akan mengalami KAS (kering alur sadap).
Pemberian stimulan dapat diberikan pada kulit batang yang belum disadap, pada alur sadap,
dan pada kulit yang sudah disadap.
Stimulan yang diberikan berlebihan akan menyebabkan karet mudah terkena penyakit,
kering alur sadap, dan ini menyebabkan menurunnya hasil panen sadap tanaman karet.
Tanaman karet dipertahankan lama hidupnya untuk menghasilkan lateks sampai 25
tahun.Untuk itu perlu pemeliharaan yang baik untuk tanaman menghasilkan. Pemeliharaan
tanaman menhasilkan ini dilakukan dengan cara menjaga agar gulma tidak banyak dan perlu
pengendalian yang tepat. Kemudian perlu melakukan penyadapan yang sesuai dengan
anjuran, jangan terlalu sering karena dapat menghabiskan kulit batang dan pada saat
penyadapan tidak mengenai cambium karena dapat menyebabkan kering alur sadap.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum pengelolaan perkebunan karet ini
adalah sebagai berikut :
1) Karet merupakan tanaman tahunan yang tersebar luas di Indonesia termasuk
Sumatera Selatan dan merupakan sebagian besar mata pencarian para petani.
2) Karet menghasilkan lateks yang dapat diolah dengan berbagai produk.
3) Sebelum penanaman karet dilapangan perlu dilakukan pembuatan lubang tanam.
4) Pemeliharaan kebun entres perlu dilakukan untuk menghasilkan mata tunas yang
banyak.
5) Kesuksesan penanaman karet juga dipengaruhi oleh pemilihan benih.
6) Untuk membibitkan bibit karet perlu dilakukan kegiatan pendederan.
7) Pemberian pupuk yang sesuai, stimulan atau pun perstisida perlu diberikan ke
tanaman karet untuk meningkatkan kualitas produksivitas tanaman karet tersebut.
5.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan dapat serius dalam
mendengarkan setiap informasi yang diberikan agar pada saat dilapangan praktikan dapat
menerapkannya dengan benar dan baik serta dapat disiplin dalam melaksanakan praktikum
sehingga proses praktikum perkebunan karet ini berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA