KELAPA SAWIT
Disusun Oleh :
NIM : D1A019058
Dosen Pembimbing :
1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
BAB II PELAKSANAAN......................................................................................................5
2.1 Alat dan Bahan.................................................................................................................5
Dokumentasi Praktikum.......................................................................................................13
KESIMPULAN....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA,..........................................................................................................28
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi penting dalam sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan
khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tananam yang menghasilkan
minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di
dunia (Khaswarina, 2001).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan dan sebagai penghasil minyak
nabati yang menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia (Rafflegeau et al., 2010). Pada
tahun 2019, Produsen kelapa sawit terbesar di dunia yaitu Indonesia memiliki luas areal
sebesar 14,68 juta hektar dan produksi sebesar 42,90 juta ton. Kelapa sawit umumnya
dibudidayakan pada tanah-tanah tropika yang memiliki kesuburan kimia rendah dan sifat
fisik yang beragam (Suharta, 2010). Permasalahan utama yang akan timbul di masa
mendatang dalam usaha perluasan areal adalah pergeseran penggunaan lahan-lahan pertanian
dari lahan yang subur ke lahan marginal . Pembibitan merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan budidaya kelapa sawit. Dalam pembibitan kelapa sawit dikenal antara lain
pembibitan double stage yaitu pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main
nursery).
3
1.3 Manfaat Praktikum
• Dapat memperoleh Pengetahuan yaitu tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
proses budidaya tanaman perkebunan kelapa sawit
• Dapat memperoleh dan mempelajari tentang bagaimana teknik budidaya tanaman
kelapa sawit yang baik dan benar
4
BAB II
PELAKSANAAN
1. Alat Tulis
2. Kamera / alat dokumentasi
3. Polibet
4. Alat ukur
5. Pipa Paralon
6. Cangkul
7. Bibit
2.Lakukan pengamatan, tanya jawab langsung serta mengisi checklist, dan ikut praktek
langsung terhadap kegiatan teknik penanaman atau pemeliharaan pada komoditas.
3.Kegiatan budidaya yang telah dilakukan selanjutnya difoto, dimana foto tersebut juga
menyertakan mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan tersebut.
4.Ucapkan terimakasih kepada kelompok tani ataupun petani yang telah bersedia
membantu berjalannya praktikum.
Usia 53 Tahun
5
2.3 Hasil Pengamatan
2. Jelaskan cara/langkah
pembibitan 1. Kita Menentukan bibit
kita peroleh yang tentunya juga
sudah tersertifikasi , disini bibit
yang digunakan berasal dari
SMB , Medan , Sumatera Utara
6
3. Melakukan Pengisian
Tanah ke polibet (Polibag ) ke
kecil (ukuran 1/4 kg) , tujuan
mengapa media polibet(Polibag)
yang digunakan itu berukuran
kecil dengan tujuan untuk
menhemat dalam proses
penyiraman yang dilakukan pagi
dan sore nantinya , dan
menghemat biaya produksi
pembelian polibet (Polibag )
dan penghematan lahan .
4. Melakukan pemisahan
bibit tunggal dan bibit ganda
(Ini hasil dari pemisahan
sebelah kiri bibit ganda dan
sebelah kanan bibit tunggal)
disini penulis tidak diberikan
contoh benih kelapa sawit
tunggal dan ganda namun hanya
diberikan pemberian contoh bibit
tunggal dan ganda yang sudah
berumur 3 bulan
7
5. Mengisi bibit ke polibet
(Polibag )
• Sebelum melakukan
pengisian bibit ke polibet
(Polibag ), kita perlu melakukan
penyiraman terhadap tanah
polibet (Polibag)
• kita juga perlu
memperhatikan arah tanam dari
benih ( bibit ) kelapa sawit ,
akar ( radikula ) menghadap
bawah
• Melubangi tanah polibet
(Polibag) dengan kedalaman
sekitar 2 cm supaya bibit mudah
untuk ditanamanmi
• Setelah bibit ditanami
ke polibet (Polibag) ¼ kg
lakukan penyiraman kembali
3. Perlakuan tanah
sebelum ditanami , 1. Dalam penyiapan tanah
apakah dilakukan kita perlu melakukan perlakuan
pengolahan, dengan mencampurkan pupuk
pemupukan, atau kompos agar unsur hara yang
pembersihan lahan terdapat dalam tanah membantu
8
bekas pertanaman proses pertumbuhan bibit yang
sebelumnya. Bila lebih baik . usahakan dalam
dipupuk, sebutkan proses pembibitan jangan
jenis pupuk, dosis, menggunakan pupuk kimia
waktu, dan caranya. sampai usia bibit kelapa sawit 3
bulan ke atas
2. Melakukan Pembersihan
tanah dari gulma gulma yang
menempel Bekas lahan
sebelumnya dilakukan
pembersihan dan penggemburan
tanah. Proses pemupukan
dilakukan pada saat bibit
berumur 3 bulan jangan
lakukan pemupukan selama
penyemaian kecambah karena
bisa mengakibatkan mati dan
kering
4. Penanaman bibit.
Jelaskan secara Ini Lahan Untuk Polibet
rinci langkah- (Polibag ) yang lebih besar yang
langkah penanaman dimana ini juga sebagai tempat
bibit komoditas bibit kelapa sawit yang siap
(pilih salah satu) dijual
9
2. Membiarkan tanah
Selama Beberapa Minggu
Menunggu Bibit sawit untuk
siap dipindahkan
3. Melakukan Pelubangan
tanah dalam polibet
menggunakan pipa kedalaman
15-20 cm , dengan tujuan untuk
memudahkan proses
pemindahan bibit dari polibet
kecil nantinya
4. Mengeluarkan bibit
berumur 3 bulan dengan cara
polibet di terbalikkan ,usahakan
tanah yang dikeluarkan tetap
utuh dan akar tidak terputus
agar sawitnya nantinya tidak
stres
10
5. Pastikan bibit yang
dipindahakan tersebut lebih
dalam 2 cm dari permukaan atas
tanah dan Pastikan posisi dari
bibit itu lurus agar nantinya
peroses pertumbuhan kelapa
sawit bagus
11
Dokumentasi Praktikum
12
Lampiran 2.
13
- Untuk Hama Daun yang
ditemukan Penyakit Karat Daun ,
14
tegak. Selanjutnya daun berubah
warna menjadi kuning dan
mengering kemudian perlahan
daun habis . Tandan bunga
membusuk dan tidak membuka,
sehingga tidak menghasilkan
buah.
Setelah saya cari diinternet ini
disebabkan hama Nematoda
Rhadinaphelenchus cocophilus
15
pada pelepah yang sama. Daun
yang terserang akan mengering
dan akhirnya gugur. Penyebabnya
adalah jamur Fusarium
oxysporum. Penyakit ini
menyerang tanaman yang
mempunyai kepekaan tinggi dan
disebabkan oleh faktor turunan.
Pencegahannya adalah dengan
usaha inokulasi penyakit pada bibit
dan tanaman muda, dapat
mengurangi penyakit di pesemaian
dan tanaman muda di lapangan.
16
lunak. Penyakit ini sering
dijumpai pada tanaman muda dan
tanaman dewasa. Penyakit ini
dapat menular ketanaman lainnya
jika akarnya bersentuhan dengan
tunggul pohon yang terinfeksi
atau bersentuhan dengan sisa-sisa
tanaman terinfeksi.
17
waktu, dan .Salah satu penyakit yang
cara pemberiannya menyerang bibit kelapa sawit yaitu
penyakit Bercak Daun. Penyakit
ini merupakan salah satu penyakit
utama pada pembibitan kelapa
sawit, yang diakibatkan serangan
patogen Curvularia sp. Awalnya,
penyakit ini menyerang daun
pupus yang belum membuka atau
dua daun termuda yang sudah
membuka. Jika, bibit kelapa sawit
terpapar penyakit bercak daun,
secara fisik akan tampak bercak
bulat kecil, warna kuning tembus
cahaya.
6. Penyiangan: Penyiangan
Berapa kali dalam untuk sawit berumur 1- 4 bulan
18
satu tahun dilakukan 2 minggu sekali
untuk bulan 5-7 dilakukan 1 x per
½ bulan
untuk 8 bulan keatas dilakukan
penyiangan 1 kali sebulan
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama kemudahan
dalam hal perijinan dan bantuan subsidi inventasi untuk pembangunan perkebunan rakyat.
Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa merupakan
salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam
perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan
untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berfikir secara
intelektual dan bersosialisasi dengan masyarakat untuk membantu ke arah kehidupan yang
lebih baik. Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan harapan agar para lulusannya
mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya
secara langsung dengan ketentuan yang ada di lapangan.
Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau dua tahapan
pekerjaan, tergantung kepada persiapan yang dimiliki sebelum kecambah dikirim ke lokasi
pembibitan. Untuk pembibitan yang menggunakan satu tahap ( single stage), berarti
penanaman kecambah kelapa sawit langsung dilakukan ke pembibitan utama (Main
Nursery) .Sedangkan pada sistem pembibitan dua tahap ( double stage), dilakukan
pembibitan awal (Pre Nursery) terlebih dahulu selama ± 3 bulan pada polybag berukuran
kecil dan selanjutnya dipindah ke pembibitan utama (Main Nursery)dengan polybag
berukuran lebih besar.
21
beberapa tahapan seleksi, baik di pembibitan awal maupun di pembibitan utama. awal dapat
mengurangi keperluan tanah dan polybag besar di pembibitan utama.
Ukuran polybag tergantung pada lamanya bibit di pembibitan. Pada tahap pembibitan awal
( Pre-Nursery ), polybag yang digunakan berwarna putih atau hitam dengan ukuran panjang
22 cm, lebar 14 cm, dan tebal 0,07 mm. Setiap polybag dibuat lubang diameter 0,3 cm
sebanyak 12-20 buah.
Pada tahap pembibitan utama (Main-Nursery) digunakan polybag berwarna hitam dengan
ukuran 5 kg . Pada setiap polybag dibuat lubang diameter 0,5 cm sebanyak 12 buah pada
ketinggian 10 cm dari bawah polybag.
Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan selesai dan siap
tanam serta naungan dan instalasi penyiraman telah terpasang. Kecambah yang ditanam
adalah SMB Medan yang mempunyai keunggulan dan karakteristik yaitu rata-rata produksi
28-32 ton/ha/tahun dengan potensi 40 ton/ha/tahun pada kondisi dan umur tertentu, dan
pertumbuhan homogen
Benih yang sudah berkecambah dideder dalam polybag kecil, kemudian diletakkan
pada bedengan-bedengan yang lebarnya 50-100 cm dan panjang bedengan secukupnya
menyesuaikan dengan kondisi lahan . Ukuran polybag yang digunakan adalah 12 x 23 cm
( ukuran ¼ kg ) atau 15 x 23 cm ( lay flat ). Polybag diisi dengan tanah. Tiap polybag diberi
lubang untuk drainase.
Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm. Setelah
bibit Sawit yang berada di prenursery ( Pembibitan Awal ) telah berumur 3 – 4 bulan dan
berdaun 4 – 5 helai, bibit kelapa sawit sudah dapat dipindahkan ke pembibitan utama (main-
nursery). Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek.
Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapat menjaga kelembaban yang dibutuhkan
oleh bibit.
22
Pemeliharaan (pada pembibitan)
Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan baik agar
pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai
dengan umur dan saat tanam yang tepat.
Penyiraman
Penyiangan
Pengawasan dan seleksi
Pemupukan
a. Penyiraman
i. Penyiraman di pre nursery dilakukan setiap dua kali sehari, yaitu pagi hari 07.00-
10.00 dan sore hari 16.00-18.00 WIB terkecuali jika curah hujan tinggi
ii. Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan
semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya
tidak padat.
iii. Kebutuhan air siraman polybag per hari, disesuaikan dengan umur bibit dan kondisi
iklim .
b. Penyiangan
i. Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau dengan herbisida
ii. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma.
23
iii. Pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery,
yaitu pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke
lapangan.
Menurut Anonim (2007), seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan
pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit
berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit
dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12-14 bulan.
Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang, dengan ciri-ciri:
b) bibit terkulai
d) terkena penyakit
Menurut Buana, dkk (2004), seleksi bertujuan untuk menghindari terangkutnya bibit
abnormal ke tahap pembibitan selanjutnya. Bibit abnormal dapat disebabkan oleh faktor
kultur teknis, dan faktor genetik atau serangan hama dan penyakit. Seleksi dilaksanakan saat
pindah tanam. Tanaman normal pada umur 3 bulan, biasanya telah memiliki 3-4 helai daun
dan telah sempurna bentuknya. Beberapa bentuk bibit abnormal yang harus dibuang pada saat
pelaksanaan seleksi, yaitu:
24
Penyakit yang menyerang tanaman sawit sangat banyak dan harus ada dilakukan
pengendalian agar tetap terjaga bibit sawit. Penyakit yang biasanya menyerang bibit
sawit adalah penyakit karat daun Culvularia dan Anthracnose.
d. Pemupukan
- Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat
dan subur.
- Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara tanaman yang terserang diracun
dengan natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah tanaman mati atau kering
dibongkar lalu dibakar.
saat kami praktikum tidak ada kami menemukan seperti itu
Gejalanya yaitu pada daun yang terserang, tampak bercak-bercak lonjong berwarna kuning
25
dan ditengahnya terdapat warna cokelat di bibit kelapa sawit muda. Penyakit ini sudah
menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke helai daun
lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang akan mengering dan
akhirnya gugur. Penyebabnya adalah jamur Fusarium oxysporum. Penyakit ini menyerang
tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh faktor turunan.
Pencegahannya adalah dengan usaha inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda, dapat
mengurangi penyakit di pesemaian dan tanaman muda di lapangan.
Penyakit busuk pangkal batang merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur dan
menyerang disekitaran pangkal batang tanaman kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal
batang pada tanaman kelapa sawit disebabkan oleh jamur Ganoderma applanatum,
Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum. Pangkal batang tanaman yang
terinfeksi akan membusuk dan lunak. Penyakit ini sering dijumpai pada tanaman muda dan
tanaman dewasa. Penyakit ini dapat menular ketanaman lainnya jika akarnya bersentuhan
dengan tunggul pohon yang terinfeksi atau bersentuhan dengan sisa-sisa tanaman terinfeksi.
Gejala umum yang terlihat jika tanaman terinfeksi jamur tersebut adalah daun berubah warna
menjadi hijau pucat dan janur (daun muda) yeng terbentuk sedikit. Pelepah banyak yang
patah dan menggantung pada batang, daun-daun tua menjadi terkulai layu. Gejala pada
pangkal batang yaitu pangkal batang menghitam, terdapat getah atau lendir keluar dari bagian
yang terinfeksi. Selanjutnya batang tanaman akan membusuk dan berwarna coklat muda. Dan
pada akhirnya daun dan pelepah berjatuhan dan batang roboh.
saat kami praktikum tidak ada kami menemukan seperti itu jadi saya mengambil contoh dari
internet
KESIMPULAN
Pada proses pembibitan tanaman kelapa sawit harus diperhatikan kondisi tanaman
tersebut. Baik berupa kebersihan tanaman dari gulma, kecukupan air, dan kecukupan
haranya. Selain itu pada tanaman pre nursery juga perlu di perhatikan kebutuhan cahayanya,
harus di beri naungan agar tidak terkena cahayang langsung sinar matahari.
DAFTAR PUSTAKA,
Anastasia. 2003. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Bulidaya Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta,
27
Anonim. 2001. —hpy/kipswt blogspot.co,id/2015/1 Vpembibitan-kelapa-sawit-prenursery-
danhtml, diakses pada 27 Juni 2016.
28