Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGELOLAAN TANAMAN INDUSTRI

III. PEMBIBITAN DAN PENANAMAN

Di susun oleh :

Emil Rahim (A1D019163)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A.Landasan Teori

Pembibitan pada adasarnya merupakan tindakan penanaman bahan


tanaman/benih dengan jarak tanam tertentu pada sebidang tanah atau tempat
tertentu dan dipelihara dengan cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang
baik dan siap tanam. Tujuan pembibitan antara lain:

1. Untuk menghindarkan tanaman muda dari kondisi lingkungan yang


merugikan.
2. Untuk mengatur lingkungan yang tepat selama awal pertumbuhan bibit.
3. Untuk mempermudah pemeliharaan.
4. Untuk mempermudah seleksi bibit.
5. Untuk mengurangi biaya pemeliharaan

Alasan perlunya dilakukan persemaian adalah tanaman muda umumnya


tidak tahan terhadap kondisi lingkungan yang terbuka, tanaman muda tidak
mampu bersaing dengan gulma, pemeliharaan tanaman muda dilapang sulit
dilakukan dan tidak efisien, seleksi dilapangan sulit dilakukan, dengan persemaian
dapat menunggu saat tanam yang tepat.

Syarat lokasi pembibitan:

1. Dekat dgn sumber air, tetapi tidak tergenang.


2. Letaknya tdk jauh dr lokasi penanaman.
3. Areal datar dan mudah dipasang instalasi air.
4. Dekat kantor dan pemukiman memudahkan pengawasan.
5. Keamanan terjamin dan bebas dr gangguan binatang pengganggu.
6. Jauh dr sumber hama dan penyakit.
Setelah dilakukan pembibitan, tahapan budidaya yang dilakukan selanjutnya
adalah penanaman. Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
usaha produksi tanam. Kekeliruan terjadi pada tahap ini bukan saja dapat
menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh
atau mati sebelum menghasilkan.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar pekerjaan menanam dapat


berhasil dengan baik. Dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai
dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor-faktor
tersebut antara lain:

1. Tanah

Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana
mestinya. Pengaturan ini dapat dilakukan antara lain dengan pengolahan tanah
yang baik.

2. Jenis tanaman

Tiap jenis tanaman menghendaki cara penanaman yang berbeda. Ada


tanaman yang bijinya dapat langsung ditanam di lapang, tetapi banyak pula
yang harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lapang. Jenis tanaman juga
berpengaruh terhadap cara pengolahan tanah. Ada yang menghendaki
pengolahan sempurna ada yang hanya memerlukan pengolahan tanah sebagian.

3. Bahan tanam yang diperlukan

Bahan tanam dapat menentukan cara menanam dan pertumbuhan


tanaman, misalnya tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan,
tetapi bibit yang berupa rayungan harus ditanam tegak. Untuk bibit yang
berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam memerlukan perlindungan
terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya matahari
secara langsung.
4. Musim dan waktu tanam

Tanaman yang ditanam tidak pada waktu yang tepat, tumbuhnya akan
lambat atau mudah terserang hama/ penyakit. Ada tanaman yang baik ditanam
pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan atau akhir musim kemarau.
Penanaman dapat dibedakan menjadi penanaman tidak teratur dan penanaman
teratur. Penanaman teratur menggunakan jarak tanam. Jarak tanam ditentukan
berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, tanaman dapat
menangkap cahaya matahari optimal perlu juga mempertimbangkan diameter
perakaran. Adapun tujuan dari Praktikum acara 3 ini adalah untuk mengetahui
tekhnik pembibitan dan penanaman tanaman Industri.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain lahan/perkebunan


tanaman indsutri. Alat yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain alat
budidaya yang diperlukan, kemera dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum Acara 2 ini adalah


1. Dilakukan kunjungan lapang ke lokasi pertanaman industri yang telah
ditentukan.
2. Dilakukan analisis lapangan mengenai perencanaan yang harus disusun
pada budidaya tanaman tersebut dimulai dari penentuan lokasi hingga
persiapan lahan untuk tanam.
3. Didokumentasikan bagian-bagian yang diperlukan.
4. Dibahas hasil yang telah diperoleh dan lengkapi dengan literatur yang
memadai.
5. Dilaporkan setiap kegiatan mingguan yang dilakukan dalam portofolio
kegiatan mingguan dengan format terlampir.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No. Uraian Foto/Dokumentasi


1 Kelapa Sawit ( Elaeis
guineensis Jacq)

Dokumentasi : Peta Lahan pembibitan


kelapa sawit

2. Deskripsi pembibitan yang diterapkan pada tanaman industri ( dilengkapi


dokumentasi)

Pembibitan terdiri dibagikan menjadi dua, yaitu


a) Pembibitan Pre-Nursery

Dokumentasi : Pembibitan Pre-nursery


pembibitan satu tahap yaitu kecambah ditanam langsung didalam polybag. Ukuran yang dipakai pad

b) Pembibitan Main-Nursery

Pembibitan dua tahap yaitu kecambah ditanam di babybag dengan ukuran 0,075mm x 15cm x 23cm
Perlakuan pembibitan yaitu sebelum di tanam direndam menggunakan fungisida mangkozet selama
di tanam di dalam mini polibag sedalam 2cm. Kecambah yang baru datang
harus langsung ditanam agar tidak mati.

3. Deskripsi penanaman yang dilakukan ( Dilengkapi dokumentasi)

Ukuran polibeg pembibitan awal : 22 x 14 cm, tebal 0,07 mm, hitam/putih, berlubang +- 0,3 cm seban

Dokumentasi : Mucuna Bracteata yang menjalar pada Screenhouse sebagai LCC Dalam penanaman b
Mucuna Bracteata, Mucuna bracteata memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan beradaptasi dengan
intensitas cahaya yang sedikit menjadi keunggulan dari Mucuna bracteata ini.
Memiliki sifat yang unik dimana tanaman ini berbeda dengan tanaman kacang-
kacangan pada umumnya yang sangat memperlukan intenstas cahaya yang cukup
banyak untuk pertumbuhannya. Sifat inilah yang membuat tanaman ini menjadi
pilihan para petani sawit untuk dijadikan sebagai LCC perkebunannya. Nanungan
pohon sawit yang terbentang luas tidak akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman kacang ini.

Doku
menta
si D
Pemuo

Dokumentasi : Campuran pupuk kandang dan urea

Pupuk dasar yang diberikan berupa Campuran pupuk Organik dengan anorganik
seperti pupuk kandang dengan Urea. Pupuk kandang ayam merupakan pupuk
organik yang memiliki keunggulan dalam menyediakan hara pada tanaman.
Keunggulan tersebut anta lain: menyuburkan tanaman secara alami karena
mengandung beberapa jenis unsur hara baik mikro maupun makro, memperbaiki
struktur tanah dan meningkatkan jasat renik tanah (Sutanto, 2002). Pemberian
urea sebagai pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam
sebagai pupuk organik merupakan alternatif untuk mengatasi kekurangan hara dan
bahan organik pada tanah. Pupuk urea mengandung unsur hara yang berkadar
46% nitrogen dimana bibit membutuhkan unsur N yang cukup tinggi untuk
pertumbuhan. Pupuk urea harus diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan
tanaman karena kelebihan atau kekurangan dosis pupuk akan mempengaruhi
pertumbuhan bibit kelapa sawit, dosis pupuk urea yang tepat untuk pembibitan
kelapa sawit di Main Nursery yaitu5 g/tanaman (Aritonang, 1996)
Dokumentasi : Ilalang (Imperata cylindrica) pada lahan pembibitan.

Ilalang (imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) merupakan gulma yang sering muncul di l

Dokumentasi : Gulma pakis (Nephrolephis biserrata) yang terdapat pada fase TBM
Pada fase TBM ( Tanaman belum menghasilkan) biasanya mudah ditemui gulma jenis (Nerphroleph
buah yang berada dipohon.

B. Pembahasan

Pengamatan dilakukan di Kebun percobaan Citra widya edukasi, Setu,


Bekasi timur. Selama masa pandemi, Kebun percobaan ini tidak melakukan
pembibitan sebagaimana mestinya. Menurut Asisten lapangan, Hal ini
dikarenakan mahasiswa yang seharusnya melakukan praktek tidak melakukan
pengamatan dikarenakan pembelajaran dilakukan secara online. Hal ini
berdampak pada Lahan pembibitan yang terbengkalai karena tidak ter-urus.
Namun, penulis dapat memperoleh data terkait proses pembibitan melalui
wawancara dengan asisten lapangan.
Lahan pembibitan terbagi menjadi dua bagian sesuai dengan fasenya, yaitu
lahan pembibitan Pre-nursery dan lahan pembibitan main-nursery. Keduanya
memiliki fungsi dan fasilitas yang berbeda. PAda lahan pembibitan pre-nursery
tersedia Screen house. Lahan pembibitan seharusnya rutin untuk dibersihkan
karena rentan tumbuh gulma seperti contohnya ilalang (imperata cylindrica).
Bibit yang ditanam di kebun percobaan ini berasal dari Taman Buah
mekarsari, Bogor. Taman buah mekarsari bogor merupakan Penyedia benih
terlengkap di daerah JABODETABEK. Varietas yang digunakan adalah Psifera
dimana memiliki kualitas buah yang baik dibandingkan Dura dan Tenera. Psifera
merupakan Varietas hasil persilangan dari Dura dan tenera. Ciri dari Jenis Psifera
yaitu tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir tidak ada), kemudian daging
buah lebih tebal dari pada daging buah jenis Dura, daging biji sangat tipis, tidak
dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain, dengan persilangan
diperoleh jenis Tenera. (Najma, 2018)
Kebun Percobaan kelapa sawit ini melaksanakan teknik Pembibitan Dua
Tahap. Pembibitan dua tahap yaitu kecambah ditanam di babybag dengan ukuran
0,075mm x 15cm x 23cm dalam keadaan lay flat, setelah diisi tanah diameter
10cm dan tinggi 17,5cm. Penanaman benih pada babybag biasanya disebut
dengan tahap prenursery. Setelah bibit berumur 3 bulan atau bibit telah memiliki
4-5 helai daun bibit kemudian dipindahkan ke dalam polybag di main nursery .
Pada fase pemeliharaan Pre Nursery dilakukan perawatan diantaranya
penyiraman,pengendalian gulma, Pengendalian penyakit, Pengendalian hama,
Pemupukan dan Seleksi bibit. Dilanjutkan dengan Transplantasi ke main Nursery
seperti persiapan areal dan pemancangan. Fase pembibitan merupakan fase yang
krusial dan penting karena berpengaruh kepada produktivitas tanaman sawit.
Perlakuan pembibitan yaitu sebelum di tanam direndam menggunakan
fungisida mangkozet selama 10 menit agar kecambah tidak terserang oleh jamur.
Setelah itu di tanam di dalam mini polibag sedalam 2cm. Kecambah yang baru
datang harus langsung ditanam agar tidak mati.

Ukuran polibeg pembibitan awal : 22 x 14 cm, tebal 0,07 mm, hitam/putih,


berlubang +- 0,3 cm sebanyak 24 buah. Ukuran polibeg pembibitan utama
biasanya adalah 50 x 40 cm, tebal 0,2 mm, hitam, Tanah lapisan atas
menggunakan top soil. Polibeg harus diisi tanah sampai 2 cm dari ujung tepi
polibeg dan disiram setiap hari.
Dokumentasi : Mucuna Bracteata yang menjalar pada Screenhouse sebagai LCC

Dalam penanaman bibit di screen house digunakan tanaman peneduh (lcc)


yaitu Mucuna Bracteata, Mucuna bracteata memiliki kemampuan untuk
bertumbuh dan beradaptasi dengan cepat (Sayfulloh,2014). Dalam waktu 4
minggu setelah tanam, Tanaman Mucuna bracteata ini mampu memiliki rata-rata
perpanjangan sulur sebanyak 20 cm. Dalam jangka waktu 3 tahun, akar tanaman
ini mampu bertumbuh hingga 3 meter ke dalam tanah. Kemampuan untuk
bertumbuh dalam intensitas cahaya yang sedikit menjadi keunggulan dari Mucuna
bracteata ini. Memiliki sifat yang unik dimana tanaman ini berbeda dengan
tanaman kacang-kacangan pada umumnya yang sangat memperlukan intenstas
cahaya yang cukup banyak untuk pertumbuhannya. Sifat inilah yang membuat
tanaman ini menjadi pilihan para petani sawit untuk dijadikan sebagai LCC
perkebunannya. Nanungan pohon sawit yang terbentang luas tidak akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang ini. (Hastuti,2021)
Dokumentasi : Campuran pupuk kandang dan urea

Pupuk dasar yang diberikan berupa Campuran pupuk Organik dengan


anorganik seperti pupuk kandang dengan Urea.Menurut Roidah (2013) Pupuk
kandang ayam merupakan pupuk organik yang memiliki keunggulan dalam
menyediakan hara pada tanaman. Keunggulan tersebut anta lain: menyuburkan
tanaman secara alami karena mengandung beberapa jenis unsur hara baik mikro
maupun makro, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jasat renik tanah
(Sutanto dalam Gunawan ,2014). Pemberian urea sebagai pupuk anorganik yang
dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam sebagai pupuk organik merupakan
alternatif untuk mengatasi kekurangan hara dan bahan organik pada tanah. Pupuk
urea mengandung unsur hara yang berkadar 46% nitrogen dimana bibit
membutuhkan unsur N yang cukup tinggi untuk pertumbuhan. (Rada,2017).
Pupuk urea harus diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman karena
kelebihan atau kekurangan dosis pupuk akan mempengaruhi pertumbuhan bibit
kelapa sawit, dosis pupuk urea yang tepat untuk pembibitan kelapa sawit di Main
Nursery yaitu 5 g/tanaman (Aritonang, 1996).
Dokumentasi : Ilalang (Imperata cylindrica) pada lahan pembibitan.

Ilalang (imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) merupakan gulma


yang sering muncul di lahan pembibitan, hal ini dikarenakan lahan yang kurang
terpantau sehingga gulma dengan mudah tumbuh. Pengendalian gulma pada lahan
pembibitan dalam kebun skala menengah biasanya dengan cara manual
menggunakan parang.

Dalam budidaya kelapa sawit, gangguan gulma merupakan salah satu


kendala produksi. Gulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan agar
secara ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi. Adanya
gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan. Alasannya, gulma akan
menghambat jalan para pekerja (terutama gulmagulma yang berduri), gulma
menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam menyerap unsur hara dan air, serta
kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang
menyerang tanaman kelapa sawit. (Sastrosayono, 2004 dalam Meilin, 2017).

Dominannya I. cylindrica juga disebabkan karena kurang intensifnya


pengendalian gulma pada areal perkebunan ini sehingga spesies gulma tumbuh
dengan subur. Pendapat Rukmana dan Saputra (1999), menyatakan bahwa jenis-
jenis gulma di perkebunan kelapa sawit adalah Melastoma (harendong), Imperata
(Ilalang) dan golongan pakis. Alang-alang juga sanggup berkompetisi dengan
tumbuhan lain bahkan tunas yang ada pada akar rimpang akan berkembang
menjadi tumbuhan baru dalam waktu 12 hari (Soekisman dkk.,1984 dalam Meilin
2017).

Cyperus rotundus merupakan gulma tahunan berkembang biak dengan biji


dan umbi akar, tumbuh tegak, berbentuk segitiga, tingginya 10-50 cm dan
penampangnya 1-2 mm. Permukaan daun berwarna hijau tua dan
permukaan daun bawah hijau muda, lebar daun 2-6 mm. Bunga C. rotundus
memiliki bulir tunggal, berwama cokelat, satu bulir berbunga sepuluh
sampai empat puluh. Sistem perakaran C. rotundus serabut dengan rambut-
rambut halus, akar memiliki banyak anak cabang akar yang menyebar
(Moenandir, 1993 dalam Rahayu,2019 ). C. rotundus gulma tahunan
bereproduksi secara vegetatif dengan stolon danrhizome yang mampu bertahan
didalam tanah dan akan tumbuh kembali jika kondisi memungkinkan untuk
tumbuh.(Ilham, 2014)

Biaya pengendalian gulma di pembibitan Main nurserylebih besar


dibandingkan Pre Nursery. Hal tersebut disebabkan gulma pada Pre Nursery
dikendalikan hanya secara manual dengan cara dicabut tanpa
pengendalian secara kimiawi. Pre Nurserytidak memerlukan areal yangbegitu
luas sehingga tidak memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang
banyak, sedangkan pengendalian gulma di Main Nursery dilakukan secara
manual dan kimiawi menggunakan herbisida untuk mengendalikan gulma di
antara Polybag.( Prasetyo dan Sofyan, 2016)

Runput ilalang (Imperata cylindrical) memiliki Ciri 1) Akar, tanaman


Ilalang adalah akar rimpang yang menjalar dan berbuku buku akar ini keras dan
liat serta berwarna putih runcing. 2) Batang, ilalang berukuran pendek dan
menjulang naik tingginya berukuran 0,2 sampai 1,5 meter. Batangnya berbentuk
silinder dengan diameter 2-3 mm dan beruas ruas. Di bagian ujung batang akan
tumbuh tunas baru. 3) Daun, ilalang merupakan daun yang lengkap. Helaian daun
ilalang berbentuk garis memanjang. Seperti pita, lanset dan berujung runcing. 4)
Bunga, tanaman ilalang merupakan bunga majemuk, berbentuk dalam malai yang
panjangnya sekitar 6-28 cm dengan anak bulir berambut pajang dan termaksud
bunga golongan hermaprodit. (Munadi, 2021)

Dokumentasi : Gulma pakis (Nephrolephis biserrata) yang terdapat pada fase


TBM

Pada fase TBM ( Tanaman belum menghasilkan) biasanya mudah ditemui


gulma jenis (Nerphrolephis biserrata),Gulma ini tidak menghambat pertumbuhan
Tanaman kelapa sawit sehingga pada umumnya diperkebunan skala kecil dan
mengenah dibiarkan saja, Gulma ini baru tangani apabila menutupi keberadaan
buah yang berada dipohon.

Urutan kedua gulma yang mendominasi areal TBM adalah N. biserrata


sedangkan pada TM gulma ini mendominasi pada urutan ketiga. . Gulma ini
merupakan gulma kelompok pakis-pakisan (fern) yang memperbanyak diri
melalui spora dan akar rimpang. Keadaan ini menyebabkan mudahnya gulma
tersebut tumbuh dan menyebar. Pada TBM gulma ini tumbuh di permukaan tanah
sedangkan pada TM selain di permukaan tanah gulma ini juga banyak terdapat
pada batang sawit (epifit). Gulma ini banyak terdapat pada perkebunan kalapa
sawit pada tanah-tanahj mineral (Nasution, 1986 dalam syahputra, 2011).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan pada acara 3 didapatkan


kesimpulan yaitu
1. Pembibitan di kebun eksperimen politeknik citra widya edukasi dilakukan
dengan dua tahap yaitu ore nursery dan main nursery. Penanaman benih
pada babybag biasanya disebut dengan tahap prenursery. Setelah bibit
berumur 3 bulan atau bibit telah memiliki 4-5 helai daun bibit kemudian
dipindahkan ke dalam polybag di main nursery.
2. Fase pemeliharaan Pre Nursery dilakukan perwatan diantarannya
penyiraman,pengendalian gulma, Pengendalian penyakit, Pengendalian
hama, Pemupukan dan Seleksi bibit. Dilanjutkan dengan Transplantasi ke
main Nursery seperti persiapan areal dan pemancangan. Fase pembibitan
merupakan fase yang krusial dan penting karena berpengaruh kepada
produktivitas tanaman sawit.
3. Perlakuan pembibitan yaitu sebelum di tanam direndam menggunakan
fungisida mangkozet selama 10 menit agar kecambah tidak terserang oleh
jamur.
4. Bibit yang ditanam di kebun eksperimen ini berasal dari Taman Buah
mekarsari, Bogor. Varietas yang digunakan adalah Psifera dimana Ciri
dari Jenis Psifera yaitu tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir
tidak ada), kemudian daging buah lebih tebal dari pada daging buah jenis
Dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan
dengan jenis lain, dengan persilangan diperoleh jenis Tenera.
B. Saran

Sebaiknya dalam teknik pembibitan pengendalian Hama dan Gulma


tidak dilakukan dengan metode kimiawi karena hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap menurunnya produktifitas Tanaman Kelapa Sawit
ketika sudah memasuki tahap Tanaman menghasilkan (TM)
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, G., Ariani, E., & Khoiri, M. A. (2014). Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang Ayam dan Berbagai Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan
Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guien eensis Jacq.) di Main Nursery (Doctoral
dissertation, Riau University).
Hastuti, P. D., Rohmiyati, S. M., & Kahfi, A. (2021). THE EFFECTIVE
VOLUME OF WATER IN SEVERAL TYPES OF SOIL FOR THE GROWTH
OF Mucuna bracteata. Agrivet, 24(2).
Ilham, J. (2014). Identifikasi dan Distribusi Gulma di Lahan Pasir
Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
PlantaTropika Journal of Agro Science2 (2): 90-98
Meilin, A. (2017). Pergeseran dominansi spesies gulma pada perkebunan kelapa
sawit setelah aplikasi herbisida sistemik. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 8(2), 58-66.
Munadi, L. M.(2021). IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
HIJAUAN MAKANAN TERNAK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT .(
Makalah Pascasarjana Ilmu Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari,
Sulawesi Tenggara).
Najma, A. N. (2018). Validasi Analisis FFA (Free Fatty Acid) Untuk Mengetahui
Validitas Metode Analisis yang Dipergunakan Sebagai Penentu Kualitas
Minyak di Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Buletin Profesi Insinyur, 1(2), 27-30.
Prasetyo, H., & Zaman, S. (2016). Pengendalian Gulma Perkebunan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Padang Halaban, Sumatera
Utara. Buletin Agrohorti, 4(1), 87-93.
Rada, Marta Dinata (2017). PENGARUH IMBANGAN DOSIS LIMBAH CAIR
BUDIDAYA LELE DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L). (usulan penelitian
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA, YOGYAKARTA.)
Rahayu, S. M. (2019). GULMA TEKI-TEKIAN DI KEBUN KELAPA SAWIT
DESA MAKMUR JAYA, TIKKE RAYA, KABUPATEN PASANGKAYU. Jurnal
Agrotech, 9(2), 56-59.
Roidah, I. S. (2013). Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah.
Jurnal Bonorowo, 1(1), 30-43.
Sayfulloh, A., Riniarti, M., & Santoso, T. (2020). Jenis-Jenis Tumbuhan Asing
Invasif di Resort Sukaraja Atas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(Invasive Alien Species Plants in Sukaraja Atas Resort, Bukit Barisan Selatan
National Park). Jurnal Sylva Lestari, 8(1), 109-120.
Syahputra, E., & Sarbino, D. S. (2011). Weeds assessment di perkebunan kelapa
sawit lahan gambut. Perkebunan & Lahan Tropika, 1, 37-42.
LAMPIRAN

Acara III. Pembibitan dan Penanaman


Nama Mahasiswa : Emil Rahim
NIM : A1D019163
Kelas :B
No. Uraian Foto/Dokumentasi
1 Kelapa Sawit ( Elaeis
guineensis Jacq)

Dokumentasi : Peta Lahan pembibitan


kelapa sawit

2. Deskripsi pembibitan yang diterapkan pada tanaman industri


( dilengkapi dokumentasi)

Pembibitan terdiri dibagikan menjadi dua, yaitu


b) Pembibitan Pre-Nursery
dengan tahap prenursery. Setelah bibit berumur 3 bulan atau bibit telah memiliki
4-5 helai daun bibit kemudian dipindahkan ke dalam polybag di main
nursery.pada gase pemeliharaan Pre Nursery dilakukan perwatan diantarnnya
penyiraman,pengendalian gulma, Pengendalian penyakit, Pengendalian hama,
Pemupukan dan Seleksi bibit. Dilanjutkan dengan Transplantasi ke main
Nursery seperti persiapan areal dan pemancangan. Fase pembibitan merupakan
fase yang krusial dan penting karena berpengaruh kepada produktivitas tanaman
sawit.
Perlakuan pembibitan yaitu sebelum di tanam direndam menggunakan fungisida
mangkozet selama 10 menit agar kecambah tidak terserang oleh jamur. Setelah
itu di tanam di dalam mini polibag sedalam 2cm. Kecambah yang baru datang

3. Deskripsi penanaman yang dilakukan ( Dilengkapi dokumentasi)

Ukuran polibeg pembibitan awal : 22 x 14 cm, tebal 0,07 mm, hitam/putih,


berlubang +- 0,3 cm sebanyak 24 buah. Ukuran polibeg pembibitan utama
biasanya adalah 50 x 40 cm, tebal 0,2 mm, hitam, Tanah lapisan atas
menggunakan top soil. Polibeg harus diisi tanah sampai 2 cm dari ujung tepi
polibeg dan disiram setiap hari.
Dokumentasi : Mucuna Bracteata yang menjalar pada Screenhouse sebagai LCC Dalam penanaman
Mucuna Bracteata, Mucuna bracteata memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan beradaptasi deng
Dokumentasi

D
Pemuo
Dokumentasi : Campuran pupuk kandang dan urea

Pupuk dasar yang diberikan berupa Campuran pupuk Organik dengan anorganik
seperti pupuk kandang dengan Urea. Pupuk kandang ayam merupakan pupuk
organik yang memiliki keunggulan dalam menyediakan hara pada tanaman.
Keunggulan tersebut anta lain: menyuburkan tanaman secara alami karena
mengandung beberapa jenis unsur hara baik mikro maupun makro, memperbaiki
struktur tanah dan meningkatkan jasat renik tanah (Sutanto, 2002). Pemberian
urea sebagai pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk kandang ayam
sebagai pupuk organik merupakan alternatif untuk mengatasi kekurangan hara dan
bahan organik pada tanah. Pupuk urea mengandung unsur hara yang berkadar
46% nitrogen dimana bibit membutuhkan unsur N yang cukup tinggi untuk
pertumbuhan. Pupuk urea harus diberikan dengan dosis yang sesuai kebutuhan
tanaman karena kelebihan atau kekurangan dosis pupuk akan mempengaruhi
pertumbuhan bibit kelapa sawit, dosis pupuk urea yang tepat untuk pembibitan
kelapa sawit di Main Nursery yaitu5 g/tanaman (Aritonang, 1996)
Dokumentasi : Ilalang (Imperata cylindrica) pada lahan pembibitan.

Ilalang (imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) merupakan gulma yang sering muncul di l

Dokumentasi : Gulma pakis (Nephrolephis biserrata) yang terdapat pada fase TBM
Pada fase TBM ( Tanaman belum menghasilkan) biasanya mudah ditemui gulma jenis (Nerphroleph
buah yang berada dipohon.

Anda mungkin juga menyukai